Bab 6 Perkara Herbal

Bab 6

Damian tidak tenang karena sudah 3 jam setelah ayahnya sampai ia belum juga mendapatkan panggilan dari sang ibu, tidak bisa menunggu terlalu lama Damian pun nekad pergi halaman barat tempat terlarang untuk di masuki pria mana pun selain kaisar dan para kesatria penjaga tanpa izin atau undangan resmi.

Baru saja mau naik kereta Damian dikejutkan oleh Shelia di dalam yang bertanya padanya, "Mau ke mana?"

Damian menghela nafas berat kemudian masuk,  "Ke istana ibu, kau sendiri kenapa ada di dalam kereta ku?"

"Kau tidak ada izin atau undangan resmi ke sana, mau di hukum cambuk oleh ayah?"

"Bukan urusan mu. Tapi kalau ada kau aku bisa masuk, cepat minta kusirnya untuk jalan!"

"Jalan ke mana? aku sudah mematahkan semua roda kereta mu agar kau tidak pergi ke mana pun."

"Sheila, kau keterlaluan. Jangan bertindak kelewatan, aku sedang buru-buru. Perbaiki kereta kuda ini bagaimana pun caranya."

"Tidak mau."

"Shelia."

"Jangan membentak ku, kakak. Aku tahu kau ke istana untuk membicarakan masalah pertunangan, tidak akan ku biarkan kau menambah beban ibu. Jika kau ingin berpisah dari tunangan mu maka temui ayah secara langsung, kebetulan suasana hati ayah sedang bagus karena baru kembali bersama istri barunya. Istrinya cantik seumuran dengan mu."

"Kau tidak membantu sama sekali." Damian memalingkan wajahnya ke arah lain, ia tidak kuasa terus berdebat dengan sang adik.

"Kata siapa? aku akan membantu mu saat ini juga agar bisa menemui ayah dengan cepat," jawabnya seraya berdiri kemudian menyentuh dahi  Damian, sedetik kemudian cahaya berwarna keemasan menelan Damian ke dalamya.

"Sampai jumpa lagi kakak." Sheila melambaikan tangan pada Damian yang menghilang sepenuhnya.

Saat tersadar Damian telah berada di ruang kerja kaisar, para asisten serta Orka terkejut dengan kehadiran Damian.

"Sihir?" Cedric mengerutkan kening meminta jawaban dari Damian.

"Salam ayah, maaf atas ketidak sopanan ku. Ini semua ulah Sheila nanti aku akan menegurnya," jawab Damian menundukan kepala.

Bukannya marah kaisar malah tertawa terbahak-bahak, "Putri ku memang genius, di area bebas sihir ini hanya dia yang bisa menggunakan sihir sesuka hati. Berikan dia hadiah nanti, kanselir."

"Sesuai perintah anda," jawabnya.

"Ayahanda, bukankah itu sama saja dengan memanjakan Sheila? dia melanggar aturan, lalu mengirim ku kemari tanpa izin," protes Damian.

"Damian, kau adalah putra mahkota sekaligus kakak Sheila seharusnya kau senang ayahanda tidak menghukum adik mu bukan malah sebaliknya. Apa kalian berseteru? jika di pikir lagi, tidak mungkin kau di kirim kemari tanpa alasan."

"Maafkan saya, ayahanda. Ini masalah sepele, akan saya selesaikan dengan segera."

"Mungkinkah masalah pertunangan mu dengan Nona Barsha? jika iya maka mengalah saja, pertunangan itu tidak bisa dibatalkan apa pun keinginan mu."

"Ayahanda tidak bisa begini. Aku sudah melamar Nona kedua keluarga Margaret, ayahanda bahkan terlibat langsung dalam perceraiannya."

Cedric meletakan pena secara kasar di atas meja. Dengan nada suara berat ia berkata, "Nona Margaret adalah simbol dari kekuasan sejati, penguasa dari berbagai negeri menjalin hubungan baik dengannya maka dari itu memiliki dia di sisi mu sangatlah penting. Akan tetapi, status sebagai mantan istri seseorang tidak bisa menjadikan dia putri mahkota kekaisaran ini. Lalu untuk Nona Barsha, ia adalah bunga sosial yang terkenal bijaksana serta tegas apalagi dia berasal dari keluarga yang sudah menjadi pendamping kaisar disetiap generasi. Di lihat dari pendidikan serta latar belakang mereka yang sempurna, lalu di kuatkan oleh perjanjian pernikahan maka dia tidak bisa dilepaskan dari posisinya sebagai calon putri mahkota."

Perkataan Cedric kali ini tidak jauh berbeda dengan yang terakhir kali, dan Liana sebagai ibu akan tetap mendukung keputusan suaminya sehingga mustahil bagi Damian menikahi Olive.

_Aku hanya ingin menikah dengan Olive,_ batin Damian, karena tidak ada dukungan atau keputusan yang dia mau maka ia akan membuatnya sendiri.

*****

Adeline tidak punya pekerjaan untuk di lakukan, ia mencoba mencari herbal dalam hutan untuk di jual. Baru saja masuk ke hutan Adeline melihat bunga berwarna merah yang di kenal bunga darah, di Ashraf harga herbal itu sangat mahal.

"Aku beruntung," pikirnya seraya memetik bunga tersebut.

"Mau anda apakan itu?" bisik seseorang dari belakang Adeline, spontan berteriak terkejut dan menjauh dari tempatnya.

"Maaf mengejutkan anda," ucap seorang pria berpenampilan acak, Adeline ingin sekali memukul pria itu. Namun niatnya urung saat melihat perban pada tangan sang pria, apalagi jika di lihat dari keranjang di punggungnya pria itu sama seperti Adeline datang untuk mengumpulkan herbal.

"Tidak masalah," jawab Adeline, ia bangkit dari duduknya kemudian beranjak pergi.

"Anda mau ke mana? apa ada herbal bagus di dalam sana? saya seorang penjelajah, mau berkenalan? saya bawa roti isi daging, apa anda mau? ayo jalan bersama." Pria itu malah mengikuti Adeline dan tidak berhenti bicara.

Karena tidak kuat lagi Adeline berbalik menatapnya, "Apa kau tidak punya pekerjaan lain?"

"Ah!" Mata pria itu berbinar saat Adeline bertanya, "Apa kita sudah berteman? anda bicara informal dengan saya, senangnya bisa berteman dengan orang baru."

Urat kesal Adeline akhirnya putus dan membuatnya berteriak, "Siapa teman mu dasar mata panda. Kau itu mengganggu ku, pergi sana! jangan ikuti aku!" 

"Tapi, aku baru di sini. Tidak ada yang mau berteman dengan ku, di dalam hutan sendirian juga tidak bagus. Rasanya senang setelah sekian lama ada teman bicara," jawabnya nampak tidak terganggu walau pun Adeline berteriak padanya.

"Aku tidak butuh teman bicara," pungkas Adeline, ia berlari secepat mungkin meninggalkan pria itu. Saat melirik ke belakang Adeline bersyukur pria itu tidak mengejarnya.

Adeline berlari sampai ke tepi sungai untuk mencari herbal lain, herbal itu tumbuh dibawah batu sungai yang besar. Karena sulit mencarinya harga herbal itu lumayan mahal. Namun langsung Adeline menghela nafas barat, melihat siapa yang sudah ada di sana sebelum dirinya.

"Ukhhhh." Pria yang tadi sekuat tenaga mendorong batu paling besar di tepi sungai.

"Bodoh! bukan batu yang terdorong malah dia yang di dorong oleh batu," gumam Adeline.

"Teman! kita bertemu lagi," teriaknya. Adeline keherana dia masih menyapa orang lain dalam keadaan seperti itu.

"Mata panda!" panggil Adeline, pria itu pun menoleh dengan mata berbinar, "Kenapa kau mendorong batu itu?"

"Semakin besar batu maka herbal dibawahnya semakin banyak," jawabnya.

"Semangat, doronglah sampai kau beruban," ejek Adeline. 

Adeline meletakan keranjangnya lalu mulai mengumpul herbal di bawah batu yang bisa dia angkat, tidak lama pria itu mendekat dalam keadaan lemas. Adeline memberikan dia air, walau pun kesal bukan berarti hati nurani Adeline hilang saat melihat orang lain kesusahan.

"Satu batu besar itu mungkin saja di bawahnya tumbuh banyak herbal ini. Tapi jika dibandingkan dengan puluhan batu-batu kecil, jumlahnya pasti kurang jadi ambilah dari yang mudah jangan menyiksa diri pada yang sulit," ucap Adeline tanpa menatap lawan bicara, pria itu tersenyum lalu ia juga mulai mengumpulkan herbal di batu kecil.

"Nama herbal ini jamur keajaiban, kisahnya dulu ada seorang anak yang menjual rambutnya pada pembuat boneka untuk membelikan sang ibu obat. Semakin hari rambutnya semakin pendek hingga pada akhirnya, rambut itu dicukur habis. Sayangnya pembeli rambut tidak mau membeli rambut anak itu lagi, karena terlalu pendek untuk dipakai. Berbagai tempat pembuat boneka yang dia kunjungi menolak untuk membeli rambut itu, karena tidak tahu harus apa anak itu datang ke sungai. Ia duduk bersandar pada batu dan menangis untuk waktu yang lama, setelah puas ia mengambil air lalu pulang ke rumah tanpa membawa pulang rambut yang semula sudah dia gunting. Keesokan harinya gadis itu teringat kembali pada rambut tersebut, ia pun kembali ke sungai dan apa yang dia temukan di sana? di rambutnya tumbuh jamur ini, anehnya semua batu di sungai itu di tumbuhi jamur yang sama, karena bentuknya cantik dia membawa itu kembali untuk di buat sup. Saat mereka memakannya, rona wajah ibunya kembali sehat dan rambut anak itu tumbuh sangat panjang dalam sekejab." Pria itu menceritakan kisah di balik jamur keajaiban yang biasa di gunakan pada ramuan pemulihan untuk meregenerasi luka.

"Sudah banyak, waktunya ke tempat lain,” ucap Adeline mengangkat keranjangnya.

"Bagaimana menurut mu kisah tadi?" tanya pria itu, Adeline mengerutkan dahi ternyata dia tidak mendengar cerita panjang dari pria tersebut.

Pria itu hanya bisa menelan kenyataan pahit Adeline tidak mendengarkannya, mereka berdua turun gunung bersama sebelum berpisah pria itu menawarkan diri untuk membeli semua herbal Adeline dengan harga 2 kali lipat dari harga pasar. Adeline setuju dan menghitung semua herbal yang dia dapatkan, mengetahui semuanya berapa pria itu berniat langsung membayar. Akan tetapi ia memelas menatap Adeline, “Bisakah aku bayar besok?”

Kebahagian Adeline runtuh seketika, “Aku sudah lelah menghitung semuanya, kau cari mati yah?”

“Aku lupa bawa kantong uang ku, siapa tahu akan membeli herbal saat pergi memetik. Bagaimana jika kau ikut dengan ku ke penginapan untuk mengambil uangnya.”

“Apa ini modus penipuan baru? Sudah berapa banyak wanita yang kau tipu? Aku akan membawa mu ke kantor penjaga keamanan.”

“Sungguh, aku tidak berniat menipu mu. Begini saja, besok mari bertemu di sini pada jam ini.”

“Apa jaminannya kau akan kembali?” Adeline  kehilangan rasa percaya sepenuhnya pada pria itu, akhirnya dengan terpaksa ia menjadikan liotinnya sebagai jaminan dan meminta Adeline untuk hati-hati memperlakukan barang itu. Setelah menerima liotin tersebut Adeline pulang mengambil jalan pintas diantara semak belukar, pria itu juga kembali melalui jalan utama.

*****

Bersambung

Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti😘

Terpopuler

Comments

VANDAL

VANDAL

Imut panggilan mata pandanya min

2025-02-08

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Melarikan diri
2 Bab 2 Rumah Baru
3 Bab 3 Toko Perhiasan
4 Bab 4 Aku adalah Olive mu
5 Bab 5 Selir Agung
6 Bab 6 Perkara Herbal
7 Bab 7 Tentang Adeline
8 Bab 8 Melvin.
9 Bab 9 Bukan bagian Harem.
10 Bab 10 Butik yang tidak beruntung.
11 Bab 11 Amarah Sachi.
12 Bab 12 Ingatan Kaivan.
13 Bab 13 Ophelia yang malang.
14 Bab 14 Tunangan putra mahkota
15 Bab 15 Ailee di culik
16 Bab 16 Ternyata Adeline.
17 Bab 17 Rasa takut Erick.
18 Bab 18 Olive menggila.
19 Bab 19 Kau hanyalah pengganti.
20 Bab 20 Racun terlarang.
21 Bab 21 Pangeran kedua
22 Bab 22 Perempuan Tamak.
23 Bab 23 Bantuan Adeline
24 Bab 24 Jadilah pengasuh ku
25 Bab 25 Terlalu cekatan.
26 Bab 26 Kesalahan Isadora.
27 Bab 27 Bukan Duchess.
28 Bab 28 Dia bukan hanya putri ku.
29 Bab 29 Demi kau dan aku
30 Bab 30 Sikap buruk Adeline
31 Bab 31 Kabar baik untuk Cedric.
32 Bab 32 Olive dan semua masalahnya
33 Bab 33 Aku ingin pulang.
34 Bab 34 Racun
35 Bab 35 Hantu Adeline
36 Bab 36 Menjadi bagian Harem.
37 Bab 37 Niat mempermalukan.
38 Bab 38 Rasa Iri.
39 Bab 39 Memanfaatkan kesempatan.
40 Bab 40 Jangan melewati batas.
41 Bab 41 Celah kesempatan.
42 Bab 42 kembalilah ke laut
43 Bab 43 berhasil melarikan diri.
44 Bab 44 Melawan bangsawan.
45 Bab 45 Dendam.
46 Bab 46 menyusul.
47 Bab 47 Bantuan yang tidak membantu.
48 Bab 48 Menurut saja pada ku.
49 Bab 49 kembalinya Kaivan.
50 Bab 50 Terkait Adeline
51 Bab 51 Melarikan diri.
52 Bab 52 Diserang
53 Bab 53 Ingatan tentang Olive
54 Bab 54 Ingin memberatkan hukuman
55 Bab 55 Hanya taruhan
56 Bab 56 Kapan Putri ku pulang.
57 Bab 57 Rasa Cemas
58 Bab 58 Cerminan.
59 Bab 59 Rencana Cedric.
60 Bab 60 Pendapat Astein
61 Bab 61 Suin Anjing.
62 Bab 62 Tertidur bersama.
63 Bab 63 Keberadaan yang tidak seharusnya.
64 Bab 64 Dimanfaatkan monster
65 Bab 65 Batu Melayang.
66 Bab 66 Siapa peduli bangsawan atau tidak.
67 Bab 67 Nasib Malang.
68 Bab 68 Bermimpi indah
69 Bab 69 Tidak puas.
70 Bab 70 Pulang.
71 Bab 71 pengkhianat.
72 Bab 72 waktu yang berlalu cepat.
73 Bab 73 Alice sakit.
74 Bab 73 Pesta ulang tahun.
75 Bab 75 Siaga penyusup
76 Bab 76 Perburuan di mulai.
77 Bab 77 malam mencekam.
78 Bab 78 Kalang kabut
79 Bab 79 Perhatian.
80 Bab 80 Menerimanya.
81 Bab 81 Sih kembar dan Lucas.
82 Bab 82 Keluar tanpa ijin
83 Bab 83 Festival
84 Bab 84 Sienna.
85 Bab 85
86 Bab 86 Bodoh sekali
87 Bab 87 Adeline palsu.
88 Bab 88 Siapa? dan bagaimana?
89 Bab 89 Bisakah aku?
90 Bab 90 Menahannya untuk mu.
91 Bab 91 Belanja.
92 Bab 92 Pesta kebohongan.
93 Bab 93 Menikmati pemandangan.
94 Bab 94 Pergi.
95 Bab 95 Bagaimana menghadapi mu?
96 Bab 96 Ingin Pergi.
97 Bab 97 Palsu Oh Palsu
98 Bab 98 Merindukannya?
99 Bab 99 Kesempatan yang sama.
100 Bab 100 Tekanan Kaivan.
101 Bab 101 Tepi jurang.
102 Bab 102 Tertunda
103 103 Akhir dari hubungan.
104 Bab 104 Ungkapan.
105 Bab 105 Ada apa ini?
106 Bab 106 Akhirnya
107 Bab 107 Demi Ibu.
108 Bab 108 Bagian Lysander.
109 Bab 109 Diculik Lagi.
110 Bab 110 Kenapa dengan mu
111 Bab 111 Lari ...
112 Bab 112 Aku ingin kau tahu
113 Bab 113 Bawa aku bersama mu.
114 Bab 114 Menuntut.
115 Bab 115 Menuju Ending ...
116 Bab 116 Yang pantas dia dapatkan.
117 Bab 117 Pernikahan.
118 Bab 118 Tamat.
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 1 Melarikan diri
2
Bab 2 Rumah Baru
3
Bab 3 Toko Perhiasan
4
Bab 4 Aku adalah Olive mu
5
Bab 5 Selir Agung
6
Bab 6 Perkara Herbal
7
Bab 7 Tentang Adeline
8
Bab 8 Melvin.
9
Bab 9 Bukan bagian Harem.
10
Bab 10 Butik yang tidak beruntung.
11
Bab 11 Amarah Sachi.
12
Bab 12 Ingatan Kaivan.
13
Bab 13 Ophelia yang malang.
14
Bab 14 Tunangan putra mahkota
15
Bab 15 Ailee di culik
16
Bab 16 Ternyata Adeline.
17
Bab 17 Rasa takut Erick.
18
Bab 18 Olive menggila.
19
Bab 19 Kau hanyalah pengganti.
20
Bab 20 Racun terlarang.
21
Bab 21 Pangeran kedua
22
Bab 22 Perempuan Tamak.
23
Bab 23 Bantuan Adeline
24
Bab 24 Jadilah pengasuh ku
25
Bab 25 Terlalu cekatan.
26
Bab 26 Kesalahan Isadora.
27
Bab 27 Bukan Duchess.
28
Bab 28 Dia bukan hanya putri ku.
29
Bab 29 Demi kau dan aku
30
Bab 30 Sikap buruk Adeline
31
Bab 31 Kabar baik untuk Cedric.
32
Bab 32 Olive dan semua masalahnya
33
Bab 33 Aku ingin pulang.
34
Bab 34 Racun
35
Bab 35 Hantu Adeline
36
Bab 36 Menjadi bagian Harem.
37
Bab 37 Niat mempermalukan.
38
Bab 38 Rasa Iri.
39
Bab 39 Memanfaatkan kesempatan.
40
Bab 40 Jangan melewati batas.
41
Bab 41 Celah kesempatan.
42
Bab 42 kembalilah ke laut
43
Bab 43 berhasil melarikan diri.
44
Bab 44 Melawan bangsawan.
45
Bab 45 Dendam.
46
Bab 46 menyusul.
47
Bab 47 Bantuan yang tidak membantu.
48
Bab 48 Menurut saja pada ku.
49
Bab 49 kembalinya Kaivan.
50
Bab 50 Terkait Adeline
51
Bab 51 Melarikan diri.
52
Bab 52 Diserang
53
Bab 53 Ingatan tentang Olive
54
Bab 54 Ingin memberatkan hukuman
55
Bab 55 Hanya taruhan
56
Bab 56 Kapan Putri ku pulang.
57
Bab 57 Rasa Cemas
58
Bab 58 Cerminan.
59
Bab 59 Rencana Cedric.
60
Bab 60 Pendapat Astein
61
Bab 61 Suin Anjing.
62
Bab 62 Tertidur bersama.
63
Bab 63 Keberadaan yang tidak seharusnya.
64
Bab 64 Dimanfaatkan monster
65
Bab 65 Batu Melayang.
66
Bab 66 Siapa peduli bangsawan atau tidak.
67
Bab 67 Nasib Malang.
68
Bab 68 Bermimpi indah
69
Bab 69 Tidak puas.
70
Bab 70 Pulang.
71
Bab 71 pengkhianat.
72
Bab 72 waktu yang berlalu cepat.
73
Bab 73 Alice sakit.
74
Bab 73 Pesta ulang tahun.
75
Bab 75 Siaga penyusup
76
Bab 76 Perburuan di mulai.
77
Bab 77 malam mencekam.
78
Bab 78 Kalang kabut
79
Bab 79 Perhatian.
80
Bab 80 Menerimanya.
81
Bab 81 Sih kembar dan Lucas.
82
Bab 82 Keluar tanpa ijin
83
Bab 83 Festival
84
Bab 84 Sienna.
85
Bab 85
86
Bab 86 Bodoh sekali
87
Bab 87 Adeline palsu.
88
Bab 88 Siapa? dan bagaimana?
89
Bab 89 Bisakah aku?
90
Bab 90 Menahannya untuk mu.
91
Bab 91 Belanja.
92
Bab 92 Pesta kebohongan.
93
Bab 93 Menikmati pemandangan.
94
Bab 94 Pergi.
95
Bab 95 Bagaimana menghadapi mu?
96
Bab 96 Ingin Pergi.
97
Bab 97 Palsu Oh Palsu
98
Bab 98 Merindukannya?
99
Bab 99 Kesempatan yang sama.
100
Bab 100 Tekanan Kaivan.
101
Bab 101 Tepi jurang.
102
Bab 102 Tertunda
103
103 Akhir dari hubungan.
104
Bab 104 Ungkapan.
105
Bab 105 Ada apa ini?
106
Bab 106 Akhirnya
107
Bab 107 Demi Ibu.
108
Bab 108 Bagian Lysander.
109
Bab 109 Diculik Lagi.
110
Bab 110 Kenapa dengan mu
111
Bab 111 Lari ...
112
Bab 112 Aku ingin kau tahu
113
Bab 113 Bawa aku bersama mu.
114
Bab 114 Menuntut.
115
Bab 115 Menuju Ending ...
116
Bab 116 Yang pantas dia dapatkan.
117
Bab 117 Pernikahan.
118
Bab 118 Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!