Bab 9 Bukan bagian Harem.

Bab 9

"Kegilaan macam apa ini? sebagai dokter pantaskah kau berkata demikian?" hardik Anna, ia sudah tidak tahu lagi dengan keadaan sekitarnya saat ini. 

"Terima kasih untuk pujiannya, nyonya. Jadi di mana pasien yang harus saya obati?"

"Lepaskan." Anna mendorong dan menepis keras tangan Melvin, cengkramannya sampai meninggalkan bekas tangan membiru, "Dasar tidak waras."

"Nyonya meminta pengobatan saya, kejam sekali anda mengatai saya seperti itu."

"Mati saja sana." Anna menyumpahi Melvin karena kesal, ia memutuskan kembali ke paviliun setelahnya karena takut jika nanti ia hanya akan bertemu orang aneh lagi.

Sialnya dihari pemakaman selir, Melvin hadir sebagai tamu kehormatan Anna takut harus bertemu dengannya di sana, apalagi pada saat yang tidak tepat sebab sekarang ia sedang menggendong Adeline.

"Bayi yang manis," puji Melvin menyentuh tangan mungil Adeline, ia sengaja bertindak demikian ingin melihat reaksi Anna terhadapnya.

"Pengasuh, apa kau tidak mau memberikan salam? perhatikan sopan santun mu dia adalah dokter terkenal Melvin Velvera," tegur ratu, sebenarnya ia kesal karena putrinya tidak mendapat perhatian Melvin kalau saja dia tahu sifat asli Melvin maka ia sudah pergi membawa putrinya sejak tadi.

"Salam sejahtera untuk anda Dokter Melvin Velvera," sapa Anna membungkuk.

"Tidak usah terlalu sungkan. Salam juga untuk anda nyonya yang memiliki hati selembut awan," balasnya.

"Bagaimana dengan tawaran ku, nyonya? masih berlaku? mungkin majikan anda sudah tiada. Tapi saya bisa menawarkan obat yang lebih bagus, seperti ramuan awet muda atau panjang umur?" bisik Melvin membakar hati Anna dengan amarah.

"Bayinya sangat manis, tidak kah anda penasaran apa warna darah bayi semanis ini? aku sangat penasaran ingin rasanya aku ...."

"Saya permisi sudah waktunya putri tidur." Anna memotong ucapan Melvin, sayang sekali wajah memerah karena amarah milik Anna tidak bisa Melvin nikmati lebih lama.

Ingatan itu masih segar di kepala Anna, mungkin penampilan Anna sekarang lebih segar dan enak untuk dipandang jika dibandingkan dengan dulu. Akan tetapi itu semua tidak menjamin jika Melvin tidak mengingatnya, serasa rambutnya akan rontok memikirkan hal itu.

Begitu Adeline muncul Anna langsung menyerangnya dengan pemeriksaan, "Apa kau baik-baik saja? tangan mu masih utuh? tidak ada tulang yang patah?"

Adeline justru kebingungan akan reaksi yang tidak biasa dari Anna, "Mendadak ibu kenapa?"

"Aku cemas, apa kau tidak cemas?"

"Cemaskan karena apa? untuk apa juga?"

"Pria itu bisa saja menyakiti mu, kau ini bagaimana sih menyeret pria ke dalam hutan seolah itu hanyalah boneka beruang. Jangan mudah lengah pada orang asing."

"Cukup." Adeline menghentikan Anna, lalu ia menatap lekat mata sang ibu, "Terlihat aku ini lemah sampai bisa di bodohi atau di sakiti oleh pria itu?"

Sesaat Anna sadar jika Adeline saat ini bukanlah bayi yang terancam kehilangan tangan karena dokter terlepas sekrup seperti Melvin, gadis di depannya ini adalah wanita kuat yang bisa mengalahkan puluhan kesatria dengan tangan kosong.

"Jadi siapa dia?" Anna beralih jadi penasarannya.

"Seperti kata ibu dia hanya orang asing. Aku lapar jadi ayo kita memasak saja." Adeline mendorong Anna pelan-pelan ke dapur, ia tidak mau membahas Melvin lebih jauh lagi.

*****

Salam dilakukan pada pagi hari di istana permaisyuri oleh para selir, semua selir hadir untuk menyantap sarapan bersama hal ini biasa dilakukan jika ada selir baru atau pada keadaan tertentu. Rifanna duduk di tempat paling belakang sebagai selir terakhir, beberapa selir berbincang satu sama lain seperti teman baik. Namun tidak ada satu pun yang menyapa atau berbincang dengannya, tekanan dari Liana juga membuatnya enggan bicara lebih dulu.

"Putri pertama Sheila Laurent memasuki ruangan," teriak kesatria dengan lantang. Semua selir langsung berdiri menyambutnya, Rifanna hanya mengikuti yang lain.

"Salam sejahtera untuk wanita tercantik di dunia, salam juga untuk selir sekalian," sapa Sheila tanpa membungkuk.

"Salam sejahtera untuk bunga kekaisaran, semoga anda sehat selalu." Para selir membalas sambil menundukkan kepala mereka, setelah itu mereka duduk kembali.

"Apa ini? kenapa istri kaisar malah menunduk pada seorang putri?" batin Rifanna kebingungan.

"Kemarilah sayang." Sang ibu merentangkan tangannya menyambut Sheila, adegan penuh kasih sayang tersebut mengiris hati Rifanna sebab kehangatan itu tidak pernah ia dapatkan.

"Aku datang khusus untuk memberikan selir agung hadiah, apa para selir sekalian sudah memberikan hadiah?" tanya Sheila yang masih betah dalam pelukan Liana, sayangnya tidak ada jawaban dari mereka.

"Para selir sekalian tidak bisa begitu, sudah jadi tradisi harem untuk menyambut selir baru dengan baik dan hadiah itu diperlukan," lanjut Sheila.

"Ya ampun putri sangat bijaksana, kami benar-benar tidak tahu hal ini karena tidak ada kabar apa pun," jawab Selir ke 7 Kristina, dengan julukan selir Tercantik.

"Adik benar, saya bahkan berpikir ini hanya sekedar panggilan dari kakak permaisyuri untuk mempererat hubungan dengan kami," tambah selir ke 6 Keina, dengan julukan selir kesayangan. 

"Maafkan kami karena tidak mengatakan kabar ini kepada kalian." Selena angkat bicara untuk menutupi kesalahan selir dibawahnya.

"Tapi sayang," Liana melepaskan pelukan Sheila darinya, "Tradisi ini hanya berlaku untuk selir yang menjadi bagian harem, para selir tidak salah karena lupa memberikan hadiah atau tidak menyampaikan kabar kedatangan selir baru karena selir baru itu bukan bagian dari harem."

"Kakak permaisyuri." Para selir serempak menyebut nama sang pemimpin harem karena mereka keberatan akan ucapan tersebut, jika ada selir yang tidak diakui sebagai bagian harem maka dia hanyalah simpanan kaisar status itu sangat rendah dimata masyarakat.

"Ini bukan tanpa alasan adik-adik, kakak-kakak sekalian." Devana berdiri membela Liana, "Kaisar tidak menyampaikan berita kedatangan selir agung seperti pada selir-selir sebelumnya, bahkan tidak ada pembangunan istana baru, hanya ada kabar yang beredar dari pelayan istana kaisar jika adik baru kita tinggal di istana kaisar."

Raut wajah para selir dalam sekejab berubah, tatapan penuh kebencian yang sulit diartikan melayang pada Rifanna. Tempat paling diinginkan wanita mana saja dalam harem ini akan tetapi tidak ada yang berani bermimpi berada di tempat itu saat Liana sendiri memilih tinggal di istananya sendiri.

"Kue ini sudah tidak manis, rasanya benar-benar buruk," sindir selir ke 3 Louisa.

"Sepertinya kita harus pindah tempat kakak permaisyuri, udara di sini entah ke mana malah tercemar," lanjut Cheryl mengatakan itu sambil melirik Rifanna.

"Sayang sekali yah ibu." Sheila memeluk Liana lagi  lalu ia menyeringai pada Rifanna, melihatnya membuat Rifanna bergidik ngeri.

Rifanna ditinggalkan seorang diri di ruangan besar oleh para selir, pelayan-pelayan di sana ada yang kasihan padanya. Melihat hal itu para pelayan Rifanna mengajak sang majikan untuk meninggalkan tempat itu, penghinaan lebih dari ini menurut mereka sudah keterlaluan dan mereka berniat mengadukannya.

*****

Bersambung

Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti😘

Episodes
1 Bab 1 Melarikan diri
2 Bab 2 Rumah Baru
3 Bab 3 Toko Perhiasan
4 Bab 4 Aku adalah Olive mu
5 Bab 5 Selir Agung
6 Bab 6 Perkara Herbal
7 Bab 7 Tentang Adeline
8 Bab 8 Melvin.
9 Bab 9 Bukan bagian Harem.
10 Bab 10 Butik yang tidak beruntung.
11 Bab 11 Amarah Sachi.
12 Bab 12 Ingatan Kaivan.
13 Bab 13 Ophelia yang malang.
14 Bab 14 Tunangan putra mahkota
15 Bab 15 Ailee di culik
16 Bab 16 Ternyata Adeline.
17 Bab 17 Rasa takut Erick.
18 Bab 18 Olive menggila.
19 Bab 19 Kau hanyalah pengganti.
20 Bab 20 Racun terlarang.
21 Bab 21 Pangeran kedua
22 Bab 22 Perempuan Tamak.
23 Bab 23 Bantuan Adeline
24 Bab 24 Jadilah pengasuh ku
25 Bab 25 Terlalu cekatan.
26 Bab 26 Kesalahan Isadora.
27 Bab 27 Bukan Duchess.
28 Bab 28 Dia bukan hanya putri ku.
29 Bab 29 Demi kau dan aku
30 Bab 30 Sikap buruk Adeline
31 Bab 31 Kabar baik untuk Cedric.
32 Bab 32 Olive dan semua masalahnya
33 Bab 33 Aku ingin pulang.
34 Bab 34 Racun
35 Bab 35 Hantu Adeline
36 Bab 36 Menjadi bagian Harem.
37 Bab 37 Niat mempermalukan.
38 Bab 38 Rasa Iri.
39 Bab 39 Memanfaatkan kesempatan.
40 Bab 40 Jangan melewati batas.
41 Bab 41 Celah kesempatan.
42 Bab 42 kembalilah ke laut
43 Bab 43 berhasil melarikan diri.
44 Bab 44 Melawan bangsawan.
45 Bab 45 Dendam.
46 Bab 46 menyusul.
47 Bab 47 Bantuan yang tidak membantu.
48 Bab 48 Menurut saja pada ku.
49 Bab 49 kembalinya Kaivan.
50 Bab 50 Terkait Adeline
51 Bab 51 Melarikan diri.
52 Bab 52 Diserang
53 Bab 53 Ingatan tentang Olive
54 Bab 54 Ingin memberatkan hukuman
55 Bab 55 Hanya taruhan
56 Bab 56 Kapan Putri ku pulang.
57 Bab 57 Rasa Cemas
58 Bab 58 Cerminan.
59 Bab 59 Rencana Cedric.
60 Bab 60 Pendapat Astein
61 Bab 61 Suin Anjing.
62 Bab 62 Tertidur bersama.
63 Bab 63 Keberadaan yang tidak seharusnya.
64 Bab 64 Dimanfaatkan monster
65 Bab 65 Batu Melayang.
66 Bab 66 Siapa peduli bangsawan atau tidak.
67 Bab 67 Nasib Malang.
68 Bab 68 Bermimpi indah
69 Bab 69 Tidak puas.
70 Bab 70 Pulang.
71 Bab 71 pengkhianat.
72 Bab 72 waktu yang berlalu cepat.
73 Bab 73 Alice sakit.
74 Bab 73 Pesta ulang tahun.
75 Bab 75 Siaga penyusup
76 Bab 76 Perburuan di mulai.
77 Bab 77 malam mencekam.
78 Bab 78 Kalang kabut
79 Bab 79 Perhatian.
80 Bab 80 Menerimanya.
81 Bab 81 Sih kembar dan Lucas.
82 Bab 82 Keluar tanpa ijin
83 Bab 83 Festival
84 Bab 84 Sienna.
85 Bab 85
86 Bab 86 Bodoh sekali
87 Bab 87 Adeline palsu.
88 Bab 88 Siapa? dan bagaimana?
89 Bab 89 Bisakah aku?
90 Bab 90 Menahannya untuk mu.
91 Bab 91 Belanja.
92 Bab 92 Pesta kebohongan.
93 Bab 93 Menikmati pemandangan.
94 Bab 94 Pergi.
95 Bab 95 Bagaimana menghadapi mu?
96 Bab 96 Ingin Pergi.
97 Bab 97 Palsu Oh Palsu
98 Bab 98 Merindukannya?
99 Bab 99 Kesempatan yang sama.
100 Bab 100 Tekanan Kaivan.
101 Bab 101 Tepi jurang.
102 Bab 102 Tertunda
103 103 Akhir dari hubungan.
104 Bab 104 Ungkapan.
105 Bab 105 Ada apa ini?
106 Bab 106 Akhirnya
107 Bab 107 Demi Ibu.
108 Bab 108 Bagian Lysander.
109 Bab 109 Diculik Lagi.
110 Bab 110 Kenapa dengan mu
111 Bab 111 Lari ...
112 Bab 112 Aku ingin kau tahu
113 Bab 113 Bawa aku bersama mu.
114 Bab 114 Menuntut.
115 Bab 115 Menuju Ending ...
116 Bab 116 Yang pantas dia dapatkan.
117 Bab 117 Pernikahan.
118 Bab 118 Tamat.
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 1 Melarikan diri
2
Bab 2 Rumah Baru
3
Bab 3 Toko Perhiasan
4
Bab 4 Aku adalah Olive mu
5
Bab 5 Selir Agung
6
Bab 6 Perkara Herbal
7
Bab 7 Tentang Adeline
8
Bab 8 Melvin.
9
Bab 9 Bukan bagian Harem.
10
Bab 10 Butik yang tidak beruntung.
11
Bab 11 Amarah Sachi.
12
Bab 12 Ingatan Kaivan.
13
Bab 13 Ophelia yang malang.
14
Bab 14 Tunangan putra mahkota
15
Bab 15 Ailee di culik
16
Bab 16 Ternyata Adeline.
17
Bab 17 Rasa takut Erick.
18
Bab 18 Olive menggila.
19
Bab 19 Kau hanyalah pengganti.
20
Bab 20 Racun terlarang.
21
Bab 21 Pangeran kedua
22
Bab 22 Perempuan Tamak.
23
Bab 23 Bantuan Adeline
24
Bab 24 Jadilah pengasuh ku
25
Bab 25 Terlalu cekatan.
26
Bab 26 Kesalahan Isadora.
27
Bab 27 Bukan Duchess.
28
Bab 28 Dia bukan hanya putri ku.
29
Bab 29 Demi kau dan aku
30
Bab 30 Sikap buruk Adeline
31
Bab 31 Kabar baik untuk Cedric.
32
Bab 32 Olive dan semua masalahnya
33
Bab 33 Aku ingin pulang.
34
Bab 34 Racun
35
Bab 35 Hantu Adeline
36
Bab 36 Menjadi bagian Harem.
37
Bab 37 Niat mempermalukan.
38
Bab 38 Rasa Iri.
39
Bab 39 Memanfaatkan kesempatan.
40
Bab 40 Jangan melewati batas.
41
Bab 41 Celah kesempatan.
42
Bab 42 kembalilah ke laut
43
Bab 43 berhasil melarikan diri.
44
Bab 44 Melawan bangsawan.
45
Bab 45 Dendam.
46
Bab 46 menyusul.
47
Bab 47 Bantuan yang tidak membantu.
48
Bab 48 Menurut saja pada ku.
49
Bab 49 kembalinya Kaivan.
50
Bab 50 Terkait Adeline
51
Bab 51 Melarikan diri.
52
Bab 52 Diserang
53
Bab 53 Ingatan tentang Olive
54
Bab 54 Ingin memberatkan hukuman
55
Bab 55 Hanya taruhan
56
Bab 56 Kapan Putri ku pulang.
57
Bab 57 Rasa Cemas
58
Bab 58 Cerminan.
59
Bab 59 Rencana Cedric.
60
Bab 60 Pendapat Astein
61
Bab 61 Suin Anjing.
62
Bab 62 Tertidur bersama.
63
Bab 63 Keberadaan yang tidak seharusnya.
64
Bab 64 Dimanfaatkan monster
65
Bab 65 Batu Melayang.
66
Bab 66 Siapa peduli bangsawan atau tidak.
67
Bab 67 Nasib Malang.
68
Bab 68 Bermimpi indah
69
Bab 69 Tidak puas.
70
Bab 70 Pulang.
71
Bab 71 pengkhianat.
72
Bab 72 waktu yang berlalu cepat.
73
Bab 73 Alice sakit.
74
Bab 73 Pesta ulang tahun.
75
Bab 75 Siaga penyusup
76
Bab 76 Perburuan di mulai.
77
Bab 77 malam mencekam.
78
Bab 78 Kalang kabut
79
Bab 79 Perhatian.
80
Bab 80 Menerimanya.
81
Bab 81 Sih kembar dan Lucas.
82
Bab 82 Keluar tanpa ijin
83
Bab 83 Festival
84
Bab 84 Sienna.
85
Bab 85
86
Bab 86 Bodoh sekali
87
Bab 87 Adeline palsu.
88
Bab 88 Siapa? dan bagaimana?
89
Bab 89 Bisakah aku?
90
Bab 90 Menahannya untuk mu.
91
Bab 91 Belanja.
92
Bab 92 Pesta kebohongan.
93
Bab 93 Menikmati pemandangan.
94
Bab 94 Pergi.
95
Bab 95 Bagaimana menghadapi mu?
96
Bab 96 Ingin Pergi.
97
Bab 97 Palsu Oh Palsu
98
Bab 98 Merindukannya?
99
Bab 99 Kesempatan yang sama.
100
Bab 100 Tekanan Kaivan.
101
Bab 101 Tepi jurang.
102
Bab 102 Tertunda
103
103 Akhir dari hubungan.
104
Bab 104 Ungkapan.
105
Bab 105 Ada apa ini?
106
Bab 106 Akhirnya
107
Bab 107 Demi Ibu.
108
Bab 108 Bagian Lysander.
109
Bab 109 Diculik Lagi.
110
Bab 110 Kenapa dengan mu
111
Bab 111 Lari ...
112
Bab 112 Aku ingin kau tahu
113
Bab 113 Bawa aku bersama mu.
114
Bab 114 Menuntut.
115
Bab 115 Menuju Ending ...
116
Bab 116 Yang pantas dia dapatkan.
117
Bab 117 Pernikahan.
118
Bab 118 Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!