***
Selama perjalan menuju apartemen mereka berdua terus bungkam,belum ada percakapan diantara mereka berdua.Ella sibuk menyetir sementara Nanda sibuk memperhatikan ella.Diam diam Nanda mengarahkan handycam dan merekam ella yang sedang menyetir.
"Mobilnya bagus ya la" ujar Nanda.
"Iya" jawab ella ketus.
"Aku boleh nyetir gak la."
"Ya nggak lah."
"Kenapa nggak." Nanda mengerucutkan bibirnya.
"Kamukan nggak bisa nyetir." balas ella.
"Kalo aku bisa nyetir,Boleh aku pake mobilnya." lanjut Nanda menyeringai.
"Nggak boleh juga." Goda ella.
"Lah kenapa la?" Nanda memalingkan wajahnya pada ella.
"Kamu nggak punya SIM" jawab ella keras.
Nanda merasa kesal kepada ella.Dia merasa dipermainkan,pertanyaannya tidak dianggap serius oleh ella.
"Kamu bohongin aku ya la." Tuduh Nanda.
"Nggak" Balas Ella singkat.
"Kenapa kamu harus bohong?" Ujar Nanda.
"Kenapa sih kamu nggak Mati aja!" Ella mulai merasa kesal dengan serentetan pertanyaan yang diajukan Nanda.
"Kenapa aku harus Mati?" Tanya nanda heran.
"Ya untuk apa kamu tetep Hidup!" Balas Ella.
"Karna aku masih punya cita cita." balas Nanda spontan.
Ella merasa sangat puas saat melihat wajah Nanda yang terlihat lecek dan kusam dipenuhi kesedihan.'Santai saja ini baru dimulai bodoh..' umpat ella dihatinya.
"Cita citamu apa?" lanjut Nanda.
"Jadi polisi" Balas ella sambil tersenyum.
"Kenapa pengin jadi polisi?" Lanjut Nanda menghadap ella.
"Biar aku punya pistol,terus aku tembak kepala kamu sampe pecah.Hahaha.." Ella sangat senang ketika membayangkan dirinya menembak kepala Nanda.
"Kamu pengin aku mati 2 kali." Balas Nanda terkejut.
"Aku sih penginnya 10 kali.Sampe aku bener bener puas.Wlee.." Ella menjulurkan lidahnya meledek Nanda.
Nanda juga merasa geram dengan setiap jawaban dari ella.'Kenapa sih ella bercanda mulu.' pikir Nanda.
"Kalau cita citaku pengin punya ayah sama ibu." Sambung Nanda kembali tersenyum.
"ih gila,punya ayah sama ibu itu bukan cita cita." Balas ella ketus.
"Kok bukan" jawab Nanda heran.
"Ya iyalah,semua orang juga punya ayah sama ibu." lanjut Ella.
"Tapi aku nggak punya!" Nada suara nanda melemah.
"Bodo amat,emang aku pikirin!" jawab ella sambil tertawa jahat.
"Kamu jahat la.kaya mak lampir." ujar Nanda keras.Ella langsung mencubit Nanda saat mendengar perkataanya.
"Tuh kan,mulai lagi cubit cubitannya." Ucap Nanda sambil menekuk wajahnya menahan nyeri.
"Biarin,terserah aku." bentak ella.
Nanda terdiam didalam mobil,dia menundukan kepalanya.Wajahnya terus dikerutkan seiring waktu yang mengiri perjalanan mereka.
"Kenapa kita harus pergi dari rumah ibu?" Tanya Nanda dengan suara lemah.
"Karna aku nggak mau tinggal serumah sama ibu." jawab ella dengan Nada tinggi.
"Gak punya ibu itu nggak enak la.Kalau kita lagi main nanti gak ada yang nyariin.Kalau kita mau makan gak ada yang nyuapin.Kalau kita mau tidur gak ada yang cium.Kenapa kamu nggak mau tinggal sama ibu?"
"Hush.. udah deh kamu gak usah banyak ngomong.Kamu tinggal ikutin apa yang aku mau.Jelas!" bentak ella.
"kamu nggak sayang sama ibu."
"Aku sayanglah sama ibuku.Tapi.."
"Tapi apa la ?"
"Ini cara aku sayang sama ibuku,dengan cara ninggalin dia dirumah sendiri." jawab ella.
"Emang bisa kaya gitu." lanjut Nanda bingung.
"Ya bisa lah,Kalau aku pergi lama dari rumah.Pas aku pulang dan ketemu ibuku lagi,dia pasti tambah sayang sama aku.Karena dia pasti Rindu."
Beberapa waktu Nanda terdiam setelah mendengar perkataan ella.Setelah berselang cukup lama,dia kembali mengajukan pertanyaannya pada ella.
"ella! Gimana rasanya punya ayah?" Tanya Nanda.
'Nih anak kenapa sih? Nanya mulu dari tadi heran!' Gumam ella.Ella terus menyetir kendaraannya dan tidak memperdulikan Nanda lagi.
"Kenapa la?" Sambung Nanda.
"Kenapa? Apanya sih?" balas ella kesal.
"Kenapa diam?" lanjut Nanda.
"Emang harus aku jawab?" jawab ella.
"Iya,Aku mau tau rasanya punya ayah itu Gimana?" Nanda semakin penasaran.
"Pasal 4 kamu nggak boleh banyak tanya sama aku." ujar ella sambil menggerakan jarinya.
"Pasal?"
"Pasal itu artinya sama kaya peraturan." Tegas ella.
"Tapi kamu belum jawab pertanyaanku."
"Apa lagi sih.Pertanyaan apa?"
"Gimana rasanya punya ayah?" balas Nanda sedikit keras.
"Diam! Aku gak mau lagi denger kamu ngomong.Aku capek!" Ella berteriak dan membentak Nanda.
Teet.. Teet.. Teet..
Ella menekan klakson dengan keras untuk meredamkan kemarahhannya.Dia sangat tidak menyukai bila ada seseorang yang mempertanyakan ayahnya.Apalagi jika orang itu adalah Nanda.
Selama sisa perjalanan ella terus menancap pedal Gasnya dalam dalam.Secepatnya dia ingin segera sampai ke apartemen untuk mengistirahatkan hati dan pikirannya.
Sementara Nanda hanya terus terdiam setelah adanya pasal baru di rumah tangga mereka.Diam diam Nanda terus memperhatikan ella.
Dia tidak henti hentinya melirik ke arah ella.Wajah ella yang sedang diliputi kemarahan sangat menarik perhatiannya.Terutama bulu mata ella yang sangat lentik dan bergerak gerak seperti menyapa padanya.
Setelah sampai ella menghentikan mobilnya di parkiran dan menyuruh Nanda ke apartemen lebih dulu.
"Sana turun duluan,sekalian bawa barang dibagasi." ujar ella.
"Ehm." Nanda menganggukkan kepalanya.
Nanda turun duluan dan mengambil beberapa kardus dibagasi.Nanda berjalan didepan sembari diikuti oleh ella dari belakang.Saat sampai didepan pintu lobby dia menghentikan gerak langkahnya.
"Yeiy.. RUMAH BARU!!!!" Teriak Nanda Didepan pintu lobby.
Sontak hal itu mengundang perhatian semua orang disekitarnya.Terutama istrinya,ella mempercepat langkah dan mencubit dan memukul pinggang Nanda dari arah belakang.
"Nanda ngapain sih! Malu. ih bodo banget sih." Bisik ella ditelinganya.
"Yoshhhh....Lantai 12" Nanda seolah tidak peduli,alih alih berhenti dia justru semakin menguatkan suaranya.Baginya ini adalah salam pembuka untuk tempat tinggal barunya.
Orang orang disekitar langsung malirik kearah mereka berdua.Tidak berselang lama dua orang satpam datang menyambut Ella dan Nanda.
"Maaf bu,Apa yang sedang terjadi disini." ucap salah satu satpam itu.
"Nggak papa kok pak,dia emang lagi gangguan aja kok.Hehe.. maaf ya pak." ucap ella sambil cengengesan.
"Nanda ayo cepetan,Ngapain sih." Bisik ella perlahan.
"Sabar la." Jawab Nanda kembali berbisik.
"ah masa bodolah." Ella berteriak dan ingin meninggalkan Nanda.Tapi saat dia ingin masuk malah dihalangi oleh 2 satpam tadi.
"Maaf bu,untuk sementara ibu tidak boleh masuk dulu.Ini untuk protokol keamanan." ucap Satpam.
"Pak tapi.."
Prak....
Ella terkejut saat berbalik kebelakang,dia melihat Nanda sedang memegang kepalanya yang Nampak mengeluarkan Darah.Dilantai juga terlihat pot bunga pecah,yang sepertinya jatuh ke kepala Nanda.
"Ehm.. Bapak tidak apa apa?" Ucap Satpam.
"Tidak papa,tapi kepalaku berdarah."Jawab Nanda dengan Nada datar dan menujukan aliran darah dikepalanya.
.
.
.
.
.
.
.*L**ike,comment,vote*.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Rinjani
aduh satpam ini kenapa..trus kok pala nanda kena pot .sapa yg ngelempar satpam gilq
2022-07-18
0
Louisa Janis
sembuh kayaknya si Nanda
2022-02-10
0
Aryani Dinda
mulai sembuh
2021-08-05
0