Desiran Aneh

8 Tahun kemudian ...

Seorang gadis menggeliat di balik selimutnya saat cahaya fajar mulai menerobos melalui sela-sela jendela kamarnya. Gafis itu segera bangun dan duduk terdiam mengumpulkan nyawa beberapa saat di atas tempat tidurnya. Setelah kesadarannya sudah sepenuhnya pulih, ia bangkit dan membuka jendela kamarnya. Cahaya fajar langsung menyerang masuk tanpa permisi dan membuatnya sedikit mengerjap karna silau.

Namun, hangat mentari pagi itu membuat senyum cerah juga muncul di wajah cantiknya. Gadis itu tak lain adalah Ellia. Berlalunya waktu, sudah banyak mengubah penampilan gadis kecil itu. Usianya saat ini sudah 21 tahun. Dan saat ini Ellia sedang menempuh kuliah di salah satu kampus swasta terkemuka di kota itu. Semua itu berkat kecerdasannya, sehingga ia bisa mendapatkan beasiswa penuh di kampus besar.

Ellia segera keluar kamar dan menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuknya dan paman Yunus. Semenjak Ellia mamasuki sekolah menengah atas sebelumnya, ia sudah mengambil alih urusan dapur. Awalnya paman Yunus tak mengizinkan, namun karena Ellia terus memaksa akhirnya paman Yunus pun tak bisa menolak.

"Selamat pagi paman." Sapa Ellia saat melihat paman Yunus baru keluar juga dari kamarnya. paman Yunus tersenyum dan berjalan duduk di kursi meja makan.

Bisa Ellia lihat wajah paman kesayangannya itu kini semakin menua. Keriput yang sudah samar di wajahnya dulu, kini semakin jelas terlihat dan bertambah banyak. Bahkan, sudah ada beberapa uban yang muncul di rambut dan kumisnya.

"Paman, aku buatkan madu hangat yaa." Tanya Ellia sedikit memaksa.

"Aku mau kopi ..."

"Gak boleh paman, pagi-pagi minum kopi itu gak baik untuk kesehatan. Paman juga uda makin tua, harus lebih jaga kesehatan ya. Ellia buatkan madu hangat dan lemon, oke. Ini perintah, aku gak mau bantahan." Seru Ellia tegas tanpa mau penolakan. Ia sangat mengkhawatirkan paman Yunus. Apalagi, pamannya itu sudah ada riwayat darah tinggi. Ellia tak ingin melihat paman Yunus sakit.

"Gadis kecil ini, sekarang uda berani memberi perintah padaku ya.." Seru paman Yunus sambil menatap Ellia dengan salah satu alis terangkat.

"Aku sudah bukan anak kecil lagi paman. Usiaku saat ini sudah 21 tahun. Aku sudah jadi wanita dewasa sekarang. Dan sekarang saatnya paman yang harus mendengarkan perintahku." Jawab Ellia menantang dengan tangan terlipat di dada.

"Hahaha.. Tapi, tinggimu saja masih belum melebihiku. Kamu juga kurus kecil begitu. Kalau aku bersin, kamu pasti langsung terpental Ellia." Ejek paman Yunus dengan tawanya yang menggelegar.

"Aku bukannya pendek. Paman saja yang terlalu tinggi. Dan ini bukan kurus paman, tapi ideal tau. Bukankah aku terlihat cantik dari semua kakak-kakak pelayan di sini?" Puji Ellia pada dirinya sendiri. Paman Yunus yang mendengar itu semakin tertawa terbahak-bahak.

"Hmm, jadi begitu penilaianmu pada kakak-kakak pelayan kesayanganmu itu ... Kira-kira bagaimana ya, pendapat mereka kalau tau adik kesayangan mereka ini diam-diam membandingkan dirinya sendiri dengan mereka?" Ancam Paman Yunus.

"Tidak!!! Jangan paman!!! Kakak-kakak pelayan juga cantik kok. Semua cantik. Aku gak bermaksud seperti itu paman. Sungguh. Aku hanya bercanda ... Hmm, sebagai gantinya, ku rasa aku cukup cantik di kampus. Sepertinya, banyak yang menyukaiku juga di kampus." Sanggah Ellia dan kembali memuji dirinya sendiri lagi. Namun, respon paman Yunus berbeda dengan tadi. Kali ini, ia terlihat tidak suka.

"Kalau ada yang mengganggumu tendang saja titik lemahnya. Kamu sudah tau kan, sesuatu yang berada di tengah-tengah kaki laki-laki itu? Itu adalah titik paling ampuh untuk melupuhkan lawan." Pesan pamannya tegas. Dan kali ini, Ellia yang tertawa lebar.

"Hahaha.. Baik paman. Kalau ada yang macam-macam sama Ellia, pasti akan langsung aku tendang dan crak!!" Ucap Ellia sambil memecahkan telur ke atas penggorengan. Paman Yunus terlihat sangat puas melihat itu.

Paman Yunus, memang sudah mengkhawatirkan Ellia dari lama. Semenjak ia melihat pertumbuhan Ellia yang beranjak dewasa. Paman Yunus sadar, bahwa kecantikan Ellia akan mengundang banyak serangga menghampirinya.

Ironisnya, karena latar belakang Ellia yang dari keluarga sederhana, membuat paman Yunus semakin takut Ellia akan ditindas dan diperlakukan semena-mena oleh orang-orang kaya. Maka dari itu ia sudah mengajarkan, beberapa teknik dasar untuk melindungi dirinya sendiri.

"Ngomong-ngomong kamu juga harus berhati-hati dengan bocah bernama Ares itu. Dia juga seorang pria. Kamu hatus tetap waspada dengannya, sedekat apapun kalian." Seru paman Yunus yang mendadak mengingat Ares yang merupakan satu-satunya teman pria dekat Ellia.

Hubungan Ellia dan Ares memang masih baik sampai sekarang. Dan semenjak Kuliah, Ares yang sudah mendapatkan izin mengemudi langsung dibelikan hadiah oleh orang tuanya sepeda motor, agar sang putra tidak perlu lagi naik kendaraan umum.

Semenjak itu pula, Ares sering memberikan Ellia tumpangan. Tiap pagi, Ares selalu mengusahakan menjemput Ellia. Sedangkan kalau pulang, selama jam mata kuliah mereka tidak bertabrakan maka Ares bisa mengantar Ellia pulang. Kalau tidak Ellia, akan naik bus seperti biasa.

Ellia sama sekali tak keberatan dengan hal itu, justru ia tak enak hati karena terus merepotkan Ares. Apalagi, Ares juga tak mau menerima uang ganti bahan bakar dari Ellia. Namun, karena Ellia terus memaksa, akhirnya Ares lebih memilih agar Ellia mentraktirnya makan saja. Baik itu dengan masakan Ellia atau jajan-jajan kaki lima yang mereka temui sepanjang jalan saat perjalanan pulang.

"Paman ... Ares itu laki-laki yang baik. Ellia sudah lama mengenalnya dan ia sama sekali gak pernah punya skandal dengan perempuan manapun. Jadi, paman tenang saja." Jawab Ellia berusaha menenangkan paman kesayangannya itu.

"Tetap saja, kamu gak boleh lengah." Seru paman Yunus bersih keras.

"Iya-iya baiklah. Sudah bahas Aresnya. Ayo sarapan." Ajak Ellia setelah sarapan sederhana yang ia buat sudah jadi.

...

Setelah bersiap-siap Ellia segera bergegas berangkat ke kampus. Paman Yunus sudah berangkat kerja setelah sarapan tadi. Ellia segera berjalan melewati jalan setapak yang langsung mengarahkannya ke jalan utama Adhitama. Itu adalah jalan alternatif tanpa harus melewati kediaman utama dan gerbang tentu saja.

Setelah keluar dari hutan, ia bisa melihat Ares sudah menunggunya dengan berdiri bersandar di atas sepeda motornya sambil bermain ponsel. Ide jail muncul di benak Ellia. Ia berjalan mengendap-endap dan baru ketika ia sudah di dekat Ares ...

"Doorrr!!!" Seru Ellia menganggetkan Ares. Ide jail itu sukses besar. Ares hampir saja jatuh terduduk karena terlalu terkejut.

"Hahahaha.. Maaf-maaf ..." Ucap Ellia sambil melihat wajah terkejut Ares.

Temannya itu tak banyak berubah. Selain memang dari tinggi dan wajahnya yang semakin terlihat dewasa. Bagi Ellia ia tetap pemuda narsis yang sempat mengganggunya dulu.

"El, kamu iseng banget sih?!" Seru Ares sambil mencubit ke dua pipi Ellia dengan gemas.

"Aw! Aw! Aw! ... Sakit tau Res. Ampun-ampun. Gak bakal aku ulangi lagi deh. Pliss ..." Teriak Ellia kesakitan, padahal Ares tak benar-benar mengeluarkan tenaganya.

Ares segera melepas cubitan dari pipi Ellia dan mengusapnya sebentar. Seakan ia ingin menghilangkan rasa sakit yang Ellia rasakan. Ellia hanya terdiam membiarkan Ares mengusap pipinya. Rasanya hangat dan lembut. Bahkan, ada sedikit perasaan lain dalam hatinya. Tapi, Ellia masih belum tahu, perasaan apa itu.

"Mangkannya, jangan iseng." Ucap Ares sambil memakaikan helm pada Ellia.

"iya bawel. Ayuk, kita akan terlambat nanti." Ajak Ellia setelah drama kejahilannya usai. Ares hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kemudian ia segera naik ke sepeda motor diikuti Ellia.

"Pegangan yang erat." Perintah Ares dan seperti biasa Ellia dengan sigap akan memeluk Ares dari belakang.

Pada awalnya, Ellia tak mau melakukan itu. Ia cukup memegang baju atau pundak Ares saja. Namun, karena kejahilan dan modus Ares yang mengendarai motornya dengan sedikit ugal-ugalan, Ellia jadi takut dan akhirnya memilh menuruti kemauan Ares. Dan sampai ia jadi terbiasa sekarang.

Desiran aneh mulai terbentuk di hati Ellia. Perasaan apakah itu?

.

.

.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Jgn naksir Ares. Kasihan Aresnya. Ntar klo udah sayang malah nanti kamu diambil ama tuan Gavin.

2025-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 Anak-Anak yang Malang
2 Kabur
3 Pahlawan Berseragam
4 Akankah Diusir Lagi?
5 Paman Yunus
6 Orang-Orang Baik
7 Keluarga Adhitama
8 Si Narsis
9 Teman
10 Bertemu
11 Tuan Sempurna
12 Dunia yang Berbeda
13 Kukang
14 Bertolak Belakang
15 Upik Abu
16 Berpisah
17 Desiran Aneh
18 Rencana Ares
19 Pesona Pria Matang
20 Dia Kembali
21 Hukuman Apa?
22 Kencan Buta
23 Gadis yang Berpengaruh
24 Perubahan yang Akan Datang
25 Dorongan Aneh
26 Sudah Diputuskan
27 Aturan Tuan Muda
28 Bukan Milik Anda
29 Tekad Ares
30 Menjelajah Hutan
31 Kamu Membuatku Gila!
32 Dorongan Impulsif
33 Kepanikan Paman Yunus
34 Bibit Obsesi
35 Menghindar
36 Undangan Pesta
37 Peri Hutan
38 Aku Menginginkannya
39 Dansa Bersama
40 Sikap Tuan Muda
41 Merenggang
42 Teriakan Tanpa Suara
43 Rasa Haus yang Candu
44 Kesungguhan Ares
45 Tak Ingin Disentuh
46 Hati atau Logika?
47 Pernyataan Cinta
48 Usaha Ares
49 Penguntit yang Terpesona
50 Kebencian
51 Kebahagiaan Ares
52 Pertemuan Keluarga
53 Hyena yang Mengintai
54 Kejadian Tak Terduga
55 Tawaran Bantuan
56 Retak
57 Petir di Siang Hari
58 Kehangatan Saat Hujan
59 Terbongkar
60 Tak Bisa Pulih
61 Jangan Menangis
62 Rutinitas Baru
63 Keluarga Impian
64 Seperti Kencan?
65 Pelampiasan
66 Imbalan Bantuan
67 Simpanan?
68 Perawatan
69 Mulai Curiga
70 Kamu Sangat Cantik
71 Lipstik Merah
72 Tawa yang Menghangatkan
73 Tawa yang Hilang
74 Memanfaatkan Keadaan
75 Pengorbanan
76 Berangkat Penyembuhan
77 Ingin kabur
78 Mengambil Pembayaran
79 Kepuasan Tuan Muda (21+)
80 Tamu Tak Diundang
81 Kue Strawberry
82 Mengubah Panggilan (21+)
83 Kerinduan
84 Cara Membuatmu Bahagia (21+)
85 Kepulangan yang Tak Terduga
86 Pesuruh
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Anak-Anak yang Malang
2
Kabur
3
Pahlawan Berseragam
4
Akankah Diusir Lagi?
5
Paman Yunus
6
Orang-Orang Baik
7
Keluarga Adhitama
8
Si Narsis
9
Teman
10
Bertemu
11
Tuan Sempurna
12
Dunia yang Berbeda
13
Kukang
14
Bertolak Belakang
15
Upik Abu
16
Berpisah
17
Desiran Aneh
18
Rencana Ares
19
Pesona Pria Matang
20
Dia Kembali
21
Hukuman Apa?
22
Kencan Buta
23
Gadis yang Berpengaruh
24
Perubahan yang Akan Datang
25
Dorongan Aneh
26
Sudah Diputuskan
27
Aturan Tuan Muda
28
Bukan Milik Anda
29
Tekad Ares
30
Menjelajah Hutan
31
Kamu Membuatku Gila!
32
Dorongan Impulsif
33
Kepanikan Paman Yunus
34
Bibit Obsesi
35
Menghindar
36
Undangan Pesta
37
Peri Hutan
38
Aku Menginginkannya
39
Dansa Bersama
40
Sikap Tuan Muda
41
Merenggang
42
Teriakan Tanpa Suara
43
Rasa Haus yang Candu
44
Kesungguhan Ares
45
Tak Ingin Disentuh
46
Hati atau Logika?
47
Pernyataan Cinta
48
Usaha Ares
49
Penguntit yang Terpesona
50
Kebencian
51
Kebahagiaan Ares
52
Pertemuan Keluarga
53
Hyena yang Mengintai
54
Kejadian Tak Terduga
55
Tawaran Bantuan
56
Retak
57
Petir di Siang Hari
58
Kehangatan Saat Hujan
59
Terbongkar
60
Tak Bisa Pulih
61
Jangan Menangis
62
Rutinitas Baru
63
Keluarga Impian
64
Seperti Kencan?
65
Pelampiasan
66
Imbalan Bantuan
67
Simpanan?
68
Perawatan
69
Mulai Curiga
70
Kamu Sangat Cantik
71
Lipstik Merah
72
Tawa yang Menghangatkan
73
Tawa yang Hilang
74
Memanfaatkan Keadaan
75
Pengorbanan
76
Berangkat Penyembuhan
77
Ingin kabur
78
Mengambil Pembayaran
79
Kepuasan Tuan Muda (21+)
80
Tamu Tak Diundang
81
Kue Strawberry
82
Mengubah Panggilan (21+)
83
Kerinduan
84
Cara Membuatmu Bahagia (21+)
85
Kepulangan yang Tak Terduga
86
Pesuruh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!