Dia Kembali

Di salah satu akhir pekan yang tenang, Ellia berencana untuk berkeliling hutan mencari jamur dan buah-buahan liar seperti biasa. Sudah lama ia tak melakukan perburuan, karena banyaknya tugas kuliah. Dan sekarang karena ia ada waktu luang ia memutuskan untuk bersantai.

Pagi hari setelah paman Yunus berangkat kerja, Ellia segera bersiap. Sebelumnya, ia sudah meminta izin pada paman Yunus. Dan tentu saja beliau mengizinkan. Ellia mengenakan dress bewarna biru muda selutut dan sepatu boot putih. Tak lupa ia juga mengenakan topi jerami yang sudah ia hias dengan pita bewarna senada dengan gaunnya. Tak lupa ia juga membawa ponsel dan kunci rumah pohon di tas selempang kecilnya.

"Oke, waktunya berburu!!" Seru Ellia dengan semangat. Tak lupa ia membawa dua keranjang kayu untuk membawa hasil perburuannya nanti.

Ellia dengan semangat menyusuri hutan. Ia mendapatkan banyak jamur liar di sana. Jamur yang kalau di supermarket atau pasar cukup mahal harganya. Namun, bisa ia dapatkan dengan bebas dan gratis di hutan.

Kemudian ia menemukan serumpunan buah blueberry yang sudah matang. Dengan mata berbinar Ellia segera memanen buah-buahan itu dan memasukkannya pada keranjang. Sesekali ia langsung memakan buahnya. Rasa segar dan manis langsung meledak di dalam mulutnya.

Setelah kedua keranjangnya penuh, barulah Ellia melanjutkan perjalanannya. Ia menuju ke sungai seperti biasa. Ia akan membasuh wajah dan kakinya di aliran sungai yang jernih itu. Rasa lelah seakan langsung menguap dari tubuhnya. Ellia duduk di sebuah batu besar di tepi sungai dengan kaki yang masih terendam di air. Ia memejamkan matanya, menikmati semilir angin dan suara kicauan burung diantara pepohonan. Tenang.

Karena, ia merasa mengantuk. Ellia memutuskan untuk mampir ke rumah pohon sebentar. Sesampainya di sana ia mengecek sekitar. Karena, rumah pohon itu masih bersih Ellia tak jadi membersihkannya. Ia duduk di kursi kayu seperti biasa. Namun, karena lelah ia beberapa kali melirik tempat tidur. Ellia membayangkan pasti beristirahat di atasnya akan sangat nyaman.

"Tidak Ellia! Kalau tuan Gavin mengatahuinya, maka ia akan dalam bahaya. Si tuan muda itukan gak suka kalau barang-barangnya di sentuh sembarangan." Gumam Ellia mengingatkan dirinya sendiri.

"Tapi, tuan muda kan gak bakalan tau. Dia kan ada di luar negeri selama bertahun-tahun ini. Gak mungkinkan, tiba-tiba dia akan kembali hari ini tanpa pemberitahuan terlebih dulu? Apalagi langsung datang ke rumah pohon ini tanpa ke rumah utama dulu. Itu tidak mungkin." Gumam Ellia menimbang-nimbang keputusannya.

"Biarin ah. Aku akan istirahat sebentar lalu pulang. Nanti sebelum pulang, tinggal aku beresin maka tuan muda tidak akan tau. Hehe." Putus Ellia yang akhirnya menyerah dengan rasa kantuknya dan memilih berbaring di atas tempat tidur. Saat punggungnya menyentuh kasur empuk, tak butuh waktu lama ia pun terlelap.

...

Sebuah mobil hitam berjalan mengarah ke arah jalan Adhitama. Sesampainya mobil itu di persimpangan jalan yang akan membawanya ke jalan Adhitama, mobil itu berhenti.

"Kalian pergi saja dulu ke rumah. Aku akan berjalan santai dulu di hutan. Aku sangat merindukan tempat ini." Perintah Gavin pada sopir dan Fauzan. Keduanya mengangguk mengiyakan. Lalu Fauzan dengan cepat segera membantu membukakan pintu mobil untuk Gavin.

"Berhati-hatilah tuan. Jangan terlalu lama. Saya dan semuanya akan menunggu dan memyambut kedatangan anda." Ucap Fauzan hormat.

Yah, hari itu Gavin akhirnya pulang setelah bertahun-tahun lamanya. Ia sengaja tak memberitahukan kepulangannya untuk jadi kejutan. Namun, saat ia melihat jalanan hutan miliknya, ia ingin berjalan-jalan santai dan menikmati suasana itu. Suasana yang sangat ia rindukan.

Gavin berjalan-jalan di hutan, menatap pepohonan yang semakin tinggi dan rindang. Suara kicauan burung, angin semilir. Semakin membuat perasaannya tenang dan nyaman. Tak banyak hal yang berubah dari hutan itu dari terakhir yang ia ingat. Ia melepas jas dan dasinya. Membuka kancing kerah dan menggulung lengan bajunya sampai ke siku.

Beberapa saat kemudian, tak terasa ia sampai ke rumah pohonnnya. Gavin mengerutkan dahinya karena melihat pintu rumah pohon terbuka. Ia merasa deja vu. Lalu, ia teringat dengan Ellia.

"Apakah gadis kecil itu di dalam?" Gumam Gavin menebak-nebak.

Tanpa menunggu waktu lama, ia segera berjalan menaiki anak tangga dengan perlahan. Di depan pintu, mata Gavin melebar saat ia melihat seorang gadis sedang tidur di atas kasur dengan posisi membelakanginya.

Rambut hitam panjang gadis itu terurai jatuh ke samping kasur dan bergerak-gerak mengikuti angin. Tubuhnya ramping dengan betis putih bersih yang terekspos karena gadis itu hanya mengenakan dress selutut. Gavin melihat pemandangan itu beberapa detik sampai gadis itu menggeliat dan memutar tubuhnya. Kini gadis itu tidur dengan posisi menghadap ke arahnya. Di situlah Gavin mulai menganali siapa gadis itu.

"Ellia." Gumamnya pelan.

Perlahan Gavin melangkah mendekati Ellia dengan hati-hati. Saat ia sudah berada tepat di samping tempat tidur ia bisa melihat wajah Ellia dengan jelas. Wajahnya memang tak jauh berbeda dari saat kecil, namun aura gadis itu sudah berubah.

Gavin mengamati wajah Ellia dengan lekat. Bulu mata Ellia yang panjang dan lentik, hidung mancung, bibir ranum kemerahan yang senada dengan semburat pink di pipi gadis itu karena kulit putihnya.

Tanpa sadar ia mengulurkan tangan dan merapikan rambut Ellia kebelakang telinga. Tanpa sengaja leher jenjang gadis itu terlihat. Bahkan, garis tulang selangkanya juga. Pemandangan itu membuat Gavin tertegun. Ia sadar sepenuhnya, bahwa gadis di depannya ini sudah berbeda dengan gadis kecil yang suka ia ganggu dulu. Ia bukan lagi gadis kecil itu, tapi benar-benar seorang gadis dewasa.

Angin kembali berhembus dan akan menyibak dress Ellia. Gavin dengan cepat menutupi kaki gadis itu dengan jasnya. Namun, karena gerakan tiba-tiba itu membuat Ellia terbangun.

Ellia yang merasa terkejut karena merasa ada sesuatu di kakinya segera membuka mata dengan tergesa. Saat matanya terbuka hal pertama yang ia lihat adalah seorang pria asing yang tak ia kenal.

"Akhhhh!!!!!" Teriak Ellia spontan dan akan memukul pemuda di depannya. Namun dengan gerakan cepat pemuda itu memegang tangan dan menutup mulutnya bersamaan.

Kedua mata mereka bertemu. Gavin bisa melihat mata hitam Ellia yang membulat lebar. Menatap mata hitamnya, membuat Gavin seakan tenggelam ke dalamnya. Begitu juga dengan Ellia, ia bisa melihat sepasang mata cokelat tajam yang menyilaukan. Tatapan yang sudah lama tidak ia lihat. Ia pun sadar siapa sosok di depannya. Gavin. Tuan mudanya yang sudah lama tak kembali.

Melihat Ellia yang sedikit tenang dan tidak lagi menunjukkan perlawanan. Perlahan Gavin menurunkan tangan yang menutup bibir Ellia. Lagi-lagi ia melihat bibir ranum Ellia, Gavin segera mengalihkan pandangannya kembali ke mata Ellia.

"Sudah tidurnya?" Bisik Gavin pelan di dekat telinga gadis itu. Suara rendah dan dingin milik Gavin membuat seluruh tubuh Ellia merinding. Ia terpaku.

Dia sungguh, telah kembali ...

.

.

.

Bersambung ...

Episodes
1 Anak-Anak yang Malang
2 Kabur
3 Pahlawan Berseragam
4 Akankah Diusir Lagi?
5 Paman Yunus
6 Orang-Orang Baik
7 Keluarga Adhitama
8 Si Narsis
9 Teman
10 Bertemu
11 Tuan Sempurna
12 Dunia yang Berbeda
13 Kukang
14 Bertolak Belakang
15 Upik Abu
16 Berpisah
17 Desiran Aneh
18 Rencana Ares
19 Pesona Pria Matang
20 Dia Kembali
21 Hukuman Apa?
22 Kencan Buta
23 Gadis yang Berpengaruh
24 Perubahan yang Akan Datang
25 Dorongan Aneh
26 Sudah Diputuskan
27 Aturan Tuan Muda
28 Bukan Milik Anda
29 Tekad Ares
30 Menjelajah Hutan
31 Kamu Membuatku Gila!
32 Dorongan Impulsif
33 Kepanikan Paman Yunus
34 Bibit Obsesi
35 Menghindar
36 Undangan Pesta
37 Peri Hutan
38 Aku Menginginkannya
39 Dansa Bersama
40 Sikap Tuan Muda
41 Merenggang
42 Teriakan Tanpa Suara
43 Rasa Haus yang Candu
44 Kesungguhan Ares
45 Tak Ingin Disentuh
46 Hati atau Logika?
47 Pernyataan Cinta
48 Usaha Ares
49 Penguntit yang Terpesona
50 Kebencian
51 Kebahagiaan Ares
52 Pertemuan Keluarga
53 Hyena yang Mengintai
54 Kejadian Tak Terduga
55 Tawaran Bantuan
56 Retak
57 Petir di Siang Hari
58 Kehangatan Saat Hujan
59 Terbongkar
60 Tak Bisa Pulih
61 Jangan Menangis
62 Rutinitas Baru
63 Keluarga Impian
64 Seperti Kencan?
65 Pelampiasan
66 Imbalan Bantuan
67 Simpanan?
68 Perawatan
69 Mulai Curiga
70 Kamu Sangat Cantik
71 Lipstik Merah
72 Tawa yang Menghangatkan
73 Tawa yang Hilang
74 Memanfaatkan Keadaan
75 Pengorbanan
76 Berangkat Penyembuhan
77 Ingin kabur
78 Mengambil Pembayaran
79 Kepuasan Tuan Muda (21+)
80 Tamu Tak Diundang
81 Kue Strawberry
82 Mengubah Panggilan (21+)
83 Kerinduan
84 Cara Membuatmu Bahagia (21+)
85 Kepulangan yang Tak Terduga
86 Pesuruh
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Anak-Anak yang Malang
2
Kabur
3
Pahlawan Berseragam
4
Akankah Diusir Lagi?
5
Paman Yunus
6
Orang-Orang Baik
7
Keluarga Adhitama
8
Si Narsis
9
Teman
10
Bertemu
11
Tuan Sempurna
12
Dunia yang Berbeda
13
Kukang
14
Bertolak Belakang
15
Upik Abu
16
Berpisah
17
Desiran Aneh
18
Rencana Ares
19
Pesona Pria Matang
20
Dia Kembali
21
Hukuman Apa?
22
Kencan Buta
23
Gadis yang Berpengaruh
24
Perubahan yang Akan Datang
25
Dorongan Aneh
26
Sudah Diputuskan
27
Aturan Tuan Muda
28
Bukan Milik Anda
29
Tekad Ares
30
Menjelajah Hutan
31
Kamu Membuatku Gila!
32
Dorongan Impulsif
33
Kepanikan Paman Yunus
34
Bibit Obsesi
35
Menghindar
36
Undangan Pesta
37
Peri Hutan
38
Aku Menginginkannya
39
Dansa Bersama
40
Sikap Tuan Muda
41
Merenggang
42
Teriakan Tanpa Suara
43
Rasa Haus yang Candu
44
Kesungguhan Ares
45
Tak Ingin Disentuh
46
Hati atau Logika?
47
Pernyataan Cinta
48
Usaha Ares
49
Penguntit yang Terpesona
50
Kebencian
51
Kebahagiaan Ares
52
Pertemuan Keluarga
53
Hyena yang Mengintai
54
Kejadian Tak Terduga
55
Tawaran Bantuan
56
Retak
57
Petir di Siang Hari
58
Kehangatan Saat Hujan
59
Terbongkar
60
Tak Bisa Pulih
61
Jangan Menangis
62
Rutinitas Baru
63
Keluarga Impian
64
Seperti Kencan?
65
Pelampiasan
66
Imbalan Bantuan
67
Simpanan?
68
Perawatan
69
Mulai Curiga
70
Kamu Sangat Cantik
71
Lipstik Merah
72
Tawa yang Menghangatkan
73
Tawa yang Hilang
74
Memanfaatkan Keadaan
75
Pengorbanan
76
Berangkat Penyembuhan
77
Ingin kabur
78
Mengambil Pembayaran
79
Kepuasan Tuan Muda (21+)
80
Tamu Tak Diundang
81
Kue Strawberry
82
Mengubah Panggilan (21+)
83
Kerinduan
84
Cara Membuatmu Bahagia (21+)
85
Kepulangan yang Tak Terduga
86
Pesuruh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!