Upik Abu

Gavin yang baru saja sampai di rumahnya segera menjamu tamu yang sudah mulai berdatangan untuk makan malam perpisahan sebelum keberangkatannya untuk kuliah di luar negeri. Ada beberapa temannya yang sama-sama dari keluarga terpandang juga ikut hadir di acara itu.

"Gavin sayang. Sebelum acara makan malam mulai, bermainlah dulu di taman belakang. Oh ya, nona Clara juga sudah ada di sana. Cari dan ajak dia kemari bersama nanti. Kasihan dia, pasti nona muda itu sudah merasa jenuh dari tadi " Pinta Irene pada putranya.

"Baik ibu." Jawab Gavin patuh.

Gavin segera mengajak teman-temannya ke taman belakang. Tak lama mereka berjalan, tiba-tiba ia mendengar seseorang memanggilnya.

"Kakak Gavin!"

Saat Gavin menoleh ternyata yang memanggilanya adalah Clara. Gadis itu setengah berlari mendekatinya. Namun, pandangan Gavin lebih fokus pada sosok gadis lain di belakang Clara. Itu adalah Ellia. Gavin terheran-heran melihat itu. Terlebih, penampilan kedua gadis itu sangat bertolak belakang.

Clara yang saat itu mengenakan dress bewarna peach terlihat sangat anggun. Sangat terlihat bahwa ia putri dari keluarga terpandang. Sedangkan gadis di belakangnya, mengenakan kaos putih dan celana jeans panjang serta sepatu boot yang banyak sekali terdapat noda tanah di mana-mana. Tanpa sadar ia menatap Ellia dengan tajam.

"Kak Gavin baru datang?" Tanya Clara saat sudah di depan Gavin. Gavin hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Siapa dia Vin? Apakah calon nona muda Adhitama di masa depan?" Goda Eden salah satu teman Gavin. Clara yang mendengar itu terlihat malu-malu. Sedangkan Gavin tidak terlalu banyak merespon.

"Mari kita masuk." Ajak Gavin sebelum obrolan semakin kemana-mana.

Gavin segera mengulurkan tangannya pada Clara. Clara juga menyambut tangan Gavin dengan senang hati. Hal itu tak luput dari penglihatan Ellia yang masih mematung di belakang Clara. Ia tak punya kesempatan untuk pergi, terlebih Clara belum memberikannya perintah.

"Nona yang satu ini tidak akan masuk bersama kita kan?" Tanya Bisma, teman Gavin yang lain. Ia memandang Ellia dengan tatapan merendahkan.

"Oh iya ... Ellia terima kasih banyak karena sudah menemaniku tadi. Kamu bisa kembali, gak mungkin kamu berpikir untuk ikut ke dalam kan?" Seru Clara berpura-pura baik, namun terus merendahkan Ellia.

"Tidak nona. Mana mungkin saya berani berfikir seperti itu. Saya akan pergi ..."

"Tunggu, ini tip untukmu karena sudah menemaniku hari ini." Ucap Clara sambil mengambil beberapa lembar uang dari tasnya.

"Tidak perlu nona, saya senang bisa membantu." Tolak Ellia dengan sopan.

"Hei, upik Abu. Kalau ada orang yang memberimu belas kasih terima saja. Kenapa sok banget sih?!" Seru Eden tak suka saat Ellia menolak pemberian Clara.

Eden mengambil alih uang ditangan Clara dan dengan gerakan cepat ia menghamburkan uanganya ke arah Ellia. Dalam sekejap uang itu berhamburan di tanah. Semua orang di sana merasa itu pertunjukan yang menyenangkan dan mereka pun akhirnya tertawa terbahak-bahak. Hanya satu orang yang terus diam, dia adalah Gavin.

"Ambil semua uang itu dan pergilah. Keberadaanmu mengganggu pemandangan taman yang sempurna milik tuan Gavin, tau!" Perintah Bisma yang melihat Ellia hanya diam.

Ellia menatap kumpulan pemuda di depannya dengan mata berkaca-kaca. Pandangannya bertemu dengan Gavin, namun ia melihat tuan muda itu sedang menatap tajam padanya. Sebenarnya, ia merasa marah dan sangat kesal. Namun, ia tak punya kuasa untuk memberontak. kalau dia melakukan kesalahan pasti yang akan mendapat hukuman adalah paman Yunus. Maka dari itu Ellia berusaha bertahan. Akhirnya, Ellia berjongkok dan memunguti uang-uang yang berserakan itu.

"Sudahlah ayo masuk." Ujar Gavin segera mengajak semua teman-temannya dan Clara untuk masuk ke rumahnya. Ellia yang mendengarkan suara Gavin sempat menatap Gavin sekilas. Ia hanya melihat Gavin yang terlihat acuh dengan semua keributan tadi.

"Semua pekerja di sini adalah milik keluarga Adhitama. Dan atasan mereka semua adalah aku. Aku tak suka, jika ada yang berperan sebagai majikan mereka selain aku." Ucap Gavin dingin saat mereka hendak masuk ke dalam rumah.

Clara, Eden, Bisma dan teman-temannya yang lain terdiam mendengarkan nada suara Gavin yang terdengar sangat dingin. Mereka tahu, kalau itu sebuah peringatan untuk mereka. Akhirnya, semua hanya bisa mengangguk mengiyakan dengan canggung.

Di lain sisi setelah Ellia sudah mengambil semua uang yang berserakan itu, ia segera berlari kembali ke rumah. Ia terus berusaha menahan air matanya agar tidak keluar. Dadanya terasa sesak dengan semua penghinaan itu. Walaupun, ia sudah terbiasa mendengar kata-kata hinaan saat bersama pamannya dulu. Namun, semenjak tinggal bersama paman Yunus ia sudah tak pernah mendengarnya lagi. Lalu, sekarang ia harus kembali mendengarnya lagi dan itu sangat menyakitkan.

Ellia terus berlari, sampai tak sengaja ia terjatuh, hingga sikunya berdarah. Dan di situlah, air mata yang sedari tadi berusaha ia tahan akhirnya tumpah. Ia menangis sesenggukan. Melihat penampilannya saat itu, Ellia memutuskan untuk berjalan-jalan di hutan dan menenangkan pikirannya dulu. Ia tak ingin paman Yunus melihat kondisinya saat itu.

Tanpa terasa, kaki Ellia berjalan ke arah rumah pohon. Sepertinya ia sudah terbiasa ke sana, sampai kakinya tanpa sadar mengarahkannya ke sana. Ellia tak berniat masuk karena tubuhnya masih kotor. Ia memutuskan untuk duduk di anak tangga pertama.

"Semua akan baik-baik saja Ellia. Inilah kehidupan, orang kaya adalah orang yang berkuasa." Gumam Ellia berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Saat Ellia masih menangis dan membenamkan wajahnya diantara lipatan tangannya. Ia mendengar beberapa daun dan ranting kering diinjak. Saat ia mendongakkan kepalanya, bisa ia lihat Gavin sudah beridiri tegak di depannya.

"Tu-Tuan Muda? ... Ah, maafkan saya. Saya mengotori anak tangganya." Seru Ellia dan segera membersihkan anak tangga yang ia duduki. Gavin hanya menatap itu dengan tajam. Tak sengaja ia melihat salah satu siku Ellia terluka, Gavin pun semakin mengerutkan keningnya.

"Saya sudah membersihkannya tuan. Anda bisa lewat. Saya permisi dulu." Ucap Ellia dan akan pergi.

"Ikut aku." Perintah Gavin, namun kali ini Ellia menolaknya.

"Mohon maaf tuan, untuk hari ini saja. Saya mohon biarkan saya pergi." Pinta Ellia berharap. Khusus untuk hari itu ia tak mau direndahkan lagi.

"Ikuti aku." Seru Gavin sekali lagi tanpa mau ada penolakan. Bisa Ellia lihat tatapan Gavin begitu tajam saat itu. Akhirnya, Ellia hanya bisa menurut. Sepertinya, ia memang tak punya hak untuk memilih.

Gavin berjalan terlebih dulu dan membuka pintu rumah pohon dengan kunci cadangan yang ia bawa. Tuan muda itu berjalan masuk ke dalam diikuti oleh Ellia dengan patuh. Ellia menggurutu di dalam hati, ia sudah cukup lelah hari itu. Apakah ia harus membersihkan rumah itu juga hari ini?

"Pakai itu." Seru Gavin sambil meletakkan kotak P3K di atas meja. Sedangkan ia memilih berdiri bersandar di dekat jendela. Ellia kebingungan dengan perintah itu, namun akhirnya ia teringat kalau sikunya terluka. Ia menatap heran pada Gavin.

"Apa kau ingin memerintahku mengobatimu juga?" Tanya Gavin tajam.

"Tidak tuan muda. Saya tidak akan berani." Jawab Ellia cepat dan segera mengambil obat merah di dalam kotak untuk lukanya.

Apa yang sebenernya dipikirkan tuan muda itu?

.

.

.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

4U2C

4U2C

semuanya sangat sempurna teman-teman GAVIN,,apalagi GAVIN sendiri tiada yang lebih sempurna,,tetapi dalam kesempurnaan itu tidak ada sikap yang sempurna,,cuma ada kesombongan dan merendahkan orang yang tidak berkemampuaan seperti ELLIA..sikap yang kurang memuaskan walaupun ada kata sempurna..

2025-02-17

2

lihat semua
Episodes
1 Anak-Anak yang Malang
2 Kabur
3 Pahlawan Berseragam
4 Akankah Diusir Lagi?
5 Paman Yunus
6 Orang-Orang Baik
7 Keluarga Adhitama
8 Si Narsis
9 Teman
10 Bertemu
11 Tuan Sempurna
12 Dunia yang Berbeda
13 Kukang
14 Bertolak Belakang
15 Upik Abu
16 Berpisah
17 Desiran Aneh
18 Rencana Ares
19 Pesona Pria Matang
20 Dia Kembali
21 Hukuman Apa?
22 Kencan Buta
23 Gadis yang Berpengaruh
24 Perubahan yang Akan Datang
25 Dorongan Aneh
26 Sudah Diputuskan
27 Aturan Tuan Muda
28 Bukan Milik Anda
29 Tekad Ares
30 Menjelajah Hutan
31 Kamu Membuatku Gila!
32 Dorongan Impulsif
33 Kepanikan Paman Yunus
34 Bibit Obsesi
35 Menghindar
36 Undangan Pesta
37 Peri Hutan
38 Aku Menginginkannya
39 Dansa Bersama
40 Sikap Tuan Muda
41 Merenggang
42 Teriakan Tanpa Suara
43 Rasa Haus yang Candu
44 Kesungguhan Ares
45 Tak Ingin Disentuh
46 Hati atau Logika?
47 Pernyataan Cinta
48 Usaha Ares
49 Penguntit yang Terpesona
50 Kebencian
51 Kebahagiaan Ares
52 Pertemuan Keluarga
53 Hyena yang Mengintai
54 Kejadian Tak Terduga
55 Tawaran Bantuan
56 Retak
57 Petir di Siang Hari
58 Kehangatan Saat Hujan
59 Terbongkar
60 Tak Bisa Pulih
61 Jangan Menangis
62 Rutinitas Baru
63 Keluarga Impian
64 Seperti Kencan?
65 Pelampiasan
66 Imbalan Bantuan
67 Simpanan?
68 Perawatan
69 Mulai Curiga
70 Kamu Sangat Cantik
71 Lipstik Merah
72 Tawa yang Menghangatkan
73 Tawa yang Hilang
74 Memanfaatkan Keadaan
75 Pengorbanan
76 Berangkat Penyembuhan
77 Ingin kabur
78 Mengambil Pembayaran
79 Kepuasan Tuan Muda (21+)
80 Tamu Tak Diundang
81 Kue Strawberry
82 Mengubah Panggilan (21+)
83 Kerinduan
84 Cara Membuatmu Bahagia (21+)
85 Kepulangan yang Tak Terduga
86 Pesuruh
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Anak-Anak yang Malang
2
Kabur
3
Pahlawan Berseragam
4
Akankah Diusir Lagi?
5
Paman Yunus
6
Orang-Orang Baik
7
Keluarga Adhitama
8
Si Narsis
9
Teman
10
Bertemu
11
Tuan Sempurna
12
Dunia yang Berbeda
13
Kukang
14
Bertolak Belakang
15
Upik Abu
16
Berpisah
17
Desiran Aneh
18
Rencana Ares
19
Pesona Pria Matang
20
Dia Kembali
21
Hukuman Apa?
22
Kencan Buta
23
Gadis yang Berpengaruh
24
Perubahan yang Akan Datang
25
Dorongan Aneh
26
Sudah Diputuskan
27
Aturan Tuan Muda
28
Bukan Milik Anda
29
Tekad Ares
30
Menjelajah Hutan
31
Kamu Membuatku Gila!
32
Dorongan Impulsif
33
Kepanikan Paman Yunus
34
Bibit Obsesi
35
Menghindar
36
Undangan Pesta
37
Peri Hutan
38
Aku Menginginkannya
39
Dansa Bersama
40
Sikap Tuan Muda
41
Merenggang
42
Teriakan Tanpa Suara
43
Rasa Haus yang Candu
44
Kesungguhan Ares
45
Tak Ingin Disentuh
46
Hati atau Logika?
47
Pernyataan Cinta
48
Usaha Ares
49
Penguntit yang Terpesona
50
Kebencian
51
Kebahagiaan Ares
52
Pertemuan Keluarga
53
Hyena yang Mengintai
54
Kejadian Tak Terduga
55
Tawaran Bantuan
56
Retak
57
Petir di Siang Hari
58
Kehangatan Saat Hujan
59
Terbongkar
60
Tak Bisa Pulih
61
Jangan Menangis
62
Rutinitas Baru
63
Keluarga Impian
64
Seperti Kencan?
65
Pelampiasan
66
Imbalan Bantuan
67
Simpanan?
68
Perawatan
69
Mulai Curiga
70
Kamu Sangat Cantik
71
Lipstik Merah
72
Tawa yang Menghangatkan
73
Tawa yang Hilang
74
Memanfaatkan Keadaan
75
Pengorbanan
76
Berangkat Penyembuhan
77
Ingin kabur
78
Mengambil Pembayaran
79
Kepuasan Tuan Muda (21+)
80
Tamu Tak Diundang
81
Kue Strawberry
82
Mengubah Panggilan (21+)
83
Kerinduan
84
Cara Membuatmu Bahagia (21+)
85
Kepulangan yang Tak Terduga
86
Pesuruh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!