Akankah Diusir Lagi?

Dua jam berlalu bus yang membawa Ellia kini sudah sampai di pemberhentian terakhir. Ia segera turun dari bus. Ellia mengedarkan pandangannya kesekitar. Lagi-lagi ia kebingungan kemana arah yang harus ia ambil.

"Permisi pak, saya ingin bertanya. Kalau mau ke alamat ini. Saya harus ke arah mana ya? Dan apakah masih jauh dari Terminal ini?" Tanya Ellia pada salah satu penumpang bus lain yang juga turun di terminal itu.

"Alamat ini sudah tidak terlalu jauh nak. Bisa naik ojek saja dari terminal kurang lebih 15 menit ke arah barat sana, nanti pasti akan sampai. Rumah yang kamu tuju ini, adalah rumah orang paling kaya dan di segani di daerah ini" Jawab Bapak itu menjelaskan.

Ellia pun mengangguk dan mengikuti arah yang dimaksudkan. Karna, ia sudah tak memiliki sepeserpun uang lagi, ia memutuskan untuk berjalan kaki. Di sepanjang jalan ia memikirkan kata bapak tadi. Yang menyebutkan kalau alamat yang akan ia tuju adalah rumah orang paling kaya? Apakah orang yang bernama Yunus Amerta yang akan ia tuju adalah orang terpandang itu? Ellia semakin gugup, ia juga mengamati penampilannya. Pakaian lusuh yang sudah penuh tambalan di sana sini, membuatnya semakin tak percaya diri. Namun, langkah kakinya tak berhenti.

Beberapa saat kemudian, akhirnya Ellia sampai di persimpangan jalan. Ada jalan yang lebih kecil yang kanan kirinya masih di tumbuhi pepohonan di sana. Berbeda dengan persimpangan lain sebelumnya yang memang terlihat banyak perumahan warga.

"Apa aku harus melewati jalan itu ya? Kalau aku tetap lurus aku rasa akan lebih jauh. Harusnya alamat yang aku tuju ini sudah di sekitar sini." Gumam Ellia menimbang-nimbang. Akhirnya dengan mantap ia memutuskan untuk berjalan ke jalan yang kanan kirinya banyak pepohonannya.

Tak berselang lama saat ia berjalan di jalan itu, tiba-tiba melaju sebuah mobil dari arah belakangnya. Ellia melihat setelah menyalip dirinya, mobil itu berhenti dan berjalan mundur kembali mendekatinya.

"Dik, kamu mau kemana?" Tanya pria muda kisaran pertengahan umur 20 tahunan dari dalam mobil.

"Saya mau ke alamat ini kak. Apa kakak tahu? Apakah jalan yang saya ambil ini benar?" Tanya Ellia sambil menunjukkan alamat di secarik kertas dari bibinya.

"Oh pak Yunus Amerta. Benar melewati jalan ini. Aku juga mau ke sana. Sekalian aja yuk naik mobil kakak." Seru pria muda itu dan dengan sigap langsung membukakan pintu penumpang di sampingnya untuk Ellia. Tanpa berpikir panjang Ellia hanya menurut, ia tak mampu lagi berpikir jernih. Saat ini ia hanya ingin bisa segera sampai saja.

"Oh ya kamu dari mana Dik? Dan ada perlu apa bertemu dengan pak Yunus?" Tanya pemuda itu sembari mengemudikan mobilnya.

"Saya dari kota A kak." Jawab Ellia. Ia tak menjawab maksud kedatangannya karna ia sendiri juga tak tahu harus dari mana ia menjelaskan.

"Wah jauh sekali. Kamu datang sendirian kesini?" Tanya pria muda itu tak percaya. Seorang anak kecil berpergian antar kota yang jauh seorang diri. Ellia hanya membalasnya dengan senyum kecil.

Akhirnya mobil berhenti di ujung jalan. Ellia bisa melihat sebuah gerbang besar menjulang ke atas. Pria muda di sampingnya membunyikan klakson beberapa kali, dan keluarlah beberapa orang berseragam hitam. Mereka saling menyapa dan dengan sigap beberapa orang berseragam hitam tadi membuka gerbang besar itu.

"Oh ya Sen, siapa gadis kecil di sampingmu itu?" Tanya seorang diantara pria berseragam hitam di sana.

"Oh, dia tamunya pak Yunus. Aku memberinya tumpangan. Pak Yunus ada di dalam kan?" Tanya pria muda itu yang bernama Sena.

"Ada harusnya. Sepertinya ia sedang bekerja seperti biasa. Masuk aja."

Setelah itu Mobil melaju melintasi taman bunga dan beberapa pohon rindang di sana. Tepat di tengah-tengah taman dapat Ellia lihat ada sebuah air mancur besar yang nampak berkilau di bawah sinar matahari. Aroma semerbak bunga juga dapat ia cium. Baru diujung taman ia melihat sebuah rumah besar yang terlihat sangat megah dan indah. Bagi Ellia itu bukan lagi rumah, namun istana.

"Indah bukan? Ini adalah rumah paling indah di daerah sini." Ucap Sena setelah mengamati mata Ellia berkilat terpukau melihat pemandangan di sana. Ellia hanya mengangguk.

Setelah itu mereka pun turun dari mobil tak jauh dari rumah besar itu. Sena meminta Ellia untuk menunggu sebentar. Sedangkan dirinya, sibuk menurunkan beberapa barang dan juga surat ke beberapa pekerja di sana. Ellia dengan patuh menunggu dan masih terus mengamati sekitarnya. Sungguh indah.

"Ayo, aku antar kamu menemui pak Yunus." Ajak Sena setelah selesai mengerjakan tugasnya. Ellia hanya patuh dan mengikuti langkah Sena. Ia menggiring Ellia melewati jalan setapak berbatu putih indah di samping rumah besar itu. Kanan kiri jalan tersebut berjajar bunga beraneka ragam yang masih jelas aroma harumnya.

Saat mereka berhasil melewati jalan di samping rumah yang agak panjang itu, nampak lah halaman belakang yang lebih luas lagi. Selain taman bunga dan pepohonan rindang di sana terdapat danau yang cukup luas, bahkan ada dermaga dengan beberapa perahu yang cukup indah juga ada di tepi danau itu.

"Itu pak Yunus. Ayo kita ke sana." Ucapan Sena kembali menyadarkan Ellia, ia memperhatikan arah yang ditunjuk oleh Sena mengarah ke seseorang yang sedang berjongkok di tengah taman bunga dengan topi jerami.

"Pak Yunus!!" panggil Sena saat jarak mereka sudah tak jauh dari orang tersebut. Dapat ia lihat orang yang dipanggil Yunus itu menoleh dan segera bangkit dari posisinya. Ellia cukup terkejut melihat ukuran tubuhnya yang cukup besar ketika ia berdiri.

"Sena? ... Habis mengantarkan barang?" Tanya Yunus dengan suara berat setelah melihat orang yang memanggilnya.

"Iya seperti biasa. Oh ya pak Yunus, aku juga mengantarkan adik ini. Tadi aku gak sengaja bertemu dengannya di jalan. Katanya dia mencari Bapak." Ujar Sena sambil melihat Ellia di sampingnya.

Yunus mengerutkan alisnya melihat seorang gadis kecil dengan tampilan lusuh dan sedikit pucat di samping Sena. Baru ia sadari keberadaan gadis kecil itu setelah Sena memperkenalkannya. Ia segera membuka topi jeraminya.

Di sana untuk pertama kalinya, Ellia bisa melihat wajah orang bernama Yunus itu. Selain tubuhnya yang besar, kulitnya agak kecokelatan dengan kumis kasar di wajahnya. Mirip Beruang pikir Ellia.

"Siapa kau nak? Kenapa mencariku, aku tak mengenalmu." Ucap Yunus yang mengamati gadis kecil di depannya saat itu.

"Halo paman. Saya Ellia Naresha ponokannya bibi Dea. Katanya paman adalah temannya bibi. Saya ke sini dengan saran bibi. Ini nama alamat dan nama paman yang saya jadikan arah untuk mencari paman. Dan ini surat dari bibi untuk paman." Ucap Ellia setelah ia memberikan kertas dan surat dari bibinya. Tak lupa senyum manis terus Ellia singgungkan di wajah kecilnya berharap semua akan berjalan baik-baik saja.

Ellia menatap Yunus yang dengan serius membaca surat dari bibinya. Dapat Ellia liat kening dan alis Yunus terus berkerut semakin dalam beriringan dengan banyaknya kalimat yang ia baca. Ellia hanya bisa memainkan tangannya dengan cemas.

Apakah aku akan diusir lagi?

.

.

.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

irie kun 🖤

irie kun 🖤

pak Yunus plis jangan di usir lagi Ellia udh jauh2 Dateng Kasiann 😭

2025-02-02

1

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Jgn menyerah Ellia, kamu udah sejauh ini loh.

2025-02-15

1

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Sempat2xnya 🤣🤣🤣

2025-02-15

1

lihat semua
Episodes
1 Anak-Anak yang Malang
2 Kabur
3 Pahlawan Berseragam
4 Akankah Diusir Lagi?
5 Paman Yunus
6 Orang-Orang Baik
7 Keluarga Adhitama
8 Si Narsis
9 Teman
10 Bertemu
11 Tuan Sempurna
12 Dunia yang Berbeda
13 Kukang
14 Bertolak Belakang
15 Upik Abu
16 Berpisah
17 Desiran Aneh
18 Rencana Ares
19 Pesona Pria Matang
20 Dia Kembali
21 Hukuman Apa?
22 Kencan Buta
23 Gadis yang Berpengaruh
24 Perubahan yang Akan Datang
25 Dorongan Aneh
26 Sudah Diputuskan
27 Aturan Tuan Muda
28 Bukan Milik Anda
29 Tekad Ares
30 Menjelajah Hutan
31 Kamu Membuatku Gila!
32 Dorongan Impulsif
33 Kepanikan Paman Yunus
34 Bibit Obsesi
35 Menghindar
36 Undangan Pesta
37 Peri Hutan
38 Aku Menginginkannya
39 Dansa Bersama
40 Sikap Tuan Muda
41 Merenggang
42 Teriakan Tanpa Suara
43 Rasa Haus yang Candu
44 Kesungguhan Ares
45 Tak Ingin Disentuh
46 Hati atau Logika?
47 Pernyataan Cinta
48 Usaha Ares
49 Penguntit yang Terpesona
50 Kebencian
51 Kebahagiaan Ares
52 Pertemuan Keluarga
53 Hyena yang Mengintai
54 Kejadian Tak Terduga
55 Tawaran Bantuan
56 Retak
57 Petir di Siang Hari
58 Kehangatan Saat Hujan
59 Terbongkar
60 Tak Bisa Pulih
61 Jangan Menangis
62 Rutinitas Baru
63 Keluarga Impian
64 Seperti Kencan?
65 Pelampiasan
66 Imbalan Bantuan
67 Simpanan?
68 Perawatan
69 Mulai Curiga
70 Kamu Sangat Cantik
71 Lipstik Merah
72 Tawa yang Menghangatkan
73 Tawa yang Hilang
74 Memanfaatkan Keadaan
75 Pengorbanan
76 Berangkat Penyembuhan
77 Ingin kabur
78 Mengambil Pembayaran
79 Kepuasan Tuan Muda (21+)
80 Tamu Tak Diundang
81 Kue Strawberry
82 Mengubah Panggilan (21+)
83 Kerinduan
84 Cara Membuatmu Bahagia (21+)
85 Kepulangan yang Tak Terduga
86 Pesuruh
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Anak-Anak yang Malang
2
Kabur
3
Pahlawan Berseragam
4
Akankah Diusir Lagi?
5
Paman Yunus
6
Orang-Orang Baik
7
Keluarga Adhitama
8
Si Narsis
9
Teman
10
Bertemu
11
Tuan Sempurna
12
Dunia yang Berbeda
13
Kukang
14
Bertolak Belakang
15
Upik Abu
16
Berpisah
17
Desiran Aneh
18
Rencana Ares
19
Pesona Pria Matang
20
Dia Kembali
21
Hukuman Apa?
22
Kencan Buta
23
Gadis yang Berpengaruh
24
Perubahan yang Akan Datang
25
Dorongan Aneh
26
Sudah Diputuskan
27
Aturan Tuan Muda
28
Bukan Milik Anda
29
Tekad Ares
30
Menjelajah Hutan
31
Kamu Membuatku Gila!
32
Dorongan Impulsif
33
Kepanikan Paman Yunus
34
Bibit Obsesi
35
Menghindar
36
Undangan Pesta
37
Peri Hutan
38
Aku Menginginkannya
39
Dansa Bersama
40
Sikap Tuan Muda
41
Merenggang
42
Teriakan Tanpa Suara
43
Rasa Haus yang Candu
44
Kesungguhan Ares
45
Tak Ingin Disentuh
46
Hati atau Logika?
47
Pernyataan Cinta
48
Usaha Ares
49
Penguntit yang Terpesona
50
Kebencian
51
Kebahagiaan Ares
52
Pertemuan Keluarga
53
Hyena yang Mengintai
54
Kejadian Tak Terduga
55
Tawaran Bantuan
56
Retak
57
Petir di Siang Hari
58
Kehangatan Saat Hujan
59
Terbongkar
60
Tak Bisa Pulih
61
Jangan Menangis
62
Rutinitas Baru
63
Keluarga Impian
64
Seperti Kencan?
65
Pelampiasan
66
Imbalan Bantuan
67
Simpanan?
68
Perawatan
69
Mulai Curiga
70
Kamu Sangat Cantik
71
Lipstik Merah
72
Tawa yang Menghangatkan
73
Tawa yang Hilang
74
Memanfaatkan Keadaan
75
Pengorbanan
76
Berangkat Penyembuhan
77
Ingin kabur
78
Mengambil Pembayaran
79
Kepuasan Tuan Muda (21+)
80
Tamu Tak Diundang
81
Kue Strawberry
82
Mengubah Panggilan (21+)
83
Kerinduan
84
Cara Membuatmu Bahagia (21+)
85
Kepulangan yang Tak Terduga
86
Pesuruh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!