Orang-Orang Baik

Hari itu juga Yunus segera menemui majikannya untuk meminta izin menampung Ellia. Karena memang rumahnya saat itu adalah rumah sementara yang ia dapatkan dari majikannya. Sebenernya semua pelayan dianjurkan untuk tinggal di rumah susun yang sudah disediakan. Namun, khusus untuk Yunus ia diberi sedikit perlakuan berbeda dengan menempati rumah kayu kecil dibelakang rumah susun.

Alasannya, waktu itu sempat tersiar kabar bahwa rumah itu berhantu dan cukup horor karena lama tak di tempati. Rumah kayu itu akan di robohkan pada awalnya. Namun, karna sayang akhirnya Yunus mengajukan diri untuk menempatinya dan sampai sekarang. Yunus juga sudah membuktikan bahwa rumor rumah itu berhantu hanyalah sebuah cerita belaka.

"Apa yang ingin kamu katakan padaku Yunus? Tumben sekali kamu ingin langsung bertemu denganku?" Tanya Irene nyonya rumah itu.

Saat ini Yunus sedang menghadap majikannya. Saat itu Irene sedang bersantai di balkon lantai dua dengan beberapa makanan ringan dan teh hangat di atas meja.

"Maaf mengganggu waktu anda nyonya. Saya hanya ingin meminta izin anda. Hari ini anak kerabat jauh saya datang dan meminta izin untuk tinggal bersama saya. Dia sebatang kara, karena orang tuanya sudah meninggal dan tidak ada kerabat lain yang bisa mengurusnya, nyonya. Jika, anda mengizinkan saya ingin membiarkannya untuk tinggal bersama saya beberapa waktu ini." Pinta Yunus sopan setengah berharap.

Irene dengan santai mendengarkan permintaan Yunus sembari menyesap tehnya.

"Berapa usia anak itu?"

"Namanya Ellia Naresha, ia berusia 12 tahun nyonya. Saya jamin dia tidak akan mengganggu pekerjaan saya." Jawab Yunus meyakinkan.

"Hm, baiklah terserahmu saja. Asal tidak mempengaruhi keseharian, pola dan aturan yang sudah berjalan aku tidak masalah." Ucap Irene memutuskan.

"Baik nyonya. Saya jamin tidak akan ada perubahan setelah kedatangannya. Terima kasih banyak nyonya."

Setelah mendapatkan izin Yunus menjadi lebih lega. Ia segera kembali menuju rumahnya tempat Ellia berada. Tadi, setelah makan ia meminta Ellia untuk beristirahat di sana.

Saat sudah mendekati rumahnya ia melihat seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba berlari ketakutan dengan wajah pucat.

"Kau kenapa Dona? Kenapa lari-lari ketakutan seperti itu?" Tanya Yunus keheranan.

"Ha ... Hantu!! Di rumahmu ada hantu!!" Seru Dona ketakutan.

"Mana ada hantu? Aku sudah tinggal di sana bertahun-tahun dan tidak ada hantu. Dan ini bukan kali pertama kau ke rumahku juga kan?!"

"Tapi sunggguh aku melihat hantu di rumahmu! Aku tadi ingin mengantarkan beberapa kue kering sisa buatanku tadi pagi padamu. Tapi, disana aku melihat hantu anak kecil dengan rambut hitam panjang." Seru Dona menjelaskan kronologi kejadian yang baru saja ia alami.

"Anak itu bukan hantu. Dia manusia yang masih bernafas. Namaya Ellia." Jelas Yunus yang akhirnya paham siapa hantu yang dibahas oleh Dona rekannya itu. Belum sempat Dona bertanya, Ellia yang sedang dibicarakan itu keluar dari rumah dan berlari menghampiri mereka.

"Paman!!" Panggil Ellia dengan antusias.

"Kau sudah bangun?" Tanya Yunus setelah Ellia ada dihadapannya.

"Iya aku terbangun karena aku mendengar seseorang yang mencari paman. Tapi, saat aku membuka pintu orang yang mencari paman, malah berteriak dan lari. Aku gak tau kenapa. Ini bukan salahku paman, aku tidak melakukan apapun." Seru Ellia menjelaskan, ia berusaha meyakinkan Yunus kalau ia tak bersalah.

"Kau memang tak bersalah. Hanya saja kau habis dikira hantu olehnya." Tunjuk Yunus ke Dona dengan dagunya.

"Ah, apa bibi yang mencari paman tadi?" Tanya Ellia yang baru menyadari ada wanita paruh baya di belakang Yunus.

"Kamu sungguh manusia yang masih bernafas?" Tanya Dona mendekati Ellia yang kebingungan. Ia menyentuh pipi Ellia dan memastikan nafasnya.

"Wah, ternyata kamu manusia. Aku kira tadi kamu hantu nak. Mangkannya aku teriak dan lari." Jelas Dona yang sudah bisa merasa lega.

"Maafkan saya bibi, kalau saya mengejutkan bibi."

"Tidak-Tidak ... Aku yang salah karna langsung ketakutan tanpa memastikan dulu. Oh ya, perkenalkan aku Dona asisten dapur di rumah ini." Ucap Dona ramah.

"Halo bibi Dona. Saya Ellia Naresha, saya anak yang menumpang di rumahnya paman Yunus mulai hari ini."

Dona cukup terkejut dan ia hanya bisa menatap Yunus dengan pandangan bertanya. Dibenaknya sudah mulai menari-nari kemungkinan liar. Seperti apakah Ellia anak tersembunyi Yunus, tapi mereka sama sekali tak terlihat mirip.

"Jangan berpikir macam-macam. Nanti aku jelaskan detail ceritanya. Yang jelas mulai hari ini Ellia akan tinggal bersamaku sampai aku sudah memutuskan akan kemana dia pergi. Aku juga sudah mendapat izin dari nyonya. Kau akan sering bertemu dengannya begitu juga yang lain. Jadi, jangan menganggapnya hantu lagi."

Dona mengangguk mengiyakan. Kemudian mereka bertiga beriringan menuju kembali kerumah Yunus. Di sana Ellia dengan tenang menceritakan kondisinya termasuk alasannya menumpang di rumah Yunus.

"Kamu sangat hebat nak. Bagaimana bisa anak sekecil ini bisa melewati itu semua sendirian?! Dasar pamanmu itu uda gila! Gak punya otak! bajing*n!" Seru Dona yang terus mengeluarkan sumpah serapah setelah mendengar cerita Ellia.

"Dona jaga perkataanmu. Ellia masih anak-anak!" Seru Yunus tegas.

Ellia hanya bisa terkikik mendengarnya. Walaupun ia cukup sedih harus mengingat semua kenangan buruk saat menceritakan kondisinya tadi, tapi ia juga merasa senang karna kali ini ia dikelilingi oleh orang baik dan peduli padanya.

"Hehe. Aku baik-baik saja paman, bibi. Terima kasih." Ucap Ellia dengan senyum manis. Dona tak tahan lagi dan langsung memeluk Ellia erat.

"Tenang saja sayang. Di sini kamu aman. Kalau Yunus mengusirmu datanglah pada bibi. Bibi yang akan menjagamu." Ucap Dona dengan sayang. Ellia membalas pelukan Dona dengan erat. Hangat. Sudah lama sekali sejak ia merasakan kehangatan dipeluk seseorang.

Karna pamannya yang begitu kasar, bahkan bibi Dea sebelumnya pun tak bisa leluasa menunjukkan kasih sayangnya. Tanpa terasa air mata kembali mengalir dari kedua mata Ellia.

Sejak hari itu, keberadaan Ellia sudah menyebar ke seluruh pekerja di rumah itu. Satu persatu mereka menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah Yunus untuk menyapa dan memberikan sesuatu pada Ellia, baik itu camilan atau baju-baju yang masih layak pakai. Semua orang menyambut kedatangan Ellia dengan sangat baik. Dan Ellia juga bisa beradaptasi dengan mudah di sana.

Terkadang kalau sedang tak membantu Yunus, Ellia akan pergi ke rumah susun dan bermain dengan kakak-kakak pelayan wanita yang sedang libur. Ellia merasa punya banyak keluarga baru. Di sana juga Ellia tau bahwa kediaman itu adalah milik keluarga Adhitama. Keluarga paling terpandang, paling kaya dan paling disegani di daerah itu.

Ellia juga mengetahui, bahwa kepala keluarga Adhitama meninggal dalam sebuah kecelakaan empat tahun lalu bertepatan dengan kecelakaan orang tuanya. Dan saat ini semua aset keluarga dikelola oleh istrinya Nyonya Irene Zelva Adhitama dan juga anak laki-laki semata wayangnya, tuan muda Gavin Alvano Adhitama yang baru menginjak usia 17 tahun.

Ellia hanya mendengar nama-nama itu saja, namun ia belum pernah bertemu secara langsung dengan kedua majikan rumah itu.

.

.

.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Eh jgn bilang klo kecelakaannya saling berhubungan. Maaf sotoy aku tuh😁.

2025-02-15

2

irie kun 🖤

irie kun 🖤

lah gavin bukan nya umurnya baru 13th ya ko jadi 17th ka

2025-02-06

1

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Jgn nak ngarang bebas bibi Dona.

2025-02-15

1

lihat semua
Episodes
1 Anak-Anak yang Malang
2 Kabur
3 Pahlawan Berseragam
4 Akankah Diusir Lagi?
5 Paman Yunus
6 Orang-Orang Baik
7 Keluarga Adhitama
8 Si Narsis
9 Teman
10 Bertemu
11 Tuan Sempurna
12 Dunia yang Berbeda
13 Kukang
14 Bertolak Belakang
15 Upik Abu
16 Berpisah
17 Desiran Aneh
18 Rencana Ares
19 Pesona Pria Matang
20 Dia Kembali
21 Hukuman Apa?
22 Kencan Buta
23 Gadis yang Berpengaruh
24 Perubahan yang Akan Datang
25 Dorongan Aneh
26 Sudah Diputuskan
27 Aturan Tuan Muda
28 Bukan Milik Anda
29 Tekad Ares
30 Menjelajah Hutan
31 Kamu Membuatku Gila!
32 Dorongan Impulsif
33 Kepanikan Paman Yunus
34 Bibit Obsesi
35 Menghindar
36 Undangan Pesta
37 Peri Hutan
38 Aku Menginginkannya
39 Dansa Bersama
40 Sikap Tuan Muda
41 Merenggang
42 Teriakan Tanpa Suara
43 Rasa Haus yang Candu
44 Kesungguhan Ares
45 Tak Ingin Disentuh
46 Hati atau Logika?
47 Pernyataan Cinta
48 Usaha Ares
49 Penguntit yang Terpesona
50 Kebencian
51 Kebahagiaan Ares
52 Pertemuan Keluarga
53 Hyena yang Mengintai
54 Kejadian Tak Terduga
55 Tawaran Bantuan
56 Retak
57 Petir di Siang Hari
58 Kehangatan Saat Hujan
59 Terbongkar
60 Tak Bisa Pulih
61 Jangan Menangis
62 Rutinitas Baru
63 Keluarga Impian
64 Seperti Kencan?
65 Pelampiasan
66 Imbalan Bantuan
67 Simpanan?
68 Perawatan
69 Mulai Curiga
70 Kamu Sangat Cantik
71 Lipstik Merah
72 Tawa yang Menghangatkan
73 Tawa yang Hilang
74 Memanfaatkan Keadaan
75 Pengorbanan
76 Berangkat Penyembuhan
77 Ingin kabur
78 Mengambil Pembayaran
79 Kepuasan Tuan Muda (21+)
80 Tamu Tak Diundang
81 Kue Strawberry
82 Mengubah Panggilan (21+)
83 Kerinduan
84 Cara Membuatmu Bahagia (21+)
85 Kepulangan yang Tak Terduga
86 Pesuruh
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Anak-Anak yang Malang
2
Kabur
3
Pahlawan Berseragam
4
Akankah Diusir Lagi?
5
Paman Yunus
6
Orang-Orang Baik
7
Keluarga Adhitama
8
Si Narsis
9
Teman
10
Bertemu
11
Tuan Sempurna
12
Dunia yang Berbeda
13
Kukang
14
Bertolak Belakang
15
Upik Abu
16
Berpisah
17
Desiran Aneh
18
Rencana Ares
19
Pesona Pria Matang
20
Dia Kembali
21
Hukuman Apa?
22
Kencan Buta
23
Gadis yang Berpengaruh
24
Perubahan yang Akan Datang
25
Dorongan Aneh
26
Sudah Diputuskan
27
Aturan Tuan Muda
28
Bukan Milik Anda
29
Tekad Ares
30
Menjelajah Hutan
31
Kamu Membuatku Gila!
32
Dorongan Impulsif
33
Kepanikan Paman Yunus
34
Bibit Obsesi
35
Menghindar
36
Undangan Pesta
37
Peri Hutan
38
Aku Menginginkannya
39
Dansa Bersama
40
Sikap Tuan Muda
41
Merenggang
42
Teriakan Tanpa Suara
43
Rasa Haus yang Candu
44
Kesungguhan Ares
45
Tak Ingin Disentuh
46
Hati atau Logika?
47
Pernyataan Cinta
48
Usaha Ares
49
Penguntit yang Terpesona
50
Kebencian
51
Kebahagiaan Ares
52
Pertemuan Keluarga
53
Hyena yang Mengintai
54
Kejadian Tak Terduga
55
Tawaran Bantuan
56
Retak
57
Petir di Siang Hari
58
Kehangatan Saat Hujan
59
Terbongkar
60
Tak Bisa Pulih
61
Jangan Menangis
62
Rutinitas Baru
63
Keluarga Impian
64
Seperti Kencan?
65
Pelampiasan
66
Imbalan Bantuan
67
Simpanan?
68
Perawatan
69
Mulai Curiga
70
Kamu Sangat Cantik
71
Lipstik Merah
72
Tawa yang Menghangatkan
73
Tawa yang Hilang
74
Memanfaatkan Keadaan
75
Pengorbanan
76
Berangkat Penyembuhan
77
Ingin kabur
78
Mengambil Pembayaran
79
Kepuasan Tuan Muda (21+)
80
Tamu Tak Diundang
81
Kue Strawberry
82
Mengubah Panggilan (21+)
83
Kerinduan
84
Cara Membuatmu Bahagia (21+)
85
Kepulangan yang Tak Terduga
86
Pesuruh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!