Berpisah

Sesaat setelah mengantar tamu masuk, Gavin mendapat telpon penting dari rekan bisnisnya. Ia meminta izin untuk menerima panggilan itu di luar. Di kejauhan ia melihat Ellia yang sedang berlari setelah memunguti uang yang di lempar Bisma sebelumnya. Gavin juga melihat saat Ellia terjatuh. Ia mengernyitkan dahinya tak suka.

Lagi-lagi secara impulsif Gavin berjalan mengikuti Ellia. Gavin mengira kalau gadis itu akan pulang, tapi ia melihat rumah kayu Ellia masih sepi. Akhirnya, Gavin berjalan lagi menyusuri hutan. Dan sampailah ia di depan rumah pohonnya.

Ia bisa melihat seorang gadis kecil tengah menangis. Gavin terdiam dan terus mengamati Ellia. Setelah suara tangis gadis itu sedikit mereda, barulah ia mendekat. Ellia mendongak, bisa ia lihat betapa kacaunya wajah gadis itu. Matanya merah dan sembab dengan sisa-sisa air mata di kedua pipinya.

Gavin terus memperhatikan Ellia yang terkejut melihat kedatangannya dan langsung buru-buru membersihkan anak tangga yang ia duduki sebelumnya. Keningnya semakin berkerut saat Ellia ingin pergi. Akhirnya, ia memerintahkan Ellia untuk mengikutinya masuk ke rumah pohon.

Di dalam, Gavin membuka laci dan menemukan kotak P3K yang memang ia sediakan di sana dan memberikannya pada Ellia. Gavin terus memperhatikan Ellia yang mengobati lukanya, sesekali bisa ia lihat Ellia meringis menahan perih saat obat itu mengenai lukanya.

Setelah Ellia mengobati lukanya, ia berdiri dan bergegas akan mulai membersihkan rumah pohon itu. Ia memang mengira kalau tuan mudanya itu ke sana karena ingin ia bekerja.

"Apa yang kamu lakukan?" Seru Gavin dengan tajam saat Ellia akan mengambil sapu.

"Saya mau bersih-bersih tuan. Bukankah anda meminta saya kemari untuk itu?" Tanya Ellia bingung.

"Jangan melakukan apapun yang tidak aku suruh! Dan jangan berlutut pada orang lain tanpa perintahku! Paham?!" Tanya Gavin dengan penuh penekanan. Ellia berusaha memahami perkataan Gavin, sepertinya tuan mudanya itu membahas kejadian tadi. Hal itu, malah membuat Ellia geram.

"Maafkan saya tuan muda. Hanya saja, jika saya tak melakukan itu. Saya akan mendapatkan masalah dan paman Yunuslah yang akan mendapat hukuman. Anda tidak akan pernah tau rasanya ada di posisi saya!" Jawab Ellia berani. Ntah dari mana keberanian itu muncul. Mungkin karena ia terlalu lelah hari itu. Gavin sendiri juga cukup terkejut mendengar bantahan Ellia itu.

"Memang aku tak akan pernah berada di posisimu. Aku juga tak akan membiarkan diriku berada di posisimu ... Tapi perlu kamu ingat, baik kamu ataupun pamanmu adalah bawahanku. Pekerjaku ... Jiks aku memerintahkanmu untuk jangan berlutut di depan orang lain. Itu berarti aku akan menjamin kalian aman jika mengikuti peritahku." Ucap Gavin penuh penekanan sambil berjalan mendekati Ellia. Ellia hanya terdiam mendengar perkataan Gavin.

"Paham?" Tanya Gavin tepat di depan Ellia. Melihat tatapan tajam dari Gavin, akhirnya Ellia mengangguk mengiyakan.

"Kalau sudah paham. Sekarang buang uang yang kamu pungut tadi." Perintah Gavin tegas.

Sebenernya, Ellia cukup sayang harus membuang uang terlepas bagaimana ia mendapatkannya tadi. Karena, ia tau seberapa berharganya mendapatkan uang itu. Namun, ia tak bisa membantah. Ellia bisa melihat kalau Gavin saat ini sangat serius. Akhirnya, Ellia membuang uang tadi di jendala dan membiarkan angin membawanya.

"Besok aku akan berangakat ke luar negeri. Saat aku tak berada di sini, ingat baik-baik perintahku tadi. Mengerti?!" Tanya Gavin sekali lagi.

"Baik, saya mengerti tuan muda." Jawab Ellia patuh.

Sebelum pergi, Gavin mengambil sebuah cek dari saku jasnya dan segera menuliskan sebuah nominal lalu tak lupa ia membubuhkan tanda tangan dan capnya di cek tersebut. Setelah itu, Gavin menyerahkannya pada Ellia yang masih mematung dan terus mengamati apa yang dilakukan Gavin tadi.

"Untuk apa ini tuan?" Tanya Ellia yang cukup terkejut melihat nominal di cek itu. Terlebih ia bingung kenapa Gavin memberikan cek itu padanya. Memangnya untuk apa cek dengan nominal sebesar itu.

"Gajimu membersihkan rumah pohon beberapa bulan ini. Aku bukan tuan jahat yang tak memberi upah untuk bawahannya." Jawab Gavin sembari berjalan ke arah pintu.

"Tapi tuan, bukankah ini terlalu banyak? Dan bukannya saya membersihkan rumah pohon ini sebagai hukuman?" Tanya Ellia keheranan. Gavin tak menjawan dan justru memberi isyarat pada Ellia untuk keluar, karena ia akan menutup pintu rumah pohon.

"Tuan muda .." Panggil Ellia yang masih besih keras meminta penjelasan pada Gavin. Namun, Gavin terlihat sama sekali tak berniat untuk menjelaskan. Setelah Ellia keluar, Gavin segera menutup rumah pohon dan berjalan pergi meninggalkan Ellia yang masih kebingungan.

"Tuan!!!" Seru Ellia geram melihat Gavin yang pergi meninggalkannya begitu saja. Ellia kembali menatap cek ditangannya dan mengingat perkataan Gavin tadi.

"Dasar tuan muda yang aneh." Gumam Ellia yang sedikit tersenyum sebelum memasukkan cek itu ke dalam sakunya. Barulah kemudian ia berjalan pulang ke rumah dengan perasaan yang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.

Sama halnya dengan Gavin yang juga menyinggungkan senyum puas ketika meninggalkan Ellia. Setelah itu, ia segera mempercepat langkahnya untuk kembali ke rumah utama. Karena, makan malam akan segera di mulai.

...

Keesokan harinya semua pelayan dan pekerja mengantarkan kepergian Gavin. Semua berbaris rapi dari pintu rumah utama sampai ke halaman rumah. Tak terkecuali Ellia, karena mau tak mau sekarang ia adalah bagian dari Adhitama.

Tak lama kemudian keluarlah sang tokoh utama hari itu. Tuan muda mereka Gavin yang menggandeng tangan sang ibu. Nyonya Irene akan ikut mengantarkan Gavin ke bandara untuk melepas kepergian putra satu-satunya untuk menuntut ilmu di negara asing seorang diri.

"Selamat jalan tuan muda." Hormat semua pelayan saat Gavin berjalan menuju ke mobilnya. Mereka sedikit membungkukkan kepala dengan sopan.

Ellia juga terus menatap kepergian Gavin. Walaupun, ia merasa senang dan bebas. Karena, tak akan ada lagi yang mengganggunya. Namun, ntah kenapa ia juga merasa sedikit hampa.

Setelah Gavin dan nyonya Irene memasuki mobil. Di sanalah Gavin baru melihat Ellia. Tatapan mereka bertemu dan di sana ia melihat Ellia sedikit tersenyum.

"Kamu begitu bahagia melihatku pergi." Gumam Gavin melihat Ellia.

"Kamu mengatakan sesuatu sayang?" Tanya Irene karena tak mendengar jelas perkataan Gavin.

"Tidak ada apa-apa bu." Elak Gavin yang kembali fokus menghadap depan.

"Semoga anda selamat sampai tujuan tuan." Ucap pelayan sekali lagi sebelum mobil mulai melaju membawa Gavin pergi meninggalkan kediaman Adhitama.

Dan saat itulah terakhir Gavin menginjakkan kaki di keluarga Adhitama sampai beberapa tahun yang akan mendatang. Ia memang berencana untuk menetap di luar negeri sampai studynya selesai. Sekalian untuk mengurus semua keperluan pembukaan cabang baru dari perusahaannya.

Hari itu juga merupakan hari terakhir Gavin melihat sosok Ellia berusia 13 tahun dan terakhir kali juga bagi Ellia untuk melhat sosok Gavin yang berusia 18 tahun. Saat nanti mereka bertemu kembali, mereka akan menjadi sosok yang lebih dewasa.

.

.

.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

4U2C

4U2C

nah fahamilah dan rasakan kata-kata ELLIA untuk kamu GAVIN,,seandainya GAVIN diposisi ELLIA gimana pasti tau rasakan,,kerana itu jangan seenak jidatmu TUAN GAVIN YANG TERHORMAT DAN SEMPURNA,,kerana kedepan semua orang tidak tahu nasib yang akan datang..

2025-02-17

1

4U2C

4U2C

benarkah begitu GAVIN??? apakah yakin kamu akan selalu berada disisi ELLIA nanti,,kamu gak akan tahu nanti kalau ELLIA direndahkan dan diremehkan,,kerana kamu akan pergi jauh dari ELLIA..

2025-02-17

1

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Maaf kk itu menyinggungkan senyum apa menyunggingkan senyum?

2025-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 Anak-Anak yang Malang
2 Kabur
3 Pahlawan Berseragam
4 Akankah Diusir Lagi?
5 Paman Yunus
6 Orang-Orang Baik
7 Keluarga Adhitama
8 Si Narsis
9 Teman
10 Bertemu
11 Tuan Sempurna
12 Dunia yang Berbeda
13 Kukang
14 Bertolak Belakang
15 Upik Abu
16 Berpisah
17 Desiran Aneh
18 Rencana Ares
19 Pesona Pria Matang
20 Dia Kembali
21 Hukuman Apa?
22 Kencan Buta
23 Gadis yang Berpengaruh
24 Perubahan yang Akan Datang
25 Dorongan Aneh
26 Sudah Diputuskan
27 Aturan Tuan Muda
28 Bukan Milik Anda
29 Tekad Ares
30 Menjelajah Hutan
31 Kamu Membuatku Gila!
32 Dorongan Impulsif
33 Kepanikan Paman Yunus
34 Bibit Obsesi
35 Menghindar
36 Undangan Pesta
37 Peri Hutan
38 Aku Menginginkannya
39 Dansa Bersama
40 Sikap Tuan Muda
41 Merenggang
42 Teriakan Tanpa Suara
43 Rasa Haus yang Candu
44 Kesungguhan Ares
45 Tak Ingin Disentuh
46 Hati atau Logika?
47 Pernyataan Cinta
48 Usaha Ares
49 Penguntit yang Terpesona
50 Kebencian
51 Kebahagiaan Ares
52 Pertemuan Keluarga
53 Hyena yang Mengintai
54 Kejadian Tak Terduga
55 Tawaran Bantuan
56 Retak
57 Petir di Siang Hari
58 Kehangatan Saat Hujan
59 Terbongkar
60 Tak Bisa Pulih
61 Jangan Menangis
62 Rutinitas Baru
63 Keluarga Impian
64 Seperti Kencan?
65 Pelampiasan
66 Imbalan Bantuan
67 Simpanan?
68 Perawatan
69 Mulai Curiga
70 Kamu Sangat Cantik
71 Lipstik Merah
72 Tawa yang Menghangatkan
73 Tawa yang Hilang
74 Memanfaatkan Keadaan
75 Pengorbanan
76 Berangkat Penyembuhan
77 Ingin kabur
78 Mengambil Pembayaran
79 Kepuasan Tuan Muda (21+)
80 Tamu Tak Diundang
81 Kue Strawberry
82 Mengubah Panggilan (21+)
83 Kerinduan
84 Cara Membuatmu Bahagia (21+)
85 Kepulangan yang Tak Terduga
86 Pesuruh
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Anak-Anak yang Malang
2
Kabur
3
Pahlawan Berseragam
4
Akankah Diusir Lagi?
5
Paman Yunus
6
Orang-Orang Baik
7
Keluarga Adhitama
8
Si Narsis
9
Teman
10
Bertemu
11
Tuan Sempurna
12
Dunia yang Berbeda
13
Kukang
14
Bertolak Belakang
15
Upik Abu
16
Berpisah
17
Desiran Aneh
18
Rencana Ares
19
Pesona Pria Matang
20
Dia Kembali
21
Hukuman Apa?
22
Kencan Buta
23
Gadis yang Berpengaruh
24
Perubahan yang Akan Datang
25
Dorongan Aneh
26
Sudah Diputuskan
27
Aturan Tuan Muda
28
Bukan Milik Anda
29
Tekad Ares
30
Menjelajah Hutan
31
Kamu Membuatku Gila!
32
Dorongan Impulsif
33
Kepanikan Paman Yunus
34
Bibit Obsesi
35
Menghindar
36
Undangan Pesta
37
Peri Hutan
38
Aku Menginginkannya
39
Dansa Bersama
40
Sikap Tuan Muda
41
Merenggang
42
Teriakan Tanpa Suara
43
Rasa Haus yang Candu
44
Kesungguhan Ares
45
Tak Ingin Disentuh
46
Hati atau Logika?
47
Pernyataan Cinta
48
Usaha Ares
49
Penguntit yang Terpesona
50
Kebencian
51
Kebahagiaan Ares
52
Pertemuan Keluarga
53
Hyena yang Mengintai
54
Kejadian Tak Terduga
55
Tawaran Bantuan
56
Retak
57
Petir di Siang Hari
58
Kehangatan Saat Hujan
59
Terbongkar
60
Tak Bisa Pulih
61
Jangan Menangis
62
Rutinitas Baru
63
Keluarga Impian
64
Seperti Kencan?
65
Pelampiasan
66
Imbalan Bantuan
67
Simpanan?
68
Perawatan
69
Mulai Curiga
70
Kamu Sangat Cantik
71
Lipstik Merah
72
Tawa yang Menghangatkan
73
Tawa yang Hilang
74
Memanfaatkan Keadaan
75
Pengorbanan
76
Berangkat Penyembuhan
77
Ingin kabur
78
Mengambil Pembayaran
79
Kepuasan Tuan Muda (21+)
80
Tamu Tak Diundang
81
Kue Strawberry
82
Mengubah Panggilan (21+)
83
Kerinduan
84
Cara Membuatmu Bahagia (21+)
85
Kepulangan yang Tak Terduga
86
Pesuruh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!