Hari sudah senja, mentari hampir tenggelam. Sosok pria yang masih berkutat dengan berkas, mulai memijat pangkal hidungnya. Sosok yang tak lain adalah Kaylo sedang melirik jam bermerek di tangannya yang kekar. Kaylo pun sadar, bahwa hari sudah mulai gelap. Dengan gerakkan elegan, Kaylo memakai jasnya. Kaylo keluar ruangan dan berjalan menuju lift khusus CEO.
Para karyawan sudah tidak ada yang bekerja di kantor tersebut. Karena, Kaylo memetapkan bahwa karyawan harus pulang pukul 5 sore. Kaylo menolak adannya lembur. Dia tidak mau keluarga karyawan yang di rumah kurang perhatian dan kasih sayang. Kaylo pun langsung bergegas menuju mobilnya.
Sampai di Apartemen elit milik keluarga Beltran, Kaylo langsung merebahkan badannya di kasur King size nya. Kamar bernuansa hitam, putih, besar dan bergaya Eropa. Banyak koleksi lukisan mahal yang ada di dinding kamar Kaylo.
Tok
Tok (anggap suara ketuk pintu)
"Masuk!"
"Bos, ini berkas yang anda minta." Kevin menghampiri bosnya dan memberikan berkas itu.
"Kau boleh keluar. Dan buatkan aku kontrak antara majikan dan pelayan. Ingat! kontrak itu harus menguntungkank. Aku tak mau rugi."
"Siap bos."
Kevin pun keluar dari kamar Kaylo, Kaylo pun segera membuka berkas yang ada ditangannya. Di berkas itu ada lima pegawai. Empat pegawai laki-laki dan satu pegawai perempuan. Di lihatnya dengan seksama pegawai perempuan itu. Cantik, itulah kata yang terbesit dalam benak Kaylo. Ya.. pegawai itu bernama Angelica Vanesa. Tidak ada yang istimewa dari Angelica, hanya lulusan SMA. Di berkas tertera alamat dan nomor ponsel serta riwayat hidup Angel. Kaylo kaget ketika melihat bahwa Angel sudah tidak memiliki orang tua, di umurnya yang masih tergolong muda. Kaylo tahu hidup tanpa orang tua sangat berat. Apalagi, dia hanya seorang perempuan. Tanpa pikir panjang, Kaylo menghubungi Kevin.
"Halo!"
"Cari tahu aktivitas apa saja yang dilakukan Angelica Vanesa. Besok pagi, serahkan padaku."
tut
(Belum ada jawaban dari si Kevin, main tutup sepihak aja bang Kaylo, benar-benar bosy banget, sabar Kev ya...)
Karena lelah, Kaylo pun bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia tak mau menyia-nyiakan waktunya.
Dalam Apartemen yang di huni Kaylo, ada dua pelayan. Meskipun Apartemen ini milik keluarga Kaylo, dia tidak pernah bertindak kasar pada bawahannya. Pelayan itu bernama Anton dan Ali. Mereka orang kembar. Kembar tapi tidak sama. Anton bertugas memasak, sedangkan Ali bertugas mengurusi Apartemen tersebut. Kaylo tidak pernah merekut pekerja perempuan di sampingnya. Karena dia sangat jijik bila bersentuhan dengan perempuan.
Makanan yang tertata di meja makan sudah siap di hidangkan. Tinggal menunggu sang majikan turun.
Anton melihat sang majikan turun, langsung saja dia memanggil Ali. Mereka bertiga pun makan bersama. Kaylo tak pernah membedakan kasta para pekerjanya. Kaylo memang yang meminta dua pelayannya untuk bergabung di meja makan. Tidak ada obrolan sama sekali. Para pelayan tersebut hanya duduk diam. Mereka tahu kalau Kaylo tidak suka bila ada orang yang makan sambil bicara.
Karena sudah selesai, Kaylo langsung masuk kekamar untuk istirahat.
Berbeda dengan Angel. Setelah Kafe tutup lebih awal, dia pergi ke panti asuhan. Angel selalu menyempatkan waktunya untuk mengunjungi anak-anak panti. Seperti biasa, Angel selalu disambut hangat oleh penghuni panti. Angel selalu dapat pelukan hangat dari mereka. Mereka bercengkrama dan bersenda gurau layaknya keluarga. Tawa kebahagian selalu di berikan Angel untuk mereka.
"Kak... ayo cerita!"
"Kalian mau kakak bercerita. Oke.. Sebelum bercerita kalian cepat bersihkan diri, bersiap-siap tidur. Karena sudah malam."
"Ayoo... tunggu apa lagi! Kenapa bengong..!"
"Siap bos."
Angel menuju kamar mereka dan mempersiapkan tempat tidurnya. Angel menggelar tikar untuk mereka. Mereka semua tidur di lantai dan berhimpitan. Angel sebenarnya iba melihat nasib mereka. Untuk itu, Angel selalu berbagi kebahagiaan kepada mereka. Kadang, dia juga menyisihkan gajiannya untuk di sumbangkan ke panti tersebut.
Anak-anak lari penuh semangat menghampiri Angel. Mereka siap mendengarkan Angel bercerita. Tidak lama kemudian mereka tidur.
"Apakah mereka sudah tidur?"
"Terimakasih Angel, kau memang malaikat kami. Aku tak bisa membalasnya. Semoga Tuhan selalu memberkahi hidupmu."
"Bunda Lita, aku sangat senang bisa membuat mereka tertawa. Aku tak mengharap apa pun. Terimakasih doanya."
Angel pun pamit kepada Bunda Lita, karena jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Sepanjang perjalanan, Angel memikirkan nasibnya besok. Apakah bisa dia membujuk tuan Kaylo untuk tidak membuat bangkrut Kafe Karina? Tanpa di sadari, dia sudah sampai di depan rumahnya yang sederhana. Rumah peninggalan orang tuanya. Angel bergegas masuk dan membersihkan diri. Dia segera memasak untuk mengenyangkan perutnya.
Selesai makan, Angel bersandar di atas kasurnya. Dia memegangi kartu nama milik Kaylo. Seorang CEO Beltran Company. Hari ini, sungguh kurang beruntung, dia harus berurusan dengan orang besar. Orang besar yang sangat kasar dan sombong. Angel pun mengutuk Kaylo di dalam hatinya. Dia tidak akan menyerah. Perlakuan kasar apa pun itu akan dia hadapi. Walaupun sebenarnya takut sih. Sambil memikirkan hari esok yang harus dihadapi, tanpa sadar Angel menguap dan tertidur.
------
Pagi pun tiba. Pria yang masih tidur di kasurnya enggan untuk bangun. Padahal biasanya dia akan bangun lebih awal. Hari ini, ada yang berbeda. Kaylo tidak mimpi buruk. Rekor baginya. Baru pertama kali dia tidak mimpi buruk. Semenjak kejadian buruk yang menimpanya, Kaylo tak pernah bisa tidur nyenyak.
Senyum mengembang di bibirnya. Kaylo sangat bahagia. Dia bergegas mempersiapkan diri untuk menuju Kantor. Hari ini, Kaylo akan bermain dengan kelinci kecil. Kelinci kecil yang polos tentunya.
Sampai di kantor, Kaylo di sapa oleh Karyawannya, namun dia hanya menatapnya dingin. Tiba-tiba dia ditabrak oleh seorang karyawan wanita.
Bruk
"Oh.. Tuan Kaylo, maaf... Saya tidak sengaja. Saya kurang hati-hati."
Dia adalah pegawai baru bernama Siska. Siska melamar disana karena ingin dekat dengan Kaylo. Siska sangat mengaggumi Kaylo.
"Lepaskan tangan kotormu itu dari tubuhku, dasar jalang! Kau mencoba mendekatiku dengan menabrakku. Apa kau pikir aku tak tahu trik murahanmu itu?"
"Pergi...!" teriak Kaylo
"Kau ku pecat. Menjijikkan...!"
Siska shock, dia di pecat. Triknya gagal. Dia menangis meneteskan air mata. Para karyawan pun memandangnya. Kejadian itu tidak hanya terjadi satu atau dua kali. Kaylo memecat pegawainya karena menyentuhnya. Mereka yang sudah bekerja lama pun tahu, bagaiman sifat dan sikap Kaylo yang tak dapat di sentuh oleh siapapun?
Jengkel, itulah yang di rasakan Kaylo. Wajahnya merah padam. Siapa pun yang melihatnya akan ketakutan. Kaylo masuk keruangannya dan melempar jasnya. Kevin yang melihat itu paham dan langsung memberikan jas baru untuk Kaylo.
Kring.. kring..
"Halo, tadi malam aku menunggumu di Club, kenapa kau tidak datang, Kay?"
"Halo... Kay, kenapa kau diam? Kau sedang apa? Ya ampun, jangan-jangan kau sedang bercinta."
"Shit...! Aku tidak seperti dirimu, Max. Terkutuklah kau jika bilang seperti itu lagi".
"Oke, sorry... Calm down. So, kenapa kau tidak datang?"
"Aku sibuk. Kau jangan menghubungiku hanya karena masalah sepele. Membuang waktu berharga saja".
"Oke-oke, aku tak ingin kau marah, oh... sayang kau ingin lagi, jangan disitu, kau membuatku bergairah dan juga.."
Tut
Kaylo memutuskan panggilannya sepihak. Bedebah gila yang sedang bercinta itu tambah merusak mod nya.
"Apa kau sudah melakukan apa yang aku suruh kemarin, Kev?"
"Sudah bos." Kevin menyerahkan beberapa lembar foto tersebut.
Terlihat sangat jelas foto Angel yang ada di sana. Angel yang sedang tertawa bahagia dengan anak-anak panti. Ada rasa sedikit kagum ketika melihat kelinci polosnya itu tertawa tanpa beban.
---------
Angel menatap gedung pencakar langit yang megah itu. Dia sebenarnya ragu untuk masuk. Dengan langkah gontai dia sampai ke loby dan menghampiri resepsionis. Resepsionis tersebut hanya memandang remeh Angel. Karena Angel terlihat kumuh. Angel hanya berdandan seperti biasa. Dengan memakai kaos longgar dan celana jinsnya. Tak lupa tas kecilnya yang selalu dia bawa kemana-mana. Angel bertanya kepada resepsionis tersebut.
"Maaf, saya ingin bertemu dengan Tuan Kaylo."
"Kau ingin bertemu dengan Tuan Kaylo. Apa kau sudah ada janji? Atau jangan-jangan kau cuma mengada-ada".
Resepsionis tersebut memandang sangat rendah kepada Angel. d
Dia berfikir, mana mungkin bosnya akan bertemu dengan gadis ini?
"Pergi sana! Disini tidak menerima sumbangan." Resepsionis itu mendorong Angel dengan kasar.
Hal inilah yang sudah dipikirkan Angel sejak tadi, pasti dirinya akan di usir. Sebelum keluar dari loby, Angel di panggil oleh seseorang. Dia adalah Kevin.
"Nona Angel, berhenti."
Angel menoleh dan mempertajamkan penglihatannya. Siapa yang memanggilnya, dan bagaimana dia tahu siapa namanya?
"Maaf, bila anda mendapatkan perlakuan tidak nyaman. Dan kau Silvi, Jangan ulangi lagi! Atau kau akan di pecat." Silvi pun hanya menunduk. Dia menyesal dan takut dengan ancaman pria di depannya.
"Tidak apa-apa. Hanya salah paham,"
"Mari! Saya akan antar anda menemui bos,"
Mendengar kata bos, tangan Angel gemetar. Dia sangat takut dengan tatapan Kaylo. Angel sebenarnya enggan masuk lift. Dia berfikir penderitaannya pasti akan dimulai sebentar lagi.
Ya Tuhan... ! Aku harus kuat untuk menghadapinya. Angel membatin sambil mengikuti Kevin dari belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Ney Maniez
🙄🙄🙄🙄
2023-03-30
0
Eagletown
Sisi TV anjay😂
2020-05-12
1
Tamika
kaya nya enak thor pnya cowo ga bsa di pegang" cewe lain. sisain satu thor
2020-04-29
5