Dengan gerakan cepat, Kaylo membuka pintu mobil Lamborgininya. Max yang melihat itu, hanya bisa geleng-geleng kepala. Max bisa melihat, kalau Kaylo tengah marah. Melani yang sedang mengikuti Kaylo hanya bisa pasrah. Kaylo yang berada dalam mobil sangat jengkel. Dia membuka kaca pintu mobil.
"Apa kau hanya diam disana? Cepat masuk atau ku tinggal."
"Tunggu Kay, jangan pergi dulu. Kita bisa atur waktu untuk bertemu lagi kan...!"
Melani pun menghampiri Kaylo untuk menggodanya. Dengan sedikit membungkuk Melani seperti mempertontonkan payudaranya. Gaun selutut yang digunakan Melani bagian atasnya di desain dengan sedikit rendah. Sehingga, jika Melani sedikit membungkuk jelas payudaranya akan kelihatan. Dengan gerakan sensual, Melani memang sengaja menggoda Kaylo. Kaylo yang melihat itu pun bergidik jijik. Max yang berada di belakang Melani membatin bahwa sepupunya jelas ditolak oleh Kaylo. Sebentar lagi kata-kata pedas akan keluar dari mulut Kaylo.
"Cih! Kau pikir setelah ini, aku mau bertemu denganmu. Kalau bukan Max yang memaksaku, aku tak sudi bertemu wanita sepertimu. Kau sengaja menggodaku, bukan? Dengar...! Jangan pernah lagi kau mengancam Max. Jika kau berani melakukannya, aku pastikan Kau tidur di jalan. Max Masuk..! sekarang..!"
(Duhhh... abang Kaylo beneran marah nih)
Dengan seribu langkah, Max langsung masuk dan berkata pada Melani.
"Sorry sepupu, aku tak dapat membantumu lagi."
Melani yang mendengar itu, hanya bisa diam dan mengepalkan tangannya. Apa yang kurang darinya? Dia seorang model kelas atas. Tubuhnya bagus. Semua sempurna. Dia juga berasal dari keluarga terpandang. Ini semua gara-gara pelayan rendah tadi. Kalau saja insiden itu tidak terjadi, pasti saat ini dia masih duduk santai bersama dengan Kaylo. Melani terus saja mengumpat dan menyalahkan pelayan kafe itu.
Kaylo segera melajukan Mobilnya tanpa menghiraukan Melani yang sedang sibuk memikirkan kejadian itu.
Siall...! tunggu saja. Aku pasti akan berusaha untuk mendekatimu lagi. Aku masih punya banyak cara Kaylo. Tidak ada yang bisa menolak pesonaku, termasuk dirimu. Batin Melani seraya masuk mobil dan meninggalkan kafe itu.
Hening. Itulah yang terjadi diantara Kaylo dan Max. Max sesekali melirik Kaylo. Kaylo hanya diam fokus menyetir. Sampai di kantornya, Kaylo berjalan dengan cepat. Semua karyawan pun melihatnya. Mereka bingung, kenapa bosnya seperti sangat kesal? Max pun hanya bisa pasrah. Dia yakin, pasti akan jadi pembicaraan para karyawan Kaylo. Benar saja para karyawan mulai berbisik-bisik.
"Diam..! Disini bukan ajang gosip, kembali bekerja atau kalian saya pecat!"
Sontak semua karyawan diam. Mereka tahu kalau bosnya dalam keadaan mode marah yang tak bisa disentuh. Setelah masuk ruangannya, Kaylo langsung melempar jasnya dilantai dan berteriak.
"Kevin...! Ambilkan baju gantiku dan buang jas itu!".
Kevin yang sedari tadi mematung langsung menghampiri bosnya. Sebenarnya, Kevin takut kalau bosnya sedang marah. Tidak marah saja seram, apalagi kalau marah. Tambah seram.
Kevin adalah sekretaris Kaylo, sudah dua tahun Kevin bekerja dengan Kaylo. Kaylo dulunya tak punya sekretaris. Mereka bertemu saat Kaylo hampir di tabrak oleh mobil dan Kevin yang menolongnya. Sejak saat itu Kevin bekerja dengan Kaylo. Titah Kaylo adalah yang terpenting bagi Kevin. Karena berkat Kaylo, Kevin bisa hidup layak. Kevin pun berjanji akan terus bersama Kaylo. Ya .. apa pun yang terjadi.
Setelah mandi dan mengganti jasnya, kemarahan Kaylo belum juga surut. Dia masih mengingat betul apa yang dilakukan Melani. Aneh memang. seharusnya, dia marah dengan pelayan kafe itu. Tapi, dia marah dengan Melani. Menjijikkan itu kata yang tepat untuk Melani. Kaylo sangat kesal dengan Melani. Namun ,kekesalannya tiba-tiba hilang saat berdekatan dengan pelayan kafe itu. Kaylo tidak begitu memandang wajah pelayan itu. Dia hanya melihat tangan yang putih dan bersih itu mengelap bajunya. Tanpa sadar, Kaylo tersenyum tipis. Tipis sekali, dan hanya Max yang bisa melihat itu. Melihat perubahan raut wajah Kaylo, Max pun memberanikan diri untuk memecah keheningan. Agar suasana kembali normal.
"Kay, maafkan aku. Aku telah memaksamu untuk bertemu Melani. Dan atas kejadian tadi, aku juga minta maaf. Kalau saja kita tidak kesana, jasmu yang berharga, tidak akan ternoda. Aku akan menggantinya."
Kaylo hanya melirik Max yang telah duduk disofa.
"Aku akan memaafkanmu, ika kau pergi sekarang. Aku tidak mau kehilangan jutaan dolar karena meladenimu." Kaylo melirik Max sambil memegang berkasnya.
Max yang mendengar itu langsung tersenyum. Walaupun kata sahabatnya itu pedas, tapi dia pemaaf. Max pun langsung menuju pintu dan melembaikan tangan.
"Malam ini, aku akan ke club. Ikutlah untuk menghilangkan penat. Aku akan memesan VVIP, sehingga kau aman," tanpa jawaban dari Kaylo, Max langsung pergi.
Kaylo pun diam sejenak, dan memanggil Kevin. Kevin langsung menghampiri Kaylo. Meja kerja Kevin dan Kaylo satu ruangan. Hanya saja, ada pembatas kaca. Maka dari itu, Kevin selalu siap siaga saat dibutuhkan.
"Aku punya tugas untukmu. Selidiki semua karyawan yang ada di K Kafe. Hari ini, berkasnya harus sudah ada di tanganku."
(Bang Kaylo sepertinya penasaran tuh sama Angel).
"Oke bos. Saya akan cari informasinya."
Kevin pun langsung bergegas pergi. Kaylo akan merencanakan hukuman apa yang pantas untuk pelayan itu. Dengan seringai yang menakutkan siap untuk melahap mangsa yang lemah.
(Nasib Angel nihh... gimana?)
Sementara itu, didalam Kafe. Karina dan Angel yang sudah melihat hasil CCTV berniat untuk memberi tahu Kaylo bahwa kejadian tadi bukan tanpa disengaja. Angel sebenarnya was-was mengingat kejadian itu, yang dia pikirkan adalah nasib Kafe Karina. Angel tahu, bahwa Karina membangun Kafe itu penuh perjuangan. Di Kafe itu, banyak kenangan antara Karina dan mendiang suaminya.
"Maafkan aku Karina. Besok, aku akan datang untuk membebaskanmu dari masalah ini. Kau tidak ada hubungannya. Di sini, aku yang salah. Aku akan berusaha membujuk Tuan Kaylo."
Apa bisa Angel membujuk Kaylo, Kaylo adalah tipe orang yang sulit di dekati. Angel berurusan dengan orang yang salah. Tapi Karina tetap berpikiran positif.
"Semoga kau berhasil. Kalau terjadi apa-apa, hubungi aku. Pasti aku akan membantumu Angel."
"Terimakasih, aku sangat mencintaimu. He He He...."
"Jangan-jangan kau suka padaku, Angel. Omg, pergi sana! Aku tak mau berlama-lama denganmu." Karina mengibaskan tangan mengusir Angel.
Angel langsung bergegas pergi. Sebelum benar-benar pergi, Angel mendengarkan teriakan Karina untuk menutup Kafe lebih awal. Karyawan lain pun mengikuti perintah Karina. Semua orang yang berkerja dengan Karina adalah orang yang baik. Sehingga, Angel betah kerja disana. Untuk itu, Angel akan berusaha agar kafe itu tidak tutup. Angel tidak mau teman-temannya kehilangan pekerjaan. Karena baginya, mereka adalah segalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Ney Maniez
😲
2023-03-30
0
Ratih Natalia
suka
2020-04-28
1
Yusriah
Menarik ....
2020-04-25
2