Setelah makan Rika menghampiri sang mama yang menata meja.
"Ma"
"Kamu gak liat mama masih sibuk" Ucap Santi yang membereskan sofa.
"Sok-sokan sibuk" Guman Rika yang masih terdengar di telinga Santi.
"Apa?"
"Mama ngapain sih, masih lama kali ma, masih jam sebelas juga. Semangat bener kayak mau dapat undian aja"
"Ya emang undian dapat mantu Aldebaran ya gak?" Ucap Santi sambil menaik turunkan alisnya.
"Dih, itu sih mau mama"
"Tapi kamu udah Terima kan, udahlah Rik, gak usah nolak-nolak sampai gak keluar kamat. Toh ujung-ujungnya. kamu Terima"
"Rika Terima juga karena papa mama ya! Kalau gak ya ogah. Pokoknya kalau mama bohong Rika gak boleh lanjut S2 lagi awas aja"
"Lho kok gitu, emang kamu gak tanya ke Ardit?" Rika menggeleng.
"Yo iku dadi urusan mu, wong kamu kok yo gak bilang nang Ardit iku lho" Ucap Santi dengan medok jawanya.
"Ya kan Rika sibuk ma" Ucap Rika membela dirinya.
"Sibuk opo?"
"Mikirin kabur dari rumah" Ucap Rika enteng yang langsung dapat tatapan tajam dari Santi.
"Gak ada kabur-kabur-an! Enak aja. Awas kamu kalau kabur, motor kamu mama sita"
"Gak ada! Enak aja main sita-sita motor Rika. Kalau Rika pergi motor Rika juga harus pergi sama Rika" Ucap Rika yang tak Terima.
"Udah-udah-udah, nih bantuin tata. Ribut sama kamu gak ada selesainya"
"Siapa suruh ajak ribut" Tuh kan masih aja jawab.
...…...
Semuanya sudah siap, udah rapi, udah kinclong. Rika menyenderkan dirinya di atas sofa sebelum Santi menceramahi nya.
"Berdiri! Itu sofa nya berantakan lagi"
"Astaga sofa aja di ributin, Rika capek tau!" Ucap Rika tak menghiraukan tatapan tajam dari sang mama.
"Udah! Sekarang kamu ganti, udah jam dua" Suruh Santi.
"Masih lama kali, Rika kan cepet gantinya. Nanti aja Ma Rika capek"
"Gak ada! Buruan naik, sekalian shalat ashar"
"Masih belum mama! ya Allah udah ah males debat Rika naik" Rika bangkit dari sofa dan naik keatas.
Akhirnya Rika naik keatas dan ganti tapi Rika tak langsung ganti dia menunggu waktu Ashar, agar nantinya tak bolak-balik.
Selesai melaksanakan kewajiban nya, Rika berjalan menuju ke walk in closet. Mengambil dress berwarna abu-abu, selutut, dirinya menganti pakaian dan menuju ke meja rias. Mengoleskan sedikit riasan pada wajahnya agar terlihat fresh.
Di kediaman Aldebaran mereka telah siap dengan pakaian masing-masing. Veni dengan busana abu-abu nya dan tak lupa hijab yang menutupi kepalanya dengan warna senada.
"Gimana semuanya udah siap?" Ardi berjalan menghampiri sangat istri dengan balutan kemeja abu-abu tak lupa dengan peci yang dia pakai.
"Alhamdullilah udah Yah, semuanya udah siap tinggal berangkat aja"
Ardi mengangguk. "Kalau begitu kita berangkat sekarang aja" Ardi memasuki mobil diikuti oleh Veni dan Ardit serta beberapa orang lainnya.
Santi dan Rusdy telah berganti pakaian, mereka memakai pakaian yang sama seperti keluarga Aldebaran. Santi pun pamit untuk ke kamar Rika untuk mengecek apa sudah selesai untuk berdandannya.
"Pa, Mama naik ya? mau cek Rika udah siap apa belum" ucap Santi.
"Iya Ma, sana biar Papa lanjutin cek semua sebentar lagi Ardi juga sampai" ucap Rusdy.
Santi naik ke atas ternyata Rika telah selesai dengan pakaiannya. Selesai mengecek Santi pun turun ternyata keluarga Aldebaran telah sampai di bawah.
"assalamualaikum" ucap mereka.
"waalaikumsalam" sahut mereka.
Santi dan Veni berpelukan, sama halnya dengan Rusdy dan Ardi, dilanjut dengan Ardit mencium tangan Santi dan Rusdy. Mereka pun di persilahkan untuk duduk.
Acara lamaran pun dimulai, sebelum di mulai Santi memanggil Rika untuk turun kebawah. Rika mondar-mandir gak jelas, sedikit kurang percaya diri, mengigit bibir bawahnya untuk menghilangkan kegugupannya.
"Kenapa deg-degan gini sih, Rika lo harus tenang, jangan panik" Ucap Rika menyemangati dirinya.
Tak berapa lama Santi masuk dan mengajak Rika untuk kebawah, menggenggam tangan Rika untuk memberitahu bahwa semuanya tak akan terjadi apa-apa.
"Gak usah gugup, tenang aja. PD gitu lho"
"Malu" Cicit Rika.
"Biasanya juga malu-maluin jadi orang, udah tenang aja"
Rika mendelik tak Terima, dirinya tau suka membuat malu orang. Tapi kan jangan diperjelas gitu lho.
Melihat Santi dan Rika yang turun, membuat semua nya menatap mereka berdua. Terutama Rika yang terlihat anggun. Ardit menatap Rika takjub.
"Sabar, masih ada satu minggu lagi" Goda Veni yang membuat Ardit tersadar.
Rika pun duduk. Acara di mulai dengan doa, berbincang-bincang dan terakhir penyematan Cincin untuk Ardit dan Rika. Dan tak lupa dengan seserahan dan juga makan-makan.
Maaf ya, author gak tau gimana susunan acara lamaran jadi author langsung aja, biar gak lama-lama.
Mereka pun menikmati makanan dengan sedikit berbincang-bincang, setelah makan mereka berkumpul di ruang keluarga, mereka ingin menentukan tanggal berapa Rika dan Ardit akan melangsungkan Akad.
"Udah siapin tanggal untuk hari H?"
Mereka berdua saling tatan, tentuin hari H? Mana sempet. Rika yang sibuk kuliah, Ardit yang sibuk kerjaan, membuat mereka tak memikirkan tanggal akad.
"Gimana tentuin akad coba gue aja sibuk urus kuliah, apalagi masalah Olimpiade ditambah lagi masalah Sania" Batin Rika.
"Belum" Ucap mereka bersamaan.
"Kok belum, kan kalian yang nikah"
"Udah gini aja, minggu depan kalian nikah. Buat semuanya kalian tenang aja, Ayah sama yang lain yang akan siapkan. Kalian tinggal menyiapkan diri aja" Usul Ardi.
"Papa setuju sama pendapat Ardi, kalian nikah minggu depan"
"Hah! Kok gitu? Kenapa gak bulan depan aja, bulan depan aja ya Pa?" Mohon Rika.
"Gak ada, minggu depan! Gak ada penolakan"
Rika mengerucutkan bibir kesal, tau gini mending dia siapkan tanggalnya jauh-jauh hari. Udahlah percuma nolak gak ada untungnya juga buat dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Rosni Lim
Semangat
2021-08-31
0
Danish Shakiel Buyuangibu
asyik nikah
2021-07-03
0
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
lucu
2021-05-05
0