Malam harinya, di saat mereka semua cerita, tiba-tiba pintu terketuk membuat mereka semua menoleh kearah pintu.
"Assalamu'alaikum" Ucap Keluarga Wijaya.
"Waalaikumsalam"
"Rika!" Ucap Amel yang langsung memeluk Rika.
"Uhuk.. uhuk.. woi lepasin lo mau bunuh gue!" Kesal Rika menatap tajam Amel.
Yang di tajam malah cengegesan. Biasalah mereka berdua kalau ketemu gak ribut gak seru. Yang lain hanya menggelengkan kepala melihat Rika dan Amel yang tak bisa di pisahkan. Seperti botol dan tutupnya.
"Gimana keadaan lo? Sumpah kemarin ya kurang aja banget si Var-" Ucap Amel yang terpotong.
"Gue gapapa kok, lo tenang aja" Ucap Rika menatap Amel tajam hampir aja keceplosan.
"Hehe maaf" Bisik Amel.
"Rik"
"Apa?"
"Lo gimana?" Tanya Amel yang membuat Rika bingung.
Gimana apanya? Rika gak paham sama omongan Amel. Please lah gak usah nambah beban.
"Sama Varrel" Ucap Amel sambil berbisik.
"Kan lo kalah tuh, be-berarti lo jadi pacarnya dong?" Tanya Amel kembali.
"Gak lah enak aja! Ogah siapa mau sama tuh cowok. Lagian dia mau deketin gue juga mau manfaatin doang sisanya gak ada"
"Iya juga sih, lo mau apain tuh bocah?"
"Gue mau dia dapet ganjaran yang gue Terima" Ucap Rika tersenyum miring.
"Mending lo permainkan dulu deh tuh bocah, terus langsung aja ke intinya" Ucap Amel memberikan ide kepada Rika.
"Kelamaan, langsung aja ke intinya. Gue mau dia dapat apa yang dia lakuin ke gue"
"Oke gue setuju aja sih, gue dukung apapun yang lo lakuin" Ucap Amel.
Setelah mengobrol cukup lama semuanya pamit pulang. Wijaya pamit pulang, ke rumah mereka masing-masing.
"Gue balik ya Rik, sehat-sehat" Ucap Amel menepuk pundak Rika.
"Ya makasih udah mampir"
"Santai aja kali, kayak sama siapa aja lo mah" Ucap Amel.
"Ya udah gue balik, gue tunggu rencana selanjutnya Oke" Bisik Amel.
Rika mengangguk. Amel dan yang lain pun pergi. Veni menghampiri Rika dan memeluknya. Rika yang mendapatkan pelukan dari Veni kaget.
"Rik sehat-sehat ya sayang" Ucap Veni mengecup pucuk Rika.
"Makasih Tante"
"Jangan panggil Tante dong, panggil Bunda aja ya! Sebentar lagi kan mau jadi mantu" Ucap Veni yang membuat Rika tersenyum canggung.
"Rik"
"Iya Pa?"
"Gimana udah ada jawabannya?" Tanya Rusdy yang membuat Rika berfikir sesaat.
"Em, Pa Rika boleh ngobrol sama dia" Ucap Rika menunjuk Ardit.
"Sebentar aja" Lanjut Rika.
Semuanya mengangguk meninggalkan Rika dan Ardit di dalam. Hening itulah yang terjadi di mereka, Rika bingung mau bicara dari mana ada beberapa hal yang ingin Rika tanya ke Ardit.
"Ada yang mau kamu bicarakan?" Tanya Ardit memecah keheningan diantara mereka berdua.
Rika mengangguk "Kenapa lo Terima perjodohan ini?" Tanya Rika pada Ardit.
"Karena.. Saya gak mau bikin Bunda sama Ayah kecewa, dan Saya yakin bahwa kamu lah jodoh saya" Ucap Ardit dengan bijak.
"Tapi kan lo gak tau sifat gue gimana?" Tanya Rika kembali.
"Ya memang saya gak tau sifat kamu, tapi kenapa kita gak coba aja buat saling mengenal terlebih dahulu" Ucap Ardit.
Ucapan Ardit membuat Rika terdiam. Rika masih berfikir apa benar Ardit lah jodohnya?. Rika, dirinya hanya mau menikah dengan orang yang dia cintai, sedangkan sekarang dirinya dipertemukan dengan keadaan seperti ini?.
Begitupun dengan Ardit dirinya juga begitu, Ardit ingin menikah satu sekali seumur hidup.
"Tapi apa lo yakin dengan yang lo omongin?" Tanya Rika kembali.
"Insya Allah saya yakin dengan ucapan saya, saya yakin kamu adalah jodoh saya. Mungkin Allah mempertemukan kita dengan cara seperti ini" Ucap Ardit dengan mantap.
Rika mengangguk, kenapa semuanya bicara seperti ini? Udahlah coba aja dulu, mungkin memang ini cara Tuhan mempertemukan mereka.
"Oke, kalau gitu lo boleh panggil yang lain. Makasih udah jawab pertanyaan gue"
Ardit mengangguk menuju keluar untuk memanggil yang lainnya.
"Bun, Yah, Om, Tante" Panggil Ardit yang membuat mereka semua menoleh.
...…...
Jangan lupa tinggalkan jejaknya satu jejak berati banget buat Nana :D
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
caca
lanjut thoorrr
2021-04-06
0
🍃🌻 Imazz 🌻🍃
I like 👍👍👍
2021-04-05
1
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
seru😊
2021-03-31
0