BAB 10 Empati Amanda

Dokter Irwan memarkirkan mobilnya di pelataran rumah sakit. Dikara mengikuti dr. Irwan keluar dari mobil, dan mereka berdua berjalan menuju ke arah rumah sakit.

Saat mereka berjalan, Dikara tidak bisa tidak memandang ke arah mobil polisi yang terparkir di pelataran rumah sakit. Ia merasa bahwa kehadiran polisi tersebut pasti terkait dengan kecelakaan yang menimpa Ammar.

Saat mereka memasuki rumah sakit, Dikara melihat Amanda sedang berbicara dengan beberapa perawat di dekat resepsionis.

Amanda terlihat cantik dan profesional dengan seragam dokter yang rapi, tapi Dikara bisa melihat kesedihan di matanya. Ia merasa bahwa Amanda pasti sudah mengetahui tentang kecelakaan yang menimpa Ammar.

"Dokter Dikara, aku turut berduka cita atas meninggalnya sahabatmu. Aku tidak bisa membayangkan kesedihan dari orang yang terdekat," Amanda mendekati kekasihnya, kalau saja sudah halal bisa dipastikan ia memeluknya saat itu juga untuk menenangkan Dikara.

Dokter Dikara menatap Amanda dengan mata yang sedih dan lelah. Ia merasa terharu oleh kata-kata Amanda yang penuh empati.

Ia merasa bahwa Amanda benar-benar memahami kesedihannya dan berusaha untuk memberikan dukungan. Dikara menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk mengendalikan emosinya.

"Terima kasih, Amanda," kata Dikara dengan suara yang lembut.

"Aku masih belum bisa mempercayai bahwa Ammar sudah tidak ada lagi. Kami sudah bersahabat sejak lama, dan aku merasa seperti kehilangan sebagian dari diriku sendiri," matanya menatap langit -langit berusaha agar tidak menumpahkan air mata.

"Kamu yang tenang ya dok. Ada aku dan dr. Irwan yang akan terus mensupport kamu," ujar Amanda mengusap bahu kekasihnya dengan sedih.

Dokter Dikara tersenyum sedikit dan mengangguk.

"Terima kasih, Amanda. Kamu dan dr. Irwan adalah teman yang sangat berarti bagiku. Aku merasa lebih tenang dengan dukungan kalian," katanya lembut.

Ia kemudian menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan, "Aku harus kuat dan tenang. Untuk keluarga sahabatku yang meninggal, aku ingin membantu mereka melewati masa sulit ini."

Dikara menatap Amanda dengan mata yang sayu. Kekasihnya itu tidak pernah memperlihatkan kemesraan di rumah sakit. Sehingga pihak rumah sakit tidak ada yang tahu kalau mereka adalah pasangan kekasih, kecuali dr. Irwan.

"Jenazah Ammar ada di ruang jenazah. Istrinya sudah diberitahu. Kasihan sekali, istrinya begitu terpukul. Apalagi ia sedang hamil besar," jelas Amanda memberitahu. Dikara yang menunduk lesu.

Dokter Dikara menatap Amanda lalu menghela napas dalam-dalam, merasa sedih dan prihatin.

"Ya Allah, kasihan sekali keluarga Ammar. Istrinya yang sedang hamil besar harus menghadapi kesulitan ini. Aku harus segera menemui keluarganya dan memberikan dukungan," katanya dengan nada serius.

Dikara merasa terpukul mendengar kata-kata Amanda tentang istri Ammar yang sedang hamil besar. Ia merasa bahwa kehilangan Ammar bukan hanya kehilangan bagi dirinya, tapi juga bagi keluarga Ammar yang masih sangat membutuhkan dukungan dan perawatan.

"Aku harus menemui istrinya," kata Dikara dengan suara yang lembut.

Ia kemudian berjalan menuju ruang jenazah, yang diikuti Amanda.

"Aku ingin memberikan dukungan dan bantuan apa pun yang bisa aku berikan,"

Dikara merasa bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk membantu keluarga Ammar, terutama istri Ammar yang sedang hamil besar.

"Dok tunggu! Kau tidak perlu ke sana. Karena istri Ammar sudah dipindahkan ke ruang operasi," cegah Amanda yang berhasil menghentikan langkah Dikara.

"Kalau perlu kamu yang ambil alih dokter Meila untuk membantu persalinannya. Sepertinya memang harus ada tindakan SC. Karena tadi istri Ammar pingsan," ucapnya lagi.

Dikara membalikkan badannya, ia terkejut mendengar kabar tersebut. Ia tidak menyangka bahwa keadaan istri Ammar begitu parah.

"Baik, aku akan mengambil alih," kata Dikara dengan tegas.

"Aku akan memastikan bahwa persalinan berjalan lancar dan aman." Dikara merasa bahwa ia harus bertindak cepat dan profesional untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya.

Ia langsung mengambil tindakan dan bergerak cepat menuju ruang dr. Meila untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya mengenai kondisi Naya, sekaligus mengambil alih tugas persalinan Naya.

Saat tiba di ruang dr. Meila, Dokter Dikara langsung bertanya tentang kondisi Naya.

"Dok, bagaimana kondisi Naya? Dokter Amanda bilang Naya sudah berada di ruang operasi?"

Dokter Meila menatap Dokter Dikara dengan wajah yang sedikit lelah.

"Dok, kondisi Naya cukup memprihatinkan. Ia mengalami pendarahan yang cukup banyak dan tekanan darahnya turun. Sebelumnya ketubannya sudah pecah, kami sudah melakukan semua yang kami bisa, tapi..." Dokter Meila berhenti sejenak, sebelum melanjutkan,

"Tapi saya rasa kita harus siap untuk melakukan operasi cesar jika kondisinya tidak membaik."

Dokter Dikara mengernyitkan dahi, khawatir dengan kondisi Naya.

"Baik, dok. Saya akan ambil alih tugas dokter. Saya segera memeriksa Naya dan memantau kondisinya. Tolong siapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk operasi cesar, jaga-jaga jika kita harus melakukan operasi darurat," kata Dikara mantap.

Dia berjalan menuju ruang operasi, siap untuk mengambil alih tugas persalinan Naya dan memastikan keselamatan ibu dan bayinya.

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀

🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀

waduh Dikara yang menangani persalinan istri Amar yang notabene sebentar lagi akan menjadi istri Dikara sendiri karena amanat dari Amar sebelum meninggal

2025-02-02

2

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

Alhamdulillah Dika langsung gercep ini semoga mereka berdua bisa terselamatkan

2025-02-02

2

Ney Maniez

Ney Maniez

mudah mudahan naya gk knp knp...
yoo udahh punya calon istri yg Perfect jgn di tinggal

2025-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Mengaku Suami
2 BAB 2 Terpaksa Naik Bus
3 BAB 3 Seolah Dunia Runtuh
4 BAB 4 Ammar Belum Ditemukan
5 BAB 5 Amanah Cinta
6 BAB 6 Pilihan yang Sulit
7 BAB 7 Berita Duka
8 BAB 8 Tindakan Buat Naya
9 BAB 9 Kepedulian Bu Nia
10 BAB 10 Empati Amanda
11 BAB 11 Naya Junior Lahir
12 BAB 12 Menjenguk Naya
13 BAB 13 Masa lalu Naya
14 BAB 14 Janji Dikara
15 BAB 15 Memulangkan Ammar
16 BAB 16 Ammar Belum Kembali
17 BAB 17 Kekhawatiran Amanda
18 BAB 18 Pilihan Hidup
19 BAB 19 Menemui Orang Tua
20 BAB 20 Papa Merestui
21 BAB 21 Amanda Mulai Curiga
22 BAB 22 Amanda Salah Paham
23 BAB 23 Dika Mulai Ada Rasa
24 BAB 24 Akhirnya Naya Tahu
25 BAB 25 Mengantar Naya
26 BAB 26 Mendapat Restu
27 BAB 27 Kenyataan Pahit
28 BAB 28 Pilihan Tak Terduga
29 BAB 29 Kutitip Amanda Padamu
30 BAB 30 Memohon Restu
31 BAB 31 Keberanian Naya
32 BAB 32 Akhirnya
33 BAB 33 Begitu sakit Melepasmu
34 BAB 34 Pemberian Dikara
35 BAB 35 Ternyata Bu Nindi
36 BAB 36 Pergi Saat Ultah Naya
37 BAB 37 Kekecewaan Naya
38 BAB 38 Awal Kejadian
39 BAB 39 Sang Penolong
40 BAB 40 Amanda Resign
41 BAB 41 Naya Ingin Bekerja
42 BAB 42 Mulai Berbohong
43 BAB 43 Dikara Kecewa
44 BAB 44 Permintaan Dikara
45 BAB 45 Dikara Kecewa Lagi
46 BAB 46 Bertemu Mantan
47 BAB 47 Keputusan Reno
48 BAB 48 Nasehat Dikara
49 BAB 49 Siapa Bunda?
50 BAB 50 Perasaan Aneh
51 BAB 51 Tawaran Dikara
52 BAB 52 Tugas Baru Naya
53 BAB 53 Pemecatan Yuna
54 BAB 54 Bertemu Mama Nindi
55 BAB 55 Meminta Izin
56 BAB 56 Terbongkar juga
57 BAB 57 Sindiran Buat Naya
58 BAB 58 Dikara Mulai Curiga
59 BAB 59 Sebuah Wejangan
60 BAB 60 Menemui Mama Nindi
61 BAB 61 Ke Rumah Mertua
62 BAB 62 Tak Percaya
63 BAB 63 Tuduhan Naya
64 BAB 64 Ternyata
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1 Mengaku Suami
2
BAB 2 Terpaksa Naik Bus
3
BAB 3 Seolah Dunia Runtuh
4
BAB 4 Ammar Belum Ditemukan
5
BAB 5 Amanah Cinta
6
BAB 6 Pilihan yang Sulit
7
BAB 7 Berita Duka
8
BAB 8 Tindakan Buat Naya
9
BAB 9 Kepedulian Bu Nia
10
BAB 10 Empati Amanda
11
BAB 11 Naya Junior Lahir
12
BAB 12 Menjenguk Naya
13
BAB 13 Masa lalu Naya
14
BAB 14 Janji Dikara
15
BAB 15 Memulangkan Ammar
16
BAB 16 Ammar Belum Kembali
17
BAB 17 Kekhawatiran Amanda
18
BAB 18 Pilihan Hidup
19
BAB 19 Menemui Orang Tua
20
BAB 20 Papa Merestui
21
BAB 21 Amanda Mulai Curiga
22
BAB 22 Amanda Salah Paham
23
BAB 23 Dika Mulai Ada Rasa
24
BAB 24 Akhirnya Naya Tahu
25
BAB 25 Mengantar Naya
26
BAB 26 Mendapat Restu
27
BAB 27 Kenyataan Pahit
28
BAB 28 Pilihan Tak Terduga
29
BAB 29 Kutitip Amanda Padamu
30
BAB 30 Memohon Restu
31
BAB 31 Keberanian Naya
32
BAB 32 Akhirnya
33
BAB 33 Begitu sakit Melepasmu
34
BAB 34 Pemberian Dikara
35
BAB 35 Ternyata Bu Nindi
36
BAB 36 Pergi Saat Ultah Naya
37
BAB 37 Kekecewaan Naya
38
BAB 38 Awal Kejadian
39
BAB 39 Sang Penolong
40
BAB 40 Amanda Resign
41
BAB 41 Naya Ingin Bekerja
42
BAB 42 Mulai Berbohong
43
BAB 43 Dikara Kecewa
44
BAB 44 Permintaan Dikara
45
BAB 45 Dikara Kecewa Lagi
46
BAB 46 Bertemu Mantan
47
BAB 47 Keputusan Reno
48
BAB 48 Nasehat Dikara
49
BAB 49 Siapa Bunda?
50
BAB 50 Perasaan Aneh
51
BAB 51 Tawaran Dikara
52
BAB 52 Tugas Baru Naya
53
BAB 53 Pemecatan Yuna
54
BAB 54 Bertemu Mama Nindi
55
BAB 55 Meminta Izin
56
BAB 56 Terbongkar juga
57
BAB 57 Sindiran Buat Naya
58
BAB 58 Dikara Mulai Curiga
59
BAB 59 Sebuah Wejangan
60
BAB 60 Menemui Mama Nindi
61
BAB 61 Ke Rumah Mertua
62
BAB 62 Tak Percaya
63
BAB 63 Tuduhan Naya
64
BAB 64 Ternyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!