BAB 12 Menjenguk Naya

Bu Nia merasa sedikit lebih tenang, karena ia tahu, ia tidak sendirian menunggu kabar tentang Naya. Ia kemudian menutup mata lagi dan berdoa, berharap Naya dan bayinya akan selamat. Tiba-tiba, Bu Nia mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Ia membuka mata dan melihat seorang perawat yang berjalan menuju ke arahnya.

Perawat itu tersenyum dan berkata, "Keluarga Ibu Naya?"

"Iya saya Bu," Bu Nia dengan sigap berdiri di hadapan perawat.

"Anggap saja aku sebagai keluarga dekat Naya. Karena akan semakin ribet kalau aku mengaku sebagai orang lain, buang-buang energi kalau harus menjelaskan terus menerus pada orang-orang yang berbeda," gumam Bu Nia tidak mau ribet.

"Bu Naya sudah melahirkan dengan selamat. Alhamdulillah bayinya perempuan. Silakan pasien sudah boleh ditemui. Pasien berada di ruang perawatan intensif," jelas perawat tersebut sambil tersenyum.

"Alhamdulillah terima kasih Suster," Bu Nia dengan wajah berbinar merasa bersyukur dengan mengusap wajah dengan kedua tangannya.

Baru saja Bu Nia hendak berjalan menuju ruang perawatan intensif, seseorang memanggilnya,

"Mama!"

Bu Nia menoleh, kebahagiaannya bertambah manakala putranya datang untuk menjemputnya.

"Mama...apa kabar, Mam!" Reno mencium punggung tangannya.

Bu Nia tersenyum lebar dan memeluk Reno dengan hangat.

"Mama baik, Nak. Bagaimana kabarmu?"

"Alhamdulillah sehat Mam. Ngomong-ngomong apa yang sudah terjadi, sampai Mama mau menolong wanita itu? Kalau terjadi sesuatu, pasti Mama yang akan repot," keluh Reno merasa khawatir dengan kondisi mamanya.

Bu Nia tersenyum dan membelai rambut Reno dengan lembut.

"Jangan khawatir, Nak. Mama hanya ingin membantunya karena saat itu suaminya jatuh dari bus dan tewas di tempat kejadian. Mama tidak ingin melihat orang lain menderita, apalagi wanita itu dalam keadaan hamil besar, dan sekarang alhamdulillah wanita itu sudah melahirkan," jelas Bu Nia.

Reno mengangguk, masih terlihat khawatir.

"Tapi, Mam. Mama harus jaga kesehatan juga. Reno hanya khawatir Mama kecapean yang bisa membuat Mama jadi sakit hanya karena membantu orang lain," Bu Nia tersenyum dan memeluk Reno lagi. Seraya bangga memiliki anak yang begitu perhatian padanya.

"Mama tahu, Nak. Mama hanya ingin membantunya karena dia tidak punya siapa-siapa lagi. Kasihan dia merasa terpukul sudah kehilangan suaminya. Mama mau menjenguknya, apa kau mau ikut?"

Reno mengangguk, masih terlihat khawatir, tetapi juga menunjukkan rasa empati terhadap wanita yang baru saja kehilangan suaminya.

"Baik, Mam. Aku ikut Mama untuk menjenguknya. Aku ingin membantu Mama membuatnya merasa lebih baik," Bu Nia terhenyak dan memeluk Reno lagi.

"Terima kasih, Nak. Mama sangat bangga denganmu karena kamu memiliki hati yang baik dan peduli terhadap orang lain,"

"Reno juga bangga punya Mama sepertimu yang peduli pada sesama. Hayuk Mam, lebih cepat lebih baik. Setelah ini Mama harus pulang, istirahat di rumah. Reno tidak mau Mama sakit,"

"Iya sayang. Mama akan pulang kalau keadaannya baik-baik saja. Sekalian kita pamit ya!"

Reno mengangguk. Mereka pun beranjak menuju ruang perawatan intensif.

Saat mereka tiba di ruang perawatan intensif, Bu Nia dan Reno melihat Naya sedang beristirahat di tempat tidurnya, sementara bayinya sudah dipindahkan ke ruang perawatan bayi.

Naya terlihat lelah, tetapi ada senyum lembut di wajahnya saat melihat Bu Nia.

"Bu Nia, ternyata Ibu masih di sini? Terima kasih sudah membersamaiku sampai saat ini," kata Naya dengan suara lemah.

Bu Nia tersenyum dan menghampiri Naya.

"Iya, sayang. Ibu hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja. Bagaimana keadaanmu?"

"Alhamdulillah Bu. Kehadiran bayiku sudah menjadi obat ketiadaan ayahnya,"

"Syukurlah Nak. Usahakan selalu bahagia saat bersama si kecil, biar ASInya lancar. Ibu hanya bisa mendoakan kalian bisa melewati ujian ini."

Naya tersenyum, "Terima kasih Bu. Ibu orang yang sangat baik. Pasti anak-anak Ibu sangat bangga memiliki Ibu yang berjiwa sosial tinggi. Ibu sehat selalu ya! Kalau Ibu mau pulang, pulanglah Bu. Aku di sini tidak apa-apa ditinggal juga. Aku merasa lebih baik dari sebelumnya,"

Bu Nia tersenyum dan memeluk Naya dengan hangat. "Iya Ibu juga sekalian mau pamit pulang kebetulan anak Ibu sudah menjemput Ibu. Kamu juga harus beristirahat dan memulihkan diri. Semoga kita bisa dipertemukan kembali,"

"Iya Ibu. Ngomong-ngomong anak Ibu mana, kok engga diajak masuk ?"

"Eeh iya mana ya? Sebentar Ibu kenalkan. Nak...Nak...Kok masih luar, sini dong," panggil Bu Nia.

Reno masuk dari balik pintu. Hal ini berhasil membuat Naya terhenyak. Kejadian masa lalunya berputar kembali dalam kalbunya.

"Mas Reno?"

"Naya..." katanya berbarengan. Mereka saling tatap.

Bu Nia menatap mereka secara bergantian, "Kalian saling kenal?" Bu Nia tersenyum senang.

"Alhamdulillah kalau kalian sudah saling kenal. Kalian kenal di mana?"

Mereka hanya diam. Tidak ada satu pun yang mau menjelaskan.

"Mam, sebaiknya kita pulang sekarang! Reno tidak ingin berlama-lama di sini," ajak Reno setelah bergeming beberapa menit. Reno beranjak dari hadapan Naya.

Sementara Bu Nia hanya menatap mereka dengan bingung.

"Mas Reno...maafkan aku..." ujar Naya lirih dengan raut wajah menyesal.

Reno menghentikan langkahnya tanpa membalikkan badannya. Hatinya sudah terlanjur sakit. Reno melanjutkan langkahnya tidak menoleh ke belakang. Ia terus berjalan menuju pintu.

Bu Nia menatapnya dengan khawatir, kemudian menoleh ke arah Naya yang masih terbaring di tempat tidur.

Naya menatap Bu Nia dengan mata yang berair, dan Bu Nia bisa melihat kesedihan dan penyesalan di wajahnya.

Bu Nia tidak tahu apa yang terjadi antara Reno dan Naya, tetapi ia bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Ia memutuskan untuk mengikuti Reno dan meninggalkan Naya untuk saat ini.

Bu Nia berjalan cepat untuk mengejar Reno, yang sudah keluar ruangan.

"Reno, tunggu!" panggilnya.

Reno berhenti sejenak, tetapi tidak menoleh ke belakang. Bu Nia bisa melihat bahwa Reno sedang berusaha menahan emosi. Ia mendekati Reno dan meletakkan tangan di bahu anaknya.

"Apa yang terjadi, Reno? Kenapa kamu begitu marah setelah melihat Naya?" tanyanya dengan lembut.

Reno menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan emosinya. Ia tidak ingin menunjukkan perasaannya di depan Bu Nia, karena ia tahu bahwa Bu Nia akan khawatir. Namun, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengungkapkan perasaannya.

"Aku...aku tidak marah, Bu," kata Reno dengan suara yang terputus-putus, "Aku hanya...sedih,"

Bu Nia menatap Reno dengan mata yang penuh kekhawatiran. "Sedih? Kenapa, Nak?" tanyanya dengan lembut.

Reno menghela napas dan menunduk, tidak bisa menatap Bu Nia.

"Aku...aku tidak tahu, Bu. Aku hanya merasa sakit saat melihatnya. Aku pikir aku sudah melupakan semua itu, tapi ternyata aku belum bisa." Bu Nia mendekati Reno dan memeluknya dengan hangat.

"Apa yang terjadi, Nak? Apa yang membuat kamu merasa sakit?" tanyanya dengan lembut, mencoba membuat Reno merasa lebih nyaman untuk membuka hatinya.

Terpopuler

Comments

⧗⃟MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•

⧗⃟MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•

kayaknya Reno pernah ada hubungan dengan Naya

2025-02-20

0

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

mungkinkah mereka dulu seorang kekasih ya🤔🤔

2025-02-04

0

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

Wah sepertinya mereka pernah punya hubungan ini

2025-02-04

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Mengaku Suami
2 BAB 2 Terpaksa Naik Bus
3 BAB 3 Seolah Dunia Runtuh
4 BAB 4 Ammar Belum Ditemukan
5 BAB 5 Amanah Cinta
6 BAB 6 Pilihan yang Sulit
7 BAB 7 Berita Duka
8 BAB 8 Tindakan Buat Naya
9 BAB 9 Kepedulian Bu Nia
10 BAB 10 Empati Amanda
11 BAB 11 Naya Junior Lahir
12 BAB 12 Menjenguk Naya
13 BAB 13 Masa lalu Naya
14 BAB 14 Janji Dikara
15 BAB 15 Memulangkan Ammar
16 BAB 16 Ammar Belum Kembali
17 BAB 17 Kekhawatiran Amanda
18 BAB 18 Pilihan Hidup
19 BAB 19 Menemui Orang Tua
20 BAB 20 Papa Merestui
21 BAB 21 Amanda Mulai Curiga
22 BAB 22 Amanda Salah Paham
23 BAB 23 Dika Mulai Ada Rasa
24 BAB 24 Akhirnya Naya Tahu
25 BAB 25 Mengantar Naya
26 BAB 26 Mendapat Restu
27 BAB 27 Kenyataan Pahit
28 BAB 28 Pilihan Tak Terduga
29 BAB 29 Kutitip Amanda Padamu
30 BAB 30 Memohon Restu
31 BAB 31 Keberanian Naya
32 BAB 32 Akhirnya
33 BAB 33 Begitu sakit Melepasmu
34 BAB 34 Pemberian Dikara
35 BAB 35 Ternyata Bu Nindi
36 BAB 36 Pergi Saat Ultah Naya
37 BAB 37 Kekecewaan Naya
38 BAB 38 Awal Kejadian
39 BAB 39 Sang Penolong
40 BAB 40 Amanda Resign
41 BAB 41 Naya Ingin Bekerja
42 BAB 42 Mulai Berbohong
43 BAB 43 Dikara Kecewa
44 BAB 44 Permintaan Dikara
45 BAB 45 Dikara Kecewa Lagi
46 BAB 46 Bertemu Mantan
47 BAB 47 Keputusan Reno
48 BAB 48 Nasehat Dikara
49 BAB 49 Siapa Bunda?
50 BAB 50 Perasaan Aneh
51 BAB 51 Tawaran Dikara
52 BAB 52 Tugas Baru Naya
53 BAB 53 Pemecatan Yuna
54 BAB 54 Bertemu Mama Nindi
55 BAB 55 Meminta Izin
56 BAB 56 Terbongkar juga
57 BAB 57 Sindiran Buat Naya
58 BAB 58 Dikara Mulai Curiga
59 BAB 59 Sebuah Wejangan
60 BAB 60 Menemui Mama Nindi
61 BAB 61 Ke Rumah Mertua
62 BAB 62 Tak Percaya
63 BAB 63 Tuduhan Naya
64 BAB 64 Ternyata
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1 Mengaku Suami
2
BAB 2 Terpaksa Naik Bus
3
BAB 3 Seolah Dunia Runtuh
4
BAB 4 Ammar Belum Ditemukan
5
BAB 5 Amanah Cinta
6
BAB 6 Pilihan yang Sulit
7
BAB 7 Berita Duka
8
BAB 8 Tindakan Buat Naya
9
BAB 9 Kepedulian Bu Nia
10
BAB 10 Empati Amanda
11
BAB 11 Naya Junior Lahir
12
BAB 12 Menjenguk Naya
13
BAB 13 Masa lalu Naya
14
BAB 14 Janji Dikara
15
BAB 15 Memulangkan Ammar
16
BAB 16 Ammar Belum Kembali
17
BAB 17 Kekhawatiran Amanda
18
BAB 18 Pilihan Hidup
19
BAB 19 Menemui Orang Tua
20
BAB 20 Papa Merestui
21
BAB 21 Amanda Mulai Curiga
22
BAB 22 Amanda Salah Paham
23
BAB 23 Dika Mulai Ada Rasa
24
BAB 24 Akhirnya Naya Tahu
25
BAB 25 Mengantar Naya
26
BAB 26 Mendapat Restu
27
BAB 27 Kenyataan Pahit
28
BAB 28 Pilihan Tak Terduga
29
BAB 29 Kutitip Amanda Padamu
30
BAB 30 Memohon Restu
31
BAB 31 Keberanian Naya
32
BAB 32 Akhirnya
33
BAB 33 Begitu sakit Melepasmu
34
BAB 34 Pemberian Dikara
35
BAB 35 Ternyata Bu Nindi
36
BAB 36 Pergi Saat Ultah Naya
37
BAB 37 Kekecewaan Naya
38
BAB 38 Awal Kejadian
39
BAB 39 Sang Penolong
40
BAB 40 Amanda Resign
41
BAB 41 Naya Ingin Bekerja
42
BAB 42 Mulai Berbohong
43
BAB 43 Dikara Kecewa
44
BAB 44 Permintaan Dikara
45
BAB 45 Dikara Kecewa Lagi
46
BAB 46 Bertemu Mantan
47
BAB 47 Keputusan Reno
48
BAB 48 Nasehat Dikara
49
BAB 49 Siapa Bunda?
50
BAB 50 Perasaan Aneh
51
BAB 51 Tawaran Dikara
52
BAB 52 Tugas Baru Naya
53
BAB 53 Pemecatan Yuna
54
BAB 54 Bertemu Mama Nindi
55
BAB 55 Meminta Izin
56
BAB 56 Terbongkar juga
57
BAB 57 Sindiran Buat Naya
58
BAB 58 Dikara Mulai Curiga
59
BAB 59 Sebuah Wejangan
60
BAB 60 Menemui Mama Nindi
61
BAB 61 Ke Rumah Mertua
62
BAB 62 Tak Percaya
63
BAB 63 Tuduhan Naya
64
BAB 64 Ternyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!