BAB 18 Pilihan Hidup

Adikara merenungi kata-kata Irwan barusan. Ia tidak ingin Amanda sampai menyusulnya ke Garut. Ia menghela nafas dalam-dalam. Sepulang dari sini ia harus melewati tantangan yang akan menguji kesabarannya. Ia tahu, hal ini tidak akan mudah ia lalui.

"Bu, Dika akan kembali ke Jakarta selepas subuh," ujar Dika setelah taraweh di masjid terdekat.

"Mendadak sekali, Nak?"

"Maaf Bu. Sebenarnya Dika ingin lebih lama di sini. Suasananya membuat hati ini tenang, damai. Tapi pekerjaanku sudah lama ditinggal. Dika tidak mau ada masalah di tempat kerja, karena terlalu lama izin,"

"Ooh begitu. Lantas apa sudah ada jawaban dari sholat istikharahmu itu, Nak?"

"Insyaa Allah sudah Bu. Dika akan menjaga cucu Ibu selamanya. Doakan ya Bu semoga ini yang terbaik,"

"Benarkah? Aamiin. Ibu sangat senang kalau kamu memilih Naya dan cucu Ibu. Kamu memang sahabat terbaik, Nak. Ibu tidak bisa membayangkan kalau Naya menikahi lelaki lain. Ibu pasti tidak akan bertemu dengan cucu Ibu. Tolong kalau kamu sudah membicarakannya dengan Naya, ajak mereka ke sini! Ibu ingin sekali melihat cucu Ibu, warisan Ammar satu-satunya," Ibu Ammar menyusut air matanya.

Dikara merasa lebih tenang sudah membicarakan ini pada Ibunya Ammar. Ia merasakan kebahagiaan yang sama manakala melihat Ibu Ammar yang sangat bahagia dan berharap.

Ia merasa telah membuat keputusan yang tepat dengan memilih Naya dan cucu Ibu Ammar. Ia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia akan menjaga dan melindungi mereka dengan penuh tanggung jawab.

"Baik, Bu. Aku akan membicarakannya dengan Naya dan mengajak mereka ke sini. Ibu tidak perlu khawatir, aku akan menjaga mereka dengan baik," Dikara berkata dengan suara yang tulus.

"Semoga Naya mau menjalani amanah suaminya, Nak?"

Dikara mengangguk pelan, berharap bahwa Naya akan menerima keputusannya dan bersedia menjalani amanah suaminya, Ammar.

Ia tahu bahwa keputusan ini tidak akan mudah bagi Naya, tapi ia berharap bahwa Naya akan memahami keinginan Ammar dan bersedia untuk melanjutkan kehidupannya bersama Dikara.

Dika mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Ia menekan nama Irwan di sana. Cukup lama telepon itu tidak diangkat Irwan. Ia mengulangi panggilan tersebut. Tidak lama kemudian...

"Hallo Dika. Ada apa? Maaf lama tadi sedang ada pasien," jelasnya di seberang sana. Ia terdengar merasa tidak enak hati.

"Oh ya. Maaf ganggu. Begini, aku besok pulang!" kata Dika memberitahu Irwan tentang kepulangannya.

"Benarkah. Waah pasti Amanda senang mendengar kabar ini," Irwan terdengar sangat senang.

"Ya tolong kabari ya! Kasih tahu jangan lagi mengkhawatirkanku. Aku pulang besok selepas subuh. Kira-kira sebelum dzuhur aku sampe sana. Tapi sepertinya aku pulang ke rumah dulu. Kangen sama mama,"

"Ya ampun Dik. Udah mau kawin masih jadi anak mama aja. Oke kamu hati-hati ya, Dik. Tidak usah bawa oleh-oleh, yang penting kamu selamat sampai sini," ujar Irwan tertawa.

"Aku tidak sempat kalau harus beli oleh-oleh. Oh iya tolong rahasiakan yang kemarin. Biar aku saja yang bilang ke dia, ya!"

"Ya itu hak kamu, Dik. Aku harap Amanda bisa menerima keputusanmu begitu pun sebaliknya. Aku yakin keputusanmu benar,"

"Makasih ya Wan,"

"Iya sama-sama. Kamu hati-hati ya!"

Dikara menutup ponselnya setelah mengucapkan salam. Dia merasa lega setelah berbicara dengan Irwan. Ia tahu bahwa ia harus segera memberitahu Amanda tentang keputusannya, dan ia ingin mengatakannya secara langsung.

Ia berharap bahwa Amanda bisa memahami dan menerima keputusannya. Ia berharap Amanda tidak terlalu terluka. Semoga Amanda ikhlas menerima takdir-Nya.

Dikara mengambil napas dalam-dalam dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Amanda besok. Ia tahu bahwa ini akan menjadi pembicaraan yang sulit, tapi ia harus melakukannya.

Dikara memejamkan mata dan memikirkan tentang apa yang akan terjadi besok. Ia tahu bahwa Amanda akan terkejut dan mungkin bahkan marah ketika mendengar keputusannya. Tapi Dikara berharap bahwa Amanda bisa memahami alasan di balik keputusannya dan tidak menyalahkannya. Dikara mengambil napas dalam-dalam lagi dan mencoba untuk mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang bisa terjadi besok. Ia tahu bahwa ini akan menjadi hari yang sulit, tapi ia siap untuk menghadapinya.

"Amanda aku begitu mencintaimu. Tapi aku harus melaksanakan amanah itu. Cinta tidak harus memiliki. Aku hanya ingin kau bahagia walaupun tidak hidup bersamaku. Aku yakin, kamu akan menemukan laki-laki yang tepat dan terbaik untuk hidup dan masa depanmu," Dikara mengusap wajahnya dengan pelan.

Dikara membuka matanya dan melihat sekeliling ruangan. Ia merasa sedikit lebih tenang setelah mempersiapkan diri untuk menghadapi Amanda besok. Ia tahu bahwa besok akan menjadi hari yang sulit, tapi ia siap untuk menghadapinya.

Dikara berdiri dan mulai berjalan-jalan di ruangan, mencoba untuk menghilangkan kecemasan yang masih ada di dalam hatinya. Ia berharap bahwa besok akan menjadi hari yang bisa membawa kejelasan dan penyelesaian bagi dirinya dan Amanda.

Terpopuler

Comments

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

gitu dong masalah harus di hadapi, bukan di hindari, meskipun kamu menghindari kamu tetap akan tidak tenang karena kamu masih ada beban

2025-02-12

1

🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀

🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀

moga aja Amanda bisa menerima keputusan yang diambil oleh Dikara dan membuka hati untuk dokter Irawan 🤭🤗🤗🤗

2025-02-12

1

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

Jujur lebih baik biar tau semuanya, meskipun nanti banyak yang tersakiti

2025-02-12

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Mengaku Suami
2 BAB 2 Terpaksa Naik Bus
3 BAB 3 Seolah Dunia Runtuh
4 BAB 4 Ammar Belum Ditemukan
5 BAB 5 Amanah Cinta
6 BAB 6 Pilihan yang Sulit
7 BAB 7 Berita Duka
8 BAB 8 Tindakan Buat Naya
9 BAB 9 Kepedulian Bu Nia
10 BAB 10 Empati Amanda
11 BAB 11 Naya Junior Lahir
12 BAB 12 Menjenguk Naya
13 BAB 13 Masa lalu Naya
14 BAB 14 Janji Dikara
15 BAB 15 Memulangkan Ammar
16 BAB 16 Ammar Belum Kembali
17 BAB 17 Kekhawatiran Amanda
18 BAB 18 Pilihan Hidup
19 BAB 19 Menemui Orang Tua
20 BAB 20 Papa Merestui
21 BAB 21 Amanda Mulai Curiga
22 BAB 22 Amanda Salah Paham
23 BAB 23 Dika Mulai Ada Rasa
24 BAB 24 Akhirnya Naya Tahu
25 BAB 25 Mengantar Naya
26 BAB 26 Mendapat Restu
27 BAB 27 Kenyataan Pahit
28 BAB 28 Pilihan Tak Terduga
29 BAB 29 Kutitip Amanda Padamu
30 BAB 30 Memohon Restu
31 BAB 31 Keberanian Naya
32 BAB 32 Akhirnya
33 BAB 33 Begitu sakit Melepasmu
34 BAB 34 Pemberian Dikara
35 BAB 35 Ternyata Bu Nindi
36 BAB 36 Pergi Saat Ultah Naya
37 BAB 37 Kekecewaan Naya
38 BAB 38 Awal Kejadian
39 BAB 39 Sang Penolong
40 BAB 40 Amanda Resign
41 BAB 41 Naya Ingin Bekerja
42 BAB 42 Mulai Berbohong
43 BAB 43 Dikara Kecewa
44 BAB 44 Permintaan Dikara
45 BAB 45 Dikara Kecewa Lagi
46 BAB 46 Bertemu Mantan
47 BAB 47 Keputusan Reno
48 BAB 48 Nasehat Dikara
49 BAB 49 Siapa Bunda?
50 BAB 50 Perasaan Aneh
51 BAB 51 Tawaran Dikara
52 BAB 52 Tugas Baru Naya
53 BAB 53 Pemecatan Yuna
54 BAB 54 Bertemu Mama Nindi
55 BAB 55 Meminta Izin
56 BAB 56 Terbongkar juga
57 BAB 57 Sindiran Buat Naya
58 BAB 58 Dikara Mulai Curiga
59 BAB 59 Sebuah Wejangan
60 BAB 60 Menemui Mama Nindi
61 BAB 61 Ke Rumah Mertua
62 BAB 62 Tak Percaya
63 BAB 63 Tuduhan Naya
64 BAB 64 Ternyata
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1 Mengaku Suami
2
BAB 2 Terpaksa Naik Bus
3
BAB 3 Seolah Dunia Runtuh
4
BAB 4 Ammar Belum Ditemukan
5
BAB 5 Amanah Cinta
6
BAB 6 Pilihan yang Sulit
7
BAB 7 Berita Duka
8
BAB 8 Tindakan Buat Naya
9
BAB 9 Kepedulian Bu Nia
10
BAB 10 Empati Amanda
11
BAB 11 Naya Junior Lahir
12
BAB 12 Menjenguk Naya
13
BAB 13 Masa lalu Naya
14
BAB 14 Janji Dikara
15
BAB 15 Memulangkan Ammar
16
BAB 16 Ammar Belum Kembali
17
BAB 17 Kekhawatiran Amanda
18
BAB 18 Pilihan Hidup
19
BAB 19 Menemui Orang Tua
20
BAB 20 Papa Merestui
21
BAB 21 Amanda Mulai Curiga
22
BAB 22 Amanda Salah Paham
23
BAB 23 Dika Mulai Ada Rasa
24
BAB 24 Akhirnya Naya Tahu
25
BAB 25 Mengantar Naya
26
BAB 26 Mendapat Restu
27
BAB 27 Kenyataan Pahit
28
BAB 28 Pilihan Tak Terduga
29
BAB 29 Kutitip Amanda Padamu
30
BAB 30 Memohon Restu
31
BAB 31 Keberanian Naya
32
BAB 32 Akhirnya
33
BAB 33 Begitu sakit Melepasmu
34
BAB 34 Pemberian Dikara
35
BAB 35 Ternyata Bu Nindi
36
BAB 36 Pergi Saat Ultah Naya
37
BAB 37 Kekecewaan Naya
38
BAB 38 Awal Kejadian
39
BAB 39 Sang Penolong
40
BAB 40 Amanda Resign
41
BAB 41 Naya Ingin Bekerja
42
BAB 42 Mulai Berbohong
43
BAB 43 Dikara Kecewa
44
BAB 44 Permintaan Dikara
45
BAB 45 Dikara Kecewa Lagi
46
BAB 46 Bertemu Mantan
47
BAB 47 Keputusan Reno
48
BAB 48 Nasehat Dikara
49
BAB 49 Siapa Bunda?
50
BAB 50 Perasaan Aneh
51
BAB 51 Tawaran Dikara
52
BAB 52 Tugas Baru Naya
53
BAB 53 Pemecatan Yuna
54
BAB 54 Bertemu Mama Nindi
55
BAB 55 Meminta Izin
56
BAB 56 Terbongkar juga
57
BAB 57 Sindiran Buat Naya
58
BAB 58 Dikara Mulai Curiga
59
BAB 59 Sebuah Wejangan
60
BAB 60 Menemui Mama Nindi
61
BAB 61 Ke Rumah Mertua
62
BAB 62 Tak Percaya
63
BAB 63 Tuduhan Naya
64
BAB 64 Ternyata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!