Ijinkan Aku Menjauh Sersan!

Ijinkan Aku Menjauh Sersan!

Bab 1 Melepas Kepergian Satgas

     Pernikahan itu sudah seminggu berlalu. Vanya merasa bahagia bisa bersanding dengan lelaki yang selama ini sudah menjadi kekasihnya.

     Vanya hanya seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah toko kosmetik milik sang ibu mertua. Dan kisah cinta Dilmar Prasetya dan Vanya Anjani berawal dari sana.

     Dilmar sering menjemput sang mama pulang dari toko. Saat itulah pertemuan-pertemuan yang tidak sengaja sering terjadi antara Vanya dan Dilmar. Dilmar tertarik dengan Vanya yang lumayan menarik, terlebih jika Vanya sudah berdandan, wajahnya yang eksotik terpancar nyata di depan mata Dilmar. Kulitnya yang kuning langsat menjadi daya tarik tersendiri bagi Dilmar. Saat menatap sang gadis, Dilmar tidak merasa bosan menatapnya. Terlebih gadis itu ramah dan memiliki attitude yang bagus menurutnya.

     Sama halnya dengan Vanya, ia sering berdecak kagum ketika melihat Dilmar mendatangi toko untuk menjemput Bu Sonia, ibu kandung Dilmar. Dilmar menjemput Bu Sonia masih dalam keadaan berseragam TNI-AD. Kala itu Vanya merasa kagum dengan penampilan Dilmar yang gagah dan tampan. Sejak saat itu Vanya mulai tertaut rasa terhadap Serka Dilmar Prasetya.

     Dilmar menyatakan rasa sukanya pada Vanya melalui sang mama, lalu Bu Sonia menyampaikan perasaan Dilmar untuk Vanya. Seiring berjalannya waktu, cinta mereka pun tumbuh. Mereka sering bertemu hanya di toko, selebihnya Dilmar sering mengantar Vanya pulang ke rumahnya.

***

     "Apakah Abang tega akan meninggalkan Vanya, padahal kita masih pengantin baru? Kita baru seminggu menikah, Bang," rengek Vanya sembari memeluk suami tercintanya dari belakang.

     Dilmar mengurai pelukan Vanya lalu bangkit. "Kita pengantin baru, tapi apa yang bisa abang rasa, kamu justru tidak bisa abang sentuh saat malam pertama." Desahan nafas berat terdengar dari helaan nafas Dilmar, Vanya tahu Dilmar kecewa.

     "Maafin Vanya, Bang. Ini bukan keinginan Vanya, ini sudah kehendak Yang di atas, lagipula ini memang siklusnya." Vanya beralasan dengan nada penuh penyesalan.

     "Hmmmmm." Dilmar menghela kembali nafasnya berat.

     "Tapi semua bisa dilakukan dengan cara lain, Abang juga menyukainya," balas Vanya sedikit genit. Tapi tidak ada respon dari suaminya.

"Tolong, siapkan baju abang, dan masukkan ke dalam tas ransel itu," titahnya sembari berlalu.

     "Bang." Panggilan Vanya tidak berbalas, Dilmar sudah beranjak dan menjauh. Vanya mencelos menatap kepergian Dilmar.

Hatinya mulai bertanya tentang sikap dingin suaminya yang memang sudah ia rasakan seminggu sebelum pernikahannya berlangsung. Tapi Vanya menganggap, semua itu hanya karena tugas negara di pundak Dilmar yang kini dibebankan lagi padanya, yakni Satgas ke wilayah perbatasan Papua dan Timor Leste. Padahal baru beberapa bulan yang lau, Dilmar kembali dari Satgas Kongo, Afrika.

"Mungkin Bang Dilmar lelah, harus menerima Satgas ini kembali setelah beberapa bulan baru kembali dari Kongo," pikir Vanya positif, sembari memasukkan satu per satu pakaian dan perlengkapan lain untuk dibawa Dilmar.

***

     Seminggu sebelum pernikahan digelar, Dilmar mendapat kabar tentang mantan kekasih yang kembali ke kota ini. Secara kebetulan, mantan kekasihnya yang ternyata seorang Perawat itu, mendapat sebuah tugas yang sama dan tempat yang sama dari rumah sakit pemerintah tempatnya berdinas, untuk ditugaskan di wilayah perbatasan Papua dan Timor Leste. RS tersebut, mengirimkan kurang lebih lima Perawat dan dua dokter . Semua personil tenaga kesehatan, diberangkatkan bersamaan dengan personil TNI-AD.

     "Sela telah kembali. Dia kembali ke kota ini sebagai Perawat?" kejut Dilmar. Di wajahnya muncul antara dua mimik, bahagia dan rasa tidak percaya. Cinta yang sudah berusaha dia kubur tiga tahun yang lalu, kini harus timbul lagi dan tiba-tiba merekah kembali. Ternyata hati Dilmar belum selesai dengan masa lalunya.

     "Sela juga mendapat tugas yanga sama, ke perbatasan Papua dan Timor Leste? Yang benar, ini tidak bercanda bukan? Kenapa kami harus dipertemukan kembali?" gumamnya di sela jam istirahat kerja.

     "Sayangnya, aku seminggu lagi menikah. Apakah aku batalkan saja?" obrolnya pada Dilan teman satu leting.

     "Jangan begitu Pot, itu tidak gentlemen namanya. Kasihan calon istrimu. Kalau boleh saran, jangan sampai kamu tergoda untuk kembali ke masa lalu. Terlebih sebentar lagi kamu akan menikah," peringat Dilan kembali.

     Dilmar terdiam, entah apa yang sedang ia pikirkan. Mungkin saja peringatan Dilan itu kini sedang dipikirkannya.

     Dan pernikahan itu akhirnya digelar. Namun, hati Dilmar justru terpaut pada sosok Sela sang Perawat cantik yang kini akan ditugaskan di tempat yang sama dengan dirinya di wilayah perbatasan.

***

     "Vanya, apakah semua sudah kamu masukkan? Tidak ada yang tertinggal?" Dilmar mencoba meyakinkan.

     "Sudah, semua sudah Vanya masukkan," jawabnya penuh senyum yang merekah. Dilmar mengangguk lalu meraih tas ranselnya yang kini sudah penuh dengan perlengkapan dirinya di tempat Satgas yang baru.

     "Abang, tidak kasih Vanya nafkah?" Vanya menengadahkan tangannya di hadapan Dilmar. Dilmar menatap wajah Vanya, lalu mengangkat bibir bawahnya tipis.

     "Ambillah, nanti Abang transfer setiap bulan. Di sini juga masih ada saldonya," ucap Dilmar memberikan sebuah kartu ATM ke tangan Vanya. Vanya menerimanya dengan senang hati.

     "Terimakasih Abang," ucapnya seraya memeluk Dilmar penuh suka cita dan bahagia, disertai bibirnya yang tersungging sebuah senyuman bahagia.

     Malamnya sehari sebelum keberangkatan Dilmar. Vanya sudah membersihkan diri dan berdandan cantik. Tidak lupa di tubuhnya kini sudah melekat sebuah gaun minim yang tembus pandang. Rencananya Vanya akan menggoda Dilmar malam ini sebelum mereka tidur. Kebetulan Vanya sudah bersih dari halangan, sehingga sejak sore tadi Vanya sudah siap-siap mempersiapkan diri. Ia akan berusaha menyenangkan hati Dilmar sebelum kepergiannya besok Satgas.

     Senyum Vanya merekah saat melihat Dilmar sudah terbaring di atas ranjang. Perlahan Vanya menaiki ranjang, ia sudah bertekad bahwa malam ini akan menyerahkan jiwa dan raganya untuk Dilmar dan akan menjadi malam pertama yang indah dan berkesan bagi keduanya, meskipun setelahnya mereka harus LDR-an.

     Vanya mulai membaringkan tubuhnya di samping Dilmar, lalu memeluknya dan memberikan sentuhan yang bisa membangkitkan hasrat Dilmar bangkit. Namun, sayangnya, semakin digoda, Dilmar justru semakin nyeyak. Bahkan dia sempat menolak karena takut besok lelah dan bangun kesiangan.

     "Abang takut lelah dan bangun kesiangan besok," tolaknya sembari terlelap kembali. Vanya teramat kecewa, bahkan tubuhnya yang sudah seksi menggoda saja, tidak mampu membuka mata Dilmar untuk melihatnya.

     "Huhhhh."

     Hingga keberangkatan itu tiba, kepergian Dilmar diantar Vanya dan kedua orang tuanya. Meskipun semalam Vanya harus kecewa, tapi hari ini dia harus tegar mengantar sang suami ke medan tugas. Namun kesedihan akan perpisahan itu tidak bisa dibendung lagi, sehingga Vanya berderai air mata saat melepas kepergian Dilmar.

     "Abang hati-hati di sana. Jaga diri dan kesehatan," ucap Vanya seraya merangkul Dilmar dan menangis di sana. Kesedihannya kembali merekah. Kali ini kesedihan itu tiga kali lipat lebih sedih dibanding saat Vanya harus ditinggalkan Dilmar saat ke Kongo. Saat itu mereka baru menjalin hubungan pacaran empat bulan, sehingga Vanya tidak terlalu berat melepas kepergian Dilmar.

     "Baiklah, kamu juga jaga diri ya," balas Dilmar lalu mengecup kening Vanya satu kali. Setelah itu diapun melepas tangan Vanya perlahan. Dilmar pun berpamitan pada kedua orang tuanya sebelum pesawat yang akan mengantarkannya Satgas segera memanggilnya.

     "Jangan lupa hubungi," kode Vanya dengan gerakan tangannya. Sayangnya Dilmar tidak merespon, dia hanya sempat menoleh lalu bergegas menuju badan pesawat.

     Tatap mata Vanya menatap dalam dan jauh sampai tubuh Dilmar memasuki pesawat. Dari situ, tidak ada lagi lambaian tangan Dilmar yang terlihat, karena tubuh Dimar terhalang badan pesawat.

NB: Assalamualaikum. Hai semua, ini kisah terbaru dari Author. Sebetulnya Author masih bingung dengan ide yang ada dalam otak Author, untuk itu mohon dukungannya ya supaya Author ada ide yang cemerlang dengan kisah Dilmar dan Vanya ini. Ada saran lain nggak ya untuk nama prianya, Dilmar atau ganti ya? Masih bingung Author.

Terpopuler

Comments

Lendra malayu

Lendra malayu

awal yg menarik thorrr,, semangat ya /Kiss//Kiss/

2025-01-14

1

Titik Sofiah

Titik Sofiah

lanjut Thor moga konflik.a nggak trlalu berat ya

2025-01-14

1

Lita Pujiastuti

Lita Pujiastuti

Baru episode awal, sudah nyeseg

2025-01-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!