Bab 14 Desakan Deby

     Dua pasang mata itu masih mengawasi motor Vanya, dari mobil yang dikendarainya.

     "Sepertinya itu memang Vanya. Cepat Sayang, kita ikuti motornya," seru si wanita yang usianya diperkirakan 31 tahun. Dia Deby, kakak kandung Dilmar. Saat ini Deby tengah bersama suaminya mengikuti motor Vanya yang diketahui keluar dari sebuah taman.

     Deby baru saja keluar dari sebuah yayasan tempatnya mengajar, kebetulan ia seorang Guru di sekolah swasta. Sementara suaminya adalah seorang Dosen di salah satu Universitas Negeri di kota Bandung. Deby janjian dengan suaminya untuk memeriksakan kandungan, karena saat ini Deby sedang mengandung usia empat bulan. Sebelum tiba di RS tempat biasa Deby diperiksa, Deby keburu melihat Vanya keluar dari sebuah taman.

     Terlebih akhir-akhir ini Deby memang menyimpan curiga dengan status galau yang pernah Vanya posting beberapa bulan lalu. Kemudian kini Deby menemukan Vanya dari sebuah taman dengan keadaan yang terlihat seperti orang yang sedih. Naluri kewanitaan Deby muncul dan merasakan kalau Vanya saat ini ada masalah.

     "Vanya katakan, kamu sebenarnya ada masalah apa? Jujur sama Kakak?" desak Deby setelah dia dan suaminya berhasil menyusul Vanya ke toko sang mama. Dan kini Deby membawa Vanya ke taman belakang di toko itu untuk mengajak Vanya bicara. Sementara suami Deby menunggu di dalam mobil sembari mengawasi kalau-kalau ada ibu mertuanya datang ke toko.

     "Tidak, Kak, Vanya tidak sedang ada masalah apa-apa," jawab Vanya bohong. Namun Deby tidak bisa dibohongi begitu saja, wajah Vanya yang masih sembab saja memperlihatkan kalau Vanya baru saja menangis. Itu artinya Vanya saat ini sedang ada masalah.

     "Katakan saja sama Kakak, kamu jangan takut, siapa tahu kakak punya solusi untuk membantu menyelesaikan masalahmu. Harusnya kalau ada masalah, kamu jangan diam sendiri dan memendamnya, nanti justru makan hati. Ayo katakanlah, apa semua ini ada hubungannya dengan Dilmar?" Deby menatap wajah Vanya yang sendu, dia yakin masalah yang dihadapi Vanya ada hubungannya dengan Dilmar sang adik.

     Vanya masih menggeleng dan bungkam.

     "Tidak mungkin tidak ada masalah. Dengan melihatmu seperti ini saja, kakak yakin kamu ada masalah. Pasti masalah ini ada kaitannya dengan Dilmar, sebab beberapa kali Dilmar pernah cerita sama mama kalau kamu begitu susah dihubungi, sekalipun aktif, kamu sama sekali tidak mengangkatnya. Benar begitu?" desak Deby masih belum menyerah.

     Karena merasa didesak, akhirnya Vanya menceritakan masalahnya dengan Dilmar, tapi Vanya hanya menceritakan secara garis besarnya saja. Vanya tidak sepenuhnya jujur atau bahkan sampai memperlihatkan bukti kedekatan Dilmar dengan seorang Perawat, sampai foto ciumannya dikirim kepadanya.

     "Bang Dilmar memiliki kekasih di sana Kak, dia merupakan mantan kekasihnya yang dulu sempat putus tiga tahun yang lalu, tapi kini perempuan itu ditugaskan di tempat yang sama dengan Bang Dilmar, karena dia seorang Perawat," tutur Vanya pada akhirnya.

     Deby geleng kepala setelah mendengar penuturan Vanya barusan, dia seakan tidak percaya kalau Dilmar berselingkuh di belakang Vanya.

     "Dari mana kamu tahu kalau Dilmar selingkuh dan mana buktinya?" telisik Deby lagi kurang yakin.

     Vanya mengeluarkan Hp nya, lalu memperlihatkan sebuah foto kebersamaan Dilmar bersama seorang Perawat sedang berpegangan tangan dan berangkulan. Hanya foto dua itu yang Vanya perlihatkan pada Deby, sedangkan foto ciuman Dilmar, sengaja ia sembunyikan, sebab Vanya tidak ingin emosi kakak iparnya tiba-tiba meledak, marah terhadapnya atau marah terhadap Dilmar.

     Deby mengusap dahinya, antara masih percaya dan tidak saat kedua bukti foto itu terlihat jelas di depan matanya.

     "Tapi, foto ini belum bisa jadi bukti sepenuhnya kalau Dilmar selingkuh. Kamu harus tanyakan semua pada Dilmar, nanti sepulang dia dari sana. Dan kamu tenang saja, kakak akan ikut campur jika Dilmar benar-benar mengkhianatimu. Kakak akan membuat perhitungan dengannya, kakak akan amuk Dilmar," tekadnya dengan penuh semangat berkobar.

     "Tadi kamu belum katakan dari siapa foto itu kamu dapat?" tanya Deby mengulang pertanyaannya tadi. Vanya bingung, sementara dia mendapatkan bukti foto itu dari suami Sisi dan juga perawat itu sendiri.

     "Perawat itu sendiri yang mengirimkan," jawab Vanya, membuat Deby tersentak.

     "Tenang saja, kamu berikan nanti nomer perempuan itu pada kakak. Kakak akan buat perhitungan dengan dia. Lihat saja nanti," respon Deby mendengus seakan gemas banget dengan perawat yang diceritakan Vanya barusan.

     Vanya bahagia melihat Deby berada di pihaknya. Entah mengapa dukungan dari Deby, tiba-tiba saja membuat dada Vanya sedikit plong. Vanya memeluk Deby dan menangis di sana.

     "Kak Deby terimakasih dukungannya, sebelum ini, Vanya tidak tahu harus ke mana Vanya berbagi kesedihan ini selain dipendam sendiri," tutur Vanya terisak.

     "Sudah, sekarang kamu tenangkan pikiran kamu. Kakak akan berusaha bantu kamu dalam masalah ini. Kakak akan buat Dilmar menyesal jika dia terbukti bersalah." Deby kembali menghibur hati Vanya yang masih sedih.

     Setelah Vanya terlihat sedikit tenang, Deby akhirnya berpamitan pada Vanya. "Kalau kamu belum mau cerita sama mama, hapus segera air matamu dan tutupi wajah sendumu, jangan sampai mama tahu kalau kamu sudah menangis," peringatnya sebelum ia meninggalkan Vanya.

***

     Sementara itu, di tempat Dilmar. Saat ini Dilmar baru saja naik barak, ia dan kawan-kawan satu regunya baru menyelesaikan tugasnya siang ini. Minggu ini Dilmar mendapat giliran jaga pagi kembali.

     Mendengar bunyi Hp teman-temannya terdengar tang tung tang tung, Dilmar tidak mau kalah, ia segera meraih Hp nya dan membuka aplikasi WA. Sudah lama status Vanya selalu diintipnya, tapi kosong dan tidak pernah lagi memposting apapun. Namun, kali ini berbeda. Dilmar dibuat terkejut karena Vanya terlihat memposting sebuah gambar.

     Sepasang kaki dan sederet kalimat sebagai caption tertera di sana.

     "Berdiri di atas kaki sendiri dan bertumpu juga di atas kaki sendiri."

     Dilmar termenung memikirkan postingan Vanya barusan. Nalurinya mengatakan kalau Vanya sudah mengetahui hubungannya dengan Sela.

     "Tumben Vanya kembali membuat postingan," herannya dengan kepala yang tiba-tiba pening.

     Dilmar mencoba menghubungi Vanya, dia berharap Vanya mengangkatnya, mengingat selama ini Vanya tidak pernah menghiraukan telponnya. Telpon itu berdering, sayang sekali lagi-lagi Vanya tidak mengangkatnya.

     "Vanyaaaaa, lihat saja apa yang bisa aku lakukan padamu nanti saat aku pulang. Kamu harus jelaskan kenapa kamu selama ini mendiamkan aku. Lihat nanti," dengusnya penuh emosi dengan wajah yang memerah.

     "Wahhh, sepertinya ada yang sedang kesal nih? Ada apa Danru Dilmar Prasetya?" goda Roby yang tiba-tiba sudah berada di depan Dilmar.

     "Ihh, dasar kau pengacau," rutuk Dilmar tidak suka.

     "Jangan resah dan gelisah, sebentar lagi kita kembali ke rumah. Dan kita bisa bersenang-senang sepanjang hari bersama pasangan kita," celoteh Roby sembari wajahnya melayang membayangkan saat dirinya dan Sisi melanglang buana di alam surga dunia.

     "Husss, jangan mesum di sini. Pergi kau," usir Dilmar merasa dipanas-panasi.

Terpopuler

Comments

Miftahur Rahmi23

Miftahur Rahmi23

Hebat ya orang orang di novel ini, penuh simpatik dan rasa sayang. kalau didunia nyata, boro boro ditanyain. mata bengkak habis nangis semalaman aja kek mereka gak peduli, entah itu disengaja atau tidak. tapi kalau bengkak habis bangun dari tidur, beberapa yg bertanya, kamu nangis? padahal karena habis baru bangun tidur. kenapa ya, saat benar benar membutuhkan orang, tapi mereka gak peka. tapi giliran gak terjadi apa apa, mereka kek peduli gitu. entah itu tulus atau hanya bohongan. agar terlihat peduli didepan mata orang lain

2025-02-07

2

Zaskia Natasya

Zaskia Natasya

lanjut kak semangatttt/Good//Good/

2025-01-19

1

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

rasa apa ya Dilmar ini... mana istri yang baik baik aja dapat kiriman foto suaminya kissing dengan wanita lain, apalagi mantan🤦🏻‍♀️

2025-01-19

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Melepas Kepergian Satgas
2 Bab 2 Menghubungi Dilmar di Jam yang Salah
3 Bab 3 Suara Perempuan di Ujung Telpon
4 Bab 4 Status WA Vanya "Kangen"
5 Bab 5 Kabar dari Sisi
6 Bab 6 Status WA Vanya 'Sedih dan Kecewa'
7 Bab 7 Ada Apa Dengan Istriku?
8 Bab 8 Pengacau Datang
9 Bab 9 Vanya Semakin Patah Hati
10 Bab 10 Tanda Tanya
11 Bab 11 Mulai Melupakan
12 Bab 12 Konsultasi Perceraian
13 Bab 13 Bertumpu di Atas Kakinya Sendiri
14 Bab 14 Desakan Deby
15 Bab 15 Gertakan Deby
16 Bab 16 Kepulangan Dilmar
17 Bab 17 Pertengkaran
18 Bab 18 Vanya Jijik Dengan Dilmar
19 Bab 19 Tantangan Vanya
20 Bab 20 Dilabrak Deby
21 Bab 21 Tiket Bulan Madu
22 Bab 22 Babak Belur Bagaikan Sang Pecundang
23 Bab 23 Mengobati Dilmar
24 Bab 24 Dilmar Tidak Mau Bicara Sepatah Katapun
25 Bab 25 Cengkraman Tangan Dilmar
26 Bab 26 Ikut Mandi Denganku!
27 Bab 27 Siapa Sidik Zamzami?
28 Bab 28 Vanya Sudah Menikah
29 Bab 29 Bekerja Kembali
30 Bab 30 Pesan Dari Vela
31 Bab 31 Pertemuan Vanya dan Sidik
32 Bab 32 Tidak Sadar Keceplosan
33 Bab 33 Khasiat Sambal Kencur
34 Bab 34 Buket dan Perhiasan Pemberian Sidik
35 Bab 35 Bertemu Sela
36 Bab 36 Cemburu
37 Bab 37 Mengembalikan Kotak Perhiasan
38 Bab 38 Bertandang ke Rumah Roby
39 Bab 39 Vanya Mengerjai Dilmar
40 Bab 40 Sela Sudah Bukan Selera Dilmar
41 Bab 41 Janji Dilmar
42 Bab 42 Melepas Kepergian Dilmar Secapa
43 Bab 43 Pembicaraan Anu
44 Bab 44 Ketindihan
45 Bab 45 Kerinduan Setelah Satu Bulan Tidak Bertemu
46 Bab 46 Menengok Bayinya Deby
47 Bab 47 Abang Nggak Pulang
48 Bab 48 Kelulusan dan Rafelan
49 Bab 49 Kejutan Untuk Dilmar
50 Pengumuman Karya Baru #Hanya Adik Angkat Sersan Davis#Pantulan Tubuh di Cermin
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1 Melepas Kepergian Satgas
2
Bab 2 Menghubungi Dilmar di Jam yang Salah
3
Bab 3 Suara Perempuan di Ujung Telpon
4
Bab 4 Status WA Vanya "Kangen"
5
Bab 5 Kabar dari Sisi
6
Bab 6 Status WA Vanya 'Sedih dan Kecewa'
7
Bab 7 Ada Apa Dengan Istriku?
8
Bab 8 Pengacau Datang
9
Bab 9 Vanya Semakin Patah Hati
10
Bab 10 Tanda Tanya
11
Bab 11 Mulai Melupakan
12
Bab 12 Konsultasi Perceraian
13
Bab 13 Bertumpu di Atas Kakinya Sendiri
14
Bab 14 Desakan Deby
15
Bab 15 Gertakan Deby
16
Bab 16 Kepulangan Dilmar
17
Bab 17 Pertengkaran
18
Bab 18 Vanya Jijik Dengan Dilmar
19
Bab 19 Tantangan Vanya
20
Bab 20 Dilabrak Deby
21
Bab 21 Tiket Bulan Madu
22
Bab 22 Babak Belur Bagaikan Sang Pecundang
23
Bab 23 Mengobati Dilmar
24
Bab 24 Dilmar Tidak Mau Bicara Sepatah Katapun
25
Bab 25 Cengkraman Tangan Dilmar
26
Bab 26 Ikut Mandi Denganku!
27
Bab 27 Siapa Sidik Zamzami?
28
Bab 28 Vanya Sudah Menikah
29
Bab 29 Bekerja Kembali
30
Bab 30 Pesan Dari Vela
31
Bab 31 Pertemuan Vanya dan Sidik
32
Bab 32 Tidak Sadar Keceplosan
33
Bab 33 Khasiat Sambal Kencur
34
Bab 34 Buket dan Perhiasan Pemberian Sidik
35
Bab 35 Bertemu Sela
36
Bab 36 Cemburu
37
Bab 37 Mengembalikan Kotak Perhiasan
38
Bab 38 Bertandang ke Rumah Roby
39
Bab 39 Vanya Mengerjai Dilmar
40
Bab 40 Sela Sudah Bukan Selera Dilmar
41
Bab 41 Janji Dilmar
42
Bab 42 Melepas Kepergian Dilmar Secapa
43
Bab 43 Pembicaraan Anu
44
Bab 44 Ketindihan
45
Bab 45 Kerinduan Setelah Satu Bulan Tidak Bertemu
46
Bab 46 Menengok Bayinya Deby
47
Bab 47 Abang Nggak Pulang
48
Bab 48 Kelulusan dan Rafelan
49
Bab 49 Kejutan Untuk Dilmar
50
Pengumuman Karya Baru #Hanya Adik Angkat Sersan Davis#Pantulan Tubuh di Cermin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!