Bab 7 Ada Apa Dengan Istriku?

     Sela merebut Hp di tangan Dilmar. Dilmar berusaha merebut kembali Hp itu dari tangan Sela. Namun, Sela sudah terlanjur memegangnya dengan erat.

     Melihat status Vanya seperti itu, mood Dilmar untuk makan malam berdua dengan Sela tiba-tiba buyar. Seperti ada yang aneh dengan status Vanya. Gambar hati yang terbelah menjadi dua menggambarkan perasaan seseorang yang sedang kecewa dan patah hati. Lantas Vanya merasa patah hati oleh siapa? Kenapa dia membuat status galau seperti itu? Apakah karena dirinya yang susah menghubunginya?

     Dan saat ini sinyal sangat bagus, Dilmar justru mendapati status Vanya begitu galau. Dilmar sebetulnya ingin menghubungi Vanya, akan tetapi saat ini dirinya sedang bersama Sela.

     "Ini."

     Sela mengembalikan Hp Dilmar. Wajah Dilmar yang berubah kusut membuat Sela curiga, dan tentunya ia tahu itu semua bisa jadi karena Dilmar kepikiran dengan status Vanya.

     "Kenapa sih murung? Apa karena status istri Kakak tadi?" tanya Sela menelisik.

     "Tidak."

     Dilmar menjawab singkat. Dia berdiri lalu menjauh dari meja yang ditempati Sela.

     "Kenapa Kak Dilmar pergi, apakah Kakak akan menghubungi istri Kakak?" Sela bertanya sembari membuntuti Dilmar.

     "Nona, pesanan sudah tiba."

     Seorang pelayan kafe tiba-tiba muncul, mencegah langkah Sela yang akan mengikuti Dilmar. Terpaksa Sela kembali menuju meja tadi, sembari menunggu Dilmar kembali.

     Setelah mendapatkan tempat yang sedikit jauh dari Sela. Dilmar mencoba menghubungi sang mama, ingin menanyakan kabar Vanya.

     "Ada apa, kenapa menanyakan Vanya sama mama, kamu telpon langsung ke Hp nya mumpung sinyal di sana bagus." Terdengar suara Bu Sonia meninggi ketika Dilmar menghubungi sang mama hanya untuk menanyakan Vanya.

     "Iya, Ma. Dilmar mau hubungi dia, tapi Vanya bikin status galau. Apakah Mama tidak melihat kalau Vanya membuat status?" balas Dilmar.

     "Status galau seperti apa? Mama tidak sempat buka satu per satu status WA anak atau mantu mama, mama sibuk Dilmar. Kalau dia bikin status galau, kemungkinan kamu memang yang tidak bisa dihubungi dan jarang menghubungi. Jadi wajar kalau istrimu galau," jelas Bu Sonia sedikit meninggi.

     "Iya, Ma. Tapi, keadaan Vanya baik, kan?" tanya Dilmar lagi.

     "Kamu sebagai suaminya hubungi langsung, jangan tanya mama. Dia tentu saja sangat merindukan kamu. Sekarang sedang ada sinyal kenapa kamu tidak hubungi saja. Jangan membuat istrimu menunggu. Kemarin kamu melarang dia menghubungi duluan, giliran sekarang sinyal sedang bagus, kamu justru menanyakan kabarnya sama mama. Gimana kamu ini?" protes Bu Sonia terdengar kesal.

     Dilmar terpaksa menyudahi telponya bersama sang mama, yang justru puas memarahinya. Kini ia akan menghubungi nomer WA Vanya. Dilmar membuka ruang chat antara Vanya dan dirinya. Tapi saat ini Vanya sedang tidak online. Dilmar justru dikejutkan dengan status WA Vanya yang sudah tidak ada, sepertinya Vanya sudah menghapusnya.

     "Kenapa dengan Vanya, kok statusnya dihapus? Aku akan menghubunginya."

     Sayang sekali nomer WA Vanya ternyata tidak aktif, sepertinya Vanya sedang mematikan data selulernya. Dilmar semakin dilanda gelisah, tidak biasanya Vanya yang selalu hangat dan ceria berubah drastis dengan menampilkan status galau.

     "Kak Dilmar, makanan kita sudah tiba. Kita sebaiknya makan malam dulu." Tiba-tiba Sela sudah berada di belakangnya dan menarik lengan Dilmar. Dilmar terpaksa mengikuti kemauan Sela.

***

     Lain Dilmar, lain juga Vanya. Malam itu sebelum Vanya membaringkan tubuhnya, Vanya memeriksa isi WA nya. Ada sedikit harapan ketika statusnya dilihat oleh Dilmar sang suami. Sebuah harapan besar muncul di dalam dada, sehingga mampu menepis semua isu yang disampaikan Sisi siang tadi. Isu CLBK sang suami dengan mantan kekasihnya yang saat ini bertugas di tempat yang sama.

     Vanya menunggu kehadiran telpon Dilmar, dengan percaya diri. Dia berharap malam ini Dilmar menghubunginya, mengingat sinyal di sana sedang bagus.

     "Hubungi Vanya cepat, dong, Bang. Vanya sudah rindu sama Abang." Senyum Vanya merekah saat hatinya dengan percaya diri menduga bahwa Dilmar akan segera menghubunginya. Perasaan sedih dan kecewa siang tadi atas berita Sisi, mampu dikesampingkan dahulu, karena sebentar lagi Dilmar menghubunginya.

     "Ting."

     Sebuah pesan WA masuk dan ternyata dari Dilmar, dengan girang Vanya membuka pesan masuk itu. Namun, seketika Vanya tercengang, sebab bukan kalimat sayang atau cinta yang Dilmar kirim, melainkan sebuah foto kebersamaan Dilmar bersama Sela terpampang jelas di sana. Posisi Sela sedang merangkul bahu Dilmar dari belakang.

     "Bang Dilmar. Jadi, apa yang dikatakan Mbak Sisi benar adanya?" Mulut Vanya menganga tidak percaya. Hatinya kembali terluka, kini lukanya lebih dalam dari pada berita yang diberikan Sisi tadi pagi di toko.

     Vanya menangis seraya membuka status WA yang sudah ia posting, lalu ia hapus semua. Setelah itu, ia mematikan Hp nya dan ia lemparkan Hp itu ke atas ranjang. Vanya menangis sejadi-jadinya dengan wajah ditutupi bantal. Kali ini, Dilmar betul-betul membuat hatinya sangat terluka dan kecewa dalam.

     "Bang Dilmar tega. Kenapa abang hancurkan hati Vanya, Bang?" Tangisan Vanya baru reda setelah ia dengan sendirinya tertidur.

     Setelah kejadian Dilmar mengirimkan foto bersama Sela, Vanya tidak mengharapkan Dilmar menghubunginya lagi. Vanya pun sebaliknya, dia tidak akan pernah mencoba menghubungi Dilmar lagi. Cukup sudah ia kecewa, dan ternyata kini Dilmar begitu tega menduakan cintanya.

***

     "Vanya, sudah beberapa hari ini kamu selalu murung. Apakah kamu belum sama sekali dihubungi Dilmar lagi?" sapa Bu Sonia merasa khawatir melihat Vanya akhir-akhir ini selalu murung.

     "I~iya, Ma. Tapi tidak apa-apa, Ma. Di sana, kan Bang Dilmar sedang bertugas, dan untuk menghubungi Vanya tentu saja harus mencari waktu yang tepat. Dan sepertinya kendala sinyal yang menjadi penghalang," alasan Vanya mencoba menutupi galau yang saat ini sedang ia rasakan.

     "Baiklah. Yang terpenting, kamu harus tetap mendoakan suami kamu supaya dia tetap sehat dan selamat," ujar Bu Sonia sembari tersenyum penuh harap. Vanya mengangguk.

***

     Hari pun berlalu, sebuah foto kembali terkirim dari nomer yang berbeda. Tapi foto itu cukup menjelaskan siapa mereka, Sela dan Dilmar tengah berpegangan tangan. Posisi mereka hanya dari belakang, tapi Vanya tahu, sosok lelaki itu adalah Dilmar.

     "Bang Dilmar semakin keterlaluan. Kenapa kini dia tega membagi nomer aku sama perempuan itu? Rupanya Bang Dilmar sengaja ingin membuat aku sakit hati dan merana." Vanya kembali kecewa melihat foto kebersamaan Sela dan Dilmar yang begitu dekat.

     "Hampa."

     "Kecewa."

     "Belajar melupakan."

     Vanya membuat tiga status yang diposting sebelum ia beranjak tidur. Lalu dengan cekatan tangannya mengganti foto profil foto pengantin dirinya bersama Dilmar. Lalu ia ganti dengan foto dirinya yang tengah duduk sendiri, melamun memandang ke depan dengan tatapan hampa. Foto itu seakan menggambarkan perasaan hati Vanya yang sebenarnya.

***

Di tempat yang berbeda,

     "Vanya membuat status galau lagi? Ada apa ini? Apakah dia merasakan sesuatu tentang aku di sini? Foto profilnya juga diganti. Aku harus hubungi dia mumpung dia sedang on dan sinyal di sini sedang bagus."

     Setelah dibuat terkejut dengan status WA Vanya, Dilmar segera menghubungi Vanya. Sayangnya panggilannya justru diabaikan, malah satu kesempatan Vanya justru mereject panggilannya.

     "Ya ampun, ada apa dengan istriku? Kenapa panggilanku dia reject?"

Terpopuler

Comments

Miftahur Rahmi23

Miftahur Rahmi23

Ini siapa yang kirim, Sela atau Dilmar?

2025-02-07

1

Anna

Anna

makanya klo sdh px istri jaga jarak sama mantan..soalnya mantan itu ibliss kelas nyata🤣🤣

2025-01-18

1

delfastri

delfastri

begini nih..peak di pelihara..gua karungin..gua paketin ke Antartika lu..biartemenan ma beruang kutub..beku belum dah lu Sono..laki kek begini tuker ma botol ada yang mau gak ya..

2025-02-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Melepas Kepergian Satgas
2 Bab 2 Menghubungi Dilmar di Jam yang Salah
3 Bab 3 Suara Perempuan di Ujung Telpon
4 Bab 4 Status WA Vanya "Kangen"
5 Bab 5 Kabar dari Sisi
6 Bab 6 Status WA Vanya 'Sedih dan Kecewa'
7 Bab 7 Ada Apa Dengan Istriku?
8 Bab 8 Pengacau Datang
9 Bab 9 Vanya Semakin Patah Hati
10 Bab 10 Tanda Tanya
11 Bab 11 Mulai Melupakan
12 Bab 12 Konsultasi Perceraian
13 Bab 13 Bertumpu di Atas Kakinya Sendiri
14 Bab 14 Desakan Deby
15 Bab 15 Gertakan Deby
16 Bab 16 Kepulangan Dilmar
17 Bab 17 Pertengkaran
18 Bab 18 Vanya Jijik Dengan Dilmar
19 Bab 19 Tantangan Vanya
20 Bab 20 Dilabrak Deby
21 Bab 21 Tiket Bulan Madu
22 Bab 22 Babak Belur Bagaikan Sang Pecundang
23 Bab 23 Mengobati Dilmar
24 Bab 24 Dilmar Tidak Mau Bicara Sepatah Katapun
25 Bab 25 Cengkraman Tangan Dilmar
26 Bab 26 Ikut Mandi Denganku!
27 Bab 27 Siapa Sidik Zamzami?
28 Bab 28 Vanya Sudah Menikah
29 Bab 29 Bekerja Kembali
30 Bab 30 Pesan Dari Vela
31 Bab 31 Pertemuan Vanya dan Sidik
32 Bab 32 Tidak Sadar Keceplosan
33 Bab 33 Khasiat Sambal Kencur
34 Bab 34 Buket dan Perhiasan Pemberian Sidik
35 Bab 35 Bertemu Sela
36 Bab 36 Cemburu
37 Bab 37 Mengembalikan Kotak Perhiasan
38 Bab 38 Bertandang ke Rumah Roby
39 Bab 39 Vanya Mengerjai Dilmar
40 Bab 40 Sela Sudah Bukan Selera Dilmar
41 Bab 41 Janji Dilmar
42 Bab 42 Melepas Kepergian Dilmar Secapa
43 Bab 43 Pembicaraan Anu
44 Bab 44 Ketindihan
45 Bab 45 Kerinduan Setelah Satu Bulan Tidak Bertemu
46 Bab 46 Menengok Bayinya Deby
47 Bab 47 Abang Nggak Pulang
48 Bab 48 Kelulusan dan Rafelan
49 Bab 49 Kejutan Untuk Dilmar
50 Pengumuman Karya Baru #Hanya Adik Angkat Sersan Davis#Pantulan Tubuh di Cermin
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1 Melepas Kepergian Satgas
2
Bab 2 Menghubungi Dilmar di Jam yang Salah
3
Bab 3 Suara Perempuan di Ujung Telpon
4
Bab 4 Status WA Vanya "Kangen"
5
Bab 5 Kabar dari Sisi
6
Bab 6 Status WA Vanya 'Sedih dan Kecewa'
7
Bab 7 Ada Apa Dengan Istriku?
8
Bab 8 Pengacau Datang
9
Bab 9 Vanya Semakin Patah Hati
10
Bab 10 Tanda Tanya
11
Bab 11 Mulai Melupakan
12
Bab 12 Konsultasi Perceraian
13
Bab 13 Bertumpu di Atas Kakinya Sendiri
14
Bab 14 Desakan Deby
15
Bab 15 Gertakan Deby
16
Bab 16 Kepulangan Dilmar
17
Bab 17 Pertengkaran
18
Bab 18 Vanya Jijik Dengan Dilmar
19
Bab 19 Tantangan Vanya
20
Bab 20 Dilabrak Deby
21
Bab 21 Tiket Bulan Madu
22
Bab 22 Babak Belur Bagaikan Sang Pecundang
23
Bab 23 Mengobati Dilmar
24
Bab 24 Dilmar Tidak Mau Bicara Sepatah Katapun
25
Bab 25 Cengkraman Tangan Dilmar
26
Bab 26 Ikut Mandi Denganku!
27
Bab 27 Siapa Sidik Zamzami?
28
Bab 28 Vanya Sudah Menikah
29
Bab 29 Bekerja Kembali
30
Bab 30 Pesan Dari Vela
31
Bab 31 Pertemuan Vanya dan Sidik
32
Bab 32 Tidak Sadar Keceplosan
33
Bab 33 Khasiat Sambal Kencur
34
Bab 34 Buket dan Perhiasan Pemberian Sidik
35
Bab 35 Bertemu Sela
36
Bab 36 Cemburu
37
Bab 37 Mengembalikan Kotak Perhiasan
38
Bab 38 Bertandang ke Rumah Roby
39
Bab 39 Vanya Mengerjai Dilmar
40
Bab 40 Sela Sudah Bukan Selera Dilmar
41
Bab 41 Janji Dilmar
42
Bab 42 Melepas Kepergian Dilmar Secapa
43
Bab 43 Pembicaraan Anu
44
Bab 44 Ketindihan
45
Bab 45 Kerinduan Setelah Satu Bulan Tidak Bertemu
46
Bab 46 Menengok Bayinya Deby
47
Bab 47 Abang Nggak Pulang
48
Bab 48 Kelulusan dan Rafelan
49
Bab 49 Kejutan Untuk Dilmar
50
Pengumuman Karya Baru #Hanya Adik Angkat Sersan Davis#Pantulan Tubuh di Cermin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!