Semua orang tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, bahkan Leo dan Steve sampai terperangah. Ini tidak seperti yang dikatakan Eros pada awalnya. Berbeda dari skenario. Seharusnya tidak sampai ada istilah kekasih.
Emilia adalah orang yang paling terkejut. Kedua tangannya sampai meremas sisi gaun yang dikenakan. Ia ingat nama Hermia Selena. Dulu wanita itu hanyalah seorang gadis yang tak menarik sama sekali, bahkan sempat beberapa kali menjadi korban bully. Tapi yang digandeng Eros sekarang adalah sosok wanita bertubuh ideal dan berwajah cantik.
"Satu lagi," Eros merapatkan tubuh Selena yang hanya sanggup memaku tatapannya pada lantai di bawah kakinya. "Kami akan bertunangan dihari yang sama saat Kakakku melangsungkan pesta pernikahan."
Selena dengan cepat mengangkat kepalanya sementara Leo dan Steve sama-sama menutup mulut mereka. Berbeda dengan Emilia yang hanya sanggup membuka mulutnya tanpa mampu bersuara.
Eros tersenyum lebar. Tapi itu terlihat sangat mengerikan bagi Selena. Pria itu tak sekalipun menoleh ke arahnya seolah tahu bahwa ia akan melayangkan protes.
"Kuharap kalian berkenan untuk datang ke acara pertunangan kami." Eros tiba-tiba saja menjentikkan jari. "Ah! Tentunya ke acara pernikahan Kakakku juga."
***
"Aku sungguh tidak mengerti dengan apa yang kau pikirkan!" Selena melemparkan pandangannya ke luar jendela mobil. "Kau selalu seenaknya menyeret orang ke dalam masalahmu."
Eros duduk tenang di bangku kemudi. Sempat melirik Selena sebentar saat mendengar napas wanita itu memburu, menahan amarah. "Pertunangan ini akan sangat menguntungkanmu."
Selena tertawa kering. "Kau menjadikan sebuah pertunangan sebagai bisnis? Dasar tidak punya hati!"
Eros tersenyum miring. "Setelah menjadi tunanganku kau tak perlu lagi menjadi model majalah dewasa."
Selena hendak membalas perkataan pria itu tapi mobil yang ditumpanginya tiba-tiba saja berhenti di depan sebuah rumah mewah berlantai dua. "Hei, ini bukan apartemenku!"
"Memang bukan." Eros membuka sabuk pengamannya dan keluar dari mobil. Langkahnya tergesa saat membukakan pintu untuk Selena dan tanpa basa-basi membukakan sabuk pengamannya juga.
"Tidak. Aku tidak mau turun. Aku ingin pulang!" Selena berpegangan pada kursi ketika Eros menarik sebelah tangannya.
"Jangan membuatku melakukan hal-hal yang tidak kau inginkan," kata Eros memperingati.
"Dimana aku sekarang?!" desis Selena waspada.
"Rumahku."
"Untuk apa aku disini?!"
Eros mencengkeram kedua tangan Selena dan membopong wanita itu di pundaknya. "Untuk memberi kejutan pada keluargaku."
***
Nyonya William sedang berbincang dengan salah satu pelayan ketika Eros menyeret seseorang dari pintu depan. Langkah dari sepatu hak yang beradu dengan lantai terdengar begitu nyaring, sehingga beberapa pelayan yang berlalu lalang tampak menghentikan langkah. Menoleh sejenak sebelum kembali melanjutkan kegiatan.
Nyonya William berusaha untuk tak mengernyit, pasalnya putra bungsunya itu mengajak seorang wanita ke dalam rumah. Sesuatu hal yang sangat mengejutkan.
"Eros?" tanya Nyonya William bingung.
"Ini Hermia Selena, kekasihku. Kami akan mengadakan pertunangan di hari yang sama dengan pesta pernikahan Alex."
"Apa?" Nyonya William tampak mengangkat sebelah tangannya. Sebuah isyarat untuk mengusir pelayan yang berdiri di belakang tubuhnya.
"Aku tidak suka mengulangi kata-kataku."
"T-tunggu." Nyonya William berdiri dan menatap wanita itu secara keseluruhan, "kau tiba-tiba datang dan mengatakan ingin bertunangan? Ibu bahkan tidak mengetahui asal-usul wanita ini."
"Apakah itu sangat penting?"
"Apa maksudmu? Tentu saja itu sangat penting!"
Eros tersenyum kecut. "Selena wanita baik-baik. Meskipun bukan dari kalangan atas, dia tidak akan pernah mengkhianatiku."
DEG!
Mata Selena melebar. Apakah itu sebuah pujian? Atau hanya alibi untuk melancarkan rencananya?
Nyonya William menghela napas. Entah ini kabar baik atau buruk. "Ibu sangat tahu siapa dirimu, Nak."
"Mungkin sekarang tidak lagi." Eros menjawab dingin. Ia melirik Selena yang sejak tadi hanya terdiam. "Senang atau tidak, aku akan tetap bertunangan dengannya."
"Kalau begitu kau harus memberitahu Alex."
"Kenapa aku harus?" tanya Eros dengan nada remeh. "Sebentar lagi dia pasti akan mengetahuinya dari calon istrinya sendiri."
Nyonya William bungkam. Masih tidak terlalu mengerti dengan situasi yang terjadi sekarang. Kepalanya mendadak pusing.
"Sudah malam, aku harus mengantar Selena pulang."
"Kalau begitu kembalilah ke rumah, ada yang ingin Ibu bicarakan denganmu."
Faktanya setelah kembali dari Oxford, Eros selama ini tinggal di rumah mereka yang dulu.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan," kata Eros sebelum berbalik. "Semuanya sudah jelas."
Kedua orang itu pergi.
Nyonya William langsung terduduk di kursi dan para pelayan menghambur ke arahnya dengan ekspresi khawatir.
Eros putranya. Tapi setiap kali pria itu berbicara, nadanya seperti orang asing. Ada banyak hal terjadi sehingga Eros berubah menjadi sosok yang dingin. Semua salahnya.
Ya. Salahnya.
Seandainya ia tak menikah lagi...
***
Selena hanya terdiam sampai Eros mengantarkannya ke depan pintu apartemen. Namun sosok Sam sudah berdiri di sana dengan kegelisahan yang menjadi setelah melihat sahabat sekaligus modelnya digandeng seorang pria.
"Selena!" Sam dengan cepat menarik Selena dari tangan Eros, lalu menatapnya penuh khawatir. "Astaga! Kau darimana? Aku menghubungimu sejak tadi!"
"Aku..." Selena tersenyum hambar. "...menghadiri acara reuni."
"Reuni? Sejak kapan?" tanya Sam bingung. "Bukankah kau tidak pernah diundang?"
Eros yang melihat itu hanya tersenyum muak. "Kau terlalu banyak bertanya, Bung."
Sam melirik Eros dengan penuh selidik. "Apa kau yang membawanya ke acara itu?"
"Jika benar memang kenapa?"
"Memang kenapa katamu?!" Sam tertawa kering. "Selena ada jadwal pemotretan hari ini, kau tak tahu?!"
"Aku tidak peduli."
Sam melangkah cepat menuju Eros dan menarik kerah tuksedo pria itu.
"Sam!" teriak Selena panik.
"Jadi kau yang mengirimkan gaun itu?" tanya Sam geram.
Eros menyeringai. "Kau cukup cerdik rupanya." Lalu sedetik kemudian ekspresinya berubah menjadi dingin. "Kau tak perlu ikut campur urusan kami." Dihempaskannya tangan Sam yang berada di kerah lehernya dengan kasar.
"Beraninya kau—"
"Cukup, Sam!" Selena buru-buru menarik pria itu dan mendekap lengannya dengan erat. "Aku mohon jangan buat masalah apapun dengannya," bisiknya penuh peringatan.
Eros menatap pemandangan itu dengan mata berkilat. Pria yang dipanggil Sam itu sepertinya sangat dekat dengan Selena. Tapi jika diperhatikan, bukan hubungan layaknya sepasang kekasih.
Baiklah, ia tak peduli.
Dan akan selalu begitu. Seharusnya.
"Aku ingatkan padamu." Eros menunjuk Sam dengan dagu terangkat. "Mulai hari ini dan seterusnya Selena akan berhenti menjadi model. Jadi kau tak perlu lagi datang ke apartemen atau berhubungan dengannya."
Jika saja Selena tak menahan lengannya dengan erat, Eros pasti sudah babak belur sekarang.
"Cepatlah tidur," kata Eros melirik Selena. "Aku akan menjemputmu besok pagi."
Pria itu kemudian berlalu. Melenggang dengan langkah cepat namun Selena masih bisa membayangkan ekspresi puas di wajahnya tadi. Benar-benar iblis!
Sam melepaskan tangannya dari dekapan Selena. Lalu menatap wanita itu dengan eskpresi tak sabar, "Apa yang sebenarnya terjadi?!"
***
"Eros tak main-main."
"Aku tahu itu."
Andreas menatap Alex yang berdiri di depan sebuah jendela besar di belakang meja kerjanya. Hamparan sebuah kota di bawah langit malam sering menjadi pemandangan yang Alex jumpai sejak pria itu duduk di kursi direktur.
Menjadi sekretaris dari Alex terkadang membuat Andreas sedikit mengerti tentang sifat dan sikap pria yang kini berusia tiga puluh lima itu. Pun dengan kehidupan pribadi yang seharusnya tak ia ketahui.
Andreas menghela napas pelan. Mengambil beberapa berkas dari meja Alex ke dalam dekapannya. "Pulanglah lebih awal, biar aku yang membereskan sisanya."
"Tidak usah." Alex berbalik. "Aku bisa menyelesaikannya sendiri."
Andreas menggeleng cepat. "Tidak. Kau perlu istirahat. Aku mohon dengarkanlah aku untuk kali ini saja."
Alex tersenyum miris. "Apa aku terlihat begitu menyedihkan?"
"Apa maksudmu?" Andreas memalingkan wajah. "Aku berkata seperti itu karena kau sebentar lagi akan menikah."
Alex tertegun.
"Apapun yang terjadi, pada akhirnya kau akan menikah dengan orang yang kau cintai, bukan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Yunia Spm
baca novelnya harus konsentrasi tinggi 😁
2023-05-28
0
Zhy Ok
makin penasaran
2020-09-16
2