Cinta Mayra
"Kenapa masih di sini?" tanya Mayra dengan nafas yang terdengar masih ngos-ngosan, setelah berlari cukup jauh untuk menghampiri seorang pemuda tampan yang tengah duduk tenang di atas motor sport berwarna merah.
Pemuda tampan yang Mayra hampiri menatap sekilas kearah Mayra, kemudian menghela nafasnya sebelum lanjut memasukkan ponsel yang sedari tadi setia menemaninya ke dalam saku celana seragam yang dikenakannya.
Pemuda tampan itu lantas naik menunggangi motornya, memakai helm kesayangannya, sementara Mayra masih berdiri dengan rasa canggung, merasa tidak enak hati karena sudah membuat pemuda di hadapannya menunggunya terlalu lama.
"Ayo naik!" ajak pemuda itu yang sudah siap membawa Mayra pulang ke rumah bersamanya.
Dengan wajah yang tertunduk, Mayra lantas naik ke atas boncengan motor. Pemuda tersebut lantas melajukan motor yang dikendarainya setelah memastikan Mayra duduk dengan nyaman di belakangnya.
Motor sport berwarna merah yang Mayra tunggangi bersama pemuda tampan yang merupakan teman satu kelasnya melaju cepat di tengah jalanan yang terlihat cukup sepi. Cuaca siang hari yang cukup terik membuat pemuda berusia 18 tahun itu sengaja melajukan kendaraannya dengan begitu cepat, terlebih pemuda itu sudah merasa cukup lapar karena sudah lewat dari waktu makan siangnya.
Sampai di halaman sebuah rumah mewah berlantai 3, motor yang membawa Mayra pun berhenti. Mayra lantas segera turun dari atas motor lantas bergegas masuk ke dalam hunian mewah tersebut melalui pintu yang berada di samping rumah. Sementara pemuda yang membonceng Mayra kembali melajukan motornya menuju garasi besar yang terletak di samping pintu yang Mayra masuki tadi.
Mayra bergegas masuk ke dalam kamar sederhananya untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Setelah ini, ia harus segera menyiapkan makan siang untuk putra bungsu keluarga yang sudah begitu baik padanya selama ini.
"Mayra, ayo cepat, Nak!" panggil seorang wanita paruh baya yang tengah berdiri di depan kamar Mayra. Wanita paruh baya itu berusaha mengingatkan keponakan tersayangnya agar segera melaksanakan tugasnya di rumah itu.
Mayra yang baru selesai berpakaian segera membuka pintu kemudian berjalan mengekori wanita paruh baya itu yang sudah berjalan lebih dulu menuju dapur.
Di dapur, Mayra bergegas menghidangkan menu makan siang yang sudah dimasak oleh koki rumah. Salah satu tugas Mayra memang menghidangkan menu makan siang yang sudah koki rumah masak.
"Kenapa sampai terlambat pulang? kamu kan tahu, Den Agam itu tidak boleh sampai terlambat makan," gerutu wanita paruh baya itu sembari membantu Mayra menyiapkan hidangan yang akan Mayra bawa ke meja makan.
"Maaf, Bu' De... Tadi Mayra ada latihan nari," jawab Mayra dengan penuh sesal. Meski sebenarnya, Mayra tidak terlalu bersalah dalam hal ini. Karena sebelumya, Mayra sudah mengirim pesan agar pemuda tampan yang merupakan putra bungsu rumah itu tidak perlu menunggunya pulang sekolah untuk pulang bersama. Namun, pemuda itu malah tetap menunggunya di tempat biasa hingga lebih dari satu jam lamanya.
"Ya sudah, sekarang Mayra panggil Den Agam saja, biar Bu' De saja yang membawa nampan ini ke meja makan!" ujar Bu 'De Darmi.
Mayra mengangguk, lantas bergegas berjalan menuju kamar sang putra bungsu yang terletak di lantai 2 rumah mewah itu.
Di depan pintu kamar yang sedikit terbuka, Mayra berusaha mengetuk pintu besar itu berkali-kali, namun tidak juga mendapat jawaban Padahal biasanya, Agam akan langsung membuka pintu setelah Mayra mengetuknya pada ketukan ketiga.
Mayra menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menahannya sebentar sebelum menghembuskannya perlahan. Gadis cantik itu berusaha menenangkan dirinya sebelum masuk ke dalam kamar mewah Agam. Sebenarnya, Mayra merasa segan jika harus masuk ke dalam kamar milik Agam, namun Mayra terpaksa harus masuk untuk mengingatkan Agam agar segera menyantap makan siangnya yang sudah terlambat.
Perlahan, Mayra membuka pintu yang tidak tertutup rapat itu. Mayra lantas berjalan perlahan masuk ke dalam kamar mewah bernuansa coklat muda yang mendominasi ruangan. Kedua mata Mayra memandang ke sekeliling ruangan untuk mencari si pemilik, namun Mayra tidak menemukan keberadaan Agam di dalam ruangan mewah itu.
"Apa mungkin lagi mandi ya?" gumam Mayra yang berpikir jika Agam sedang berada di kamar mandi. Merasa tidak enak jika harus menunggu di dalam kamar, Mayra memutuskan untuk segera keluar dari dalam dan menunggunya di luar kamar saja.
Mayra membalikkan tubuhnya untuk menuju kearah pintu keluar, namun saat Mayra membalikkan tubuhnya bertepatan dengan Agam yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi.
"Aghhhh..." teriak Mayra yang bergegas menutup wajahnya dengan kedua tangannya saat tidak sengaja melihat tubuh setengah telanjang Agam yang baru keluar dari dalam kamar mandi.
Agam yang baru keluar dari Kamar mandi tentu saja terkejut mendengar teriakkan Mayra. Namun selanjutnya, pemuda tersebut malah tampak terlihat tersenyum tipis kearah Mayra.
Agam berjalan santai menuju sebuah sofa untuk mengambil pakaian yang lupa ia bawa saat hendak berendam tadi. Sementara Mayra, gadis itu masih menutup kedua mata dan wajahnya dengan kedua tangannya. Gadis itu tidak ingin kedua matanya sampai terkontaminasi tubuh indah Agam yang sebenarnya sudah sempat ia lihat tadi.
"Ke-kenapa ngga pakai baju?" ujar Mayra dengan wajah yang masih tertutup kedua tangannya.
Tak berniat menjawab Mayra, Agam malah langsung kembali masuk ke dalam kamar mandi dengan lebih dulu menutup pintu kamar mandi dengan cukup keras, agar Mayra paham jika ia sudah tidak berasa di dalam ruangan itu.
Mayra yang mendengar suara keras pintu yang di tutup, lantas membuka kedua telapak tangan yang ia gunakan untuk menutup wajahnya. Begitu kedua matanya terbuka, gadis itu bergegas setengah berlari keluar dari dalam kamar Agam.
Malu dan entah perasaan apa lagi yang Mayra rasakan. Namun bayangan tubuh Agam yang hanya mengenakan selembar handuk untuk menutupi bagian bawah tubuh Agam tentu masih menjadi bayang-bayang Mayra. Apalagi tubuh bagian atas Agam yang terlihat berwarna putih mulus dengan dihiasi otot perut yang hampir sempurna membuat pikiran Mayra benar-benar terkontaminasi. Gadis itu sampai terus menggeleng-gelengkan kepalanya sembari berjalan menuju ruang makan.
"Mana Den Agamnya?" tanya Bu De' Darmi saat melihat Mayra berjalan sendirian menuju ruang makan sambil masih terus menggeleng-gelengkan kepalanya.
Mayra yang tengah tidak fokus, tentu mengabaikan sapaan Bu' De Darmi dan terus berjalan menuju ruang makan.
Di ruang makan, Mayra kembali berusaha untuk fokus dengan menyiapkan piring dan menuangkan air mineral ke dalam gelas untuk Agam minum meski pikirannya masih belum benar-benar fokus.
"Apa menu makan makan siang hari ini?" tanya Agam yang tiba-tiba sudah berdiri tepat di samping Mayra. Kehadiran tiba-tiba pemuda berusia 18 tahun itu tentu saja membuat Mayra yang tidak fokus menjadi terkejut.
Mayra menatap wajah Agam sekilas, terlihat pemuda itu tengah menyugar rambutnya yang masih basah. Mayra pun kembali menggelengkan kepalanya, untuk menghalau jangan sampai bayangan itu terlintas kembali dipikirannya.
"Makanlah!" ujar Mayra sambil meletakkan teko berisi air mineral yang dibawanya ke atas meja.
Agam tampak mengangguk sekilas, pemuda itu lantas menarik kursi yang biasa ia gunakan. Sementara Mayra, gadis itu pun mengikuti apa yang Agam lakukan, menarik sebuah kursi yang biasa gadis itu gunakan untuk duduk saat berada di meja makan. Keduanya lantas mulai menyantap makan siang mereka dengan suasana hening.
Bersambung...
Ada yang masih berkenan membaca ceritaku nda ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Obito Uchiha
wah bagus nih, cara penulisannya cukup rapi dan enak dibaca.
mayra ini tipe gadis yg malu2 tapi mau (dikit), soalnya dia bisa kepikiran agam gitu, apalagi agam cuma pake handuk. ya wajar juga sih sebenernya, soalnya agam tampan dan badannya, lumayan kan diliat2 dikit mah, hehehe..
terus yg cowok tampan yg ditemui mayra pas pertama kayaknya bakal ada something sama mayra nih, apa nanti akan ada cinta segitiga antara mayra - cowok tampan - agam
lanjut ah
2025-04-07
0
FT. Zira
mampir di karya baru setelah sekian purnama...🤭🤭
5/Coffee/ ntuk karya barunya..
semangat terus kak.. lanjutt
2025-01-03
1
☆White Cygnus☆
menurtku sih kalo udah dikasih tau nama, sebut aja namanya. soalnya, penekanan dan pengulangan kata pemuda tampan sama motor sport berwarna merah terlalu banyak ...
2025-01-03
1