Bab 6

"Mayra," Mayra berkata sambil mengulurkan tangan kanannya untuk menyambut uluran tangan Arsen.

"Arsen," jawab Arsen sambil tersenyum. Keduanya lantas berjabat tangan.

Setelah berkenalan singkat dan mengobrol ringan sambil menyantap makan siang. Arsen pamit sejenak untuk mengangkat panggilan dari ponselnya yang terus bergetar sedari tadi.

"Re, nontonnya lain kali aja ya. Mendingan sekarang kita pulang aja deh," pinta Mayra yang mulai merasa tidak nyaman semenjak Arsen ikut bergabung. Belum lagi perasaan Mayra yang tidak tenang perihal Agam. Saking tidak nyamannya, Mayra hanya menyentuh sedikit makanannya.

"Tanggung, May... Bentar lagi filmnya mulai," jawab Rere sambil menikmati ice cream favoritnya.

Mayra menghela nafas, melirik arloji di pergelangan tangannya. Sudah hampir satu jam sejak jam pulang sekolah. Mayra khawatir Agam tetep menjemputnya bahkan masih menunggunya di tempat biasa.

Sementara Arsen yang sudah selesai dengan panggilan ponselnya bergegas kembali menghampiri Rere dan Mayra.

"Lima belas menit lagi filmnya diputar, sebaiknya kita ke sana sekarang."

Sampai di Bioskop, Arsen bergegas membeli tiket, sementara Mayra dan Rere menunggu sembari membeli popcorn.

"Tiketnya sudah siap. Kita masuk sekarang," ujar Arsen sambil menunjukkan tiga lembar tiket di tangannya.

"May, Lo sama kak Arsen masuk duluan ya. Gue mau ke toilet bentar," Rere berkata sembari menyodorkan popcorn berukuran besar pada Mayra.

"Tapi Re, Filmnya udah mau dimulai." Mayra berusaha menghentikan Rere yang mulai berjalan menjauh.

"Re..." panggil Mayra lagi.

Rere menghentikan langkahnya, menengok sekilas ke arah Mayra. "Sebentar doank! Lo masuk aja duluan," ujarnya lantas kembali berjalan menuju arah toilet.

Mayra kembali menghela nafas lantas menatap ke arah Arsen.

"Kita masuk saja duluan," jawab Arsen.

Sudah hampir satu jam berlalu, bahkan film yang mereka tonton sudah setengah jalan diputar. Namun Rere belum juga kembali dari toilet. Mayra sudah berusaha menghubungi Rere, namun Rere tidak juga mengangkat panggilannya. Pesan singkat yang Mayra kirim pun tidak Rere balas.

"Kak..." bisik Mayra pada Arsen yang duduk di sebelahnya.

Arsen menoleh, menatap wajah Mayra yang terlihat khawatir.

"Rere..."

Belum selesai Mayra bicara, Arsen lebih dulu menunjukkan sebuah pesan yang Rere kirim padanya.

Mayra kembali menatap Arsen setelah membaca pesan Rere di ponsel Arsen.

"Tidak perlu mengkhawatirkan Rere. Dia baik-baik saja bersama Kevin," bisik Arsen.

Setelah memberi penjelasan pada Mayra, Arsen kembali meluruskan pandangan pada layar lebar di depannya. Begitu juga dengan Mayra, meskipun pikiran Mayra sudah tidak lagi fokus untuk menonton.

****

Di sisi lain.

"Beb... Kamu yakin ngga mau nyusul Kak Arsen nonton?" tanya Kevin yang tengah berdiri mendampingi Rere yang masih asyik memilih sebuah dress.

Sebelum sampai di Mall, Rere memang sengaja menghubungi Kevin agar menyusulnya ke Mall. Dan sesuai permintaan Rere. Kevin pun datang saat Mayra dan Arsen tengah nonton di Bioskop.

Rere meletakkan kembali dress berwarna merah yang sempat dipilihnya. Lantas menatap kekasihnya yang terlihat kerepotan membawa banyak barang belanjaan. kedua tangan Kevin bahkan dipenuhi banyak paperbag dari berbagai toko yang Rere kunjungi.

"Udah biarin aja. Gue malah sengaja biarin mereka nonton berdua," jawab Rere sambil tersenyum tipis. Membayangkan Arsen dan Mayra yang tengah menonton tanpa kehadiran dirinya.

"Tapi Beb, Kak Arsen kan..." Belum sempat Kevin melanjutkan kalimatnya. Rere buru-buru menutup mulut Kevin dengan kedua telapak tangannya.

"Udah tenang aja," ucap Rere. Kevin pun hanya bisa mengangguk patuh.

*****

Rere menunggu Arsen dan Mayra keluar dari bioskop. Sambil menenteng beberapa belanjaan, Rere bergegas menghampiri Mayra yang baru saja keluar dari pintu Bioskop. Sementara Kevin, kekasih Rere itu sudah pergi lebih dulu dengan membawa mobil Rere.

"May... " panggil Rere.

Mayra menoleh sekilas, namun tidak menjawab panggilan Rere. Mayra yang masih kesal melanjutkan langkahnya menjauhi Rere.

"Sepertinya, sahabatmu beneran kesal," ucap Arsen sambil berjalan menghampiri Rere.

Rere tersenyum, lantas mencondongkan tubuh beserta kepalanya saat Arsen berdiri tegak tepat di hadapan Rere.

"Bagaimana rasanya nonton berdua sama cewe?" bisik Rere.

Arsen yang terkejut, sampai menjauhkan tubuhnya dari Rere. Sedangkan Rere, gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum miring saat menikmati wajah terkejut Arsen.

****

Mayra berjalan cepat menuju pintu keluar Mall. Hari sudah hampir sore tapi ia masih berada di luar rumah. Mayra sudah bisa membayangkan bagaimana marahnya Agam dan Budhe Darmi saat ia pulang nanti.

"May... Gue anter pulang." Rere yang berlari akhirnya berhasil mengejar Mayra.

Mayra menghentikan langkahnya. Menatap Rere dengan tatapan penuh rasa kesal.

"Gue mau pulang sendiri," jawab Mayra ketus. Lantas kembali melangkahkan kaki.

"May..." panggil Rere. Kali ini Rere manggil Mayra dengan suara lembutnya.

Mayra kembali menghentikan langkahnya. Menghela nafas. Mayra kalah jika Rere sudah mengeluarkan jurus andalannya. Memanggilnya dengan suara lembut.

Melihat Mayra menghentikan langkah. Rere tersenyum. Jurus andalannya tidak pernah gagal untuk meluluhkan Mayra.

"Ayo pulang," ajak Rere sambil mengaitkan lengannya ke lengan Mayra.

Keduanya lantas berjalan bersama menuju tempat parkir. Sambil berjalan, Rere berusaha menjelaskan pada Mayra alasannya tidak ikut nonton bersama Arsen. Meskipun alasan yang Rere lontarkan adalah sebuah kebohongan yang sengaja Rere buat.

Sampai di tempat parkir. Dahi Mayra mengernyit, mobil yang mereka hampiri bukanlah mobil yang mereka naikin saat berangkat tadi. Mobil Rere berwarna merah. Sedangkan mobil yang ada di hadapannya berwarna hitam dari jenis mobil yang berbeda. Sudah jelas jika mobil itu bukanlah mobil milik Rere.

"Ayo naik, May," ajak Rere sambil membuka pintu mobil.

Mayra tetap berdiri diam. Menatap Rere meminta penjelasan. Rere yang ditatap penuh pertanyaan, kembali menutup pintu mobil.

"Mobil gue dibawa Kevin. Kita pulang numpang mobil kak Arsen," papar Rere.

"Tau gitu, mending gue pulang naik ojol aja, Re. Daripada ngerepotin kak Arsen lagi," ujar Mayra yang merasa tidak enak karena kembali merepotkan Arsen.

"Kali ini doank, May. Lagian kak Arsen juga ngga keberatan nganter kita pulang. Mumpung libur katanya," Rere mencoba menjelaskan agar Mayra tidak perlu merasa tidak enak.

Dengan terpaksa, Mayra kembali menuruti Rere masuk ke dalam mobil BMW milik Arsen.

Diperjalanan. Rere banyak bertanya mengenai film yang tidak sempat ia tonton. Mayra sendiri hanya menjawab singkat semua pertanyaan Rere. Sementara Arsen memilih tetap diam dan fokus pada kemudi mobil. Ucapan Rere di depan bioskop tadi memenuhi pikiran Arsen.

"Terimakasih untuk tumpangannya, Kak," ucap Mayra ketika mobil yang Arsen kemudikan sampai di persimpangan jalan tidak jauh dari kediaman Mahardika. Arsen sendiri tidak menjawab langsung, pria tampan itu hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum tipis.

"Lo yakin bakal turun di sini? Ngga dianter sampe depan rumah aja?" tanya Rere saat Mayra hendak membuka pintu mobil.

"Di sini aja, udah Deket kok," jawab Mayra.

Pintu mobil terbuka. Mayra hendak melangkahkan kakinya keluar dari dalam mobil, namun Rere lebih dulu memegang lengannya. "Sebentar, May." Rere merogoh tas kecil milik Arsen yang tergantung di belakang jok kemudi. Mengambil sebotol parfum lantas menyemprotkan isi parfum itu pada tubuh Mayra.

"Re, Lo apa'an sih!" protes Mayra. Tidak suka dengan Rere yang asal menyemprotkan parfum pada tubuhnya.

"Baju Lo, bau apek. Udah sana turun," jawab Rere sambil mendorong Mayra agar segera turun.

Setelah mobil yang Arsen kemudikan melaju pergi. Mayra bergegas berjalan menuju kediaman Mahardika. Sambil berjalan cepat, Mayra juga berpikir keras untuk menyiapkan alasan yang tepat saat Budhe Darmi dan Agam bertanya padanya nanti.

Di depan pintu masuk hunian berlantai tiga. Mayra menelan keras Saliva nya. Menenangkan jantungnya yang berdegup kencang. Pertama kali bagi Mayra pulang sekolah begitu terlambat. Dan kali pertama juga bagi Mayra berani berbohong pada Agam.

Begitu degup jantungnya mulai teratur, Mayra membuka pintu hunian itu. Mayra sengaja masuk melalui pintu samping rumah untuk meminimalisir ia berpapasan dengan Agam.

"Aman," gumam Mayra saat ia membuka pintu dan melihat ke sekeliling ruangan di dalamnya tampak sepi. Mayra melangkah masuk kemudian menutup kembali pintu yang ia buka tadi. Setelahnya, Mayra lanjut berjalan masuk melewati beberapa ruangan yang juga tampak sepi. "Sepertinya Budhe Darmi sedang berada di area dapur," pikir Mayra. Sementara Agam. Mayra menebak jika pemuda itu tengah berada di kamarnya.

Mayra terus berjalan menuju kamarnya. Namun saat Mayra berbelok di belokan terakhir dekat kamarnya. Mayra dikejutkan dengan keberadaan Agam yang tengah berdiri tepat di depan pintu kamar.

"Aa-Agam..."

***

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Obito Uchiha

Obito Uchiha

rere emang keren, kayaknya mau nyomblangin mayra sama arsen nih roman2nya.

gregetan sama mayra, cewek kayak gini nih bikin jatuh cinta, suka pokoknya! kira2 siapa pasangan mayra nanti? apakah agam yg katanya buaya (kata authornya) ataukah arsen si cowok pemalu?

2025-04-12

0

Hiatus

Hiatus

ceritanya Rere mau nyombalangin si Mayra ke Arsen...

2025-01-20

1

Tini Timmy

Tini Timmy

dia memang gk keberatan tapi ada orang lain yg akan marah

2025-01-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!