Daging busuk

"Anjir!, Aisha!, lu emang nggak ada akhlak."

Tegur Rey yang berjalan sempoyongan karena terlalu banyak minum.

"Gua minta maaf, gua nggak sengaja."

Jawab Aisha yang terlihat memegang perutnya.

"Parah nya kalian ini, cepetan masuk mobil, kita pulang!."

Tegur seseorang yang sepertinya mengenal Rey.

Rey, Andi , Adit dan Sean pun masuk ke dalam mobil, dan tangan Sean pun langsung menarik Aisha agar ikut pulang bersama nya.

"Rey!, sampai kapan kamu terus seperti ini, apa tidak bosan hidup seperti itu?."

Tanya seorang laki-laki yang ternyata adalah ayah Rey.

"Astaga!, siapa lagi itu, kenapa ada wanita juga?, tidak kapok merusak anak gadis orang!."

Tegur ayah Rey kembali.

Namanya juga sudah mabuk, mau ngomong apa juga nggak akan masuk.

"Om, Aisha turun didepan saja."

Ucap Aisha yang terlihat tidak seperti orang mabuk.

"Oh oke, apa kamu juga mabuk?."

Tanya ayah Rey pada Aisha.

"Tidak pak, saya hanya terjatuh di tangga."

Jawab Aisha yang langsung turun dari mobil ayah Rey.

Aisha pun melihat Sean yang tertidur pulas, dan langsung menutup pintu mobil kembali.

"Hey, apa kamu tidak mau ke rumah sakit?."

Tanya ayah Rey pada Aisha.

"Tidak om, tidak usah, nanti juga sembuh sendiri."

Jawab Aisha yang berpura-pura kuat untuk berdiri.

Melihat Aisha yang terlihat biasa saja, ayah Rey pun langsung menancap gas mobil nya, dan pergi ke arah mereka pulang.

Kini tinggal Aisha yang berjalan perlahan, rasa sakit di kakinya membuat nya pun jatuh dan tidak sadarkan diri lagi.

Singkat cerita, Aisha pun terbangun dan melihat ke arah sekeliling nya, terlihat tidak asing, tapi masih berpikir dimana dia berada saat ini.

"Aisha, Alhamdulillah lu udah sadar, gua takut lu kenapa-napa."

Tanya Aska yang sudah ada di samping nya.

"Lu, kok bisa gua nyampe sini."

Jawab Aisha yang bingung saat melihat jika dia telah berada di kamar nya.

"Lu pingsan di jalan, untung saja aja yang kenal sama lu, terus dianterin deh ke sini."

Jawab Aska yang terlihat sedang membaca pesan singkat diponsel nya.

"Urgh, urgh, urgh."

Terdengar suara muntah Aisha.

"Sha, lu makan nggak tadi?, masuk angin kayak nya lu."

Ucap Aska yang langsung kaget saat melihat darah yang keluar dari mulut Aisha.

"Gua nggak salah lihat Sha, lu sakit, muntah lu berdarah Sha!."

Aska di buat panik dengan apa yang dia lihat saat itu.

Aska pun langsung menelpon Rey, dia ingin tahu apa yang terjadi pada Aisha di pabrik nya.

Namun, bukan Rey yang menjawab, Sean yang mengangkat telepon seluler Rey.

"Iya, ada perlu apa?."

Jawab Sean yang menanyakan Aska yang menelpon ditengah malam.

"Gawat Rey, Aisha sakit Rey, cepet lu ke sini."

Aska pun mengira jika yang mengangkat telepon nya adalah Rey.

"Gua datang sebentar lagi, tunggu dan jangan kemana-mana."

Jawab Sean yang langsung bergegas meninggalkan rumah Rey yang masih dalam keadaan mabuk berat saat itu.

Waktu pun terus berjalan, Sean pun akhirnya sampai di kontrakan Aisha.

"Lah kok lu Sean, mana Rey, Andi dan Adit."

Tanya Aska yang melihat ke arah belakang.

"Mereka masih mabuk berat, tidak mungkin jika aku bawa mereka kesini."

Jawab Sean yang juga masih tercium bau alkohol.

"Kalian ini gimana, terus apa yang membuat Aisha sampai terluka seperti ini."

Tanya Aska yang melihat wajah Aisha.

"Luka, luka apa?, siapa yang buat dia terluka."

Sean justru bertanya balik pada Aska.

"Kacau!, lu kan bareng sama dia, masa lu nggak tahu, dia digebukin apa dia di keroyok, lu sampai nggak tahu."

Ucap Aska yang terlihat kecewa dengan Sean.

Sean pun ingat jika Aisha sempat dikeroyok oleh Asti dan teman-teman nya, tapi tidak separah itu seharusnya.

"Sha, apa karena dikeroyok tadi?."

Tanya Sean yang melihat luka Aisha.

Aisha pun hanya diam, dia bingung bagaimana cara untuk menjelaskan nya.

"Astaga!, kenapa luka nya ada dibelakang, terlihat seperti terhantam benda berat."

Ujar Sean yang melihat luka di bagian belakang Aisha.

Perbedaan agama, tidak menjadi alasan untuk mereka dekat, semuanya kembali pada kepercayaan masing-masing, tanpa adanya perbedaan.

"Lu nggak mau bantu gua, lu tega Sean."

Jawab Aisha yang terlihat menangis saat itu.

"Sorry, gua nggak tahu, siapa orang yang sudah buat lu kaya gini, biar gua kasih paham mereka."

Ujar Sean yang terlihat emosi saat mendengar ucapan Aisha.

Sean berpikir jika luka yang dialami Aisha karena perbuatan manusia, karena saat itu, Aisha enggan memberi tahu masalah sebenarnya.

"Sudah Sean, anggap saja ini tidak pernah terjadi."

Jawab Aisha yang tidak mau memberitahu Sean.

"Kita kerumah sakit sekarang, gua nggak mau lu kenapa-napa."

Ajak Sean yang ingin membawa Aisha pergi.

"Tidak perlu Sean, gua lebih takut jika sesuatu yang besar akan terjadi."

Jawab Aisha yang memikirkan Sean dan teman-teman nya.

"Masalah besar apa?, cerita Sha, biar kita bisa tahu."

Jawab Aska yang memaksa Aisha untuk bercerita.

"Daging busuk, daging yang di sajikan siang tadi, itu semua daging busuk Sean."

Ucap Aisha yang berbicara tentang daging yang baru dipotong di pabrik.

"Busuk bagaimana?, itu hewan baru dipotong, tidak mungkin jika daging nya busuk."

Jawab Sean yang tidak percaya dengan ucapan Aisha.

"Itu kenyataan Sean!, itu daging untuk persembahan, bukan nya mereka berjumlah tujuh, sama seperti tujuh tumbal Kepala yang lu ceritain waktu itu."

Ucap Aisha yang langsung membuat Sean terdiam.

"Apa lu masih ketemu Ara?."

Tanya Sean yang terlihat panik.

"Seharian gua nggak lihat dia, tapi sekarang justru banyak penampakan yang sering gua lihat."

Jawab Aisha yang melihat sesuatu di dekat nya.

"Jika hewan tadi untuk persembahan, jiwa Ara akan selamanya terkurung Sha, kita harus melakukan sesuatu."

Ucap Sean yang terlihat sangat panik, semua itu jelas terlihat dari sikap nya.

"Sebenarnya ada hantu yang nyuruh gua

masuk kedalam pabrik, dan lu tahu, gua udah ngelakuin sesuatu yang mungkin bisa menjadi masalah besar."

Jawab Aisha yang enggan memberi tahu pada Sean.

"Apa yang udah lu lakuin Sha?, apa itu ada dengan luka ini"

Tanya Aska yang juga terlihat panik.

"Cukup, gua mau ngomong masalah ini, yang jadi masalah, apa lu makan daging juga?."

Tanya Aisha yang takut sesuatu yang akan terjadi nanti.

"Gua sama anak-anak nggak ada yang ikut makan, gua kan mabuk."

Jawab Sean yang membuat Aisha sedikit lega.

"Tapi gua lihat Jangkung dan yang lainnya makan, gua nggak tahu apa yang akan terjadi nanti."

Ucap Aisha yang terlihat menahan air matanya.

"Aduh, ngeri banget kalau sampai terjadi sesuatu."

Jawab Aska yang melihat wajah Sean dan Aisha.

Saat itu, mereka pun bermaksud untuk mencari tempat tinggal Asti, Aisha berpikir jika Asti dan teman-teman nya memakan daging busuk yang disajikan di pabrik.

"Sha, udah lah, nggak penting juga, biarin aja, mereka juga udah lu kasih tahu kan?."

Tanya Sean yang malas berkeliling.

"Tapi gua pengin tahu, apa efek dari daging itu."

Jawab Aisha yang melihat ke arah jalan tempat biasa Asti nongkrong.

Setelah lama berkeliling, mereka pun akhirnya memilih untuk kembali ke kontrakan Aisha, apa lagi dari tadi Rey sudah berkali-kali menelpon Sean.

"Gua juga bilang apa, percuma Sha, tinggal nunggu besok, apa susahnya."

Ucap Sean pada Aisha.

"Gua nggak bisa deket dengan Asti jika di lingkungan pabrik, lu kan tahu ada Ara yang selalu mengawasi."

Jawab Aisha yang merasa jika Ara tidak akan tahu jika dia menemui Asti.

Tak beberapa lama kemudian, mereka pun akhirnya sampai di kontrakan, dan langsung diinterogasi oleh Rey dan kawan-kawan nya.

Sebenarnya bingung sih, kenapa Rey dan Sean justru terlihat peduli dengan Aisha, padahal dari awal, mereka terlihat tidak saling dekat, kenapa justru akhir-akhir ini mereka terlihat dekat yah?

Penasaran kan?, yuk dilanjut di bab berikutnya.

Episodes
1 Hujan gerimis
2 Dianggap gila
3 Bahan bulian
4 Terkunci di toilet pabrik
5 Berteman dengan hantu
6 Dimensi lain
7 Berbicara sendiri
8 Kesurupan massal
9 Tumbal tujuh kepala
10 Gerbang dimensi lain
11 Doa bersama
12 Daging busuk
13 Hilangnya Liana
14 Alibi satpam biadab
15 Kembalinya Ara
16 Mata batin
17 Rahasia Sean
18 Buku harian Ara
19 Keluarga Lee
20 Halusinasi tinggi
21 Pemuja iblis
22 Kebakaran pabrik
23 Korban dan hilangnya nya karyawan
24 Gadis suci
25 Pengorbanan Aska
26 Tertangkap nya Asti dan Sari
27 Hilangnya Rey
28 Mencari liontin Ara
29 Pesan dari Ara
30 Penyesalan
31 Ke putus asa'an
32 Boneka nyonya Lee
33 Penghianatan seorang teman
34 Pemakaman tujuh korban
35 Suasana di kuburan baru
36 Penghuni rumah Sean
37 Pilihan kedua
38 Kamar rahasia
39 Misi Penyelamatan
40 Sosok Seoji
41 Bantuan tak terlihat
42 Penggrebekan
43 Kamar mawar 07
44 Rumah sakit jiwa
45 Mimpi yang nyata
46 Teror di tempat ritual
47 Mimpi yang terulang kembali
48 Pertemuan Aisha dengan dokter David
49 Ungkapan hati
50 Kepolosan Aisha
51 Bertemu dengan Asti
52 Salah paham
53 Meja hijau
54 Pesan singkat
55 Arti sebuah kata
56 Perang hati
57 Kabur dari rumah Sean
58 Tanpa Rey
59 Sekutu Sean
60 Kepergian Asti
61 Kenyataan yang terbalik
62 Tragedi di rumah Sean
63 Terkunci di kamar Sean
64 Pengganti segel
65 Beda agama
66 Keluarga Reynaldi
67 Hilangnya Sean
68 Tabiat buruk pak Hadi
69 Saksi mata
70 Bunuh diri yang janggal
71 Pesan dari kotak hitam
72 Tertangkap nya pak Hadi
73 Pemakaman Danur
74 Terseret ke dunia lain
75 Perpisahan
76 Awal kerja
77 Kosan pak Burhan
78 Di jemput polisi
79 Cerita dalam peristiwa
80 Gangguan di pabrik
81 Keberadaan tumbal segel
82 Keterangan palsu
83 Kedatangan Dani
84 Terawangan
85 Pertemuan Sean dan Rey
86 Gambar tujuh tumbal
87 pembongkaran makam Asti
88 Pesan dari mimpi
89 Ajakan mbok Darmi
90 Seminggu di gunung Lawu
91 Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92 Tantangan dan pantangan
93 Perubahan Aisha
94 Hari ke tujuh
95 Tragedi satu malam
96 Terbujuk rayuan maut
97 Penemuan mayat di gedung kosong
98 Dokter psikopat
99 Terlepas sementara
100 Serangan balik
101 Terjebak rencana Juan
102 Prahara cinta segitiga
103 Kemarahan Juan
104 Pemakaman Rian
105 Gangguan makhluk halus
106 Hidup adalah sebuah pilihan
107 Dosa terindah
108 Jeruji pesakitan
109 Balas dendam pertama
110 Ketakutan Lee soo
111 Kondisi tersulit
112 Siksa neraka dunia
113 Dugaan Rey
114 Keterbukaan seorang narapidana
115 Kembalinya Juan
116 Sean dengan perubahan sikap nya
117 Kembalinya Seoji kembaran Sean
118 Kesaksian Sean yang ditunggu
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Hujan gerimis
2
Dianggap gila
3
Bahan bulian
4
Terkunci di toilet pabrik
5
Berteman dengan hantu
6
Dimensi lain
7
Berbicara sendiri
8
Kesurupan massal
9
Tumbal tujuh kepala
10
Gerbang dimensi lain
11
Doa bersama
12
Daging busuk
13
Hilangnya Liana
14
Alibi satpam biadab
15
Kembalinya Ara
16
Mata batin
17
Rahasia Sean
18
Buku harian Ara
19
Keluarga Lee
20
Halusinasi tinggi
21
Pemuja iblis
22
Kebakaran pabrik
23
Korban dan hilangnya nya karyawan
24
Gadis suci
25
Pengorbanan Aska
26
Tertangkap nya Asti dan Sari
27
Hilangnya Rey
28
Mencari liontin Ara
29
Pesan dari Ara
30
Penyesalan
31
Ke putus asa'an
32
Boneka nyonya Lee
33
Penghianatan seorang teman
34
Pemakaman tujuh korban
35
Suasana di kuburan baru
36
Penghuni rumah Sean
37
Pilihan kedua
38
Kamar rahasia
39
Misi Penyelamatan
40
Sosok Seoji
41
Bantuan tak terlihat
42
Penggrebekan
43
Kamar mawar 07
44
Rumah sakit jiwa
45
Mimpi yang nyata
46
Teror di tempat ritual
47
Mimpi yang terulang kembali
48
Pertemuan Aisha dengan dokter David
49
Ungkapan hati
50
Kepolosan Aisha
51
Bertemu dengan Asti
52
Salah paham
53
Meja hijau
54
Pesan singkat
55
Arti sebuah kata
56
Perang hati
57
Kabur dari rumah Sean
58
Tanpa Rey
59
Sekutu Sean
60
Kepergian Asti
61
Kenyataan yang terbalik
62
Tragedi di rumah Sean
63
Terkunci di kamar Sean
64
Pengganti segel
65
Beda agama
66
Keluarga Reynaldi
67
Hilangnya Sean
68
Tabiat buruk pak Hadi
69
Saksi mata
70
Bunuh diri yang janggal
71
Pesan dari kotak hitam
72
Tertangkap nya pak Hadi
73
Pemakaman Danur
74
Terseret ke dunia lain
75
Perpisahan
76
Awal kerja
77
Kosan pak Burhan
78
Di jemput polisi
79
Cerita dalam peristiwa
80
Gangguan di pabrik
81
Keberadaan tumbal segel
82
Keterangan palsu
83
Kedatangan Dani
84
Terawangan
85
Pertemuan Sean dan Rey
86
Gambar tujuh tumbal
87
pembongkaran makam Asti
88
Pesan dari mimpi
89
Ajakan mbok Darmi
90
Seminggu di gunung Lawu
91
Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92
Tantangan dan pantangan
93
Perubahan Aisha
94
Hari ke tujuh
95
Tragedi satu malam
96
Terbujuk rayuan maut
97
Penemuan mayat di gedung kosong
98
Dokter psikopat
99
Terlepas sementara
100
Serangan balik
101
Terjebak rencana Juan
102
Prahara cinta segitiga
103
Kemarahan Juan
104
Pemakaman Rian
105
Gangguan makhluk halus
106
Hidup adalah sebuah pilihan
107
Dosa terindah
108
Jeruji pesakitan
109
Balas dendam pertama
110
Ketakutan Lee soo
111
Kondisi tersulit
112
Siksa neraka dunia
113
Dugaan Rey
114
Keterbukaan seorang narapidana
115
Kembalinya Juan
116
Sean dengan perubahan sikap nya
117
Kembalinya Seoji kembaran Sean
118
Kesaksian Sean yang ditunggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!