Halusinasi tinggi

Setelah Sean memberi tahu pada Aisha dan Aska, mereka pun memilih untuk beristirahat sejenak.

"Kemana Rey?, apa dia juga tidak mengangkat telepon nya?."

Tanya Sean pada Aisha dan Aska.

"Setelah pulang dari rumah sakit, kita susah untuk berkomunikasi dengan mereka."

Jawab Aska yang masih sedikit syok.

Bagaimana tidak syok, baru kali ini dia melihat hantu, bahkan sempat meminum teh dan berkata jika mereka akan kembali berkunjung ke sana.

Berbeda dengan Aisha, meskipun sudah sering melihat hantu, entah kenapa akhir-akhir ini seperti ada sesuatu yang baru dia rasakan, bukan hanya melihat, merasakan, tapi kini dia pun seakan melihat nyata dan ikut masuk dalam setiap kejadian yang sudah terjadi.

Kilasan balik setiap kejadian, bisa dilihat oleh Aisha, meskipun tidak tahu tentang kebenaran nya.

"Lu kenapa lagi Sha, bukan nya udah biasa ketemu hantu?."

Tanya Sean pada Aisha.

"Bukan itu Sean, kenapa gua seakan melihat kejadian yang sudah terjadi, apa itu tidak lebih mengerikan?."

Jawab Aisha pada Sean.

"Hahaha, halusinasi tinggi, mungkin itu yang sedang lu alami."

Ucap Sean yang tersenyum pada Aisha.

"Aghhh, mungkin benar Sean, gua hanya berhalusinasi, bahkan tingkat tinggi, jadi gila sendiri."

Jawab Aisha dengan tawanya yang terlihat terpaksa.

Tak lama berselang, Rey datang, dan tak lama disusul oleh Andi dan Adit.

"Loh, tumben lu nggak barengan."

Tanya Aska yang menyapa Andi dan Adit.

"Malas banget, mau dibikin mati lagi gua."

Jawab Adit yang melihat wajah Rey.

"Ngapain lu lihat gua kaya gitu, siapa lagi yang mau bikin lu mati."

Ujar Rey yang tersinggung dengan cara Andi menatap.

"Lah, kok pakai nanya!, bukan nya lu udah hampir bikin gua dan Andi mati?."

Jawab Adit yang langsung membentak Rey.

"Siapa juga yang mau bikin lu mati!, mana pernah gua!."

Jawab Rey yang belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

"Rey!, lu kalau punya dendam sama orang, nggak usah pakai tumbal segala."

Ujar Andi yang semakin membuat Rey bingung.

"Kalian kenapa sih!, kalau ada masalah, sebaiknya cepat selesaikan."

Ucap Aisha yang juga tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Andi dan Adit.

"Rey, gua tahu lu mau bikin celaka Sean, tapi seharusnya lu sadar, ada gua, dan Andi disana."

Jawab Adit yang akhirnya membuat Rey paham.

"Stupid!, konyol lu berdua, gua udah berusaha buat nyelamatin lu berdua, bertiga bahkan dengan Rey, masih dianggap bikin celaka, sadar nggak lu!."

Jawab Rey yang menahan amarahnya.

"Sabar Rey, ini hanya salah paham, jangan semuanya pakai emosi."

Aisha pun berusaha untuk melerai keduanya.

"Gua juga bingung, yang satu bikin celaka, yang satu nyelamatin, yang bener yang mana ini."

Ujar Aska yang dibuat ikut bingung.

"Adit, Andi, dan lu Rey, gua coba jelasin biar lu nggak salah paham."

Ucap Aisha yang mencoba untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Jadi, waktu kemarin, lu bertiga hampir nerobos palang kereta api, gua dan Rey udah teriakin lu, tapi lu nggak ada yang denger."

Ucap Aisha yang menceritakan kejadian itu.

"Sekarang lu bayangin, kalau sampai Rey tidak nabrak kalian, gua jamin, kalian bertiga udah terlindas kereta api."

Cerita Aisha yang akhirnya membuat mereka pun percaya.

"Hemm, jadi begitu ceritanya."

Aska pun akhirnya paham kenapa Andi dan Adit marah pada Rey, ternyata mereka hanya salah paham.

"Sorry Rey, gua nggak tahu kenapa bisa berpikir jauh kaya gitu."

Ujar Adit yang langsung memeluk Rey dan di ikuti oleh Andi.

Sementara itu, Sean hanya terlihat tenang dan santai, dia tahu jika Rey tidak akan melakukan hal sejauh itu.

Malam itu, mereka pun kembali seperti biasanya.

Keesokan harinya, suasana di pabrik pun mulai terasa aneh, itu semua yang kini di rasakan oleh Aisha.

"Huh, komplotan preman pabrik sudah kembali, untung aja lu nggak pada mati."

Ujar Seli yang berbicara pada Rey.

"Ngomong apa tadi lu!, asal bunyi aja itu mulut."

Jawab Rey yang tidak suka mendengar ucapan Seli.

"Heh!, cowok si paling ganteng di pabrik, asal lu tahu aja, berasa nyaman di pabrik kalau nggak ada lu semua."

Ucap Jangkung yang ikut berbicara pada Rey.

"Sudah lah, orang lagi sakit malah digituin, hayu masuk!."

Ajak Asti yang mengajak teman-teman untuk masuk ke dalam pabrik.

"Eh lu juga nggak usah kepede'an, gua nggak butuh Kasihan dari lu."

Ujar Rey yang melihat wajah Asti.

Aisha pun melihat Rey yang sedang beradu mulut dengan Asti dan kawan-kawan nya, dengan cepat dia pun berusaha untuk mengajak Rey agar menjauh dari mereka.

"Rey!, mendingan lu balik ke temen-temen lu, ngapain juga di situ."

Tegur Aisha yang bermaksud memecah keadaan.

Sayang nya, niat baik Aisha justru membuat suasana semakin panas.

"Oh,,, jadi ini, cewek yang idaman lu, model begini yang lu cari?."

Ujar Seli yang menertawakan Aisha.

"Sialan lu!, bisa nggak lu nggak ngomong kaya gitu."

Ucap Rey yang bermaksud mengajak Aisha pergi.

"Hahaha, banyak pilih-pilih lu, jadi susah dapat jodoh."

Teriak Jangkung pada Rey.

"Sial, gua kasih paham sedikit, biar tu mulut nggak asal bunyi."

Ujar Rey yang bermaksud mendatangi kembali Seli dan teman-temannya.

"Ya ampun, kalian ini!, sudah masuk jam kerja!, kenapa masih ngumpul disini!."

Tegur petugas keamanan.

Mendengar teguran petugas satpam, mereka pun langsung bubar dan kembali ke dalam pabrik.

Saat Aisha berjalan di tangga, Aisha pun melihat banyak hantu dengan berbagai bentuk nya, semua terlihat jelas dari atas tangga.

"Jangan melamun, nanti kesurupan, jadi makin bertambah gilanya."

Tegur pak Doni yang ternyata ada di belakang Aisha.

"Iya pak, saya duluan."

Jawab Aisha yang kaget saat mendengar suara pak Doni.

"Aisha, hati-hati dengan apa yang kamu miliki, hal yang seperti itu bisa membahayakan dirimu dan juga teman-teman kamu."

Ucap pak Doni yang seakan memberi isyarat agar Aisha berhati-hati.

Awalnya keadaan masih kondusif, setelah menjelang sore, tepat di saat hujan gerimis datang.

"Ada suara orang menangis."

Teriak salah satu karyawan.

"Oh, iya bener, ada suara di dalam kamar itu."

Jawab salah satu karyawan yang lain nya.

"Tolong Sha!, tolong gua."

Terdengar suara yang memanggil nama Aisha.

Sekilas bayangan pun datang, dimana pak Doni yang menyeret tubuh Liana, dan memasukannya ke dalam kamar itu.

Karena penasaran, Aisha pun langsung berlari ke kamar yang konon tersegel, dan seketika itu juga Aisha pun membuka pintu kamar itu.

"Aaaaa, gila lu Sha, jangan nekad, bisa kena marah kita."

Teriakkan salah satu karyawan yang melihat Aisha membuka pintu kamar itu.

"Berisik!, jika ini benar, mungkin Liana ada disini."

Jawab Aisha yang langsung mencari keberadaan Liana.

Setelah lama mencari, Liana tidak kunjung juga ketemu, hingga akhirnya Aisha pun menyadari jika ada sesuatu yang bergerak dari dalam lemari.

"Krek, krek, krek."

Terdengar suara pintu yang terbuka.

"Liana!, kenapa bisa begini."

Teriak Aisha yang histeris saat melihat tubuh Liana yang terbujur kaku di dalam lemari.

Sontak, penemuan mayat Liana menjadi pertanyaan besar, bagaimana bisa Liana masuk ke dalam, sedangkan pintu masih tertutup dan terkunci dari luar.

Sementara itu, sedang ada rapat di ruang kerja kepala produksi.

"Sudah pasti kita tahu siapa pelaku nya, dia pasti orang yang sama."

Ujar pak Doni saat berbicara dengan beberapa orang penting pabrik.

"Apa anda mencurigai seseorang?."

Tanya pak Agus kepala produksi.

"Pintu itu sudah lama terkunci, hanya orang terpilih saja yang bisa membuka nya, jadi siapa yang pertama kali membuka pintu kamar itu."

Jawab pak Doni yang juga bertanya siapa yang pertama kali membuka nya.

"Untuk hal itu, kita akan bicarakan lagi dengan anak-anak, karena saat kejadian, mereka ada disana."

Jawab pak Agus yang akhirnya membubarkan meeting nya.

"Ini bukan hanya sekedar pembunuhan biasa, seperti ada yang berniat untuk membangkitkan kekuatan besar."

Ucap pak Doni di akhir pembicaraan nya.

Hal itu membuat para petinggi pabrik bingung, mereka tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh pak Doni.

Sementara itu, Aisha dan beberapa karyawan lain, sedang menunggu hasil pemeriksaan dokter medis mengenai penyebab utama kematian Liana.

Kok bisa sama dengan apa yang dilihat Aisha, apa itu memang benar hanya halusinasi? atau mungkin itu yang terjadi.

Episodes
1 Hujan gerimis
2 Dianggap gila
3 Bahan bulian
4 Terkunci di toilet pabrik
5 Berteman dengan hantu
6 Dimensi lain
7 Berbicara sendiri
8 Kesurupan massal
9 Tumbal tujuh kepala
10 Gerbang dimensi lain
11 Doa bersama
12 Daging busuk
13 Hilangnya Liana
14 Alibi satpam biadab
15 Kembalinya Ara
16 Mata batin
17 Rahasia Sean
18 Buku harian Ara
19 Keluarga Lee
20 Halusinasi tinggi
21 Pemuja iblis
22 Kebakaran pabrik
23 Korban dan hilangnya nya karyawan
24 Gadis suci
25 Pengorbanan Aska
26 Tertangkap nya Asti dan Sari
27 Hilangnya Rey
28 Mencari liontin Ara
29 Pesan dari Ara
30 Penyesalan
31 Ke putus asa'an
32 Boneka nyonya Lee
33 Penghianatan seorang teman
34 Pemakaman tujuh korban
35 Suasana di kuburan baru
36 Penghuni rumah Sean
37 Pilihan kedua
38 Kamar rahasia
39 Misi Penyelamatan
40 Sosok Seoji
41 Bantuan tak terlihat
42 Penggrebekan
43 Kamar mawar 07
44 Rumah sakit jiwa
45 Mimpi yang nyata
46 Teror di tempat ritual
47 Mimpi yang terulang kembali
48 Pertemuan Aisha dengan dokter David
49 Ungkapan hati
50 Kepolosan Aisha
51 Bertemu dengan Asti
52 Salah paham
53 Meja hijau
54 Pesan singkat
55 Arti sebuah kata
56 Perang hati
57 Kabur dari rumah Sean
58 Tanpa Rey
59 Sekutu Sean
60 Kepergian Asti
61 Kenyataan yang terbalik
62 Tragedi di rumah Sean
63 Terkunci di kamar Sean
64 Pengganti segel
65 Beda agama
66 Keluarga Reynaldi
67 Hilangnya Sean
68 Tabiat buruk pak Hadi
69 Saksi mata
70 Bunuh diri yang janggal
71 Pesan dari kotak hitam
72 Tertangkap nya pak Hadi
73 Pemakaman Danur
74 Terseret ke dunia lain
75 Perpisahan
76 Awal kerja
77 Kosan pak Burhan
78 Di jemput polisi
79 Cerita dalam peristiwa
80 Gangguan di pabrik
81 Keberadaan tumbal segel
82 Keterangan palsu
83 Kedatangan Dani
84 Terawangan
85 Pertemuan Sean dan Rey
86 Gambar tujuh tumbal
87 pembongkaran makam Asti
88 Pesan dari mimpi
89 Ajakan mbok Darmi
90 Seminggu di gunung Lawu
91 Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92 Tantangan dan pantangan
93 Perubahan Aisha
94 Hari ke tujuh
95 Tragedi satu malam
96 Terbujuk rayuan maut
97 Penemuan mayat di gedung kosong
98 Dokter psikopat
99 Terlepas sementara
100 Serangan balik
101 Terjebak rencana Juan
102 Prahara cinta segitiga
103 Kemarahan Juan
104 Pemakaman Rian
105 Gangguan makhluk halus
106 Hidup adalah sebuah pilihan
107 Dosa terindah
108 Jeruji pesakitan
109 Balas dendam pertama
110 Ketakutan Lee soo
111 Kondisi tersulit
112 Siksa neraka dunia
113 Dugaan Rey
114 Keterbukaan seorang narapidana
115 Kembalinya Juan
116 Sean dengan perubahan sikap nya
117 Kembalinya Seoji kembaran Sean
118 Kesaksian Sean yang ditunggu
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Hujan gerimis
2
Dianggap gila
3
Bahan bulian
4
Terkunci di toilet pabrik
5
Berteman dengan hantu
6
Dimensi lain
7
Berbicara sendiri
8
Kesurupan massal
9
Tumbal tujuh kepala
10
Gerbang dimensi lain
11
Doa bersama
12
Daging busuk
13
Hilangnya Liana
14
Alibi satpam biadab
15
Kembalinya Ara
16
Mata batin
17
Rahasia Sean
18
Buku harian Ara
19
Keluarga Lee
20
Halusinasi tinggi
21
Pemuja iblis
22
Kebakaran pabrik
23
Korban dan hilangnya nya karyawan
24
Gadis suci
25
Pengorbanan Aska
26
Tertangkap nya Asti dan Sari
27
Hilangnya Rey
28
Mencari liontin Ara
29
Pesan dari Ara
30
Penyesalan
31
Ke putus asa'an
32
Boneka nyonya Lee
33
Penghianatan seorang teman
34
Pemakaman tujuh korban
35
Suasana di kuburan baru
36
Penghuni rumah Sean
37
Pilihan kedua
38
Kamar rahasia
39
Misi Penyelamatan
40
Sosok Seoji
41
Bantuan tak terlihat
42
Penggrebekan
43
Kamar mawar 07
44
Rumah sakit jiwa
45
Mimpi yang nyata
46
Teror di tempat ritual
47
Mimpi yang terulang kembali
48
Pertemuan Aisha dengan dokter David
49
Ungkapan hati
50
Kepolosan Aisha
51
Bertemu dengan Asti
52
Salah paham
53
Meja hijau
54
Pesan singkat
55
Arti sebuah kata
56
Perang hati
57
Kabur dari rumah Sean
58
Tanpa Rey
59
Sekutu Sean
60
Kepergian Asti
61
Kenyataan yang terbalik
62
Tragedi di rumah Sean
63
Terkunci di kamar Sean
64
Pengganti segel
65
Beda agama
66
Keluarga Reynaldi
67
Hilangnya Sean
68
Tabiat buruk pak Hadi
69
Saksi mata
70
Bunuh diri yang janggal
71
Pesan dari kotak hitam
72
Tertangkap nya pak Hadi
73
Pemakaman Danur
74
Terseret ke dunia lain
75
Perpisahan
76
Awal kerja
77
Kosan pak Burhan
78
Di jemput polisi
79
Cerita dalam peristiwa
80
Gangguan di pabrik
81
Keberadaan tumbal segel
82
Keterangan palsu
83
Kedatangan Dani
84
Terawangan
85
Pertemuan Sean dan Rey
86
Gambar tujuh tumbal
87
pembongkaran makam Asti
88
Pesan dari mimpi
89
Ajakan mbok Darmi
90
Seminggu di gunung Lawu
91
Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92
Tantangan dan pantangan
93
Perubahan Aisha
94
Hari ke tujuh
95
Tragedi satu malam
96
Terbujuk rayuan maut
97
Penemuan mayat di gedung kosong
98
Dokter psikopat
99
Terlepas sementara
100
Serangan balik
101
Terjebak rencana Juan
102
Prahara cinta segitiga
103
Kemarahan Juan
104
Pemakaman Rian
105
Gangguan makhluk halus
106
Hidup adalah sebuah pilihan
107
Dosa terindah
108
Jeruji pesakitan
109
Balas dendam pertama
110
Ketakutan Lee soo
111
Kondisi tersulit
112
Siksa neraka dunia
113
Dugaan Rey
114
Keterbukaan seorang narapidana
115
Kembalinya Juan
116
Sean dengan perubahan sikap nya
117
Kembalinya Seoji kembaran Sean
118
Kesaksian Sean yang ditunggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!