Mata batin

Rey pun langsung merasa kan sesuatu yang aneh pada diri nya, merasa jika ada sesuatu yang mendekati nya.

"Astaga!, siapa dia Sha?."

Tanya Rey yang kaget saat melihat wajah Ara.

"Siapa!, tidak ada siapapun disini, jangan suka mengada-ada."

Jawab Aisha yang melihat wajah Ara.

"Oh,,, jadi ini yang namanya Ara, ternyata cantik juga."

Ucap Rey yang bisa melihat wajah Ara.

Ara pun tersenyum pada Rey, dan disaat itu pula, untuk pertama kalinya Rey bisa melihat hantu, sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

"Jadi lu percaya sekarang?."

Tanya Aisha pada Rey.

"I, iya, tapi tidak begini juga, apa tidak bisa hanya dengan melihat Ara saja?.''

Tanya Rey yang melihat sesuatu di belakang Aisha.

"Apa lagi, bukan nya lu nggak percaya hantu, anggap saja tidak ada."

Jawab Aisha yang meninggal kan Rey yang masih berdiri disana.

Singkat cerita, Rey yang telah dibuka mata batin nya pun merasa tidak nyaman, bagaimana tidak, banyak makhluk halus yang silih berganti terlihat oleh mata nya.

"Astaga!, sejak kapan lu ada di tempat gua."

Tanya Rey yang terlihat berbicara sendiri di depan teman-temannya.

''Pergi sana!, ini tempat gua."

Ucap Rey yang terlihat menarik sesuatu.

Adit pun merasa aneh dengan sikap Rey, wajahnya pun terlihat sangat pucat.

"Lu nggak kenapa-kenapa Rey?, lu mikirin apa sampai bisa berhalusinasi kaya gini?."

Tanya Adit yang berusaha untuk menenangkan Rey.

"Ikut gua sekarang, gua nggak mau kaya gini Dit."

Ajak Rey yang menarik tangan Adit untuk pergi ke kamar mandi.

Sesampainya di kamar mandi, Rey pun kembali melihat penampakan, ada karyawan yang tergantung di pintu kamar mandi.

"Astaga!, apa lagi ini, cukup!, gua nggak mau lihat yang kaya gini."

Teriak Rey yang mundur menjauhi pintu kamar mandi.

"Rey!, lu lihat apa sih!, lu jangan suka ngatain Aisha terus, jadi kualat kan lu!."

Ucap Adit yang langsung mencari Aisha yang bekerja di lantai tiga.

Rey pun terlihat lemas, dia pun duduk di dekat kamar mandi dengan tangan nya yang menutup kedua matanya.

Saat itu, Adit pun berhasil menemui Aisha, dan langsung mengajak Aisha ke kamar mandi pria.

"Adit!, lu nggak salah?, gua cewek, mana boleh masuk kamar mandi pria."

Ucapan Aisha yang tidak digubris oleh Adit.

"Ah sudah, ikut gua dulu, gua yakin jika Rey seperti itu karena ulah lu, mending lu ngaku aja Sha."

Ucap Adit yang kini sudah berada di depan Rey.

"Rey, gua udah bawa Aisha, sebaiknya lu buka mata."

Ujar Adit yang menyuruh Rey membuka matanya.

Rey pun langsung memeluk Aisha dan meminta tolong agar menutup kembali mata batin nya, dia merasa tidak kuat jika terus melihat hal yang dianggap nya menakutkan.

"Tolong gua Sha, gua nggak mau kaya gini."

Ucap Rey yang terlihat sangat ketakutan.

Entah ada kekuatan apa yang tiba-tiba merasuki Aisha.

"Why, takut melihat hantu?, bukannya kamu tidak percaya dengan hantu?."

Tanya Aisha yang langsung memegang wajah Rey.

"Lu siapa!, gua yakin lu bukan Aisha."

Jawab Rey yang menatap tajam mata Aisha.

Aisha pun meniup kedua mata Rey, dan Rey pun kembali normal, tak ada satupun hantu yang bisa dia lihat lagi.

"Ara, lu bisa masuk ke dalam tubuh Aisha?."

Tanya Rey yang membuat bingung Adit.

"Aghhh, aghhh, aaaaaaa."

Tiba-tiba Aisha berteriak.

"Sha!, lu kenapa?, sadar Sha!."

Teriak Rey dan Adit yang panik.

Ternyata, ada pak Doni yang datang ke kamar mandi, mungkin itu yang membuat Aisha berteriak.

"Sedang apa kalian bertiga!, kenapa ada perempuan disini."

Tegur pak Doni yang terlihat sedang melihat-lihat.

"Aisha kesurupan pak, dia kari kesini."

Jawab Adit yang berbohong pada pak Doni.

Pak Doni pun langsung melihat wajah Aisha yang terlihat sangat ketakutan, bukan karena takut dimarahi, Aisha masih teringat jelas bagaimana pak Doni menghabisi Liana yang masih hilang.

"Jangan takut, tunggu giliran kamu."

Bisik pak Doni ditelinga Aisha.

Aisha pun langsung mendorong tubuh pak Doni dan berlari ke lantai tiga.

Pak Doni pun masih tersenyum, matanya masih melihat ke arah Aisha yang berlari ketakutan.

"Kalian berdua!, jangan melakukan perbuatan kotor disini."

Tegur pak Doni yang langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Aduh, perbuatan kotor apa coba, ada-ada saja."

Ucap Adit yang mengajak Rey kembali ke tempat nya bekerja.

Setelah kejadian itu, Rey pun mulai percaya, dia pun mulai tidak arogan pada Aisha, dia sadar jika Aisha lebih kuat dari nya.

Setelah pulang bekerja, Rey pun sengaja pergi ke tempat Aisha, banyak yang harus dia katakan tentang apa yang sempat dilihat nya.

"Lu lihat Aisha, apa dia sudah keluar?."

Tanya Rey pada Andi dan Adit.

"Udah, baru aja lewat bareng Sean, paling juga diantar pulang dia."

Jawab Adit yang terlihat sedang memainkan ponsel nya.

Rey pun langsung bergegas menuju tempat Aisha, dan benar saja, ada Sean disana.

"Hai Rey, kenapa tidak bilang kalau mau kesini."

Tanya Sean yang menyambut Rey.

"Konyol Sean, seharian gua dibuat gila."

Jawab Rey yang melihat Aisha.

"Gila gimana?, emang nya siapa yang berani ngerjain lu."

Tanya Sean yang tidak percaya dengan ucapan Rey.

"Tanya kan saja pada Aisha."

Jawab Rey yang duduk di depan pintu kamar Aisha.

"Sorry Rey, gua nggak tahu kalau Ara bisa melakukan nya, bahkan Ara juga bisa datang kesini."

Jawab Aisha yang menceritakan tentang Ara.

"Jadi segelnya sudah terbuka, itu tandanya, harus ada tujuh kepala yang harus ditumbalkan."

Jawab Sean yang langsung berdiri tegak.

"Maksudnya apa Sean?, segel apa?, bukan nya Ara tidak bisa keluar dari lingkungan pabrik?."

Tanya Rey yang pernah mendengar jika hantu Ara tidak akan bisa keluar dari pabrik.

"Kita harus waspada, pasti akan ada karyawan yang tiba-tiba menghilang, itu bisa jadi calon tumbal nya."

Jawab Sean yang langsung melihat wajah Aisha.

"Apa ini ada hubungan nya dengan Liana?, apa dia juga dijadikan tumbal?."

Tanya Aisha yang langsung mengambil Id card milik Liana.

"Bisa jadi, dimana lu temuin ini Sha?."

Tanya Sean, sementara Rey justru terlihat semakin bingung.

"Didekat sumur tua, tapi sebagian sudah ditutup beton."

Jawab Aisha yang melihat sumur tua itu.

"Sebenarnya kalian berdua bicara apa?, dari tadi gua nggak ngerti."

Tanya Rey yang merasa jika dirinya tidak mengerti dengan apa yang saat ini Aisha dan Sean bicarakan.

"Liana dibunuh pak Doni, tapi Aisha tidak punya bukti, kita harus cari cara agar tidak ada korban selanjutnya."

Jawab Sean yang membuat Rey kaget.

"Coba lu panggil Ara, ajak hantu Liana juga."

Ujar Rey yang menganggap jika hal itu mudah untuk dilakukan oleh Aisha.

Aisha pun mengikuti saran dari Rey, beberapa kali dia berusaha untuk memanggil hantu Ara, tapi sayang, Ara tidak muncul juga.

"Dia tidak datang, mungkin dia tidak mendengar."

Ucap Aisha yang mengira jika hantu Ara tidak mendengar panggilan nya.

"Giliran dipabrik aja, dia langsung nongol."

Jawab Rey yang masih ingat dengan kejadian tadi pagi.

"Jadi lu udah lihat hantu Ara?".

Tanya Sean yang juga ingin melihat wajah Ara.

"Iya, gara-gara dia, gua jadi bisa lihat hantu, lu bisa bayangin rasanya lihat hantu yang berjalan di sekitar lu."

Ujar Rey yang menceritakan tentang apa yang dia rasakan.

"Jadi itu alasan kenapa Aisha sering ketakutan, dan sering kali berbicara sendiri."

Ujar Rey yang kini tahu jika Aisha bisa melihat hantu.

Saat itu, Aisha masih belum tahu, kenapa hantu Ara tidak datang saat ada Sean, apa sebenarnya yang menjadi penyebab utama hantu Ara tidak bisa datang, siapa sebenarnya Sean? ada hubungan apa antara Sean dan Ara?

Episodes
1 Hujan gerimis
2 Dianggap gila
3 Bahan bulian
4 Terkunci di toilet pabrik
5 Berteman dengan hantu
6 Dimensi lain
7 Berbicara sendiri
8 Kesurupan massal
9 Tumbal tujuh kepala
10 Gerbang dimensi lain
11 Doa bersama
12 Daging busuk
13 Hilangnya Liana
14 Alibi satpam biadab
15 Kembalinya Ara
16 Mata batin
17 Rahasia Sean
18 Buku harian Ara
19 Keluarga Lee
20 Halusinasi tinggi
21 Pemuja iblis
22 Kebakaran pabrik
23 Korban dan hilangnya nya karyawan
24 Gadis suci
25 Pengorbanan Aska
26 Tertangkap nya Asti dan Sari
27 Hilangnya Rey
28 Mencari liontin Ara
29 Pesan dari Ara
30 Penyesalan
31 Ke putus asa'an
32 Boneka nyonya Lee
33 Penghianatan seorang teman
34 Pemakaman tujuh korban
35 Suasana di kuburan baru
36 Penghuni rumah Sean
37 Pilihan kedua
38 Kamar rahasia
39 Misi Penyelamatan
40 Sosok Seoji
41 Bantuan tak terlihat
42 Penggrebekan
43 Kamar mawar 07
44 Rumah sakit jiwa
45 Mimpi yang nyata
46 Teror di tempat ritual
47 Mimpi yang terulang kembali
48 Pertemuan Aisha dengan dokter David
49 Ungkapan hati
50 Kepolosan Aisha
51 Bertemu dengan Asti
52 Salah paham
53 Meja hijau
54 Pesan singkat
55 Arti sebuah kata
56 Perang hati
57 Kabur dari rumah Sean
58 Tanpa Rey
59 Sekutu Sean
60 Kepergian Asti
61 Kenyataan yang terbalik
62 Tragedi di rumah Sean
63 Terkunci di kamar Sean
64 Pengganti segel
65 Beda agama
66 Keluarga Reynaldi
67 Hilangnya Sean
68 Tabiat buruk pak Hadi
69 Saksi mata
70 Bunuh diri yang janggal
71 Pesan dari kotak hitam
72 Tertangkap nya pak Hadi
73 Pemakaman Danur
74 Terseret ke dunia lain
75 Perpisahan
76 Awal kerja
77 Kosan pak Burhan
78 Di jemput polisi
79 Cerita dalam peristiwa
80 Gangguan di pabrik
81 Keberadaan tumbal segel
82 Keterangan palsu
83 Kedatangan Dani
84 Terawangan
85 Pertemuan Sean dan Rey
86 Gambar tujuh tumbal
87 pembongkaran makam Asti
88 Pesan dari mimpi
89 Ajakan mbok Darmi
90 Seminggu di gunung Lawu
91 Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92 Tantangan dan pantangan
93 Perubahan Aisha
94 Hari ke tujuh
95 Tragedi satu malam
96 Terbujuk rayuan maut
97 Penemuan mayat di gedung kosong
98 Dokter psikopat
99 Terlepas sementara
100 Serangan balik
101 Terjebak rencana Juan
102 Prahara cinta segitiga
103 Kemarahan Juan
104 Pemakaman Rian
105 Gangguan makhluk halus
106 Hidup adalah sebuah pilihan
107 Dosa terindah
108 Jeruji pesakitan
109 Balas dendam pertama
110 Ketakutan Lee soo
111 Kondisi tersulit
112 Siksa neraka dunia
113 Dugaan Rey
114 Keterbukaan seorang narapidana
115 Kembalinya Juan
116 Sean dengan perubahan sikap nya
117 Kembalinya Seoji kembaran Sean
118 Kesaksian Sean yang ditunggu
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Hujan gerimis
2
Dianggap gila
3
Bahan bulian
4
Terkunci di toilet pabrik
5
Berteman dengan hantu
6
Dimensi lain
7
Berbicara sendiri
8
Kesurupan massal
9
Tumbal tujuh kepala
10
Gerbang dimensi lain
11
Doa bersama
12
Daging busuk
13
Hilangnya Liana
14
Alibi satpam biadab
15
Kembalinya Ara
16
Mata batin
17
Rahasia Sean
18
Buku harian Ara
19
Keluarga Lee
20
Halusinasi tinggi
21
Pemuja iblis
22
Kebakaran pabrik
23
Korban dan hilangnya nya karyawan
24
Gadis suci
25
Pengorbanan Aska
26
Tertangkap nya Asti dan Sari
27
Hilangnya Rey
28
Mencari liontin Ara
29
Pesan dari Ara
30
Penyesalan
31
Ke putus asa'an
32
Boneka nyonya Lee
33
Penghianatan seorang teman
34
Pemakaman tujuh korban
35
Suasana di kuburan baru
36
Penghuni rumah Sean
37
Pilihan kedua
38
Kamar rahasia
39
Misi Penyelamatan
40
Sosok Seoji
41
Bantuan tak terlihat
42
Penggrebekan
43
Kamar mawar 07
44
Rumah sakit jiwa
45
Mimpi yang nyata
46
Teror di tempat ritual
47
Mimpi yang terulang kembali
48
Pertemuan Aisha dengan dokter David
49
Ungkapan hati
50
Kepolosan Aisha
51
Bertemu dengan Asti
52
Salah paham
53
Meja hijau
54
Pesan singkat
55
Arti sebuah kata
56
Perang hati
57
Kabur dari rumah Sean
58
Tanpa Rey
59
Sekutu Sean
60
Kepergian Asti
61
Kenyataan yang terbalik
62
Tragedi di rumah Sean
63
Terkunci di kamar Sean
64
Pengganti segel
65
Beda agama
66
Keluarga Reynaldi
67
Hilangnya Sean
68
Tabiat buruk pak Hadi
69
Saksi mata
70
Bunuh diri yang janggal
71
Pesan dari kotak hitam
72
Tertangkap nya pak Hadi
73
Pemakaman Danur
74
Terseret ke dunia lain
75
Perpisahan
76
Awal kerja
77
Kosan pak Burhan
78
Di jemput polisi
79
Cerita dalam peristiwa
80
Gangguan di pabrik
81
Keberadaan tumbal segel
82
Keterangan palsu
83
Kedatangan Dani
84
Terawangan
85
Pertemuan Sean dan Rey
86
Gambar tujuh tumbal
87
pembongkaran makam Asti
88
Pesan dari mimpi
89
Ajakan mbok Darmi
90
Seminggu di gunung Lawu
91
Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92
Tantangan dan pantangan
93
Perubahan Aisha
94
Hari ke tujuh
95
Tragedi satu malam
96
Terbujuk rayuan maut
97
Penemuan mayat di gedung kosong
98
Dokter psikopat
99
Terlepas sementara
100
Serangan balik
101
Terjebak rencana Juan
102
Prahara cinta segitiga
103
Kemarahan Juan
104
Pemakaman Rian
105
Gangguan makhluk halus
106
Hidup adalah sebuah pilihan
107
Dosa terindah
108
Jeruji pesakitan
109
Balas dendam pertama
110
Ketakutan Lee soo
111
Kondisi tersulit
112
Siksa neraka dunia
113
Dugaan Rey
114
Keterbukaan seorang narapidana
115
Kembalinya Juan
116
Sean dengan perubahan sikap nya
117
Kembalinya Seoji kembaran Sean
118
Kesaksian Sean yang ditunggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!