Berteman dengan hantu

"Aisha, sekarang kita temenan kan?."

Tanya Asti dengan tangan nya yang mengajak Aisha untuk bersalaman.

Aisha pun kembali melihat gadis Korea itu, dan langsung mengejar nya, sementara itu, Asti pun ikut mengejar Aisha.

"Aku Ara, aku tidak suka jika kamu berteman dengan yang lain."

Ucap Ara gadis Korea itu.

"Aku Aisha, aku tidak bermaksud untuk menerima dia, tapi kamu tidak terlihat, itu sebabnya dia mengira jika aku mau berteman dengan dia."

Jawab Aisha yang terlihat berbicara sendiri.

"Ingat Aish!, aku tidak suka kamu dekat dengan dia."

Ucap Ara yang terlihat marah saat melihat Asti yang sudah berada di belakang Aisha.

"Aisha!, lu ngomong sama siapa sih!, jangan bikin gua takut Sha."

Ujar Asti yang melihat ke sekeliling nya.

"Sebaiknya jauhi aku, aku tidak butuh teman."

Jawab Aisha yang membuat Asti bingung.

"Hello!, lu gila Sha!, sudah jelas-jelas lu mau jadi teman gua tadi, sekarang lu bilang kalau lu nggak butuh temen, gila lu Sha."

Ucap Asti yang sedikit kecewa dengan sikap Aisha.

"Gua udah bilang, gua nggak butuh teman, lebih baik lu tinggalin gua sendiri."

Jawab Aisha yang menyuruh Asti pergi.

"Emang nggak waras lu Sha, gua nggak habis pikir dengan apa yang ada di otak lu!."

Ucap Asti yang berjalan menjauhi Aisha.

"Gua bingung Asti, gua mau jadi temen lu, tapi gua takut jika Ara akan melakukan sesuatu lagi."

Ucap Aisha yang berpikir jika kejadian di kamar mandi adalah ulah Ara.

Bel masuk berbunyi, para karyawan pun kembali masuk untuk bersiap-siap untuk bekerja kembali.

Sementara itu, diparkiran Rey sedang menunggu kedatangan Aisha yang biasanya duduk di basecamp nya, tapi Aisha yang ditunggu pun tidak kunjung datang.

"Nunggu siapa lu Rey, gelisah amat."

Tegur Adit yang merasa jika Rey sedang menunggu seseorang.

"Nggak ada, tapi lu lihat si idiot nggak?."

Tanya Rey yang menanyakan Aisha.

"Ya elah Rey, gua nggak kepikiran sama otak lu, ngapain juga lu nunggu dia."

Jawab Adit yang merasa jika Aisha bukanlah tipe cewek yang tepat untuk Rey.

"Bukan begitu, ada yang kurang aja kalau belum ngerjain dia."

Jawab Rey yang entah benar atau tidak nya.

Entah kenapa, perasaan Rey mendadak gelisah saat seharian tidak bertemu dengan Aisha, padahal jika mereka bertemu, Aisha hanya akan dijadikan bahan bulian mereka.

Hingga akhirnya, jam pulang kerja pun tiba, Rey sengaja menunggu Aisha di depan parkiran motor, saat itu mereka sedang berbicara dengan Sean tentang kejadian di kamar mandi wanita.

"Aisha, aku akan merindukan kamu, jangan lupa kembali."

Ucap Ara yang tahu jika besok pabrik tutup dan karyawan pun sudah dipastikan libur.

"Kenapa tidak ikut keluar saja, kamu kan bisa bebas pergi kemana-mana."

Jawab Aisha yang tersenyum sendiri di depan karyawan lain.

"Aku tidak bisa kemana-mana, aku terkurung disini, aku berharap suatu saat kamu akan membebaskan aku dari penjara ini."

Jawab Ara yang langsung menghilang saat pak Doni mendekati Aisha.

"Kamu sedang bicara dengan siapa?, apa kamu tidak kenapa-napa."

Tanya pak Doni yang sepertinya tahu sesuatu.

"Tidak pak, permisi saya mau pulang."

Jawab Aisha yang langsung berjalan menuju loker tempat nya menyimpan tas dan sepatu nya.

Loker itu berada dekat dengan parkiran, sehingga Rey pun bisa melihat Aisha yang sedang memakai sepatu nya.

"Kemana aja lu!, tumben nggak nongol di jam istirahat."

Ucap Rey yang mengambil sepatu Aisha sebelah.

"Balikin Rey, gua lagi malas bercanda."

Jawab Aisha yang mencoba mengambil sepatunya kembali.

"Tangkap Dit, kita bawa keluar."

Teriak Rey pada Adit.

Adit pun langsung menyalakan motor nya dan membawa sepatu sebelah Aisha, dan Aisha pun berlari mengejar Adit yang membawa sepatu milik nya.

Mereka pun akhirnya berhenti di depan pabrik yang otomatis keluar dari lingkungan pabrik, sehingga satpam pun tidak menegur mereka.

"Balikin sepatu gua!."

Teriak Aisha yang menjadi bahan tertawaan karyawan yang lain nya.

"Nyeker aja lu, udah biasa nggak pakai sepatu kan?."

Jawab Adit yang langsung menancap gas motor nya.

"Setan lu semua, nggak bisa lu nggak ngerjain gua."

Ucap Aisha yang berjalan dengan sepatu sebelah nya.

Melihat Aisha yang berjalan dengan sebelah sepatu nya, Asti pun menawarkan bantuan pada Aisha agar naik ke atas motor nya.

"Sha, gua anterin lu nyampe rumah."

Ajak Asti pada Aisha.

Belum juga menjawab, Aisha kembali terkejut saat melihat wajah Ara yang berdiri di jendela lantai atas, Ara terlihat jika dirinya tidak suka jika Asti mengantar kan nya pulang.

"Nggak perlu Asti, gua bisa balik sendiri."

Jawab Aisha yang menolak ajakan Asti.

"Hei!, ku kenapa sih!, dari awal gua berharap jika lu mau jadi temen gua, dan jika lu nggak mau, anggap saja jika ini hanya ucapan terima kasih gua."

Ucap Asti yang tetap mengajak Aisha pulang bersama.

Aisha pun memilih untuk pergi meninggalkan Asti yang masih berbicara saat itu, dalam hati nya, Aisha memiliki harapan yang sama dengan Asti, hanya saja, Aisha terlanjur memilih Ara sebagai teman nya.

Saat Aisha berjalan dengan sepatunya yang hanya sebelah, terdengar suara motor yang mendekati nya.

"Naik Sha, jangan buat kamu malu sendiri."

Ajak Sean yang sudah berhenti di depan nya.

"Minggir lu, nggak usah sok peduli."

Jawab Aisha yang mencoba untuk menolak ajakan Sean.

"Kalau gua bilang naik, ya naik Sha!."

Tegur Sean yang langsung menarik tangan Aisha.

"Hem,, ini anak memang tidak waras."

Ucap karyawan yang melintas di depan Aisha dan Sean.

"Sekarang lu tahu kan?, kenapa lu jadi pusat perhatian orang?."

Ucap Sean yang akhirnya berhasil mengajak Aisha pulang bersama.

"Gua denger lu nggak keluar di jam istirahat?, kenapa?, nggak punya duit lu!."

Tanya Sean yang tahu jika Aisha tidak keluar di jam istirahat.

"Nggak usah sok tahu, gua nggak suka ditanya-tanya."

Jawab Aisha dengan wajah dingin nya.

"Kita makan dulu, baru setelah itu gua antar lu balik."

Ucap Sean yang berjalan melewati jalan pulang Aisha.

"Sean, kenapa kesini, Kontrakan gua di sana."

Ujar Aisha yang menepuk bahu Sean.

Saat itu, Sean hanya tersenyum dan terus mengendarai motor nya, dan mereka pun berhenti di sebuah rumah makan.

"Tunggu disini, gua masuk dulu ke dalam."

Ujar Sean yang menyuruh Aisha diam di atas motor nya.

"Terserah lu, yang jelas, anterin gua balik."

Jawab Aisha yang melihat wajah Sean.

Sean hanya tersenyum dan berjalan masuk kedalam sebuah rumah makan yang tergolong mewah.

Dan beberapa lama kemudian, Sean pun kembali datang dengan membawa sepatu untuk Aisha pakai.

"Cepet pakai, jangan bikin malu gua."

Ucap Sean yang memberikan sepatu untuk Aisha.

"Punya cewek lu?, nggak mau gua, ntar gua kena marah lagi."

Jawab Aisha yang menolak untuk memakai sepatu yang dibawa oleh Sean.

"Astaga, emang batu lu ini."

Ucap Sean yang langsung menarik kaki Aisha dan langsung memakai kan sepatu pada kaki Aisha.

"Aduh parah lu, mau dijadiin pepesan tahu gua ma cewek lu."

Jawab Aisha yang takut jika sepatu itu milik pacar Sean.

"Jangan banyak bicara, ayo cepetan masuk."

Ajak Sean yang langsung menarik tangan Aisha.

Sesampainya di dalam rumah makan, Sean pun sudah memesan makanan untuk mereka berdua, karena merasa percuma jika Aisha yang memesan, dia pasti tidak akan mau.

"Wah ngakak gua, lu pikir gua bisa makan sebanyak ini."

Ucap Aisha yang melihat banyak makanan yang sudah disiapkan di atas mejanya.

"Tenang, bukan kita berdua, sebentar lagi juga datang."

Jawab Sean yang melihat ke arah luar.

Betapa terkejutnya Aisha, ternyata Sean juga mengajak Rey bersama dengan teman-teman nya untuk makan malam bersama.

Dengan cepat, Aisha pun bermaksud untuk keluar dari rumah makan itu, hanya saja, niatnya kembali gagal saat Rey menyuruh nya untuk duduk kembali.

"Duduk Sha, emang nya lu bisa balik sendiri."

Ujar Rey yang menatap tajam mata Aisha.

Aisha pun kembali duduk, perasaan nya pun semakin kacau balau, bagaimana bisa dia makan bersama orang-orang yang selalu mengerjainya.

"Sha, jangan kepedean kalau kita mau makan bareng lu, kalau bukan karena Sean yang ngajak, gua sih ogah satu meja bareng lu."

Ucap Andi yang membuat Aisha menahan air matanya.

"Hahaha, bener juga kata-kata lu, gua juga ogah."

Sahut Adit yang juga ikut mengejek Aisha.

"Sudah cukup, jangan buat dia sampai nangis."

Ujar Rey yang melihat wajah Aisha yang sudah memerah.

"Sha, makan lah, nggak perlu di dengerin, mereka memang suka bercanda."

Ucap Sean yang mencoba untuk menyendok kan nasi untuk Aisha.

"Aku tidak makan nasi, yang lain saja."

Ucap Aisha yang ternyata tidak suka dengan nasi.

"Wow, kok bisa sama lu Sean, dia juga nggak suka nasi, apa dia juga keturunan Korea kaya lu."

Sahut Andi yang akhirnya membuat Aisha kembali menjadi bahan tertawaan.

"Bukan Korea, korengan kalau dia."

Terdengar kembali suara tawa yang begitu sakit di hati Aisha.

"Cukup sue, kita lagi makan!."

Tegur Rey yang tidak tega melihat Aisha yang terlihat sulit saat menelan makanan nya.

Mendengar ucapan itu, Aisha pun memilih untuk menghargai Sean yang sudah bersedia mengajak nya, meskipun hati kecil nya merasa sakit jika terus mendengarkan ucapan dari teman-teman nya.

Episodes
1 Hujan gerimis
2 Dianggap gila
3 Bahan bulian
4 Terkunci di toilet pabrik
5 Berteman dengan hantu
6 Dimensi lain
7 Berbicara sendiri
8 Kesurupan massal
9 Tumbal tujuh kepala
10 Gerbang dimensi lain
11 Doa bersama
12 Daging busuk
13 Hilangnya Liana
14 Alibi satpam biadab
15 Kembalinya Ara
16 Mata batin
17 Rahasia Sean
18 Buku harian Ara
19 Keluarga Lee
20 Halusinasi tinggi
21 Pemuja iblis
22 Kebakaran pabrik
23 Korban dan hilangnya nya karyawan
24 Gadis suci
25 Pengorbanan Aska
26 Tertangkap nya Asti dan Sari
27 Hilangnya Rey
28 Mencari liontin Ara
29 Pesan dari Ara
30 Penyesalan
31 Ke putus asa'an
32 Boneka nyonya Lee
33 Penghianatan seorang teman
34 Pemakaman tujuh korban
35 Suasana di kuburan baru
36 Penghuni rumah Sean
37 Pilihan kedua
38 Kamar rahasia
39 Misi Penyelamatan
40 Sosok Seoji
41 Bantuan tak terlihat
42 Penggrebekan
43 Kamar mawar 07
44 Rumah sakit jiwa
45 Mimpi yang nyata
46 Teror di tempat ritual
47 Mimpi yang terulang kembali
48 Pertemuan Aisha dengan dokter David
49 Ungkapan hati
50 Kepolosan Aisha
51 Bertemu dengan Asti
52 Salah paham
53 Meja hijau
54 Pesan singkat
55 Arti sebuah kata
56 Perang hati
57 Kabur dari rumah Sean
58 Tanpa Rey
59 Sekutu Sean
60 Kepergian Asti
61 Kenyataan yang terbalik
62 Tragedi di rumah Sean
63 Terkunci di kamar Sean
64 Pengganti segel
65 Beda agama
66 Keluarga Reynaldi
67 Hilangnya Sean
68 Tabiat buruk pak Hadi
69 Saksi mata
70 Bunuh diri yang janggal
71 Pesan dari kotak hitam
72 Tertangkap nya pak Hadi
73 Pemakaman Danur
74 Terseret ke dunia lain
75 Perpisahan
76 Awal kerja
77 Kosan pak Burhan
78 Di jemput polisi
79 Cerita dalam peristiwa
80 Gangguan di pabrik
81 Keberadaan tumbal segel
82 Keterangan palsu
83 Kedatangan Dani
84 Terawangan
85 Pertemuan Sean dan Rey
86 Gambar tujuh tumbal
87 pembongkaran makam Asti
88 Pesan dari mimpi
89 Ajakan mbok Darmi
90 Seminggu di gunung Lawu
91 Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92 Tantangan dan pantangan
93 Perubahan Aisha
94 Hari ke tujuh
95 Tragedi satu malam
96 Terbujuk rayuan maut
97 Penemuan mayat di gedung kosong
98 Dokter psikopat
99 Terlepas sementara
100 Serangan balik
101 Terjebak rencana Juan
102 Prahara cinta segitiga
103 Kemarahan Juan
104 Pemakaman Rian
105 Gangguan makhluk halus
106 Hidup adalah sebuah pilihan
107 Dosa terindah
108 Jeruji pesakitan
109 Balas dendam pertama
110 Ketakutan Lee soo
111 Kondisi tersulit
112 Siksa neraka dunia
113 Dugaan Rey
114 Keterbukaan seorang narapidana
115 Kembalinya Juan
116 Sean dengan perubahan sikap nya
117 Kembalinya Seoji kembaran Sean
118 Kesaksian Sean yang ditunggu
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Hujan gerimis
2
Dianggap gila
3
Bahan bulian
4
Terkunci di toilet pabrik
5
Berteman dengan hantu
6
Dimensi lain
7
Berbicara sendiri
8
Kesurupan massal
9
Tumbal tujuh kepala
10
Gerbang dimensi lain
11
Doa bersama
12
Daging busuk
13
Hilangnya Liana
14
Alibi satpam biadab
15
Kembalinya Ara
16
Mata batin
17
Rahasia Sean
18
Buku harian Ara
19
Keluarga Lee
20
Halusinasi tinggi
21
Pemuja iblis
22
Kebakaran pabrik
23
Korban dan hilangnya nya karyawan
24
Gadis suci
25
Pengorbanan Aska
26
Tertangkap nya Asti dan Sari
27
Hilangnya Rey
28
Mencari liontin Ara
29
Pesan dari Ara
30
Penyesalan
31
Ke putus asa'an
32
Boneka nyonya Lee
33
Penghianatan seorang teman
34
Pemakaman tujuh korban
35
Suasana di kuburan baru
36
Penghuni rumah Sean
37
Pilihan kedua
38
Kamar rahasia
39
Misi Penyelamatan
40
Sosok Seoji
41
Bantuan tak terlihat
42
Penggrebekan
43
Kamar mawar 07
44
Rumah sakit jiwa
45
Mimpi yang nyata
46
Teror di tempat ritual
47
Mimpi yang terulang kembali
48
Pertemuan Aisha dengan dokter David
49
Ungkapan hati
50
Kepolosan Aisha
51
Bertemu dengan Asti
52
Salah paham
53
Meja hijau
54
Pesan singkat
55
Arti sebuah kata
56
Perang hati
57
Kabur dari rumah Sean
58
Tanpa Rey
59
Sekutu Sean
60
Kepergian Asti
61
Kenyataan yang terbalik
62
Tragedi di rumah Sean
63
Terkunci di kamar Sean
64
Pengganti segel
65
Beda agama
66
Keluarga Reynaldi
67
Hilangnya Sean
68
Tabiat buruk pak Hadi
69
Saksi mata
70
Bunuh diri yang janggal
71
Pesan dari kotak hitam
72
Tertangkap nya pak Hadi
73
Pemakaman Danur
74
Terseret ke dunia lain
75
Perpisahan
76
Awal kerja
77
Kosan pak Burhan
78
Di jemput polisi
79
Cerita dalam peristiwa
80
Gangguan di pabrik
81
Keberadaan tumbal segel
82
Keterangan palsu
83
Kedatangan Dani
84
Terawangan
85
Pertemuan Sean dan Rey
86
Gambar tujuh tumbal
87
pembongkaran makam Asti
88
Pesan dari mimpi
89
Ajakan mbok Darmi
90
Seminggu di gunung Lawu
91
Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92
Tantangan dan pantangan
93
Perubahan Aisha
94
Hari ke tujuh
95
Tragedi satu malam
96
Terbujuk rayuan maut
97
Penemuan mayat di gedung kosong
98
Dokter psikopat
99
Terlepas sementara
100
Serangan balik
101
Terjebak rencana Juan
102
Prahara cinta segitiga
103
Kemarahan Juan
104
Pemakaman Rian
105
Gangguan makhluk halus
106
Hidup adalah sebuah pilihan
107
Dosa terindah
108
Jeruji pesakitan
109
Balas dendam pertama
110
Ketakutan Lee soo
111
Kondisi tersulit
112
Siksa neraka dunia
113
Dugaan Rey
114
Keterbukaan seorang narapidana
115
Kembalinya Juan
116
Sean dengan perubahan sikap nya
117
Kembalinya Seoji kembaran Sean
118
Kesaksian Sean yang ditunggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!