Terkunci di toilet pabrik

Pagi itu, Aisha kembali ke pabrik tempat nya bekerja, dia pun berharap jika kata-kata Aska benar, jika dirinya hanya mengalami halusinasi.

Seperti biasa nya, Aisha pun hanya sendirian, hingga mantannya pun tertuju pada keempat karyawan yang sedang bercanda di depan pabrik.

Aisha pun dibuat tertawa saat melihat wajah seorang wanita yang menjadi pusat perhatian mata nya.

"Asti!, sini lu, ngakak mulu bikin gua sakit perut."

Ujar seorang wanita yang terlihat paling tinggi di antara mereka berempat.

Aisha pun penasaran dengan karyawan yang di panggil dengan nama Asti, matanya masih saja terus melihat ke arah nya, hingga akhirnya Asti pun tanpa sengaja melihat ke arah nya.

"Kung, lu kenal cewek tomboi itu nggak?, dari tadi dia lihatin kita mulu."

Ucap Asti pada temannya yang paling tinggi.

"Lah, mana gua kenal, tapi sering aja sih kalau denger tentang dia."

Jawab si Jangkung yang sering mendengar tentang Aisha.

"Emang nya lu denger apa tentang itu anak."

Tanya Asti yang juga penasaran dengan Aisha.

"Kalau sepintas sih, gua pernah denger, kalau anaknya rada setengah."

Jawab Jangkung yang asal dengar berita tentang Aisha.

"Setengah apa kung!, yang bener kalau ngomong, jangan setengah-setengah, bikin orang penasaran aja."

Tanya Mina yang merupakan salah satu dari mereka.

"Setengah gila, itu sih yang sering gua denger, tapi belum jelas juga kebenaran nya."

Jawab jangkung pada Mina.

"Ngaco lu kung, mana ada orang setengah gila bisa diterima kerja di pabrik gede kaya gini, logika dong kalau dapat berita."

Ucap Seli yang juga masih dari kumpulan Asti.

"Bener juga, sadis itu yang sebar berita, mungkin bukan setengah gila, tapi dia punya sesuatu yang tidak bisa kita rasa."

Jawab Asti yang berpikir secara logika.

"Gua tonjok yang bikin berita, awas aja kalau sampai ketahuan orang nya."

Jawab Seli yang ikut melihat ke arah Aisha.

"Eh eh, kalau gua lihat sih, kayaknya anak seru kalau di ajak gabung sama kita, mungkin saja dia butuh teman gitu."

Ucap Asti yang sedikit tertarik pada Aisha.

Mereka pun dibuat terkejut saat melihat Aisha yang di ajak secara paksa oleh Rey dan kelompok nya.

Ternyata, Asti dan Seli sudah lama memendam perasaan nya pada Rey yang merupakan ketua di kelompok itu.

"Waduh, kok bisa dia kenal sama Rey, bisa bahaya kalau sampai mereka ada hubungan, bisa sakit hati gua."

Ucap Seli yang membuat teman-teman nya ikut melihat ke arah Aisha.

Aisha pun sempat ingin menjauh saat Rey menarik tangan nya.

"Lu nggak bisa ya, kalau nggak duduk di sini, lu tahu nggak sih, kalau ini itu basecamp kita."

Tegur Rey yang langsung menarik tangan Aisha.

"Gua nggak tahu, ini tempat umum, nggak ada yang namanya basecamp seperti yang lu omongin."

Jawab Aisha yang berusaha untuk melawan.

"Sha!, lu gaul dikit deh, lu bukan karyawan baru kan?, masa lu nggak tahu sih."

Ujar Adit yang memberi tahu pada Aisha.

"Lepasin gua, enak banget lu pada narik gua kaya barang belanjaan."

Ucap Aisha yang merasa jika dirinya susah untuk bergerak.

Saat itu juga, tiba-tiba datang pengendara motor yang berhenti mendadak karena Aisha yang berhenti di depan pintu keluar pabrik.

"Kenapa lagi dia bro?, bikin macet jalan lagi?."

Tanya si pengendara motor yang sempat berhenti mendadak semalam.

"Apa dia ganggu lu juga?, emang ini anak kenapa ya?, bawaan nya sial kalau udah kenal dia."

Jawab Rey yang berbicara pada pengendara motor itu.

"Kasihan bro, lepasin aja dia, bisa tambah sial kita nanti."

Ujar si pengendara motor yang baru datang itu.

Rey pun melepas kan Aisha dan menyuruh nya untuk segera pergi menjauh dari nya.

Setelah Aisha pergi, Rey pun terlihat berbicara dengan si pengendara motor.

"Gua Sean, karyawan baru di sini."

Ucap Sean yang memperkenalkan diri nya pada Rey dan kawan-kawan nya.

"Gua Rey, ini Andi dan ini Adit, kita satu Genk disini."

Jawab Rey yang juga mengenal kan kedua teman nya.

"Wow, keren bisa bertemu dengan kalian,. next kita ngobrol lagi."

Ucap Sean yang akhirnya masuk ke dalam pabrik.

"Gua pikir, ada bagus nya juga jika Sean mau ikut bergabung dengan kita, bukanya Sean memiliki wajah yang cukup menarik?."

Tanya Andi yang merasa jika dalam genk nya hanya memilih kandidat yang memilki paras tampan dan juga kaya.

"Kita lihat saja nanti, gua sedikit tertarik, tapi ada yang kurang gua suka dari dia."

Jawab Rey yang merasa jika dirinya akan kalah saing dengan Sean.

"Hahaha, kalah rupa dia, mana mau jika Sean yang akan jadi pusat perhatian nanti."

Ucap Adit yang membuat Rey sedikit kesal.

"Sssst, jangan buat dia marah, jika tidak mau sesuatu terjadi pada kita."

Ucap Andi yang mengingat kan agar Adit tidak melanjutkan ucapan nya.

Adit pun hanya tersenyum, dan mengerti apa yang dimaksud oleh Andi, mereka tahu jika Rey selalu merasa jika hanya dirinya yang memiliki segalanya.

Di pabrik, semua karyawan melakukan pekerjaan mereka masing-masing, hingga sesuatu terjadi saat Asti sedang berada di dalam toilet pabrik.

Asti menelpon Mina dan teman-teman nya jika dirinya terkunci di kamar mandi.

"Mina, aku tidak bisa keluar dari kamar mandi, sepertinya pintu nya macet."

Ucap Asti yang berbicara di telepon seluler nya.

Mendengar Asti yang terkunci di dalam toilet, Mina, Jangkung dan Seli langsung menuju kamar mandi.

Beberapa karyawan lain pun sudah mencoba untuk membukanya, namun semuanya sia-sia, sehingga satpam pabrik pun memutuskan untuk mendobrak pintu kamar mandi itu.

Kebetulan, Sean sedang berjalan melewati karyawan yang sedang berkumpul, sehingga satpam pun menyuruh nya untuk membantu menolong karyawan yang terkunci di dalam toilet.

"Ada apa bu, kenapa karyawan berkumpul di sini?."

Tanya Sean pada petugas satpam wanita.

"Ada yang terkunci di dalam kamar mandi."

Jawab petugas satpam yang menyuruh Sean untuk mendobrak pintu itu.

Tenaga Sean sepertinya masih kurang kuat untuk membuka pintu itu, sehingga Sean pun bermaksud untuk mencari bantuan pada Rey yang saat itu sedang berdiri di meja produksi.

"Rey, ada karyawan yang terjebak di kamar mandi, aku butuh bantuan beberapa orang."

Ucap Sean pada Rey.

Sebenarnya Rey sedikit menolak, tapi karena mendengar jika karyawan itu wanita, Rey pun memanggil Andi dan Adit untuk ikut bersama nya.

Sesampainya di toilet wanita, Rey dan Sean pun mencoba untuk mendobrak pintu itu, terdengar suara Asti yang menjerit ketakutan di dalam kamar mandi.

Beberapa saat kemudian, Aisha pun ingin membuang air kecil, dia pun berlari kecil karena merasa sudah tidak tahan lagi.

"Anjir, susah banget ini, apa pintu bisa sekeras ini?."

Ujar Adit yang masih berusaha untuk membuka pintu itu.

Aisha pun masuk akan masuk ke dalam kamar mandi sebelah nya, dan tangan nya pun langsung ditarik oleh Rey.

"Idiot, lu mau kekunci di dalam juga!, malas banget kalau sampai lu yang ada di dalam, ogah gua bantuin lu."

Ucap Rey yang melarang Aisha untuk masuk ke dalam kamar mandi.

"Gua udah nggak kuat, masa bodo juga kalau gua sampai terkunci di dalam."

Jawab Aisha yang langsung masuk ke dalam kamar mandi.

"Emang nggak ada otak dia, males gua kalau udah ketemu dia, bawaannya sial mulu."

Ujar Rey yang masih berdiri didepan pintu yang macet.

"Tolong, gua mau keluar, tolongin gua!."

Teriak Asti yang terdengar jelas di telinga Aisha.

"Lu ngapain di dalam, tinggal keluar aja apa susah nya."

Jawab Aisha dari kamar mandi sebelah nya.

"Siapapun lu, gua mohon, tolongin gua."

Ucap Asti yang terdengar menangis saat itu.

Aisha pun langsung keluar dari kamar mandi nya, dan langsung menarik Sean dan Rey agar menjauh dari pintu.

"Krek, krek, krek."

Terdengar suara pintu yang terbuka.

"Susah nya apa?, cuma buka pintu doang lu semua nggak bisa!."

Ucap Aisha yang marah pada semua yang ada di depan pintu itu.

"Aneh anjir, masa bisa di buka begitu saja, pasti ada sesuatu yang nggak beres dengan dia."

Ujar Adit yang meracuni otak teman-teman nya.

Asti yang berhasil keluar pun, langsung mengejar Aisha yang sedang berbicara dengan gadis Korea di tangga.

"Aku bisa membantu kamu, tapi kamu harus mau jadi teman aku."

Ucap gadis Korea yang tidak kasat mata.

"Aku mau jadi teman kamu."

Jawab Aisha yang ternyata salah di artikan oleh Asti yang berada di depan nya.

Dengan cepat, Asti pun memeluk tubuh Aisha dan berkata jika dirinya bersedia untuk menjadi temannya.

Hal itu membuat gadis Korea itu terlihat sedih dan menangis, dia pun menghilang dari pandangan mata Aisha.

Aisha pun tidak bisa berbuat apa-apa, percuma juga bicara yang sebenarnya jika hanya dia yang bisa melihat gadis Korea itu dan mengiyakan jika dirinya mau berteman dengan Asti, dan saat itu lah pertemanan mereka terjalin.

Terpopuler

Comments

Author GG

Author GG

sampai sini dulu, nanti balik ..

2025-01-08

1

lihat semua
Episodes
1 Hujan gerimis
2 Dianggap gila
3 Bahan bulian
4 Terkunci di toilet pabrik
5 Berteman dengan hantu
6 Dimensi lain
7 Berbicara sendiri
8 Kesurupan massal
9 Tumbal tujuh kepala
10 Gerbang dimensi lain
11 Doa bersama
12 Daging busuk
13 Hilangnya Liana
14 Alibi satpam biadab
15 Kembalinya Ara
16 Mata batin
17 Rahasia Sean
18 Buku harian Ara
19 Keluarga Lee
20 Halusinasi tinggi
21 Pemuja iblis
22 Kebakaran pabrik
23 Korban dan hilangnya nya karyawan
24 Gadis suci
25 Pengorbanan Aska
26 Tertangkap nya Asti dan Sari
27 Hilangnya Rey
28 Mencari liontin Ara
29 Pesan dari Ara
30 Penyesalan
31 Ke putus asa'an
32 Boneka nyonya Lee
33 Penghianatan seorang teman
34 Pemakaman tujuh korban
35 Suasana di kuburan baru
36 Penghuni rumah Sean
37 Pilihan kedua
38 Kamar rahasia
39 Misi Penyelamatan
40 Sosok Seoji
41 Bantuan tak terlihat
42 Penggrebekan
43 Kamar mawar 07
44 Rumah sakit jiwa
45 Mimpi yang nyata
46 Teror di tempat ritual
47 Mimpi yang terulang kembali
48 Pertemuan Aisha dengan dokter David
49 Ungkapan hati
50 Kepolosan Aisha
51 Bertemu dengan Asti
52 Salah paham
53 Meja hijau
54 Pesan singkat
55 Arti sebuah kata
56 Perang hati
57 Kabur dari rumah Sean
58 Tanpa Rey
59 Sekutu Sean
60 Kepergian Asti
61 Kenyataan yang terbalik
62 Tragedi di rumah Sean
63 Terkunci di kamar Sean
64 Pengganti segel
65 Beda agama
66 Keluarga Reynaldi
67 Hilangnya Sean
68 Tabiat buruk pak Hadi
69 Saksi mata
70 Bunuh diri yang janggal
71 Pesan dari kotak hitam
72 Tertangkap nya pak Hadi
73 Pemakaman Danur
74 Terseret ke dunia lain
75 Perpisahan
76 Awal kerja
77 Kosan pak Burhan
78 Di jemput polisi
79 Cerita dalam peristiwa
80 Gangguan di pabrik
81 Keberadaan tumbal segel
82 Keterangan palsu
83 Kedatangan Dani
84 Terawangan
85 Pertemuan Sean dan Rey
86 Gambar tujuh tumbal
87 pembongkaran makam Asti
88 Pesan dari mimpi
89 Ajakan mbok Darmi
90 Seminggu di gunung Lawu
91 Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92 Tantangan dan pantangan
93 Perubahan Aisha
94 Hari ke tujuh
95 Tragedi satu malam
96 Terbujuk rayuan maut
97 Penemuan mayat di gedung kosong
98 Dokter psikopat
99 Terlepas sementara
100 Serangan balik
101 Terjebak rencana Juan
102 Prahara cinta segitiga
103 Kemarahan Juan
104 Pemakaman Rian
105 Gangguan makhluk halus
106 Hidup adalah sebuah pilihan
107 Dosa terindah
108 Jeruji pesakitan
109 Balas dendam pertama
110 Ketakutan Lee soo
111 Kondisi tersulit
112 Siksa neraka dunia
113 Dugaan Rey
114 Keterbukaan seorang narapidana
115 Kembalinya Juan
116 Sean dengan perubahan sikap nya
117 Kembalinya Seoji kembaran Sean
118 Kesaksian Sean yang ditunggu
119 Keadilan untuk Rey
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Hujan gerimis
2
Dianggap gila
3
Bahan bulian
4
Terkunci di toilet pabrik
5
Berteman dengan hantu
6
Dimensi lain
7
Berbicara sendiri
8
Kesurupan massal
9
Tumbal tujuh kepala
10
Gerbang dimensi lain
11
Doa bersama
12
Daging busuk
13
Hilangnya Liana
14
Alibi satpam biadab
15
Kembalinya Ara
16
Mata batin
17
Rahasia Sean
18
Buku harian Ara
19
Keluarga Lee
20
Halusinasi tinggi
21
Pemuja iblis
22
Kebakaran pabrik
23
Korban dan hilangnya nya karyawan
24
Gadis suci
25
Pengorbanan Aska
26
Tertangkap nya Asti dan Sari
27
Hilangnya Rey
28
Mencari liontin Ara
29
Pesan dari Ara
30
Penyesalan
31
Ke putus asa'an
32
Boneka nyonya Lee
33
Penghianatan seorang teman
34
Pemakaman tujuh korban
35
Suasana di kuburan baru
36
Penghuni rumah Sean
37
Pilihan kedua
38
Kamar rahasia
39
Misi Penyelamatan
40
Sosok Seoji
41
Bantuan tak terlihat
42
Penggrebekan
43
Kamar mawar 07
44
Rumah sakit jiwa
45
Mimpi yang nyata
46
Teror di tempat ritual
47
Mimpi yang terulang kembali
48
Pertemuan Aisha dengan dokter David
49
Ungkapan hati
50
Kepolosan Aisha
51
Bertemu dengan Asti
52
Salah paham
53
Meja hijau
54
Pesan singkat
55
Arti sebuah kata
56
Perang hati
57
Kabur dari rumah Sean
58
Tanpa Rey
59
Sekutu Sean
60
Kepergian Asti
61
Kenyataan yang terbalik
62
Tragedi di rumah Sean
63
Terkunci di kamar Sean
64
Pengganti segel
65
Beda agama
66
Keluarga Reynaldi
67
Hilangnya Sean
68
Tabiat buruk pak Hadi
69
Saksi mata
70
Bunuh diri yang janggal
71
Pesan dari kotak hitam
72
Tertangkap nya pak Hadi
73
Pemakaman Danur
74
Terseret ke dunia lain
75
Perpisahan
76
Awal kerja
77
Kosan pak Burhan
78
Di jemput polisi
79
Cerita dalam peristiwa
80
Gangguan di pabrik
81
Keberadaan tumbal segel
82
Keterangan palsu
83
Kedatangan Dani
84
Terawangan
85
Pertemuan Sean dan Rey
86
Gambar tujuh tumbal
87
pembongkaran makam Asti
88
Pesan dari mimpi
89
Ajakan mbok Darmi
90
Seminggu di gunung Lawu
91
Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92
Tantangan dan pantangan
93
Perubahan Aisha
94
Hari ke tujuh
95
Tragedi satu malam
96
Terbujuk rayuan maut
97
Penemuan mayat di gedung kosong
98
Dokter psikopat
99
Terlepas sementara
100
Serangan balik
101
Terjebak rencana Juan
102
Prahara cinta segitiga
103
Kemarahan Juan
104
Pemakaman Rian
105
Gangguan makhluk halus
106
Hidup adalah sebuah pilihan
107
Dosa terindah
108
Jeruji pesakitan
109
Balas dendam pertama
110
Ketakutan Lee soo
111
Kondisi tersulit
112
Siksa neraka dunia
113
Dugaan Rey
114
Keterbukaan seorang narapidana
115
Kembalinya Juan
116
Sean dengan perubahan sikap nya
117
Kembalinya Seoji kembaran Sean
118
Kesaksian Sean yang ditunggu
119
Keadilan untuk Rey

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!