Hilangnya Liana

Setelah selesai diinterogasi oleh Rey dan kawan-kawan nya, Sean pun memilih untuk pulang dan Aisha pun juga memilih untuk beristirahat, karena besok pagi mereka harus kembali untuk bekerja.

Singkat cerita, berawal dari kegiatan yang sempat di hentikan, para kepala bagian pun mulai mengumpulkan anak-anak nya agar tidak melamun saat di dalam pabrik, hal ini bisa memicu kesurupan yang bisa saja terjadi.

Disaat jam kerja, Aisha tidak sengaja bertemu dengan Seli, yang merupakan teman Asti.

"Sha, lu jangan suka cari masalah deh, setahu gua, kemarin lu nggak sampai terluka kan?."

Tanya Seli yang ternyata kena teguran dari Sean.

"Masalah apa?, bukannya semua udah beres."

Jawab Aisha pada Seli.

"Gara-gara lu, gua kena teguran dari teman laki-laki lu, memang lu ada hubungan sama dia."

Ucap Seli kembali.

"Temen gua yang mana, apa ada yang mau berteman dengan gua selama ini."

Jawab Aisha yang tersenyum pada Seli.

"Sean, kalau lu nggak ada hubungan, nggak mungkin dia belain lu, lu masih saja nggak peka Aisha."

Jawab Seli yang langsung pergi meninggalkan Aisha.

"Ya elah Sean, lu ini ngapain sih, nggak jelas lama-lama."

Ucap Aisha yang berbicara sendiri.

Saat itu, tidak ada kejadian yang aneh, semua terlihat kembali seperti semula, namun Aisha merasa jika ada yang aneh pada Liana, teman satu pekerjaan nya.

"Lian, kenapa kamu pucat sekali, apa kamu sakit?."

Tanya Aisha pada Liana.

"Tidak, aku tidak apa-apa, sebaik nya kamu jangan terlalu banyak bicara."

Jawab Liana yang terdengar tidak biasa.

Liana pun pergi, dan kini Jihan yang datang menghampiri Aisha dengan maksud yang sama dengan Aisha.

"Sha, apa kamu ngerasa aneh dengan Liana."

Tanya Jihan yang biasa melihat Liana yang selalu ceria.

"Nggak sih, mungkin dia sakit, kalau nggak, mungkin dia lagi banyak pikiran."

Jawab Aisha yang mencoba untuk menutupi perasaannya.

"Ya sudah, ayo kita kembali bekerja, nanti kita tegur pak Agus lagi."

Ajak Jihan yang berjalan lebih dulu.

Disaat Aisha berjalan ke atas, di tangga dia melihat Liana yang sedang berbicara dengan pak Doni, entah apa yang sedang mereka bicarakan, yang terlihat Liana sangat gugup dan ketakutan.

Disaat itu, pak Doni justru melihat ke atas, dan melihat Aisha yang terlihat sedang memperhatikan mereka.

Pak Doni pun menyuruh Liana untuk kembali bekerja dengan matanya yang masih melihat ke arah Aisha.

Tak lama kemudian, Liana pun kembali dan melewati Aisha begitu saja, seakan tidak melihat atau sekedar berpura-pura.

Tiba-tiba, terdengar suara yang seakan menggelinding di tangga, dan tepat nya, sesuatu itu terlihat seperti bola dan berhenti tepat di kaki Aisha.

"Apa ini, siapa yang bermain bola di jam kerja."

Ucap Aisha yang bermaksud untuk mengambil bola itu.

Sontak saja, Aisha menjerit membuat karyawan yang lain kaget dan melihat ke arah nya.

"Aaaaaaa,,, kepala,,,aaa kepala."

Teriak Aisha yang terlihat sangat ketakutan.

Akibat suaranya, karyawan pun langsung ketakutan, ada juga yang datang menghampiri Aisha yang terlihat diam seakan memegang sesuatu di tangan nya.

"Heh, lu kenapa!, bikin orang kaget saja."

Tegur beberapa karyawan yang datang.

"Kenapa dia!, kamu jangan suka melamun, bukannya sudah di beri tahu sebelum nya!."

Tegur satpam wanita yang datang ke tempat Aisha berdiri.

"Kepala bu, ada kepala jatuh dari sana."

Jawab Aisha yang mencoba untuk menjelaskan pada semua nya.

"Mana kepala!, mana!, dasar anak aneh, lu emang suka cari gara-gara, makan nya, jangan suka ngomong sendiri."

Tanya salah satu karyawan yang tahu kebiasaan Aisha yang terlihat berbicara sendiri.

Bukan berbicara sendiri, Aisha sering berbicara dengan Ara yang tidak terlihat oleh mata mereka, sehingga mereka menganggap jika Aisha memang sedikit gila.

"Huhhhh,,, ayo kembali bekerja, dia memang suka cari masalah."

Ajak karyawan lain berjalan menjauh dari Aisha.

Satpam wanita pun langsung menyuruh Aisha untuk kembali ke tempat nya bekerja, mereka tidak mau jika kena teguran keras dari kepala produksi yang sering datang tiba-tiba.

"Kebiasaan banget sih lu Sha, jangan suka cari gara-gara lah."

Tegur Jihan yang malu saat teman-teman nya tidak berhenti membicarakan Aisha.

"Tapi Jihan, gua lihat sendiri, ada kepala jatuh, gua nggak bohong."

Jawab Aisha masih dengan apa yang dilihatnya.

"Stop!, lu mending pergi, jangan lagi ngomong soal kaya gitu depan gua, asal lu tahu Sha, gua muak dengernya."

Jawaban Jihan yang membuat Aisha semakin sakit hati.

"Kenapa, kenapa tidak ada yang percaya, apa mereka tidak melihat apa yang aku lihat!."

Ucap Aisha dengan tangan nya yang memukuli meja kerjanya.

Karyawan lain hanya terdiam, mereka sudah biasa dengan tingkah Aisha yang terlihat aneh di sana.

Tibalah jam istirahat, entah kenapa, perut Aisha tiba-tiba merasakan mual, sehingga dia pun berlari ke kamar mandi, membuat nya tertinggal di dalam pabrik sendiri.

"Sial!, pintu sudah ditutup, gua nggak bisa keluar."

Ucap Aisha yang masih memegang perutnya.

Aisha pun mendengar suara orang yang sedang menangis, dan sangat jelas jika suara itu terdengar meminta tolong.

"Ara, gua tahu, itu pasti lu kan?."

Tanya Aisha yang langsung naik ke atas tangga.

Sayang nya, Aisha tidak melihat Ara, setelah beberapa memanggil, Ara masih saja tidak menampakkan dirinya.

"Tolong,, siapa pun tolong aku."

Teriak seorang wanita yang begitu jelas ditelinga Aisha.

Aisha pun berpikir, jika itu hanyalah suara hantu, merasa sering kali di ganggu oleh suara seperti itu, Aisha pun justru memilih untuk diam dan menganggap jika itu tidak nyata adanya.

"Minta tolong sama siapa!, tidak ada yang bisa mendengar suara kamu Liana."

Terdengar suara laki-laki yang menyebut nama Liana.

"Liana, itu bukan hantu, pasti ada sesuatu yang terjadi pada nya."

Ucap Aisha yang berlari mencari sumber suara itu.

Aisha berlari ke lantai dua, dan disana dia tidak menemukan siapapun, dan akhirnya dia pun berlari ke lantai satu, dan masih mengikuti sumber suara itu.

Saat melintasi jendela, Aisha pun kaget saat melihat pak Doni yang sedang memperkosa Liana, tangan nya pun sudah berada di leher Liana, membuat mata Liana melotot dan sempat melihat Aisha.

"Liana!, lepaskan dia pak!."

Teriak Aisha yang tidak terdengar keluar.

"percuma, kenapa pak Doni tidak mendengar suara ku, apa yang sebenarnya terjadi."

Teriak Aisha yang mencoba untuk mengikuti pak Doni yang sedang merapikan pakaiannya.

Aisha pun melihat Liana yang terlihat sudah tidak berdaya, dan terlihat pak Doni yang sedang menyeret tubuh Liana.

"Brengseknya satpam biadab ini, apa yang akan kamu lakukan pada Liana lagi."

Ucap Aisha yang berjalan mengikuti arah pak Doni.

Sayang nya, kaca jendela berganti dinding tembok, sehingga Aisha tidak tahu lagi kemana pak Doni menyeret Liana.

Disaat Aisha yang merasa lemas karena menyaksikan sendiri apa yang terjadi pada Liana, karyawan pun kembali masuk karena jam istirahat telah selesai.

"Hei Sha, lu ngapain disini, nggak keluar lu."

Tanya Adit yang bekerja di lantai pertama.

Aisha pun langsung menarik tangan Adit, dia melihat jam tangan Adit, masih tersisa lima menit jika ingin keluar dari dalam pabrik.

Aisha pun langsung berlari, meminta izin pada satpam yang berjaga dengan alasan ada yang ketinggalan di parkiran motor.

"Hei Sha, lu baru keluar, udah mau masuk kali?."

Tanya Sean yang sedang duduk di samping Rey.

Aisha pun langsung berlari ke belakang balkon, dia berusaha untuk mencari keberadaan Liana yang sempat di bawa kesana.

"Pasti kesini, tidak mungkin ke tempat yang lain."

Ucap Aisha yang berdiri di atas sumur tua yang sudah ditutup.

"Liana, apa kamu di dalam, Liana,, maafin aku."

Tangis Aisha pecah saat menemukan Id card dengan nama Liana, sudah jelas jika apa yang dia lihat benar adanya.

Tak lama kemudian, Sean dan Rey pun merasa aneh dengan Aisha, mereka pun menyusul Aisha yang terlihat sedang menangis di dekat sumur tua.

"Sha!, bisa mati kalau sampai masuk ke sana!, bodoh banget kamu ini!."

Teriak Sean yang langsung menarik tangan Aisha.

"Sean, Rey, Liana hilang."

Ucap Aisha yang langsung memeluk tubuh Sean.

"Hmmm, lu jangan cari kesempatan Sha, parah lu, ayo masuk."

Tegur Rey yang langsung menarik Aisha yang masih memeluk Sean.

Sean pun merasa aneh, siapa Liana yang di sebut Aisha tadi, karena mereka memang beda bagian, jadi sudah jelas jika Sean dan Rey tidak mengenal nya.

Episodes
1 Hujan gerimis
2 Dianggap gila
3 Bahan bulian
4 Terkunci di toilet pabrik
5 Berteman dengan hantu
6 Dimensi lain
7 Berbicara sendiri
8 Kesurupan massal
9 Tumbal tujuh kepala
10 Gerbang dimensi lain
11 Doa bersama
12 Daging busuk
13 Hilangnya Liana
14 Alibi satpam biadab
15 Kembalinya Ara
16 Mata batin
17 Rahasia Sean
18 Buku harian Ara
19 Keluarga Lee
20 Halusinasi tinggi
21 Pemuja iblis
22 Kebakaran pabrik
23 Korban dan hilangnya nya karyawan
24 Gadis suci
25 Pengorbanan Aska
26 Tertangkap nya Asti dan Sari
27 Hilangnya Rey
28 Mencari liontin Ara
29 Pesan dari Ara
30 Penyesalan
31 Ke putus asa'an
32 Boneka nyonya Lee
33 Penghianatan seorang teman
34 Pemakaman tujuh korban
35 Suasana di kuburan baru
36 Penghuni rumah Sean
37 Pilihan kedua
38 Kamar rahasia
39 Misi Penyelamatan
40 Sosok Seoji
41 Bantuan tak terlihat
42 Penggrebekan
43 Kamar mawar 07
44 Rumah sakit jiwa
45 Mimpi yang nyata
46 Teror di tempat ritual
47 Mimpi yang terulang kembali
48 Pertemuan Aisha dengan dokter David
49 Ungkapan hati
50 Kepolosan Aisha
51 Bertemu dengan Asti
52 Salah paham
53 Meja hijau
54 Pesan singkat
55 Arti sebuah kata
56 Perang hati
57 Kabur dari rumah Sean
58 Tanpa Rey
59 Sekutu Sean
60 Kepergian Asti
61 Kenyataan yang terbalik
62 Tragedi di rumah Sean
63 Terkunci di kamar Sean
64 Pengganti segel
65 Beda agama
66 Keluarga Reynaldi
67 Hilangnya Sean
68 Tabiat buruk pak Hadi
69 Saksi mata
70 Bunuh diri yang janggal
71 Pesan dari kotak hitam
72 Tertangkap nya pak Hadi
73 Pemakaman Danur
74 Terseret ke dunia lain
75 Perpisahan
76 Awal kerja
77 Kosan pak Burhan
78 Di jemput polisi
79 Cerita dalam peristiwa
80 Gangguan di pabrik
81 Keberadaan tumbal segel
82 Keterangan palsu
83 Kedatangan Dani
84 Terawangan
85 Pertemuan Sean dan Rey
86 Gambar tujuh tumbal
87 pembongkaran makam Asti
88 Pesan dari mimpi
89 Ajakan mbok Darmi
90 Seminggu di gunung Lawu
91 Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92 Tantangan dan pantangan
93 Perubahan Aisha
94 Hari ke tujuh
95 Tragedi satu malam
96 Terbujuk rayuan maut
97 Penemuan mayat di gedung kosong
98 Dokter psikopat
99 Terlepas sementara
100 Serangan balik
101 Terjebak rencana Juan
102 Prahara cinta segitiga
103 Kemarahan Juan
104 Pemakaman Rian
105 Gangguan makhluk halus
106 Hidup adalah sebuah pilihan
107 Dosa terindah
108 Jeruji pesakitan
109 Balas dendam pertama
110 Ketakutan Lee soo
111 Kondisi tersulit
112 Siksa neraka dunia
113 Dugaan Rey
114 Keterbukaan seorang narapidana
115 Kembalinya Juan
116 Sean dengan perubahan sikap nya
117 Kembalinya Seoji kembaran Sean
118 Kesaksian Sean yang ditunggu
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Hujan gerimis
2
Dianggap gila
3
Bahan bulian
4
Terkunci di toilet pabrik
5
Berteman dengan hantu
6
Dimensi lain
7
Berbicara sendiri
8
Kesurupan massal
9
Tumbal tujuh kepala
10
Gerbang dimensi lain
11
Doa bersama
12
Daging busuk
13
Hilangnya Liana
14
Alibi satpam biadab
15
Kembalinya Ara
16
Mata batin
17
Rahasia Sean
18
Buku harian Ara
19
Keluarga Lee
20
Halusinasi tinggi
21
Pemuja iblis
22
Kebakaran pabrik
23
Korban dan hilangnya nya karyawan
24
Gadis suci
25
Pengorbanan Aska
26
Tertangkap nya Asti dan Sari
27
Hilangnya Rey
28
Mencari liontin Ara
29
Pesan dari Ara
30
Penyesalan
31
Ke putus asa'an
32
Boneka nyonya Lee
33
Penghianatan seorang teman
34
Pemakaman tujuh korban
35
Suasana di kuburan baru
36
Penghuni rumah Sean
37
Pilihan kedua
38
Kamar rahasia
39
Misi Penyelamatan
40
Sosok Seoji
41
Bantuan tak terlihat
42
Penggrebekan
43
Kamar mawar 07
44
Rumah sakit jiwa
45
Mimpi yang nyata
46
Teror di tempat ritual
47
Mimpi yang terulang kembali
48
Pertemuan Aisha dengan dokter David
49
Ungkapan hati
50
Kepolosan Aisha
51
Bertemu dengan Asti
52
Salah paham
53
Meja hijau
54
Pesan singkat
55
Arti sebuah kata
56
Perang hati
57
Kabur dari rumah Sean
58
Tanpa Rey
59
Sekutu Sean
60
Kepergian Asti
61
Kenyataan yang terbalik
62
Tragedi di rumah Sean
63
Terkunci di kamar Sean
64
Pengganti segel
65
Beda agama
66
Keluarga Reynaldi
67
Hilangnya Sean
68
Tabiat buruk pak Hadi
69
Saksi mata
70
Bunuh diri yang janggal
71
Pesan dari kotak hitam
72
Tertangkap nya pak Hadi
73
Pemakaman Danur
74
Terseret ke dunia lain
75
Perpisahan
76
Awal kerja
77
Kosan pak Burhan
78
Di jemput polisi
79
Cerita dalam peristiwa
80
Gangguan di pabrik
81
Keberadaan tumbal segel
82
Keterangan palsu
83
Kedatangan Dani
84
Terawangan
85
Pertemuan Sean dan Rey
86
Gambar tujuh tumbal
87
pembongkaran makam Asti
88
Pesan dari mimpi
89
Ajakan mbok Darmi
90
Seminggu di gunung Lawu
91
Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92
Tantangan dan pantangan
93
Perubahan Aisha
94
Hari ke tujuh
95
Tragedi satu malam
96
Terbujuk rayuan maut
97
Penemuan mayat di gedung kosong
98
Dokter psikopat
99
Terlepas sementara
100
Serangan balik
101
Terjebak rencana Juan
102
Prahara cinta segitiga
103
Kemarahan Juan
104
Pemakaman Rian
105
Gangguan makhluk halus
106
Hidup adalah sebuah pilihan
107
Dosa terindah
108
Jeruji pesakitan
109
Balas dendam pertama
110
Ketakutan Lee soo
111
Kondisi tersulit
112
Siksa neraka dunia
113
Dugaan Rey
114
Keterbukaan seorang narapidana
115
Kembalinya Juan
116
Sean dengan perubahan sikap nya
117
Kembalinya Seoji kembaran Sean
118
Kesaksian Sean yang ditunggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!