Bahan bulian

"Mau kemana Aish?, apa kamu takut?."

Tanya Rey yang berhasil menangkap nya.

"Takut lah, masa nggak!."

Jawab Asit yang juga sudah ada di belakang nya.

"Kalian mau apa?, jangan ganggu, gua cape seharian setelah kenal kalian."

Ucap Aisha yang sebenarnya ketakutan saat itu.

"Kita nggak mau ngapa-ngapain lu, jadi jangan terlalu kepedean."

Jawab Rey yang melihat wajah Aisha.

"Kalau begitu, biarin gua balik ke rumah gua."

Jawab Aisha yang berbicara tanpa melihat wajah Rey.

"Oke, setelah gua pikir-pikir, ternyata seru juga setelah gua ketemu sama lu, baru kali ini ada cewek yang sok cantik, sok pede, padahal lu itu dibawah rata-rata."

Jawab Rey pada Aisha.

"Terserah lu, mau lihat gua dari segi apa!, yang jelas, gua nggak tertarik sedikit pun sama lu, lu dan lu juga."

Jawab Aisha dengan tangan nya yang menunjuk pada mereka bertiga.

"Anjay!, siburuk rupa yang tidak sadar dengan ucapan nya."

Ujar Andi yang membuat semua teman-temannya tertawa.

Aisha pun memilih untuk berjalan kembali, mencoba untuk tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Rey dan teman-teman nya.

"Parah lu, kasihan dia, bagaimana jika sakit hati."

Tanya Adit yang sedikit merasa tidak enak hati pada Aisha.

"Biarin aja, lagian dari banyak nya cewek di pabrik, baru kali ini ada yang sekonyol dia."

Jawab Rey yang akhirnya mengajak untuk mengunjungi Aska yang merupakan teman sekolah mereka.

Aisha yang hanya seorang perantauan, akhirnya sampai di kontrakan yang dia sewa setiap bulan nya.

"Baru pulang Sha, kucel and the kumal."

Sapa tetangga kontrakan Aisha.

"Iya ka, hari banyak pekerjaan, membuat sedikit lelah."

Jawab Aisha yang membuka pintu kontrakan nya.

Baru saja membuka pintu kontrakan nya, Aisha pun kaget saat mendengar suara motor Rey dan teman-teman nya.

Aisha pun menyangka jika Rey sengaja mengikuti nya, sehingga dengan cepat, dia memilih masuk dan mengunci pintu kamarnya.

"Apa lagi ini, kenapa hari-hari ku semakin menyebalkan."

Ucap Aisha yang duduk di belakang pintu kamar nya.

Aisha pun mendengar suara Rey dan kawan-kawan nya yang sedang berbicara layaknya seorang teman yang sedang berkumpul bersama, sehingga mematahkan apa yang sedang dia pikirkan sebelumnya.

Tiba-tiba suara ketukan pintu pun terdengar, suara tetangga Aish pun memanggil namanya.

"Aisha, apa kamu sudah tidur?."

Tanya Aska tetangga kontrakan nya.

"Belum Ka, sebentar aku buka pintu."

Jawab Aish yang masih lengkap dengan seragam pabrik nya.

Pintu pun di buka, Aisha pun menanyakan pada tetangga kontrakan nya.

"Ada apa kak, apa ada yang perlu di bantu?."

Tanya Aisha yang terdengar biasa saja.

"Sha, boleh minta air panas, ada teman yang mau ngopi."

Jawab Aska yang membawa beberapa gelas berisi kopi.

"Oh, ambil saja Ka, sekalian titip kamar, Aish mau ke warung sebentar."

Jawab Aish pada Aska.

"Oke, nitip rokok boleh Sha, gua malas keluar."

Ujar Aska yang juga ingin menitip rokok pada Aisha.

"Mana uang nya, biar Aish belikan."

Jawab Aisha yang meminta uang rokok pada Aska.

"Sini Sha, biar sekalian kenalan sama teman sekolah ."

Ajak Aska yang menarik tangan Aisha ke dalam kamar nya.

Aisha pun melihat Rey, Andi dan Adit, sosok yang paling menyebalkan hari ini dalam hidup nya.

"Mana uang nya Aska?."

Ucap Aisha yang langsung mengambil uang dari tangan Aska.

"Tunggu Sha!, kenalan dulu bisa kan?".

Tanya Aska yang mengajak Aisha berkenalan.

"Mereka tidak akan mau berkenalan dengan aku, aku bukan level mereka."

Jawab Aish yang langsung pergi meninggalkan Aska.

"Huhhhh, si idiot ini memang menyebalkan."

Ucap Rey yang membuat Aska bingung.

"Owalah, hampir saja lupa, jadi kalian satu pabrik dengan Aisha?."

Tanya Aska yang melihat seragam yang sama dengan Aisha.

"Aduuuuuh, memang sial hidup kita Rey, nggak di pabrik nggak disini, masih harus lihat muka idiot dia."

Jawab Andi yang melihat kedatangan Aish yang baru datang dari warung.

"Tidak boleh begitu bro, nanti jatuh cinta gimana?."

Ledek Aska yang pada ketiga temannya.

"Nih rokok nya, sama ini kembaliannya."

Ujar Aisha yang hanya membeli mie instan untuk makan malam nya.

Melihat Aish yang hanya membeli mie instan, Rey dan teman-teman nya pun sedikit berubah pikiran.

Disaat Aska menyeduh kopi untuk teman-teman nya, Aisha justru memasak mie instan dengan cara yang cukup aneh baginya.

Aisha hanya memasukkan air dalam bungkus mie instan dan kemudian mengikatnya dengan karet.

Setelah dianggap cukup, dia pun memasukan mie itu kedalam mangkuk beserta dengan bumbu nya, dan mulai memakan nya.

"Lu nggak salah Sha? masak mie yang bener dong."

Tegur Rey yang melihat Aisha makan.

"Jangan banyak omong, ngga perlu ngurusin hidup gua."

Jawab Aisha yang terkesan dingin pada Rey.

"Dasar cewek aneh, cantik nggak, ngeselin iya."

Jawab Rey yang mengambil kopi dari Aska.

"Oh iya, sekalian pinjam gitar lu boleh kan Sha?."

Tanya Aska yang memang terbiasa meminjam sesuatu pada nya.

"Ambil saja sendiri, aku lagi malas bangun."

Jawab Aisha yang berbeda saat berbicara dengan Aska yang tergolong sopan.

"Basi lu Sha, giliran ke Aska lu jawab aku kamu, giliran sama kita aja, lu gua, sok asik lu!."

Ujar Andi yang mendengar cara bicara Aisha yang berbeda.

"Si buruk rupa yang berkhayal cantik, khayalan lu kelawatan tinggi."

Ucap Adit yang kini mulai membuly Aish.

Kata-kata yang menyakitkan terdengar bersahutan, semua itu tertuju pada Aisha yang masih duduk di depan pintu kamar nya.

Merasa tidak tahan, Aisha pun memilih untuk mandi agar bisa tidur dengan nyenyak.

Kontrakan Aisha tidak memiliki kamar mandi pribadi, jika mau mandi, mereka harus rela untuk mengantri karena kamar mandi hanya ada tiga pintu dengan kamar yang cukup banyak.

Setelah mandi, Aisha pun kembali melewati Rey yang kini sedang bermain gitar didepan kamar Aska.

"Lu mau mandi tengah malam pun, nggak bakal bisa merubah keadaan lu".

Ucap Rey yang membuat Aisha sempat terhenti.

"Lu mau ngomong apapun, nggak bakal ngaruh buat gua!."

Jawab Aisha yang kaget saat melihat sosok wanita yang berada di atas atap kamar mandi.

"Aish, lu kenapa, ngapain melotot disitu."

Tegur Adit yang melihat mata Aisha yang tidak berkedip.

"Wah parah nih, mulai kumat penyakit nya, hahaha."

Sahut Andi yang mengira jika Aish hanya bercanda.

"Siburuk rupa yang aneh."

Jawab Rey tanpa sedikit pun peduli dengan nya.

"Sha, lebih baik kamu istirahat, sepertinya hari ini sangat berat untuk kamu."

Ucap Aska dengan tangan nya yang mengetuk bahu nya.

"Aku masuk dulu Ka, aku tidak enak badan."

Jawab Aisha yang langsung masuk ke dalam kamar nya tanpa keluar lagi.

Meskipun masih mendengar obrolan Rey dan teman-teman nya yang masih saja menertawakan nya, Aisha dengan sabarnya mencoba untuk berpura-pura tidak mendengar.

Keesokan harinya, Aisha pun mendekati kamar mandi, dan melihat ke arah atas nya, semuanya tidak terlihat aneh seperti apa yang dia lihat semalam.

"Aisha, maafin teman-teman aku yah, mereka memang suka iseng, tapi sebenarnya mereka baik kok."

Ucap Aska yang membuat Aisha kaget.

Aisha pun masih tetap diam.

"Hey, kamu tidak apa-apa Sha?, apa kamu masih kepikiran dengan kata-kata mereka semalam."

Tanya Aska yang mengira jia Aisha marah dengan ucapan teman-teman nya.

"Aku sedang banyak masalah, banyak kejadian yang aneh, tapi itu terlihat nyata oleh mata ku Ka."

Jawab Aisha yang sedikit bercerita tentang apa yang sedang terjadi pada nya.

"Mungkin kamu terlalu banyak berpikir saja, tidak ada yang aneh di dunia ini, itu hanya halusinasi kamu saja."

Ucap Aska yang mencoba untuk memberi tahu Aisha.

"Sebaiknya kamu siap-siap, jangan sampai kamu terlambat bekerja."

Ucap Aska yang mengingatkan kembali Aisha.

"Entah apa lagi yang akan terjadi nanti Ka, rasanya aku mulai takut untuk pergi ke pabrik."

Jawab Aisha yang terlihat ketakutan.

"Itu hanya perasaan kamu saja, sikap Rey dan teman-teman nya jangan sampai di ambil hati Sha."

Ucap Aska yang tersenyum pada Aisha.

Dengan perasaan nya yang masih sedikit kacau, Aisha pun akhirnya pergi ke pabrik seperti biasanya, meskipun dia harus bersiap jika ada sesuatu yang aneh akan kembali terjadi pada nya.

Terpopuler

Comments

putri cobain 347

putri cobain 347

Semangat up buat nulis, semangat juga buat yang baca

2025-01-21

2

lihat semua
Episodes
1 Hujan gerimis
2 Dianggap gila
3 Bahan bulian
4 Terkunci di toilet pabrik
5 Berteman dengan hantu
6 Dimensi lain
7 Berbicara sendiri
8 Kesurupan massal
9 Tumbal tujuh kepala
10 Gerbang dimensi lain
11 Doa bersama
12 Daging busuk
13 Hilangnya Liana
14 Alibi satpam biadab
15 Kembalinya Ara
16 Mata batin
17 Rahasia Sean
18 Buku harian Ara
19 Keluarga Lee
20 Halusinasi tinggi
21 Pemuja iblis
22 Kebakaran pabrik
23 Korban dan hilangnya nya karyawan
24 Gadis suci
25 Pengorbanan Aska
26 Tertangkap nya Asti dan Sari
27 Hilangnya Rey
28 Mencari liontin Ara
29 Pesan dari Ara
30 Penyesalan
31 Ke putus asa'an
32 Boneka nyonya Lee
33 Penghianatan seorang teman
34 Pemakaman tujuh korban
35 Suasana di kuburan baru
36 Penghuni rumah Sean
37 Pilihan kedua
38 Kamar rahasia
39 Misi Penyelamatan
40 Sosok Seoji
41 Bantuan tak terlihat
42 Penggrebekan
43 Kamar mawar 07
44 Rumah sakit jiwa
45 Mimpi yang nyata
46 Teror di tempat ritual
47 Mimpi yang terulang kembali
48 Pertemuan Aisha dengan dokter David
49 Ungkapan hati
50 Kepolosan Aisha
51 Bertemu dengan Asti
52 Salah paham
53 Meja hijau
54 Pesan singkat
55 Arti sebuah kata
56 Perang hati
57 Kabur dari rumah Sean
58 Tanpa Rey
59 Sekutu Sean
60 Kepergian Asti
61 Kenyataan yang terbalik
62 Tragedi di rumah Sean
63 Terkunci di kamar Sean
64 Pengganti segel
65 Beda agama
66 Keluarga Reynaldi
67 Hilangnya Sean
68 Tabiat buruk pak Hadi
69 Saksi mata
70 Bunuh diri yang janggal
71 Pesan dari kotak hitam
72 Tertangkap nya pak Hadi
73 Pemakaman Danur
74 Terseret ke dunia lain
75 Perpisahan
76 Awal kerja
77 Kosan pak Burhan
78 Di jemput polisi
79 Cerita dalam peristiwa
80 Gangguan di pabrik
81 Keberadaan tumbal segel
82 Keterangan palsu
83 Kedatangan Dani
84 Terawangan
85 Pertemuan Sean dan Rey
86 Gambar tujuh tumbal
87 pembongkaran makam Asti
88 Pesan dari mimpi
89 Ajakan mbok Darmi
90 Seminggu di gunung Lawu
91 Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92 Tantangan dan pantangan
93 Perubahan Aisha
94 Hari ke tujuh
95 Tragedi satu malam
96 Terbujuk rayuan maut
97 Penemuan mayat di gedung kosong
98 Dokter psikopat
99 Terlepas sementara
100 Serangan balik
101 Terjebak rencana Juan
102 Prahara cinta segitiga
103 Kemarahan Juan
104 Pemakaman Rian
105 Gangguan makhluk halus
106 Hidup adalah sebuah pilihan
107 Dosa terindah
108 Jeruji pesakitan
109 Balas dendam pertama
110 Ketakutan Lee soo
111 Kondisi tersulit
112 Siksa neraka dunia
113 Dugaan Rey
114 Keterbukaan seorang narapidana
115 Kembalinya Juan
116 Sean dengan perubahan sikap nya
117 Kembalinya Seoji kembaran Sean
118 Kesaksian Sean yang ditunggu
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Hujan gerimis
2
Dianggap gila
3
Bahan bulian
4
Terkunci di toilet pabrik
5
Berteman dengan hantu
6
Dimensi lain
7
Berbicara sendiri
8
Kesurupan massal
9
Tumbal tujuh kepala
10
Gerbang dimensi lain
11
Doa bersama
12
Daging busuk
13
Hilangnya Liana
14
Alibi satpam biadab
15
Kembalinya Ara
16
Mata batin
17
Rahasia Sean
18
Buku harian Ara
19
Keluarga Lee
20
Halusinasi tinggi
21
Pemuja iblis
22
Kebakaran pabrik
23
Korban dan hilangnya nya karyawan
24
Gadis suci
25
Pengorbanan Aska
26
Tertangkap nya Asti dan Sari
27
Hilangnya Rey
28
Mencari liontin Ara
29
Pesan dari Ara
30
Penyesalan
31
Ke putus asa'an
32
Boneka nyonya Lee
33
Penghianatan seorang teman
34
Pemakaman tujuh korban
35
Suasana di kuburan baru
36
Penghuni rumah Sean
37
Pilihan kedua
38
Kamar rahasia
39
Misi Penyelamatan
40
Sosok Seoji
41
Bantuan tak terlihat
42
Penggrebekan
43
Kamar mawar 07
44
Rumah sakit jiwa
45
Mimpi yang nyata
46
Teror di tempat ritual
47
Mimpi yang terulang kembali
48
Pertemuan Aisha dengan dokter David
49
Ungkapan hati
50
Kepolosan Aisha
51
Bertemu dengan Asti
52
Salah paham
53
Meja hijau
54
Pesan singkat
55
Arti sebuah kata
56
Perang hati
57
Kabur dari rumah Sean
58
Tanpa Rey
59
Sekutu Sean
60
Kepergian Asti
61
Kenyataan yang terbalik
62
Tragedi di rumah Sean
63
Terkunci di kamar Sean
64
Pengganti segel
65
Beda agama
66
Keluarga Reynaldi
67
Hilangnya Sean
68
Tabiat buruk pak Hadi
69
Saksi mata
70
Bunuh diri yang janggal
71
Pesan dari kotak hitam
72
Tertangkap nya pak Hadi
73
Pemakaman Danur
74
Terseret ke dunia lain
75
Perpisahan
76
Awal kerja
77
Kosan pak Burhan
78
Di jemput polisi
79
Cerita dalam peristiwa
80
Gangguan di pabrik
81
Keberadaan tumbal segel
82
Keterangan palsu
83
Kedatangan Dani
84
Terawangan
85
Pertemuan Sean dan Rey
86
Gambar tujuh tumbal
87
pembongkaran makam Asti
88
Pesan dari mimpi
89
Ajakan mbok Darmi
90
Seminggu di gunung Lawu
91
Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92
Tantangan dan pantangan
93
Perubahan Aisha
94
Hari ke tujuh
95
Tragedi satu malam
96
Terbujuk rayuan maut
97
Penemuan mayat di gedung kosong
98
Dokter psikopat
99
Terlepas sementara
100
Serangan balik
101
Terjebak rencana Juan
102
Prahara cinta segitiga
103
Kemarahan Juan
104
Pemakaman Rian
105
Gangguan makhluk halus
106
Hidup adalah sebuah pilihan
107
Dosa terindah
108
Jeruji pesakitan
109
Balas dendam pertama
110
Ketakutan Lee soo
111
Kondisi tersulit
112
Siksa neraka dunia
113
Dugaan Rey
114
Keterbukaan seorang narapidana
115
Kembalinya Juan
116
Sean dengan perubahan sikap nya
117
Kembalinya Seoji kembaran Sean
118
Kesaksian Sean yang ditunggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!