Doa bersama

Pagi itu, ada kegiatan yang sedang dilakukan di pabrik, disana ada seorang yang di anggap sesepuh di kawasan pabrik itu.

"Asti, kamu ditunggu oleh Aisha, bapak harap kamu bisa menemui nya secepat mungkin."

Ujar pak Doni yang berbohong pada Asti.

"Dimana dia pak?, tumben dia mau ketemu."

Tanya Asti yang mengira jika Aisha benar-benar menunggu nya.

Sesampainya di parkiran, Asti pun langsung memanggil Aisha, dan sontak membuat Aisha kaget bukan kepalang.

"Aduh!, kenapa dia datang kesini, mau apa lagi dia."

Tanya Aisha yang bingung saat dihampiri Asti.

"Memang kenapa?, lu ada masalah sama itu anak?."

Tanya Rey yang berada di dekat Aisha.

Asti pun dengan santai nya berbicara pada Aisha.

"Ngapain lu manggil gua, ada perlu apa?."

Tanya Asti yang dengan santainya mendekati Aisha.

"What's!, gua manggil lu, nggak salah dengar gua."

Jawab Aisha yang membuat Asti dan teman-teman kumpulan nya marah.

"Hei Sha!, nggak usah munafik jadi orang, kalau emang butuh, bilang aja butuh."

Ujar Jangkung yang langsung ngegas pada Aisha.

Sementara itu, Rey dan teman-teman nya tetap saja santai, mereka tidak mau ikut campur dalam urusan wanita yang bukan level mereka.

"Butuh apa!, kapan gua manggil lu?, siapa yang bilang."

Tanya Aisha yang merasa jika dirinya tidak memanggil Asti.

"Emang dasar cewek aneh!, sini lu!, gua kasih pelajaran sedikit."

Jawab Seli yang langsung menarik tangan Aisha dan mengeroyok nya secara bergantian.

Sean yang baru datang pun bertanya pada Rey, kenapa Aisha di biarkan begitu saja.

Namun saat Sean akan membantu Aisha, Rey menahan langkah kaki Sean, dan menyuruh nya untuk sekedar menonton saja.

"Sudah lah, biarkan saja, lagi pula Aisha tidak akan mati kan?."

Ujar Rey yang melihat Aisha yang terlihat hanya diam tanpa sedikit pun melawan.

Hingga akhirnya, Asti pun berteriak dan menyuruh teman-teman nya untuk berhenti memukul Aisha.

"Sudah cukup!, nggak seru nyerang orang tanpa perlawanan kaya dia, buang-buang tenaga saja."

Ucap Asti yang mengajak teman-teman nya untuk pergi.

Disaat Asti dan teman-teman nya pergi, Aisha pun bertanya kembali pada Aisha, siapa orang yang memberitahu jika dirinya memanggil Asti.

"Tunggu!, siapa yang bilang kalau gua manggil lu!."

Tanya Aisha yang berjalan sempoyongan.

"Pak Doni, dia yang bilang kalau lu nunggu gua di parkiran."

Jawab Asti yang melihat wajah Aisha yang terlihat tersenyum.

"Oke, sebaiknya lu hati-hati, lu nggak tahu siapa dia."

Ucap Aisha yang berbisik ditelinga Asti.

Setelah memberi tahu Asti, Aisha pun langsung naik ke atas balkon, dia baru merasa kesakitan saat berada sendirian.

Dari atas balkon, Aisha melihat beberapa warga yang membawa dua ekor sapi dan lima ekor kambing ke dalam pabrik, Aisha pun bingung kenapa pintu utama pabrik belum juga dibuka.

Dan ternyata, dia baru tahu jika pabrik sedang melakukan ritual yang sempat dibicarakan oleh Sean.

"Hari ini kita ada acara doa bersama, untuk menghindari kesurupan massal seperti kemarin."

Pengumuman dari salah satu perwakilan pabrik yang memberi tahu pada semua karyawan.

"Sial, apa mungkin karena itu, Ara tidak muncul hari ini."

pertanyaan yang terbesit dalam benak Aisha.

Tanpa sengaja, disaat yang lain sedang menyaksikan pemotongan hewan, Aisha justru tertarik pada sesuatu yang bergerak di bawah balkon.

"Masukkan kepala itu ke dalam balkon."

Terdengar suara tanpa ada orang di sana.

"Kepala apa?, balkon?, apa tidak akan bau busuk nantinya?."

Beberapa pertanyaan pun langsung keluar dari mulut Aisha.

"Apa kamu sedang mencari teman mu?."

Tanya seorang wanita tanpa wajah yang membuat Aisha kaget.

"Bagaimana kamu tahu?, bagaimana kamu bisa tahu jika aku bisa melihat mu."

Tanya Aisha yang memperhatikan wajah wanita berambut panjang itu.

"Jangan banyak tanya, sebaiknya kamu masuk ke dalam, buka segel nya, teman mu membutuhkan bantuan mu."

Jawab wanita yang berwajah rata, tapi sangat aneh jika dia bisa berbicara.

Aisha pun langsung bergegas mencari Sean, siapa lagi yang bisa di mintai bantuan jika bukan Sean.

Sesampainya di tempat karyawan yang sedang berkumpul, Aisha pun berusaha untuk mencari keberadaan Sean yang biasanya tidak jauh dari Rey.

Setelah lama mencari, Aisha pun akhirnya bisa menemukan Sean yang sedang berkumpul dengan botol minuman yang dia genggam.

"Aisha, sana!, lu ngapain kesini!."

Tegur Rey yang melihat kedatangan Aisha.

"Gua butuh bantuan lu Sean, kali ini aja please."

Ucap Aisha dengan sedikit memohon.

"Sudah sana pergi Sha!, ngapain lu ganggu acara kita, hari ini kita masih libur."

Ujar Andi yang mendorong tubuh Aisha agar menjauh dari tempat mereka nongkrong.

"Sean!, Ara butuh bantuan gua, gua butuh bantuan lu."

Teriak Aisha yang sempat terdengar jelas di telinga Sean.

Andi pun berhasil mengusir Aisha kembali masuk ke dalam, dan mereka pun melanjutkan kembali acara yang sedang mereka gelar.

Sean pun sedikit berpikir, apa yang sebenarnya dikatakan oleh Aisha, karena saat itu, minuman keras sudah sedikit merusak otak nya.

"Bagaimana aku bisa masuk ke dalam, sedang kan pintu masih terkunci."

Ucap Aisha yang melihat pintu gerbang yang masih tertutup.

Aisha pun teringat, jika ada pintu masuk lain, pintu yang bisanya di lewati oleh orang-orang tertentu.

Aisha pun berjalan perlahan, mencari momen tepat agar dia bisa masuk ke dalam, dan akhirnya, Aisha pun berhasil masuk karena semua satpam sedang sibuk dengan acara pemotongan hewan.

"Lantai satu, lantai dua , lantai tiga."

Ucap Aisha yang berlari menaiki tangga.

Aisha pun berhasil masuk dan tepat berada di depan pintu yang tersegel, bahkan ada pemberitahuan jika dilarang untuk mendekati pintu itu.

"Ara, apa kamu di dalam?."

Panggil Aisha yang berdiri di depan pintu.

Beberapa kali Aisha memanggil Ara, namun tidak ada jawaban dari dalam.

"Sialnya, gua masih saja kena tipu hantu."

Ucap Aisha yang bermaksud untuk kembali keluar.

Saat langkah kaki nya yang ketiga, Aisha pun terpaksa kembali dan langsung merusak segel yang di pasang di pintu itu.

Aisha mendengar suara rintihan Ara, yang membuat nya langsung bergegas mencari apapun yang bisa dia gunakan untuk membuka segel pintu itu.

Sedikit lagi, pintu itu bisa terbuka, sayang nya, ada kekuatan lain yang datang dan menyerang Aisha.

"Aaaaaaa, aaaa, apa ini."

Teriak Aisha yang seakan di lempar kan ke sana kemari.

"Bruk,"

Terdengar suara tubuh Aisha yang menghantam tembok dinding pabrik.

Disaat hampir menyerah, Aisha pun seakan di bantu oleh seseorang yang menarik nya perlahan kembali ke depan pintu kamar yang tersegel.

Dengan berjalan merayap, Aisha pun berhasil membuka pintu kamar yang tersegel itu, dan beberapa cahaya terang keluar dari kamar itu, yang membuat silau matanya.

"Aisha, thank you."

Ucap Ara yang langsung menarik tubuh Aisha menjauh dari pintu.

"Ara, apa yang sebenarnya terjadi."

Tanya Aisha yang batuk dan mengeluarkan darah dari mulut nya.

"Nanti saja, cepat keluar, ikuti dia."

Jawab Ara yang menyuruh Aisha mengikuti wanita yang berjalan merayap seperti dirinya.

"Oh tidak, apa lagi ini, kenapa dengan kaki ku."

Ucap Aisha yang akhirnya berjalan merayap mengikuti sosok yang di beritahu Ara.

Singkat cerita, Aisha pun berhasil keluar dan tepat berada di bawah balkon, aneh memang, kenapa dia bisa sampai di sana.

"Jangan makan daging itu, beritahu pada teman-teman mu."

Bisik wanita yang berjalan merayap tepat di depan Aisha.

Aisha pun mengangguk kan kepala dengan matanya yang dia tutup, menyeramkan jika melihat wajah hantu itu dari dekat.

Aisha kembali membuka matanya, dan sosok yang menyeramkan pun sudah tidak ada di hadapannya.

"Asti, Seli, sebaiknya kalian jangan ikut makan."

Ucap Aisha yang mencoba memberi tahu Asti dan teman-teman nya.

"Hahaha, berantakan banget lu Sha, perasaan tadi nggak separah ini."

Jawab Seli yang tertawa melihat keadaan Aisha yang babak belur.

"Sha!, siapa yang lakuin ini, tadi nggak parah kaya gini Sha."

Ucap Asti yang langsung khawatir dengan kondisi Aisha.

"Jangan makan daging itu."

Jawab Aisha yang membuat Asti bingung.

"Lu nggak ada kapoknya Sha!, siapa lu, apa untungnya buat lu, dan apa masalah nya kalau kita makan daging ini."

Jawab Jangkung yang justru memakan daging itu dihadapan Aisha.

Aisha pun langsung muntah, apa yang dia lihat berbeda dengan apa yang dilihat Jangkung dan teman-teman nya.

Karena tak kuat, Aisha pun berlari keluar dari pabrik dan langsung muntah di dekat Rey, Sean dan teman-teman nya nongkrong.

Aduh,,, cari masalah baru saja Aisha ini.

Episodes
1 Hujan gerimis
2 Dianggap gila
3 Bahan bulian
4 Terkunci di toilet pabrik
5 Berteman dengan hantu
6 Dimensi lain
7 Berbicara sendiri
8 Kesurupan massal
9 Tumbal tujuh kepala
10 Gerbang dimensi lain
11 Doa bersama
12 Daging busuk
13 Hilangnya Liana
14 Alibi satpam biadab
15 Kembalinya Ara
16 Mata batin
17 Rahasia Sean
18 Buku harian Ara
19 Keluarga Lee
20 Halusinasi tinggi
21 Pemuja iblis
22 Kebakaran pabrik
23 Korban dan hilangnya nya karyawan
24 Gadis suci
25 Pengorbanan Aska
26 Tertangkap nya Asti dan Sari
27 Hilangnya Rey
28 Mencari liontin Ara
29 Pesan dari Ara
30 Penyesalan
31 Ke putus asa'an
32 Boneka nyonya Lee
33 Penghianatan seorang teman
34 Pemakaman tujuh korban
35 Suasana di kuburan baru
36 Penghuni rumah Sean
37 Pilihan kedua
38 Kamar rahasia
39 Misi Penyelamatan
40 Sosok Seoji
41 Bantuan tak terlihat
42 Penggrebekan
43 Kamar mawar 07
44 Rumah sakit jiwa
45 Mimpi yang nyata
46 Teror di tempat ritual
47 Mimpi yang terulang kembali
48 Pertemuan Aisha dengan dokter David
49 Ungkapan hati
50 Kepolosan Aisha
51 Bertemu dengan Asti
52 Salah paham
53 Meja hijau
54 Pesan singkat
55 Arti sebuah kata
56 Perang hati
57 Kabur dari rumah Sean
58 Tanpa Rey
59 Sekutu Sean
60 Kepergian Asti
61 Kenyataan yang terbalik
62 Tragedi di rumah Sean
63 Terkunci di kamar Sean
64 Pengganti segel
65 Beda agama
66 Keluarga Reynaldi
67 Hilangnya Sean
68 Tabiat buruk pak Hadi
69 Saksi mata
70 Bunuh diri yang janggal
71 Pesan dari kotak hitam
72 Tertangkap nya pak Hadi
73 Pemakaman Danur
74 Terseret ke dunia lain
75 Perpisahan
76 Awal kerja
77 Kosan pak Burhan
78 Di jemput polisi
79 Cerita dalam peristiwa
80 Gangguan di pabrik
81 Keberadaan tumbal segel
82 Keterangan palsu
83 Kedatangan Dani
84 Terawangan
85 Pertemuan Sean dan Rey
86 Gambar tujuh tumbal
87 pembongkaran makam Asti
88 Pesan dari mimpi
89 Ajakan mbok Darmi
90 Seminggu di gunung Lawu
91 Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92 Tantangan dan pantangan
93 Perubahan Aisha
94 Hari ke tujuh
95 Tragedi satu malam
96 Terbujuk rayuan maut
97 Penemuan mayat di gedung kosong
98 Dokter psikopat
99 Terlepas sementara
100 Serangan balik
101 Terjebak rencana Juan
102 Prahara cinta segitiga
103 Kemarahan Juan
104 Pemakaman Rian
105 Gangguan makhluk halus
106 Hidup adalah sebuah pilihan
107 Dosa terindah
108 Jeruji pesakitan
109 Balas dendam pertama
110 Ketakutan Lee soo
111 Kondisi tersulit
112 Siksa neraka dunia
113 Dugaan Rey
114 Keterbukaan seorang narapidana
115 Kembalinya Juan
116 Sean dengan perubahan sikap nya
117 Kembalinya Seoji kembaran Sean
118 Kesaksian Sean yang ditunggu
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Hujan gerimis
2
Dianggap gila
3
Bahan bulian
4
Terkunci di toilet pabrik
5
Berteman dengan hantu
6
Dimensi lain
7
Berbicara sendiri
8
Kesurupan massal
9
Tumbal tujuh kepala
10
Gerbang dimensi lain
11
Doa bersama
12
Daging busuk
13
Hilangnya Liana
14
Alibi satpam biadab
15
Kembalinya Ara
16
Mata batin
17
Rahasia Sean
18
Buku harian Ara
19
Keluarga Lee
20
Halusinasi tinggi
21
Pemuja iblis
22
Kebakaran pabrik
23
Korban dan hilangnya nya karyawan
24
Gadis suci
25
Pengorbanan Aska
26
Tertangkap nya Asti dan Sari
27
Hilangnya Rey
28
Mencari liontin Ara
29
Pesan dari Ara
30
Penyesalan
31
Ke putus asa'an
32
Boneka nyonya Lee
33
Penghianatan seorang teman
34
Pemakaman tujuh korban
35
Suasana di kuburan baru
36
Penghuni rumah Sean
37
Pilihan kedua
38
Kamar rahasia
39
Misi Penyelamatan
40
Sosok Seoji
41
Bantuan tak terlihat
42
Penggrebekan
43
Kamar mawar 07
44
Rumah sakit jiwa
45
Mimpi yang nyata
46
Teror di tempat ritual
47
Mimpi yang terulang kembali
48
Pertemuan Aisha dengan dokter David
49
Ungkapan hati
50
Kepolosan Aisha
51
Bertemu dengan Asti
52
Salah paham
53
Meja hijau
54
Pesan singkat
55
Arti sebuah kata
56
Perang hati
57
Kabur dari rumah Sean
58
Tanpa Rey
59
Sekutu Sean
60
Kepergian Asti
61
Kenyataan yang terbalik
62
Tragedi di rumah Sean
63
Terkunci di kamar Sean
64
Pengganti segel
65
Beda agama
66
Keluarga Reynaldi
67
Hilangnya Sean
68
Tabiat buruk pak Hadi
69
Saksi mata
70
Bunuh diri yang janggal
71
Pesan dari kotak hitam
72
Tertangkap nya pak Hadi
73
Pemakaman Danur
74
Terseret ke dunia lain
75
Perpisahan
76
Awal kerja
77
Kosan pak Burhan
78
Di jemput polisi
79
Cerita dalam peristiwa
80
Gangguan di pabrik
81
Keberadaan tumbal segel
82
Keterangan palsu
83
Kedatangan Dani
84
Terawangan
85
Pertemuan Sean dan Rey
86
Gambar tujuh tumbal
87
pembongkaran makam Asti
88
Pesan dari mimpi
89
Ajakan mbok Darmi
90
Seminggu di gunung Lawu
91
Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92
Tantangan dan pantangan
93
Perubahan Aisha
94
Hari ke tujuh
95
Tragedi satu malam
96
Terbujuk rayuan maut
97
Penemuan mayat di gedung kosong
98
Dokter psikopat
99
Terlepas sementara
100
Serangan balik
101
Terjebak rencana Juan
102
Prahara cinta segitiga
103
Kemarahan Juan
104
Pemakaman Rian
105
Gangguan makhluk halus
106
Hidup adalah sebuah pilihan
107
Dosa terindah
108
Jeruji pesakitan
109
Balas dendam pertama
110
Ketakutan Lee soo
111
Kondisi tersulit
112
Siksa neraka dunia
113
Dugaan Rey
114
Keterbukaan seorang narapidana
115
Kembalinya Juan
116
Sean dengan perubahan sikap nya
117
Kembalinya Seoji kembaran Sean
118
Kesaksian Sean yang ditunggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!