Rahasia Sean

Rey merasa jika Sean memiliki hubungan dengan Ara, hingga akhirnya Rey pun memaksa Sean untuk bercerita.

"Sean, sebaiknya lu jujur, ada hubungan apa lu dengan Ara."

Tanya Rey yang tidak sengaja menemukan kalung liontin dengan foto Ara.

"Apa sih Rey, makin nggak jelas aja lu."

Jawab Sean yang masih tidak mau menjawab pertanyaan Rey.

"Ini siapa?, lu nggak usah bohong Sean?, dari awal gua udah curiga."

Tanya Rey yang menunjukkan kalung liontin pada Sean.

"Bagaimana bisa ini ada ditangan lu Rey!."

Jawab Sean yang langsung mengambil liontin dari tangan Rey.

"Sebaiknya katakan Sean?, apa lu mau jadikan kita tumbal?, apa yang sebenarnya lu cari."

Tanya Rey yang sudah berhasil mengorek identitas Sean.

"Sebaiknya lu jangan beritahu siapa-siapa, gua janji, gua bakal kasih tahu semuanya."

Jawab Sean yang melihat Rey yang memegang informasi tentang nya.

"Oke!, lu jadiin tumbal ke berapa gua, Adit, Andi dan juga Aisha, jawab Sean!."

Tanya Rey yang langsung memukul perut Sean.

"Aww, tidak perlu kekerasan, gua bisa jelasin."

Jawab Sean yang terjatuh karena pukulan keras Rey.

Beruntung nya, saat itu Aisha datang bersama dengan Aska, mereka berdua baru saja kembali dari warung untuk membeli kopi dan beberapa cemilan kecil.

"Sean, lu kenapa?, Rey! apa yang lu lakuin?."

Tanya Aisha yang langsung menolong Sean.

"Agghhhh!, sialan lu Sean, gua bakal buat lu mati duluan sebelum yang lainnya."

Jawab Rey yang menendang semua barang yang ada didepan matanya.

"Rey!, lu kenapa?, ada apa dengan kalian berdua?."

Tanya Aska yang tidak tahu permasalahan nya.

"Tanya dia!, semua nya ini gara-gara dia."

Jawab Rey dengan tangan nya yang menunjuk ke arah Sean.

"Cukup Rey!, lu mulai nggak jelas, apa otak lu sudah geser?."

Teriak Aisha yang langsung memukul pipi Rey.

"Gila lu Sha!, lu belain orang yang bakal jadiin kita tumbal?, lu nggak nyadar kalau kita sedang dalam bahaya."

Jawab Rey yang membuat Aisha dan Aska kaget.

"Apa!, jadi benar apa yang dikatakan Rey?."

Tanya Aska yang langsung menarik tubuh Sean.

"Gua bisa jelasin, ini salah paham Aska!."

Jawab Sean yang melepaskan tangan nya.

"Apa nya yang salah paham, Aisha!, dia ada hubungan dengan Ara, dia juga tahu untuk apa tumbal tujuh kepala, lu tanya sendiri saja."

Ucap Rey yang langsung pergi dan meninggalkan mereka semua.

"Rey!, tunggu!, kita jelaskan dulu masalah nya."

Ucap Aska yang mengejar Rey, namun sayang, Rey justru menancap gas motor nya.

Kini tinggal mereka bertiga, Aisha pun dibuat bingung dengan ucapan Rey, apa lagi mendengar ucapan Rey yang menyebut jika mereka lah yang akan menjadi tumbal nya.

"Aisha, ini hanya salah paham, lu harus dengerin gua."

Ucap Sean yang memohon pada Aisha.

"Pergi Sean!, biarkan gua sendiri."

Jawab Aisha yang menyuruh Sean pergi.

"Please Sha, dengerin gua kali ini aja."

Ucap Sean yang memohon kembali.

Aisha pun langsung masuk ke dalam kamar nya, dan membiarkan Sean di luar bersama dengan Aska.

"Ka!, ini salah paham, ini tidak seperti apa yang kalian bayangkan."

Ujar Sean pada Aska.

"Oke!, gua ngerti Sean, sebaiknya kita bicarakan lagi nanti, pulang lah dan istirahat."

Ucap Aska yang menyuruh Sean untuk pulang terlebih dahulu.

"Thanks, gua nggak seperti yang lu pikirin, gua nggak seperti itu."

Ujar Sean sebelum akhirnya pergi meninggalkan Aska.

"Ya Allah tuhan ku, apa yang sebenarnya terjadi, semoga tidak ada kejadian yang lebih menakutkan lagi."

Ucap Aska yang meminta tolong pada tuhan nya.

Keesokan harinya,

Sean yang terus berada di dekat Aisha, membuat Aisha susah untuk berkomunikasi dengan Ara, seakan ada sesuatu yang menghalanginya.

"Dimana kamu Ara?, kenapa tidak muncul juga."

Ucap Aisha yang terlihat sangat sedih.

"Aisha!, gua minta maaf soal kemarin, setelah pulang kerja, sebaiknya lu ikut gua."

Ucap Sean yang memberi tahu pada Aisha.

"percuma jika lu cuma ngajak gua, itu nggak akan merubah keadaan."

Jawab Aisha yang terlanjur kecewa pada Sean.

"kita berlima, kita akan pergi ke rumah Ara."

Jawab Sean yang langsung membuat Aisha kaget.

"Jadi benar, apa yang dikatakan Rey!."

Tanya Aisha yang masih salah paham.

"Kita selesaikan disana, jadi jelas apa yang terjadi sebenarnya."

Jawab Sean yang mengajak Aisha masuk ke dalam pabrik.

Di sepanjang perjalanan, Aisha banyak melihat penampakan hantu, yang membuat nya terlihat tidak nyaman.

"Biar aku jadi mata lu Sha, anggap saja lu nggak ngelihat apa-apa."

Ucap Sean yang berjalan di belakang Aisha dengan kedua tangannya yang menutup mata nya.

Kejadian itu pun dilihat oleh karyawan lain, Asti and the gank pun, ikut melihat mereka, bahkan Rey, Andi dan Adit pun semakin dibuat kesal dengan sikap Sean.

"Gua kasih pelajaran juga ini anak!."

Terdengar suara Rey yang bermaksud untuk menghajar Sean.

"Jangan disini, kita bisa kena masalah Rey, kita tunggu saja nanti."

Ucap Andi yang menahan langkah kaki Rey.

"Benar Rey, yang ada semua karyawan akan mengira jika lu suka dengan Aisha dan cemburu pada Sean."

Ucap Adit yang akhirnya membuat Rey menyimpan amarah nya.

Hari pun menjelang malam, karyawan pun kembali pulang, dan saat berada di luar pabrik, Rey pun langsung menghajar Sean yang sedang duduk di atas motor nya.

"Sini lu Sean, kita lihat, memang nya sekuat apa lu."

Ucap Rey yang langsung menyerang Sean.

Akhirnya, terjadi lah perkelahian di depan pabrik, disana ada pak Doni yang justru terlihat sengaja membuat mereka tetap berkelahi.

Beberapa karyawan yang melihat pun akhirnya memberi tahu pada Aisha yang sedang duduk di balkon, tentu saja bersama dengan Ara.

"Aisha!, cepat keluar!, Rey dan Sean sedang berkelahi."

Ucap salah satu karyawan yang mengenal Aisha.

Aisha pun langsung berlari mengikuti karyawan yang memberi tahunya, dan benar saja, Aisha di buat kaget saat melihat Sean yang dikeroyok Rey, Andi dan Adit.

"Berhenti!, bisa mati anak orang."

Teriak Aisha yang membuat Rey dan kedua temannya berhenti saat melihat nya.

"Bapak juga!, bukannya melerai mereka, justru ikut menonton, satpam macam apa bapak ini."

Ucap Aisha yang menegur pak Doni yang justru tertawa dan pergi begitu saja.

"Sean, lu masih bisa dengar gua."

Ucap Aisha yang langsung menolong Sean.

Sayang nya, Sean terlihat terluka parah, sehingga membuat Aisha marah pada ketiga temannya.

"Lu, lu dan lu juga, sekarang bawa Sean pulang."

Ucap Aisha yang menyuruh Rey, Adit dan Andi membawa Sean pulang.

"Sha, bisa habis gua sama orang tua nya, kalau tahu kita juga yang mukulin dia."

Jawab Andi yang merasa jika mereka akan kena marah orang tua Sean.

"Aghhh, cepet bawa pulang, lu bisa denger gua nggak sih!."

Teriak Aisha yang masih tetap menyuruh mereka membawa Sean.

"Udah hayu, kita antar dia balik ke rumah nya, biar kalian tahu juga, siapa dia sebenarnya."

Jawab Rey yang langsung menarik tubuh Sean.

"Bersikap lah lembut Rey, dia sudah cukup menderita."

Tegur Aisha yang duduk di belakang Rey, sementara Sean di pegang oleh Andi dan Adit yang bertugas untuk mengendarai sepeda motor Sean.

Di perjalanan pulang ke rumah Sean, Aisha yang di bonceng Rey pun terus menerus memarahi Rey yang bersikap anarkis pada Sean.

"Bagaimana jika Sean kenapa-napa, apa lu bisa tanggung jawab?."

Tanya Aisha yang berada di belakang Rey.

"Kenapa?, lu takut kehilangan dia?, apa lu memang jatuh cinta?."

Tanya Rey yang melihat wajah Aisha yang kaget di kaca spion motor nya.

"Konyol, dari segi agama, materi sudah jelas jika tidak ada yang buat gua bisa sampai jatuh cinta, gua sadar Rey, siapa gua."

Jawab Aisha yang sadar siapa dirinya.

"Lebih baik dia yang mati, dari pada dia yang harus buat kita mati.

Jawab Rey yang sangat menusuk hati Aisha.

Siapa juga yang mau mati konyol, apa lagi sampai di jadikan tumbal, itulah kenapa Aisha terlihat diam saat mendengar ucapan dari Rey, ada benarnya dan sudah pasti ada salah nya juga, karena Sean sudah berjanji akan memberi tahu nya setelah pulang bekerja nanti.

Lantas, bagaimana dengan keadaan Sean, apa masih bisa bertahan dan mengajak mereka pergi ke rumah Ara?

Episodes
1 Hujan gerimis
2 Dianggap gila
3 Bahan bulian
4 Terkunci di toilet pabrik
5 Berteman dengan hantu
6 Dimensi lain
7 Berbicara sendiri
8 Kesurupan massal
9 Tumbal tujuh kepala
10 Gerbang dimensi lain
11 Doa bersama
12 Daging busuk
13 Hilangnya Liana
14 Alibi satpam biadab
15 Kembalinya Ara
16 Mata batin
17 Rahasia Sean
18 Buku harian Ara
19 Keluarga Lee
20 Halusinasi tinggi
21 Pemuja iblis
22 Kebakaran pabrik
23 Korban dan hilangnya nya karyawan
24 Gadis suci
25 Pengorbanan Aska
26 Tertangkap nya Asti dan Sari
27 Hilangnya Rey
28 Mencari liontin Ara
29 Pesan dari Ara
30 Penyesalan
31 Ke putus asa'an
32 Boneka nyonya Lee
33 Penghianatan seorang teman
34 Pemakaman tujuh korban
35 Suasana di kuburan baru
36 Penghuni rumah Sean
37 Pilihan kedua
38 Kamar rahasia
39 Misi Penyelamatan
40 Sosok Seoji
41 Bantuan tak terlihat
42 Penggrebekan
43 Kamar mawar 07
44 Rumah sakit jiwa
45 Mimpi yang nyata
46 Teror di tempat ritual
47 Mimpi yang terulang kembali
48 Pertemuan Aisha dengan dokter David
49 Ungkapan hati
50 Kepolosan Aisha
51 Bertemu dengan Asti
52 Salah paham
53 Meja hijau
54 Pesan singkat
55 Arti sebuah kata
56 Perang hati
57 Kabur dari rumah Sean
58 Tanpa Rey
59 Sekutu Sean
60 Kepergian Asti
61 Kenyataan yang terbalik
62 Tragedi di rumah Sean
63 Terkunci di kamar Sean
64 Pengganti segel
65 Beda agama
66 Keluarga Reynaldi
67 Hilangnya Sean
68 Tabiat buruk pak Hadi
69 Saksi mata
70 Bunuh diri yang janggal
71 Pesan dari kotak hitam
72 Tertangkap nya pak Hadi
73 Pemakaman Danur
74 Terseret ke dunia lain
75 Perpisahan
76 Awal kerja
77 Kosan pak Burhan
78 Di jemput polisi
79 Cerita dalam peristiwa
80 Gangguan di pabrik
81 Keberadaan tumbal segel
82 Keterangan palsu
83 Kedatangan Dani
84 Terawangan
85 Pertemuan Sean dan Rey
86 Gambar tujuh tumbal
87 pembongkaran makam Asti
88 Pesan dari mimpi
89 Ajakan mbok Darmi
90 Seminggu di gunung Lawu
91 Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92 Tantangan dan pantangan
93 Perubahan Aisha
94 Hari ke tujuh
95 Tragedi satu malam
96 Terbujuk rayuan maut
97 Penemuan mayat di gedung kosong
98 Dokter psikopat
99 Terlepas sementara
100 Serangan balik
101 Terjebak rencana Juan
102 Prahara cinta segitiga
103 Kemarahan Juan
104 Pemakaman Rian
105 Gangguan makhluk halus
106 Hidup adalah sebuah pilihan
107 Dosa terindah
108 Jeruji pesakitan
109 Balas dendam pertama
110 Ketakutan Lee soo
111 Kondisi tersulit
112 Siksa neraka dunia
113 Dugaan Rey
114 Keterbukaan seorang narapidana
115 Kembalinya Juan
116 Sean dengan perubahan sikap nya
117 Kembalinya Seoji kembaran Sean
118 Kesaksian Sean yang ditunggu
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Hujan gerimis
2
Dianggap gila
3
Bahan bulian
4
Terkunci di toilet pabrik
5
Berteman dengan hantu
6
Dimensi lain
7
Berbicara sendiri
8
Kesurupan massal
9
Tumbal tujuh kepala
10
Gerbang dimensi lain
11
Doa bersama
12
Daging busuk
13
Hilangnya Liana
14
Alibi satpam biadab
15
Kembalinya Ara
16
Mata batin
17
Rahasia Sean
18
Buku harian Ara
19
Keluarga Lee
20
Halusinasi tinggi
21
Pemuja iblis
22
Kebakaran pabrik
23
Korban dan hilangnya nya karyawan
24
Gadis suci
25
Pengorbanan Aska
26
Tertangkap nya Asti dan Sari
27
Hilangnya Rey
28
Mencari liontin Ara
29
Pesan dari Ara
30
Penyesalan
31
Ke putus asa'an
32
Boneka nyonya Lee
33
Penghianatan seorang teman
34
Pemakaman tujuh korban
35
Suasana di kuburan baru
36
Penghuni rumah Sean
37
Pilihan kedua
38
Kamar rahasia
39
Misi Penyelamatan
40
Sosok Seoji
41
Bantuan tak terlihat
42
Penggrebekan
43
Kamar mawar 07
44
Rumah sakit jiwa
45
Mimpi yang nyata
46
Teror di tempat ritual
47
Mimpi yang terulang kembali
48
Pertemuan Aisha dengan dokter David
49
Ungkapan hati
50
Kepolosan Aisha
51
Bertemu dengan Asti
52
Salah paham
53
Meja hijau
54
Pesan singkat
55
Arti sebuah kata
56
Perang hati
57
Kabur dari rumah Sean
58
Tanpa Rey
59
Sekutu Sean
60
Kepergian Asti
61
Kenyataan yang terbalik
62
Tragedi di rumah Sean
63
Terkunci di kamar Sean
64
Pengganti segel
65
Beda agama
66
Keluarga Reynaldi
67
Hilangnya Sean
68
Tabiat buruk pak Hadi
69
Saksi mata
70
Bunuh diri yang janggal
71
Pesan dari kotak hitam
72
Tertangkap nya pak Hadi
73
Pemakaman Danur
74
Terseret ke dunia lain
75
Perpisahan
76
Awal kerja
77
Kosan pak Burhan
78
Di jemput polisi
79
Cerita dalam peristiwa
80
Gangguan di pabrik
81
Keberadaan tumbal segel
82
Keterangan palsu
83
Kedatangan Dani
84
Terawangan
85
Pertemuan Sean dan Rey
86
Gambar tujuh tumbal
87
pembongkaran makam Asti
88
Pesan dari mimpi
89
Ajakan mbok Darmi
90
Seminggu di gunung Lawu
91
Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92
Tantangan dan pantangan
93
Perubahan Aisha
94
Hari ke tujuh
95
Tragedi satu malam
96
Terbujuk rayuan maut
97
Penemuan mayat di gedung kosong
98
Dokter psikopat
99
Terlepas sementara
100
Serangan balik
101
Terjebak rencana Juan
102
Prahara cinta segitiga
103
Kemarahan Juan
104
Pemakaman Rian
105
Gangguan makhluk halus
106
Hidup adalah sebuah pilihan
107
Dosa terindah
108
Jeruji pesakitan
109
Balas dendam pertama
110
Ketakutan Lee soo
111
Kondisi tersulit
112
Siksa neraka dunia
113
Dugaan Rey
114
Keterbukaan seorang narapidana
115
Kembalinya Juan
116
Sean dengan perubahan sikap nya
117
Kembalinya Seoji kembaran Sean
118
Kesaksian Sean yang ditunggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!