Buku harian Ara

Malam itu, Sean pun bukan dibawa ke rumah nya, melainkan ke sebuah rumah yang terlihat sudah kosong, entah kenapa Sean lebih memilih pergi ke sana dari pada diantar pulang ke rumah nya.

"Belok kiri, setelah itu berhenti di depan."

Ucap Sean yang memberi tahu Adit.

Sementara itu, Rey pun dibuat marah pada Sean, karena Sean tidak pulang ke rumah nya.

"Ini anak bikin masalah terus, apa yang ada diotak nya."

Ucap Rey yang tahu jika Sean tidak pulang ke rumah nya.

"Mungkin itu rumah Ara, Sean sudah bicara tadi pagi, jika dia akan mengajak kita ke rumah Ara."

Jawab Aisha yang langsung membuat Rey kaget.

"Jadi Sean sudah bicara sebelumnya?."

Tanya Rey yang sudah sampai di depan rumah kosong itu.

"Sean!, lu yakin mau masuk sekarang?, apa tidak menunggu nanti."

Tanya Aisha yang melihat Sean yang sedikit lemah.

"Sekarang aja Sha, gua nggak mau bikin lu salah paham terus."

Jawab Sean yang berjalan perlahan dan membuka pintu rumah itu.

"Anjay, kita yang gebukin, kita juga yang bantuin, ini gimana ceritanya?."

Ucap Adit yang memapah tubuh Sean.

"Aduh,,,, tahu begini lu ngomong dari awal, kalau tahu lu mau kerumah Ara, gua nggak bakal gebukin lu."

Ujar Rey yang berjalan di belakang mereka.

"Apa!, ini rumah Ara, anjay!, kita kerumah hantu, apa tidak sebaiknya kita pulang saja."

Jawab Andi yang baru tahu jika itu adalah rumah Ara.

"Ara hantu baik hati, dia tidak akan mencelakai kita."

Jawab Aisha yang merasa jika Ara selalu bersikap baik pada nya.

"Mau baik, mau cantik, tetap saja hantu."

Jawab Andi yang langsung berganti posisi dan menyuruh Rey yang memapah Sean.

"Ya elah Andi, bagaimana jika Sean sampai terjatuh?."

Ucap Adit yang hampir saja terjatuh bersama dengan Sean, untung saja Rey langsung sigap membuat mereka tidak sampai terjatuh.

Mereka pun menyusuri rumah tua yang sudah tidak terawat lagi, bahkan tidak ada cahaya lampu yang menyala di sana, mereka pun hanya menggunakan lampu senter ponsel mereka masing-masing agar bisa sampai ke tempat Sean tuju.

"Kamar nya ada di atas, kalian saja yang masuk, gua nggak kuat."

Ucap Sean yang terlihat sangat kesakitan.

"Gila!, gua nggak mau masuk kamar hantu, gua nggak mau mati."

Teriak Andi yang langsung memeluk tubuh Rey.

"Berat bodoh!, lu kan bisa kesana sendiri."

Teriak Rey yang menyuruh Andi masuk ke dalam kamar Ara.

Melihat wajah Andi yang ketakutan, Aisha pun akhirnya memilih untuk masuk ke dalam kamar Ara.

"Biar gua aja, apa yang aku ambil disana."

Tanya Aisha yang melihat pintu kamar Ara.

"Ada buku di laci meja rias Ara, ambil dan bawa keluar, agar kalian bisa baca."

Jawab Sean yang melihat wajah Aisha.

"Biar gua antar, tidak mungkin jika hanya Aisha yang masuk ke sana."

Ucap Rey yang akhirnya ikut masuk ke dalam kamar Ara.

Mereka pun berjalan beriringan, perlahan melewati tangga yang sudah rusak.

Sesampainya di dalam kamar Ara, Aisha pun kaget saat melihat wajah Ara yang terlihat mesra bersama dengan Sean, bahkan di dinding kamar Ara masih tertulis kata "Sarengheo", yang membuat Aisha percaya dengan apa yang dikatakan oleh Rey.

Tidak ada sesuatu yang aneh di sana, meskipun sebenarnya, Aisha melihat sosok yang begitu mirip dengan Ara, mungkin kah itu orang tua Ara yang sudah tiada?, entah lah, semuanya belum terbuka.

"Aisha?, apa yang lu lihat?."

Tanya Rey yang tahu jika Aisha melihat sesuatu.

"Tidak ada, sebaiknya kita cepat keluar dari sini."

Jawab Aisha yang tidak kuat melihat kejadian yang langsung terlihat dimata nya, kejadian disaat Ara di paksa keluar dari kamar nya.

Terdengar suara tangisan Aisha, tidak tega melihat apa yang terjadi pada Ara semasa hidup nya, dan Rey pun dengan cepat langsung memeluk Aisha dan mengajak nya pergi setelah mengambil buku yang ada di laci meja rias Ara.

"Semua nya sudah terjadi, itu hanya rekam jejak masa lalu, yang tidak bisa di lihat oleh mata manusia, hanya orang terpilih saja yang sanggup melihat nya."

Ucap Rey yang berjalan keluar dari kamar Ara.

Sementara itu, Sean, Andi dan Adit sudah keluar dari rumah itu, karena ponsel Rey tiba-tiba habis baterai, sementara Andi dan Adit lupa menyimpan ponsel nya di motor.

"Aisha, aku tidak bisa mendekat jika ada Sean, ambil kalung liontin yang ada pada Sean."

Ucap Ara yang ada di depan mata Aisha.

"Apa itu sebuah energi penghalang?."

Tanya Aisha yang membuat Rey takut dan mengerti jika Aisha tidak berbicara sendiri.

"Ara pun mengangguk dan tiba-tiba tubuh nya langsung ditarik oleh pak Doni yang datang entah dari mana.

"Lari Sha, cepat lari."

Teriak Aisha yang langsung mengajak Rey keluar dari rumah itu.

"Lari Rey, ada energi yang mengejar kita."

Ucap Aisha yang berlari secepat mungkin.

"Ada apa Sha?, apa ada hantu, kemana mereka ini, kenapa tidak ada."

Ujar Rey yang mencari keberadaan teman-teman nya.

"Mungkin mereka sudah diluar."

Jawab Aisha yang berusaha memegang buku yang baru diambil nya.

Akhirnya, mereka pun berhasil keluar dari rumah Ara, dan Aisha pun langsung menyuruh teman-teman nya untuk segera pergi dari sana.

"Cepat pergi, kita harus keluar dari sini."

Teriak Aisha yang langsung di iyakan oleh Adit yang langsung mengendarai motor nya.

Mereka pun langsung mengendarai motor mereka dengan kecepatan tinggi,

dan benar saja, ada kekuatan jahat yang ingin membuat mereka celaka.

"Awas!, di depan ada pintu kereta."

Teriak Rey yang memberi tahu Adit.

Sayang, Adit seakan tidak mendengar teriakkan Rey, sehingga membuat Rey mempercepat laju motornya dan menabrak motor Adit hingga terjadi kecelakaan hebat.

"Aaaaaaa, aaaaaaa, aaaaa."

Teriakan suara mereka yang terdengar sangat keras.

Saat itu, mereka pun terjatuh di pinggir rel kereta api, dan sekejap mata, kereta apa pun melintas di samping mereka, sedikit saja, mereka sudah terlindas jika tidak sempat di tabrak oleh Rey.

Dalam keadaan sadar dan tidak sadar, Aisha masih dengan kuat memegang erat buku milik Ara.

"Bukunya Sean, jangan sampai diambil pak Doni."

Teriak Aisha yang entah kenapa bisa melihat pak Doni disana.

"Sadar Sha!, jangan halu, nggak ada pak Doni disini."

Ucap Andi yang saat itu masih sadar.

"Bagaimana bisa, kenapa Rey nabrak gua tadi, mau bikin kita mati!."

Tanya Andi yang melihat Rey menabrak motor Adit.

Adit, Rey, dan Sean terlihat terkapar di tengah jalan, untung saja ada beberapa pengendara yang lewat dan langsung membawa mereka ke rumah sakit.

Beberapa hari kemudian, setelah pulang dari rumah sakit, Adit pun mulai mempertanyakan mengapa Rey tega menabraknya, jika hanya untuk mencelakai Sean, kenapa harus dengan mereka juga.

Persahabatan mereka kini diuji, Adit dan Andi justru salah paham dengan Rey.

"Buku apa yang kamu ambil Sha?."

Tanya Aska yang mendengar berita tentang apa yang terjadi pada Rey dan teman-teman nya.

"Hanya buku harian Ara, tapi apa gunanya, jika hanya berisikan tentang Ara saja."

Jawab Aisha yang terlihat memegang buku harian Ara.

"Pasti ada sesuatu Sha, tidak mungkin Sean menyuruh kalian untuk mengambil nya."

Jawab Aska yang langsung melihat isi buku harian Ara.

"Tunggu Sha!, simbol apa ini?."

Tanya Aska pada Aisha.

"Ya elah, hanya sebuah coretan tangan Ara, apa uniknya."

Jawab Aisha yang menganggap itu hanya coretan biasa.

"Coba lu lihat, ada simbol tujuh titik dengan titik merah ditengah, apa lu tidak tertarik Sha?."

Tanya Aska yang melihat jika coretan itu sebuah simbol.

"Benar, simbol apa ini?, dan titik ini seakan menunjukkan sebuah peta, peta apa ini, apa sebuah petunjuk kah?."

Tanya Aisha yang melihat wajah Aska.

"Sepertinya, bagaimana jika kita mencoba mencari petunjuk itu, siapa tahu ada hubungannya dengan semua kejadian itu."

Jawab Aska yang juga memiliki perasaan yang sama dengan Aisha.

Akhirnya, mereka pun berusaha untuk menghubungi Rey, Andi dan Adit, hanya saja, tidak ada jawaban dari mereka semua, mereka berdua pun akhirnya memutuskan untuk pergi berdua mengikuti petunjuk yang ada pada buku harian Ara.

Petunjuk apakah itu?

Episodes
1 Hujan gerimis
2 Dianggap gila
3 Bahan bulian
4 Terkunci di toilet pabrik
5 Berteman dengan hantu
6 Dimensi lain
7 Berbicara sendiri
8 Kesurupan massal
9 Tumbal tujuh kepala
10 Gerbang dimensi lain
11 Doa bersama
12 Daging busuk
13 Hilangnya Liana
14 Alibi satpam biadab
15 Kembalinya Ara
16 Mata batin
17 Rahasia Sean
18 Buku harian Ara
19 Keluarga Lee
20 Halusinasi tinggi
21 Pemuja iblis
22 Kebakaran pabrik
23 Korban dan hilangnya nya karyawan
24 Gadis suci
25 Pengorbanan Aska
26 Tertangkap nya Asti dan Sari
27 Hilangnya Rey
28 Mencari liontin Ara
29 Pesan dari Ara
30 Penyesalan
31 Ke putus asa'an
32 Boneka nyonya Lee
33 Penghianatan seorang teman
34 Pemakaman tujuh korban
35 Suasana di kuburan baru
36 Penghuni rumah Sean
37 Pilihan kedua
38 Kamar rahasia
39 Misi Penyelamatan
40 Sosok Seoji
41 Bantuan tak terlihat
42 Penggrebekan
43 Kamar mawar 07
44 Rumah sakit jiwa
45 Mimpi yang nyata
46 Teror di tempat ritual
47 Mimpi yang terulang kembali
48 Pertemuan Aisha dengan dokter David
49 Ungkapan hati
50 Kepolosan Aisha
51 Bertemu dengan Asti
52 Salah paham
53 Meja hijau
54 Pesan singkat
55 Arti sebuah kata
56 Perang hati
57 Kabur dari rumah Sean
58 Tanpa Rey
59 Sekutu Sean
60 Kepergian Asti
61 Kenyataan yang terbalik
62 Tragedi di rumah Sean
63 Terkunci di kamar Sean
64 Pengganti segel
65 Beda agama
66 Keluarga Reynaldi
67 Hilangnya Sean
68 Tabiat buruk pak Hadi
69 Saksi mata
70 Bunuh diri yang janggal
71 Pesan dari kotak hitam
72 Tertangkap nya pak Hadi
73 Pemakaman Danur
74 Terseret ke dunia lain
75 Perpisahan
76 Awal kerja
77 Kosan pak Burhan
78 Di jemput polisi
79 Cerita dalam peristiwa
80 Gangguan di pabrik
81 Keberadaan tumbal segel
82 Keterangan palsu
83 Kedatangan Dani
84 Terawangan
85 Pertemuan Sean dan Rey
86 Gambar tujuh tumbal
87 pembongkaran makam Asti
88 Pesan dari mimpi
89 Ajakan mbok Darmi
90 Seminggu di gunung Lawu
91 Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92 Tantangan dan pantangan
93 Perubahan Aisha
94 Hari ke tujuh
95 Tragedi satu malam
96 Terbujuk rayuan maut
97 Penemuan mayat di gedung kosong
98 Dokter psikopat
99 Terlepas sementara
100 Serangan balik
101 Terjebak rencana Juan
102 Prahara cinta segitiga
103 Kemarahan Juan
104 Pemakaman Rian
105 Gangguan makhluk halus
106 Hidup adalah sebuah pilihan
107 Dosa terindah
108 Jeruji pesakitan
109 Balas dendam pertama
110 Ketakutan Lee soo
111 Kondisi tersulit
112 Siksa neraka dunia
113 Dugaan Rey
114 Keterbukaan seorang narapidana
115 Kembalinya Juan
116 Sean dengan perubahan sikap nya
117 Kembalinya Seoji kembaran Sean
118 Kesaksian Sean yang ditunggu
119 Keadilan untuk Rey
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Hujan gerimis
2
Dianggap gila
3
Bahan bulian
4
Terkunci di toilet pabrik
5
Berteman dengan hantu
6
Dimensi lain
7
Berbicara sendiri
8
Kesurupan massal
9
Tumbal tujuh kepala
10
Gerbang dimensi lain
11
Doa bersama
12
Daging busuk
13
Hilangnya Liana
14
Alibi satpam biadab
15
Kembalinya Ara
16
Mata batin
17
Rahasia Sean
18
Buku harian Ara
19
Keluarga Lee
20
Halusinasi tinggi
21
Pemuja iblis
22
Kebakaran pabrik
23
Korban dan hilangnya nya karyawan
24
Gadis suci
25
Pengorbanan Aska
26
Tertangkap nya Asti dan Sari
27
Hilangnya Rey
28
Mencari liontin Ara
29
Pesan dari Ara
30
Penyesalan
31
Ke putus asa'an
32
Boneka nyonya Lee
33
Penghianatan seorang teman
34
Pemakaman tujuh korban
35
Suasana di kuburan baru
36
Penghuni rumah Sean
37
Pilihan kedua
38
Kamar rahasia
39
Misi Penyelamatan
40
Sosok Seoji
41
Bantuan tak terlihat
42
Penggrebekan
43
Kamar mawar 07
44
Rumah sakit jiwa
45
Mimpi yang nyata
46
Teror di tempat ritual
47
Mimpi yang terulang kembali
48
Pertemuan Aisha dengan dokter David
49
Ungkapan hati
50
Kepolosan Aisha
51
Bertemu dengan Asti
52
Salah paham
53
Meja hijau
54
Pesan singkat
55
Arti sebuah kata
56
Perang hati
57
Kabur dari rumah Sean
58
Tanpa Rey
59
Sekutu Sean
60
Kepergian Asti
61
Kenyataan yang terbalik
62
Tragedi di rumah Sean
63
Terkunci di kamar Sean
64
Pengganti segel
65
Beda agama
66
Keluarga Reynaldi
67
Hilangnya Sean
68
Tabiat buruk pak Hadi
69
Saksi mata
70
Bunuh diri yang janggal
71
Pesan dari kotak hitam
72
Tertangkap nya pak Hadi
73
Pemakaman Danur
74
Terseret ke dunia lain
75
Perpisahan
76
Awal kerja
77
Kosan pak Burhan
78
Di jemput polisi
79
Cerita dalam peristiwa
80
Gangguan di pabrik
81
Keberadaan tumbal segel
82
Keterangan palsu
83
Kedatangan Dani
84
Terawangan
85
Pertemuan Sean dan Rey
86
Gambar tujuh tumbal
87
pembongkaran makam Asti
88
Pesan dari mimpi
89
Ajakan mbok Darmi
90
Seminggu di gunung Lawu
91
Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92
Tantangan dan pantangan
93
Perubahan Aisha
94
Hari ke tujuh
95
Tragedi satu malam
96
Terbujuk rayuan maut
97
Penemuan mayat di gedung kosong
98
Dokter psikopat
99
Terlepas sementara
100
Serangan balik
101
Terjebak rencana Juan
102
Prahara cinta segitiga
103
Kemarahan Juan
104
Pemakaman Rian
105
Gangguan makhluk halus
106
Hidup adalah sebuah pilihan
107
Dosa terindah
108
Jeruji pesakitan
109
Balas dendam pertama
110
Ketakutan Lee soo
111
Kondisi tersulit
112
Siksa neraka dunia
113
Dugaan Rey
114
Keterbukaan seorang narapidana
115
Kembalinya Juan
116
Sean dengan perubahan sikap nya
117
Kembalinya Seoji kembaran Sean
118
Kesaksian Sean yang ditunggu
119
Keadilan untuk Rey

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!