Tumbal tujuh kepala

Malam itu, tidak ada kejadian aneh yang terjadi pada Aisha, Aisha pun terlihat lebih tenang dan bisa kembali diajak bicara.

"Sarapan pagi dulu Sha, apa kamu sudah sedikit tenang?."

Tanya Aska yang sengaja menunggu Aisha di depan pintu kamar nya.

"Sudah, aku sudah lebih baik sekarang."

Jawab Aisha yang terdengar oleh Rey dan juga teman-teman nya.

"Gua minta maaf soal semalam, itu diluar pikiran gua Sha."

Ucap Aska yang berbicara soal semalam.

"Gua juga minta maaf, itu semua memang gua yang salah."

Jawab Aisha dengan kepala nya yang menunduk.

"Wooiii!, udahan ngobrol nya, sarapan dulu kita."

Teriak Andi yang membuat Aisha dan Aska kaget.

"Sial!, manusia nggak ada akhlak."

Jawab Aska yang akhirnya berjalan bersama dengan Aisha.

Saat itu, Aisha pun melihat wajah Sean yang terlihat masih marah dengan nya.

"Sha, makan nasi lah, biar jadi manusia."

Ucap Adit yang bermaksud bercanda pada Aisha.

Namun, candaan nya berujung masalah, Sean pun menjadi salah paham dengan maksud ucapan Adit.

"Maksudnya apa!, lu pikir gua dan Aisha setan?, lu jangan cari gara-gara."

Jawab Sean yang kembali merubah suasana.

"Tenang Sean, Adit hanya bercanda, tidak perlu juga lu sampai marah segitu nya."

Ucap Rey yang langsung bangun untuk menahan Sean yang bermaksud menghajar Adit.

"Setan lu emang, bicara seenaknya sendiri."

Jawab Sean kembali dengan tatapan mata nya yang tajam pada Adit.

"Sean, mungkin ada benarnya Rey, Adit hanya bercanda."

Ucap Aisha yang bermaksud untuk menenangkan hati Sean.

"Apa lagi lu, orang kaya lu, memang teman nya setan."

Jawab Sean yang menusuk hati Aisha.

"Kalau memang iya kenapa!, aku memang berteman dengan setan!, puas lu sekarang!."

Jawab Aisha yang langsung beranjak dari tempat duduk nya.

"Aduh,, kok jadi begini, ini gimana ceritanya."

Ucap Andi yang bingung saat melihat wajah Aisha dan Sean.

"Mana buktinya kalau kamu memang berteman dengan setan, mana yang kamu panggil Ara, mana!."

Bentak Sean yang sengaja ingin melihat wajah Ara.

"Gua memang berteman dengan Ara, dia hantu berwajah cantik, dia keturunan Korea, sama kayak lu."

Jawab Aisha yang akhirnya mengaku jika dirinya memang berteman dengan hantu Ara.

"Astaghfirullah, jadi kamu serius?, jadi beneran Ara itu hantu?."

Tanya Aska yang memegang kepalanya sendiri.

"Jadi di balkon tempat lu nongkrong sama dia."

Tanya Rey pada Aisha.

Aisha pun mengangguk kan kepala nya.

"Apa ada Ara saat kita ada disana?."

Tanya Adit yang juga bertanya pada Aisha.

Aisha pun mengangguk kan kepala nya lagi.

"Jadi saat lu berusaha untuk melindungi seseorang, apa itu juga ada dia?."

Tanya Rey yang membuat nya semakin percaya jika hantu itu ada.

"Iya, itu semuanya benar, gua nggak bohong apa lagi halusinasi yang sering lu omongin."

Jawab Aisha yang tidak bisa menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi pada nya.

Sean pun hanya tersenyum, merasa jika apa yang dia cari selama ini telah dia dapat kan, seorang gadis suci pilihan yang bisa membuka segel dimensi lain.

"Ara memang ada, dia adalah segel yang digunakan untuk menutup dimensi lain."

Jawab Sean yang membuat semuanya kaget.

"Bagaimana bisa tahu, apa lu juga asal bicara Sean?."

Tanya Rey yang awalnya tidak percaya hantu.

"Pabrik itu akan meminta tumbal, itu sudah perjanjian awal dari sang pelaku."

Jawab Sean yang terlihat sangat meyakinkannya.

"Tumbal apa?, apa itu yang sering di katakan dengan pemuja setan."

Tanya Andi yang mendengar ucapan Sean.

"Bukan setan, jika dalam kepercayaan itu disebut persembahan untuk dewa, dewa kekayaan yang dianut."

Jawab Sean yang berbicara tentang kepercayaan nya.

"Dewa?, apa lagi itu?, kita hanya mengenal tuhan, tidak ada dewa Sean?."

Tanya Aska yang memang berbeda agama dengan Sean.

"Jika kalian punya Tuhan, kita juga punya kepercayaan, dan saat ini itu tidak penting."

Jawab Sean yang mencoba membuka inti dari permasalahan.

"Apa yang diminta oleh dewa kekayaan?, apa itu tujuh kepala, dsn kepala apa itu?."

Tanya Aisha yang terlihat ketakutan.

"Tumbal tujuh kepala manusia."

Jawab Sean yang sontak membuat semua teman-temannya ketakutan.

"Apa!, kepala manusia, apa tidak salah?."

Tanya Aska yang mewakili pertanyaan teman-teman nya.

"Iya, tujuh kepala itu dijadikan tumbal, dan Ara dijadikan sebagai segel karena dianggap gadis suci saat itu."

Jawab Sean yang melihat wajah Aisha.

"Gadis suci?, apa lagi itu?, konyol nggak ngerti gua."

Tanya Adit yang ikut melihat wajah Aisha.

"Jangan bikin gua takut aihhh, kenapa semua nya jadi lihatin gua!."

Tanya Aisha yang merasa jika semua mata tertuju pada nya.

Disaat suasana hening, tiba-tiba terdengar gelak tawa Andi dan Adit yang entah apa sebabnya.

"Ya elah, malah pada ketawa, lucu nya dari mana coba."

Tanya Rey yang tidak mengerti apa yang membuat teman-teman nya tertawa.

"Lucu lah, gimana nggak, hahaha."

Jawab Adit yang tidak tahan menahan tawanya.

"Gak jelas, sialan memang lu berdua."

Ucap Rey yang kesal dengan sikap kedua temannya.

"Kata Aisha Ara itu cantik, wajarlah kalau dia memang gadis suci pilihan, tapi apa yang kita dapat dari Aisha, suci bagiamana?."

Jawab Andi dengan suara tawanya yang semakin pecah.

"Stupid boy!, lu memang nggak paham."

Jawab Sean yang terlihat sangat marah.

"Mungkin gadis suci yang dimaksud bukan karena fisik, tapi hatinya."

Jawab Aska yang hanya menebak saja.

"Masih kurang, itu sangat jauh dari intinya."

Jawab Sean yang memilih untuk berjalan menjauh dari teman-temannya.

"persetan dengan gadis suci, lupakan saja, mana ada gadis suci di jaman sekarang ini."

Ujar Adit yang tidak mau lagi membicarakan tentang gadis suci itu.

Mereka pun akhirnya memilih untuk melanjutkan sarapan pagi yang sempat tertunda, sementara itu, Aisha pun menggunakan kesempatan itu untuk bertanya pada Sean.

"Sha, mau kemana lu, sarapan dulu."

Tegur Rey yang melihat Aisha berdiri.

"Sudah biarkan saja, mungkin dia masih penasaran dengan gadis suci itu."

Jawab Andi yang membiarkan Aisha pergi.

"Sean, apa benar tumbal itu ada?."

Tanya Aisha dengan ragu pada Sean.

"Apa tidak ada hal itu dalam kepercayaan yang lu anut?."

Tanya balik Sean.

"Ada, itu sering gua denger tapi gua nggak tahu kebenaran nya."

Jawab Aisha dengan sedikit takut.

"Meskipun kita beda agama, kepercayaan kita tetap sama, tidak ada bedanya."

Jawab Sean yang terdengar masuk akal.

"Sean, gua minta maaf sebelumnya, gua pernah mimpi in lu."

Ucap Aisha yang terdengar kaku.

"Oh ya?, mimpi apa Sha?, apa separah itu sampai gua terbawa dalam mimpi."

Jawab Sean yang tertawa kecil pada Aisha.

"Dalam mimpi, gua lihat Ara, dia sedang di paksa masuk dalam kamar, dan saat itu gua lihat lu ada disana."

Jawab Aisha yang membuat Sean kaget setengah mati.

"Lu bermimpi tentang itu?, apa lagi yang kamu tahu Sha!."

Tanya Sean yang terlihat penasaran hingga tangan nya memegang bahu Aisha.

"Disana, lu bilang kalau lu bakal buka segel, gua nggak ngerti segel apa itu, yang jelas gua denger kalau lu berjanji akan membantu melepaskan Ara."

Jawab Aisha yang terlihat sampai susah bernafas.

"Oh my God, jadi lu, benar sekali, itu pasti lu Sha."

Ucap Sean yang langsung memeluk tubuh Aisha tanpa sebab yang jelas.

"Lepasin gua Sean!, lu gila apa!."

Teriak Aisha yang terdengar oleh telinga Rey dan teman-teman nya.

Melihat Aisha yang dipeluk Sean, Rey pun langsung berlari dan menarik Sean yang masih memeluk Aisha.

Saat itu, dua mata manusia saling bertatapan, dan semakin membuat Aisha kebingungan.

Episodes
1 Hujan gerimis
2 Dianggap gila
3 Bahan bulian
4 Terkunci di toilet pabrik
5 Berteman dengan hantu
6 Dimensi lain
7 Berbicara sendiri
8 Kesurupan massal
9 Tumbal tujuh kepala
10 Gerbang dimensi lain
11 Doa bersama
12 Daging busuk
13 Hilangnya Liana
14 Alibi satpam biadab
15 Kembalinya Ara
16 Mata batin
17 Rahasia Sean
18 Buku harian Ara
19 Keluarga Lee
20 Halusinasi tinggi
21 Pemuja iblis
22 Kebakaran pabrik
23 Korban dan hilangnya nya karyawan
24 Gadis suci
25 Pengorbanan Aska
26 Tertangkap nya Asti dan Sari
27 Hilangnya Rey
28 Mencari liontin Ara
29 Pesan dari Ara
30 Penyesalan
31 Ke putus asa'an
32 Boneka nyonya Lee
33 Penghianatan seorang teman
34 Pemakaman tujuh korban
35 Suasana di kuburan baru
36 Penghuni rumah Sean
37 Pilihan kedua
38 Kamar rahasia
39 Misi Penyelamatan
40 Sosok Seoji
41 Bantuan tak terlihat
42 Penggrebekan
43 Kamar mawar 07
44 Rumah sakit jiwa
45 Mimpi yang nyata
46 Teror di tempat ritual
47 Mimpi yang terulang kembali
48 Pertemuan Aisha dengan dokter David
49 Ungkapan hati
50 Kepolosan Aisha
51 Bertemu dengan Asti
52 Salah paham
53 Meja hijau
54 Pesan singkat
55 Arti sebuah kata
56 Perang hati
57 Kabur dari rumah Sean
58 Tanpa Rey
59 Sekutu Sean
60 Kepergian Asti
61 Kenyataan yang terbalik
62 Tragedi di rumah Sean
63 Terkunci di kamar Sean
64 Pengganti segel
65 Beda agama
66 Keluarga Reynaldi
67 Hilangnya Sean
68 Tabiat buruk pak Hadi
69 Saksi mata
70 Bunuh diri yang janggal
71 Pesan dari kotak hitam
72 Tertangkap nya pak Hadi
73 Pemakaman Danur
74 Terseret ke dunia lain
75 Perpisahan
76 Awal kerja
77 Kosan pak Burhan
78 Di jemput polisi
79 Cerita dalam peristiwa
80 Gangguan di pabrik
81 Keberadaan tumbal segel
82 Keterangan palsu
83 Kedatangan Dani
84 Terawangan
85 Pertemuan Sean dan Rey
86 Gambar tujuh tumbal
87 pembongkaran makam Asti
88 Pesan dari mimpi
89 Ajakan mbok Darmi
90 Seminggu di gunung Lawu
91 Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92 Tantangan dan pantangan
93 Perubahan Aisha
94 Hari ke tujuh
95 Tragedi satu malam
96 Terbujuk rayuan maut
97 Penemuan mayat di gedung kosong
98 Dokter psikopat
99 Terlepas sementara
100 Serangan balik
101 Terjebak rencana Juan
102 Prahara cinta segitiga
103 Kemarahan Juan
104 Pemakaman Rian
105 Gangguan makhluk halus
106 Hidup adalah sebuah pilihan
107 Dosa terindah
108 Jeruji pesakitan
109 Balas dendam pertama
110 Ketakutan Lee soo
111 Kondisi tersulit
112 Siksa neraka dunia
113 Dugaan Rey
114 Keterbukaan seorang narapidana
115 Kembalinya Juan
116 Sean dengan perubahan sikap nya
117 Kembalinya Seoji kembaran Sean
118 Kesaksian Sean yang ditunggu
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Hujan gerimis
2
Dianggap gila
3
Bahan bulian
4
Terkunci di toilet pabrik
5
Berteman dengan hantu
6
Dimensi lain
7
Berbicara sendiri
8
Kesurupan massal
9
Tumbal tujuh kepala
10
Gerbang dimensi lain
11
Doa bersama
12
Daging busuk
13
Hilangnya Liana
14
Alibi satpam biadab
15
Kembalinya Ara
16
Mata batin
17
Rahasia Sean
18
Buku harian Ara
19
Keluarga Lee
20
Halusinasi tinggi
21
Pemuja iblis
22
Kebakaran pabrik
23
Korban dan hilangnya nya karyawan
24
Gadis suci
25
Pengorbanan Aska
26
Tertangkap nya Asti dan Sari
27
Hilangnya Rey
28
Mencari liontin Ara
29
Pesan dari Ara
30
Penyesalan
31
Ke putus asa'an
32
Boneka nyonya Lee
33
Penghianatan seorang teman
34
Pemakaman tujuh korban
35
Suasana di kuburan baru
36
Penghuni rumah Sean
37
Pilihan kedua
38
Kamar rahasia
39
Misi Penyelamatan
40
Sosok Seoji
41
Bantuan tak terlihat
42
Penggrebekan
43
Kamar mawar 07
44
Rumah sakit jiwa
45
Mimpi yang nyata
46
Teror di tempat ritual
47
Mimpi yang terulang kembali
48
Pertemuan Aisha dengan dokter David
49
Ungkapan hati
50
Kepolosan Aisha
51
Bertemu dengan Asti
52
Salah paham
53
Meja hijau
54
Pesan singkat
55
Arti sebuah kata
56
Perang hati
57
Kabur dari rumah Sean
58
Tanpa Rey
59
Sekutu Sean
60
Kepergian Asti
61
Kenyataan yang terbalik
62
Tragedi di rumah Sean
63
Terkunci di kamar Sean
64
Pengganti segel
65
Beda agama
66
Keluarga Reynaldi
67
Hilangnya Sean
68
Tabiat buruk pak Hadi
69
Saksi mata
70
Bunuh diri yang janggal
71
Pesan dari kotak hitam
72
Tertangkap nya pak Hadi
73
Pemakaman Danur
74
Terseret ke dunia lain
75
Perpisahan
76
Awal kerja
77
Kosan pak Burhan
78
Di jemput polisi
79
Cerita dalam peristiwa
80
Gangguan di pabrik
81
Keberadaan tumbal segel
82
Keterangan palsu
83
Kedatangan Dani
84
Terawangan
85
Pertemuan Sean dan Rey
86
Gambar tujuh tumbal
87
pembongkaran makam Asti
88
Pesan dari mimpi
89
Ajakan mbok Darmi
90
Seminggu di gunung Lawu
91
Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92
Tantangan dan pantangan
93
Perubahan Aisha
94
Hari ke tujuh
95
Tragedi satu malam
96
Terbujuk rayuan maut
97
Penemuan mayat di gedung kosong
98
Dokter psikopat
99
Terlepas sementara
100
Serangan balik
101
Terjebak rencana Juan
102
Prahara cinta segitiga
103
Kemarahan Juan
104
Pemakaman Rian
105
Gangguan makhluk halus
106
Hidup adalah sebuah pilihan
107
Dosa terindah
108
Jeruji pesakitan
109
Balas dendam pertama
110
Ketakutan Lee soo
111
Kondisi tersulit
112
Siksa neraka dunia
113
Dugaan Rey
114
Keterbukaan seorang narapidana
115
Kembalinya Juan
116
Sean dengan perubahan sikap nya
117
Kembalinya Seoji kembaran Sean
118
Kesaksian Sean yang ditunggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!