Dimensi lain

Setelah selesai makan, Sean pun kembali mengantar Aisha pulang, dan saat akan pulang, Adit pun mengejar mereka berdua.

"Sorry Sha, sepatu lu kayak nya jatuh dijalan, nanti gua ganti Sha."

Ucap Adit yang memberi tahu pada Aisha.

"Nggak usah diganti, sepatu itu emang udah layak dibuang."

Jawab Aisha yang masih memegang sepatu nya sebelah.

"Oke, thanks and sorry."

Ucap Adit kembali dan kemudian pergi ke arah Rey yang sudah menunggu nya.

"Lu nggak marah Sha?, harusnya lu marah dong, itu kan sepatu lu."

Tanya Sean yang mengendarai motor nya.

"Buat apa Sean?, sepatu gua nggak ada harganya, jadi buat apa, itu juga sepatu sudah rusak."

Jawab Aisha yang terlihat tersenyum di kaca spion motor.

"Lu cantik kalau lagi tersenyum, coba lu bisa sedikit merawat diri, pasti akan terlihat berbeda."

Ucap Sean yang memuji Aisha.

"Buta kali mata lu Sean, baru kali ini gua denger ada yang bilang gua cantik, jadi pengen muntah gua."

Jawab Aisha yang tertawa saat mendengar ucapan dari mulut Sean.

Sean pun hanya tersenyum, matanya tidak berhenti melihat wajah Aisha yang tersenyum manis saat itu.

Tak lama kemudian, mereka pun akhirnya sampai di kontrakan Aisha, dan Aisha pun mengajak Sean untuk mampir sebentar ke tempat nya.

"Sean, lu mau mampir dulu nggak?, apa lu mau langsung pulang."

Ucap Aisha yang hanya basa-basi dan berharap agar Sean menolak nya.

"Boleh juga, kayak nya enak kalau nongkrong sebentar."

Jawaban Sean yang jauh dari dugaan Aisha.

"Aduhhh, kenapa juga harus mau Sean, gua cuma basa basi."

Ucap Aisha di dalam hati nya.

Melihat wajah Aisha yang kurang suka, Sean pun makin sengaja membuat nya berlama-lama di sana.

"Besok libur kan?, jadi gua nggak ganggu istirahat lu kan?."

Tanya Sean yang menahan tawanya.

"Iya, besok libur, jadi nggak masalah sih."

Jawab Aisha dengan tangan nya yang memukuli kepala nya.

"Oh iya Sha, berapa lu bayar kontrakan setiap bulan?."

Tanya Sean yang tidak punya bahan pembicaraan.

"Sebulan lima ratus ribu, cukup mahal sih kalau menurut gua, mana kamar mandi bareng-bareng lagi."

Jawab Aisha yang terlihat sedang membuat kan kopi untuk Sean.

"Murah banget Sha, mau kalau segitu gua."

Jawab Sean yang membuat Aisha kaget.

"What!, murah banget?, bapak lu kaya jadi murah buat lu, emang sue ngomong orang kaya."

Aisha di buat kaget saat mendengar ucapan Sean.

"Nggak perlu kaget segitunya kali Sha.''

Jawab Sean yang menunggu kopi untuk nya.

"Susah ngomong sama orang kaya, apa-apa di bilang murah."

Ucap Aisha yang masih saja mengaduk kopi.

"Hei Sha, itu kopi mau lu aduk nyampe besok, keburu pulang gua."

Tegur Sean yang melihat Aisha yang masih terus mengaduk kopi nya.

"Eh iya, sampai lupa gua, sorry."

Jawab Aisha yang memberikan kopi pada Sean.

Malam itu mereka banyak berbicara, ada hal yang seperti nya ingin di gali oleh Sean, ada sesuatu yang ingin di cari oleh Sean.

"Sha, lu tahu dunia lain?, apa ada orang yang bisa masuk ke dimensi itu?."

Tanya Sean yang mengarah ke arah lain.

"Dunia lain gimana?, gua nggak ngerti."

Jawab Aisha yang berpura-pura tidak tahu.

"Jujur Sha, kalau lihat, gua emang nggak bisa, tapi kalau sekedar ngerasain kehadiran nya, itu masih gua bisa."

Ucap Sean yang menatap mata Aisha.

"Keren lu, bisa ngerasain yang kaya gituan, gua jadi merinding."

Jawab Aisha yang merasa jika Sean semakin menjebak nya.

"Lebih keren kalau bisa lihat hantu langsung, kaya lu mungkin."

Ucap Sean yang berbisik ditelinga Aisha.

Aisha pun dibuat tidak nyaman dengan ucapan Sean, bagaimana dia bisa tahu jika dirinya bisa melihat hantu, padahal dirinya tidak pernah memberi tahu pada siapapun tentang apa yang dia lihat selama ini.

"Sudah lah Sha, gua cuma bercanda, jangan di ambil hati, oh iya, gua balik sekarang."

Ucap Sean yang berpamitan pulang pada Aisha.

Sementara itu, Aisha terlihat masih memegang kepalanya, masih terus berpikir tentang Sean yang sudah tahu jika dirinya bisa melihat hantu.

"Hei Sha!, gua mau balik, lu mikirin apa sih!, kan gua udah bilang kalau gua cuma bercanda."

Ucap Sean yang sudah bersiap untuk pergi.

"Oh iya, gua sampai lupa, gagal fokus jadi nya."

Jawab Aisha yang terdengar belepotan.

Melihat Aisha yang bingung, Sean pun semakin yakin jika Aisha lah dia cari selama ini, entah apa yang sebenarnya di cari oleh Sean.

Singkat cerita, Sean pun akhirnya pergi, dan kini tinggal Aisha sendiri yang masih terus memikirkan tentang dimensi lain yang dikatakan oleh Sean saat itu.

Aisha tidak sadar jika dirinya sedang di lihat oleh Aska dan beberapa teman kontrakan nya, mereka melihat Aisha yang sering terlihat aneh dari biasa nya.

"Ka, gua jadi kasihan sama tuh anak, kayak nya ada sesuatu yang sedang dia pikirkan."

Ujar Zian yang masih tetangga kontrakan.

"Kalau menurut gua sih, dia itu korban bullying, gua sering denger dari dia sendiri."

Jawab Aska yang dianggap dekat dengan Aisha.

"Lu kan deket tuh ma dia, sebaiknya lu kasih di masukkan lah, kasihan kalau dia sampai terus-terusan begitu."

Ujar Zian kambali.

"Gua coba ajak dia ngobrol, lu diam disini."

Jawab Aska yang berjalan menghampiri Aisha.

"Sha, gua lihat dari tadi lu kayak lagi bingung, lagi mikirin apa lagi?."

Tanya Aska yang mencoba mencari tahu.

"Ka, apa bener kalau dimensi lain itu ada?, apa lu pernah denger ada orang yang bis masuk dimensi itu."

Tanya Aisha yang sudah biasa bertanya pada Aska.

Aska kaget saat mendengar ucapan dari Aisha, karena baru kali ini Aisha bertanya tentang hal gaib.

"Sha, dunia lain emang ada, mungkin dimensi lain ya sama aja dengan dunia lain."

Jawab Aska yang hanya mengira-ngira.

"Jadi benar, kalau begitu pasti ada jalan masuk ke dimensi lain itu."

Ucap Aisha yang terlihat jika dirinya tertarik pada hal gaib.

"Sha!, jangan konyol deh, jangan main-main dengan hal yang seperti itu, bisa gila kalau nggak kesampaian."

Ujar Aska yang khawatir pada Aisha.

"Gua cuma nanya, lagi pula mana tahu gua hal yang kaya gituan, udah ah, gua ngantuk."

Jawab Aisha yang mengatakan jika dirinya sudah mengantuk.

"Oke, nice dream, jangan lupa berdoa sebelum tidur."

Ucap Aska yang kembali berjalan menghampiri Zian.

"Gimana Ka?, apa lu tahu apa yang buat Aisha aneh."

Tanya Zian yang dari tadi menunggu.

"Oh, nggak ada apa-apa, dia cuma lagi banyak kerjaan, biasa perempuan, ruwet kalau ada masalah."

Jawab Aska yang menutupi pembicaraan sebenarnya.

"Ya elah, cewek emang gitu, menyebalkan."

Jawab Zian yang menganggap jika itu masih wajar dan biasa.

Aska pun di buat bingung dengan ucapan Aisha, untuk apa dia bertanya tentang dunia lain, rasanya aneh, Aisha yang sering berbicara tentang kehidupan sehari-hari nya, kini berpindah pada hal yang dianggap gaib.

Sementara itu, Aisha pun masih bertanya-tanya, masih terus berpikir tentang dimensi lain yang dianggap nya ada.

Jika dimensi itu ada, mungkin ada harapan untuk membawa nya masuk kedalam nya, Aisha berpikir jika Ara terjebak dalam dimensi itu.

Malam itu, Aisha pun akhirnya bisa tertidur, dalam tidurnya dia pun seakan dibawa kembali pada masa lalu, dimana saat itu, Aisha bisa melihat Ara yang kemungkinan masih hidup.

"Ara, apa itu kamu?."

Tanya Aisha yang mencoba untuk bertanya pada Ara.

"Ara!, ini aku Aisha, apa kamu tidak melihat aku?."

Panggil Aisha yang ternyata tidak bisa dilihat oleh Ara.

Aisha hanya bisa melihat apa yang sedang terjadi pada Ara, sesuatu yang membuat nya terkurung di dalam kamar pabrik tempat nya bekerja.

"Hanya gadis suci yang bisa membuka pintu ini, ingat itu Seol."

Ucap seseorang yang tidak pernah dilihat Aisha.

"Gadis suci!, aku yakin, suatu saat nanti, Ara akan bebas, aku yakin itu."

Teriak seorang laki-laki yang sangat mirip dengan Sean.

"Sean!, apa itu kamu?, Sean! denger aku."

Teriak Aisha yang juga tidak terlihat oleh Sean.

Dan akhirnya, Aisha pun terbangun masih dengan menyebut nama Sean,

Siapa sebenarnya Sean?, kenapa dia ada bersama dengan Ara.

"Sean?, kenapa kamu hadir dalam mimpi ku? apa ada hubungan nya dengan Ara?."

Pertanyaan yang kini terus menerus ada di pikiran Ara.

Episodes
1 Hujan gerimis
2 Dianggap gila
3 Bahan bulian
4 Terkunci di toilet pabrik
5 Berteman dengan hantu
6 Dimensi lain
7 Berbicara sendiri
8 Kesurupan massal
9 Tumbal tujuh kepala
10 Gerbang dimensi lain
11 Doa bersama
12 Daging busuk
13 Hilangnya Liana
14 Alibi satpam biadab
15 Kembalinya Ara
16 Mata batin
17 Rahasia Sean
18 Buku harian Ara
19 Keluarga Lee
20 Halusinasi tinggi
21 Pemuja iblis
22 Kebakaran pabrik
23 Korban dan hilangnya nya karyawan
24 Gadis suci
25 Pengorbanan Aska
26 Tertangkap nya Asti dan Sari
27 Hilangnya Rey
28 Mencari liontin Ara
29 Pesan dari Ara
30 Penyesalan
31 Ke putus asa'an
32 Boneka nyonya Lee
33 Penghianatan seorang teman
34 Pemakaman tujuh korban
35 Suasana di kuburan baru
36 Penghuni rumah Sean
37 Pilihan kedua
38 Kamar rahasia
39 Misi Penyelamatan
40 Sosok Seoji
41 Bantuan tak terlihat
42 Penggrebekan
43 Kamar mawar 07
44 Rumah sakit jiwa
45 Mimpi yang nyata
46 Teror di tempat ritual
47 Mimpi yang terulang kembali
48 Pertemuan Aisha dengan dokter David
49 Ungkapan hati
50 Kepolosan Aisha
51 Bertemu dengan Asti
52 Salah paham
53 Meja hijau
54 Pesan singkat
55 Arti sebuah kata
56 Perang hati
57 Kabur dari rumah Sean
58 Tanpa Rey
59 Sekutu Sean
60 Kepergian Asti
61 Kenyataan yang terbalik
62 Tragedi di rumah Sean
63 Terkunci di kamar Sean
64 Pengganti segel
65 Beda agama
66 Keluarga Reynaldi
67 Hilangnya Sean
68 Tabiat buruk pak Hadi
69 Saksi mata
70 Bunuh diri yang janggal
71 Pesan dari kotak hitam
72 Tertangkap nya pak Hadi
73 Pemakaman Danur
74 Terseret ke dunia lain
75 Perpisahan
76 Awal kerja
77 Kosan pak Burhan
78 Di jemput polisi
79 Cerita dalam peristiwa
80 Gangguan di pabrik
81 Keberadaan tumbal segel
82 Keterangan palsu
83 Kedatangan Dani
84 Terawangan
85 Pertemuan Sean dan Rey
86 Gambar tujuh tumbal
87 pembongkaran makam Asti
88 Pesan dari mimpi
89 Ajakan mbok Darmi
90 Seminggu di gunung Lawu
91 Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92 Tantangan dan pantangan
93 Perubahan Aisha
94 Hari ke tujuh
95 Tragedi satu malam
96 Terbujuk rayuan maut
97 Penemuan mayat di gedung kosong
98 Dokter psikopat
99 Terlepas sementara
100 Serangan balik
101 Terjebak rencana Juan
102 Prahara cinta segitiga
103 Kemarahan Juan
104 Pemakaman Rian
105 Gangguan makhluk halus
106 Hidup adalah sebuah pilihan
107 Dosa terindah
108 Jeruji pesakitan
109 Balas dendam pertama
110 Ketakutan Lee soo
111 Kondisi tersulit
112 Siksa neraka dunia
113 Dugaan Rey
114 Keterbukaan seorang narapidana
115 Kembalinya Juan
116 Sean dengan perubahan sikap nya
117 Kembalinya Seoji kembaran Sean
118 Kesaksian Sean yang ditunggu
119 Keadilan untuk Rey
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Hujan gerimis
2
Dianggap gila
3
Bahan bulian
4
Terkunci di toilet pabrik
5
Berteman dengan hantu
6
Dimensi lain
7
Berbicara sendiri
8
Kesurupan massal
9
Tumbal tujuh kepala
10
Gerbang dimensi lain
11
Doa bersama
12
Daging busuk
13
Hilangnya Liana
14
Alibi satpam biadab
15
Kembalinya Ara
16
Mata batin
17
Rahasia Sean
18
Buku harian Ara
19
Keluarga Lee
20
Halusinasi tinggi
21
Pemuja iblis
22
Kebakaran pabrik
23
Korban dan hilangnya nya karyawan
24
Gadis suci
25
Pengorbanan Aska
26
Tertangkap nya Asti dan Sari
27
Hilangnya Rey
28
Mencari liontin Ara
29
Pesan dari Ara
30
Penyesalan
31
Ke putus asa'an
32
Boneka nyonya Lee
33
Penghianatan seorang teman
34
Pemakaman tujuh korban
35
Suasana di kuburan baru
36
Penghuni rumah Sean
37
Pilihan kedua
38
Kamar rahasia
39
Misi Penyelamatan
40
Sosok Seoji
41
Bantuan tak terlihat
42
Penggrebekan
43
Kamar mawar 07
44
Rumah sakit jiwa
45
Mimpi yang nyata
46
Teror di tempat ritual
47
Mimpi yang terulang kembali
48
Pertemuan Aisha dengan dokter David
49
Ungkapan hati
50
Kepolosan Aisha
51
Bertemu dengan Asti
52
Salah paham
53
Meja hijau
54
Pesan singkat
55
Arti sebuah kata
56
Perang hati
57
Kabur dari rumah Sean
58
Tanpa Rey
59
Sekutu Sean
60
Kepergian Asti
61
Kenyataan yang terbalik
62
Tragedi di rumah Sean
63
Terkunci di kamar Sean
64
Pengganti segel
65
Beda agama
66
Keluarga Reynaldi
67
Hilangnya Sean
68
Tabiat buruk pak Hadi
69
Saksi mata
70
Bunuh diri yang janggal
71
Pesan dari kotak hitam
72
Tertangkap nya pak Hadi
73
Pemakaman Danur
74
Terseret ke dunia lain
75
Perpisahan
76
Awal kerja
77
Kosan pak Burhan
78
Di jemput polisi
79
Cerita dalam peristiwa
80
Gangguan di pabrik
81
Keberadaan tumbal segel
82
Keterangan palsu
83
Kedatangan Dani
84
Terawangan
85
Pertemuan Sean dan Rey
86
Gambar tujuh tumbal
87
pembongkaran makam Asti
88
Pesan dari mimpi
89
Ajakan mbok Darmi
90
Seminggu di gunung Lawu
91
Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92
Tantangan dan pantangan
93
Perubahan Aisha
94
Hari ke tujuh
95
Tragedi satu malam
96
Terbujuk rayuan maut
97
Penemuan mayat di gedung kosong
98
Dokter psikopat
99
Terlepas sementara
100
Serangan balik
101
Terjebak rencana Juan
102
Prahara cinta segitiga
103
Kemarahan Juan
104
Pemakaman Rian
105
Gangguan makhluk halus
106
Hidup adalah sebuah pilihan
107
Dosa terindah
108
Jeruji pesakitan
109
Balas dendam pertama
110
Ketakutan Lee soo
111
Kondisi tersulit
112
Siksa neraka dunia
113
Dugaan Rey
114
Keterbukaan seorang narapidana
115
Kembalinya Juan
116
Sean dengan perubahan sikap nya
117
Kembalinya Seoji kembaran Sean
118
Kesaksian Sean yang ditunggu
119
Keadilan untuk Rey

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!