Berbicara sendiri

Keesokan harinya, Aisha lupa jika saat itu hari sabtu, hari dimana dia libur bekerja, keinginan hati nya yang ingin bertemu dengan Sean membuat nya lupa.

Sesampainya di depan pabrik, Aisha pun bingung sendiri, kenapa hari itu sangat sepi, dan satpam yang berjaga pun menanyakan pada Aisha.

"Ada apa?, apa hari ini lembur?."

Tanya pak danang pada Aisha.

"Lembur?, tidak pak, memang nya ini hari apa?."

Tanya Aisha yang terlihat bingung.

"Ini hari sabtu Sha!, sebaiknya kamu pulang saja!."

Tegur pak Doni yang datang menghampiri nya.

"Oh, hari sabtu, maaf pak, saya lupa."

Jawab Aisha yang malu saat itu.

Aisha pun bermaksud untuk pulang, hanya saja langkah nya terhenti saat sesuatu mengenai dirinya.

"Aw, siapa yang melempar batu?."

Tanya Aisha yang membuat pak Doni dan pak Danang kaget.

"Batu!, mana bantunya?, kamu jangan suka mengarang cerita Aisha!."

Tegur pak Doni yang terlihat tidak suka dengan kedatangan Aisha.

Aisha pun melihat ke arah pabrik, dia melihat Ara yang melambai kan tangan nya, Aisha pun membalas lambaian tangan Ara dengan wajah nya yang tersenyum.

Pak Doni pun langsung menyuruh Aisha untuk pergi dari pabrik.

"Sudah sana pulang!, saya sudah beri tahu kalau hari ini hari sabtu, pabrik libur!, paham kamu Aisha Salsabila?."

Tegur pak Doni yang masih mengingat nama nya.

"Iya pak, saya pergi sekarang, maaf jika sudah menggangu."

Jawab Aisha yang merasa senang bisa bertemu dengan Ara.

Semakin hari kedekatan mereka semakin akrab, meskipun banyak yang mengira jika Aisha sedikit gila, mungkin karena Aisha tidak memiliki teman wanita, para teman kerjanya pun hanya menganggap jika hal itu biasa.

Sepulang dari pabrik, Aska pun kaget saat melihat Aisha yang datang dengan seragam pabrik nya.

"Sha!, apa hari ini kamu lembur?."

Tanya Aska yang sedikit curiga pada Aisha.

"Aku lupa jika hari ini hari libur, tapi tidak apa-apa, aku seneng kok bisa ketemu Ara."

Jawab Aisha yang terlihat bahagia.

"Siapa Ara?, apa dia teman kamu?, kenapa tidak sekalian ajak kesini Sha?."

Tanya Aska yang juga menanyakan Ara.

"Tidak bisa Ka, dia terkurung di sana."

Jawab Aisha yang lupa dengan ucapan nya.

"Terkurung gimana?, lapor polisi saja kalau dia di kurung?."

Jawab Aska yang mengira jika Ara adalah manusia biasa sama seperti nya.

"Dimensi lain yang telah mengurung nya, dia tidak bisa keluar dari sana."

Jawab Aisha yang langsung sadar dengan apa yang dia katakan.

"Apa!, dimensi lain!, jangan bercanda Sha!."

Ucap Aska yang semakin bingung dengan ucapan Aisha.

"Ups, aku salah bicara, apa yang harus aku katakan sekarang."

Ucap Aisha yang bertanya dalam hati nya.

"Hei Sha!, siapa Ara yang Kamu katakan?."

Tanya Aska yang membuat Aisha terpojok.

"Dia teman ku, udah itu saja, yang aku katakan tadi hanya bercanda."

Jawab Aisha yang langsung masuk ke dalam kamar nya.

"Sha!, cerita siapa Ara!, aku yakin kamu sedang menyembunyikan sesuatu, iya kan?."

Tanya Aska yang masih mengetuk pintu kamar nya.

"Aku sudah bilang, dia teman ku, cukup itu saja ka"

Jawab Aisha yang mencoba untuk mencari jawaban agar Aska tidak sampai curiga pada nya.

"Adu du duh,,, kamu memang aneh Sha, terserah kamu saja lah."

Terdengar Aska yang berjalan dari pintu kamar nya.

"Untung saja dia tidak banyak bertanya lagi, sekarang bagaimana jika dia terus bertanya tentang Ara, memang idiot aku ini."

Ucap Aisha yang menyalahkan dirinya sendiri.

Sabtu dan minggu pun berlalu, Aisha pun kembali bekerja seperti biasanya setelah dua hari libur, dia sengaja datang lebih awal agar bisa bertemu dengan Ara yang sering menunggunya di tempat air.

"Ara!, apa kabar kamu, rasanya aku tidak bisa jika sehari saja tidak bertemu dengan kamu."

Ucap Aisha yang menemui Ara yang menunggu nya ditempat air pabrik.

Are air itu berada di atas parkiran, sehingga Ara sering terlihat di area parkiran motor itu.

"Aku baik, aku juga sama, aku kangen sekali sama kamu Sha."

Jawab Ara yang berbicara layaknya manusia biasa.

Mereka pun asyik berbicara, suara Aisha pun sampai terdengar oleh beberapa orang yang sedang duduk di parkiran motor itu.

"Lu denger suara cewek ngobrol nggak?."

Tanya seorang karyawan pabrik pada teman nya.

"Gua denger, tapi anehnya, dari tadi gua kayak denger kalau suara itu hanya berasal dari satu suara."

Jawab temannya.

Tempat itu yang merupakan basecamp Rey, sudah pasti jika Rey beserta teman-temannya ada disana.

"pada ngomongin apa lu pada!."

Tanya Rey dengan nada sombong nya.

"Ada suara cewek ngobrol di atas balkon, itu aja sih."

Jawab seorang karyawan itu pada Rey.

Rey pun mencoba mendengar suara yang dimaksud tadi, dan benar saja, dia mendengar suara Aisha yang sedang tertawa seakan sedang bercanda dengan seseorang.

"Hahaha, ternyata dia ada diatas, let's go, kita kerjain dia lagi."

Ajak Rey pada kedua temannya.

Andi dan Adit pun mengikuti Rey yang menaiki tangga menuju balkon air, dan benar saja, ternyata Aisha hanya seorang diri di sana.

"Anjay, makin parah gilanya ini anak, makin hari makin aneh saja tingkah lakunya."

Ucap Andi yang menghampiri Aisha.

"Mau ngapain kalian kesini, ini tempat gua, jadi jangan ganggu gua."

Jawab Aisha yang terlihat melindungi Ara.

"Lu ngomong sama siapa?, kalau ketahuan siapa orang nya, gua bakal siksa dia."

Tanya Rey yang mencoba mencari teman bicara Aisha.

"Jangan Rey, dia nggak ada sangkut pautnya ma lu, jadi jangan ganggu dia."

Jawab Aisha yang terlihat sedang melindungi sesuatu.

"Jadi kamu sembunyikan disana ya?, ayo kita lihat siapa yang sekarang berteman dengan Aisha."

Ujar Rey yang langsung menarik tangan Aisha, sementara Andi dan Adit langsung mencari keberadaan teman Aisha.

Aisha ketakutan jika sampai mereka menemukan Ara, dia tidak mau jika Ara mendapatkan perlakuan yang sama seperti dirinya.

"Jangan Rey, jangan sakiti dia, gua mohon Rey."

Teriak Aisha yang terlihat panik saat Rey mendekati Ara.

"Astaga!, lu udah mulai ngawur Sha, sepertinya lu butuh psikolog, jiwa lu sepertinya terganggu."

Ujar Rey yang mengira jika Aisha berbicara sendiri.

"Apa!, jadi lu nggak lihat siapa-siapa disini?."

Tanya Aisha yang melihat Ara tersenyum pada nya.

"Parah cok, cepetan bawa dia turun, jangan sampai dia nekad lompat dari balkon."

Ujar Adit yang langsung turun lebih dulu.

"Memang nya kamu lagi ngobrol sama siapa?, apa terlalu sakit hidup tanpa satu pun orang teman?."

Tanya Rey yang langsung menarik tangan Aisha agar ikut turun bersama dengan nya.

"Mana temen nya?, kok cuma satu bang."

Tanya seorang karyawan yang pertama kali mendengar suara Aisha.

"Wajar sih, otak nya rada-rada, jadi tahu kan, kalau dia ngomong sama siapa?."

Jawab Rey yang berdiri di samping Aisha.

"Wah, parah banget kalau begitu, owalah,, seperti nya banyak pikiran dia bang."

Ujar seorang karyawan itu kembali.

"Ya begitulah, lu udah biasa kan lihat orang gila dijalan?, lu tahu dia ngomong sama siapa?."

Jawab Andi yang terlihat menahan tawanya.

"Hahaha, ya ngomong sendiri lah, mana ada orang yang mau ngomong sama dia bang."

Ucap karyawan yang kini melihat wajah Aisha.

Karyawan itu pun langsung pergi, dia melihat wajah Aisha yang terlihat sangat marah saat itu.

Tak lama kemudian, Sean pun datang dan menghampiri mereka.

"Lagi pada ngapain sih, pagi begini sudah cari gara-gara."

Tanya Sean yang tahu kebiasaan Rey dan teman-teman nya.

"Ah,, nanti saja kita jelasin nya, jam kerja sudah mau mulai."

Jawab Rey yang melihat jam tangan nya.

Sean pun hanya tersenyum, matanya pun sempat melihat Aisha, dan Aisha pun sempat melihat Sean pula.

Karyawan pun mulai masuk satu persatu, Aisha pun berpapasan dengan kumpulan Asti dan teman-teman nya.

"Hai Rey, apa kabar pagi ini?."

Tanya Seli yang begitu ramah nya menyapa Rey.

Sayang nya, Seli pun tidak di jawab oleh Rey, ternyata Seli dan kawan-kawan nya pun bukan termasuk tipe wanita yang di cari Rey.

"Sombong banget lu, sok kegantengan muka karet."

Tegur Asti yang merasa jika Rey terlalu angkuh.

"Gua emang ganteng, wajar kan kalau gua sombong, lah lu, lu siapa?, muka pas-pasan aja belagu."

Jawab Rey yang mengundang tawa teman-teman nya.

"Najis banget gua, ganteng doang, kelakuan hancur."

Ujar Jangkung yang juga ikut membela teman-teman nya.

"Setan lu emang ya!, sok cantik lu!."

Jawab Rey yang bermaksud untuk memukul Jangkung, namun tangan nya berhasil di tahan oleh Aisha.

"Sudah cukup, jangan seperti anak-anak, kalian sudah dewasa, berpikir lah sedikit."

Ucap Aisha yang memegang tangan Rey.

"Idiot memang, lu yang nggak bisa mikir."

Jawab Rey yang langsung menarik tangan nya.

"Sha, terima kasih sudah mau bantu kita."

Ucap Asti yang tersenyum pada Aisha.

Aisha pun langsung berjalan menaiki tangga ke lantai tiga, sedang kan Sean, hanya melihat apa yang terjadi di depan matanya tanpa satu pun kata yang keluar dari mulut nya.

"Gila memang, karyawan disini sudah nggak ada yang waras otak nya."

Ucap Asti yang kesal dengan sikap Aisha yang selalu dingin pada nya.

Episodes
1 Hujan gerimis
2 Dianggap gila
3 Bahan bulian
4 Terkunci di toilet pabrik
5 Berteman dengan hantu
6 Dimensi lain
7 Berbicara sendiri
8 Kesurupan massal
9 Tumbal tujuh kepala
10 Gerbang dimensi lain
11 Doa bersama
12 Daging busuk
13 Hilangnya Liana
14 Alibi satpam biadab
15 Kembalinya Ara
16 Mata batin
17 Rahasia Sean
18 Buku harian Ara
19 Keluarga Lee
20 Halusinasi tinggi
21 Pemuja iblis
22 Kebakaran pabrik
23 Korban dan hilangnya nya karyawan
24 Gadis suci
25 Pengorbanan Aska
26 Tertangkap nya Asti dan Sari
27 Hilangnya Rey
28 Mencari liontin Ara
29 Pesan dari Ara
30 Penyesalan
31 Ke putus asa'an
32 Boneka nyonya Lee
33 Penghianatan seorang teman
34 Pemakaman tujuh korban
35 Suasana di kuburan baru
36 Penghuni rumah Sean
37 Pilihan kedua
38 Kamar rahasia
39 Misi Penyelamatan
40 Sosok Seoji
41 Bantuan tak terlihat
42 Penggrebekan
43 Kamar mawar 07
44 Rumah sakit jiwa
45 Mimpi yang nyata
46 Teror di tempat ritual
47 Mimpi yang terulang kembali
48 Pertemuan Aisha dengan dokter David
49 Ungkapan hati
50 Kepolosan Aisha
51 Bertemu dengan Asti
52 Salah paham
53 Meja hijau
54 Pesan singkat
55 Arti sebuah kata
56 Perang hati
57 Kabur dari rumah Sean
58 Tanpa Rey
59 Sekutu Sean
60 Kepergian Asti
61 Kenyataan yang terbalik
62 Tragedi di rumah Sean
63 Terkunci di kamar Sean
64 Pengganti segel
65 Beda agama
66 Keluarga Reynaldi
67 Hilangnya Sean
68 Tabiat buruk pak Hadi
69 Saksi mata
70 Bunuh diri yang janggal
71 Pesan dari kotak hitam
72 Tertangkap nya pak Hadi
73 Pemakaman Danur
74 Terseret ke dunia lain
75 Perpisahan
76 Awal kerja
77 Kosan pak Burhan
78 Di jemput polisi
79 Cerita dalam peristiwa
80 Gangguan di pabrik
81 Keberadaan tumbal segel
82 Keterangan palsu
83 Kedatangan Dani
84 Terawangan
85 Pertemuan Sean dan Rey
86 Gambar tujuh tumbal
87 pembongkaran makam Asti
88 Pesan dari mimpi
89 Ajakan mbok Darmi
90 Seminggu di gunung Lawu
91 Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92 Tantangan dan pantangan
93 Perubahan Aisha
94 Hari ke tujuh
95 Tragedi satu malam
96 Terbujuk rayuan maut
97 Penemuan mayat di gedung kosong
98 Dokter psikopat
99 Terlepas sementara
100 Serangan balik
101 Terjebak rencana Juan
102 Prahara cinta segitiga
103 Kemarahan Juan
104 Pemakaman Rian
105 Gangguan makhluk halus
106 Hidup adalah sebuah pilihan
107 Dosa terindah
108 Jeruji pesakitan
109 Balas dendam pertama
110 Ketakutan Lee soo
111 Kondisi tersulit
112 Siksa neraka dunia
113 Dugaan Rey
114 Keterbukaan seorang narapidana
115 Kembalinya Juan
116 Sean dengan perubahan sikap nya
117 Kembalinya Seoji kembaran Sean
118 Kesaksian Sean yang ditunggu
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Hujan gerimis
2
Dianggap gila
3
Bahan bulian
4
Terkunci di toilet pabrik
5
Berteman dengan hantu
6
Dimensi lain
7
Berbicara sendiri
8
Kesurupan massal
9
Tumbal tujuh kepala
10
Gerbang dimensi lain
11
Doa bersama
12
Daging busuk
13
Hilangnya Liana
14
Alibi satpam biadab
15
Kembalinya Ara
16
Mata batin
17
Rahasia Sean
18
Buku harian Ara
19
Keluarga Lee
20
Halusinasi tinggi
21
Pemuja iblis
22
Kebakaran pabrik
23
Korban dan hilangnya nya karyawan
24
Gadis suci
25
Pengorbanan Aska
26
Tertangkap nya Asti dan Sari
27
Hilangnya Rey
28
Mencari liontin Ara
29
Pesan dari Ara
30
Penyesalan
31
Ke putus asa'an
32
Boneka nyonya Lee
33
Penghianatan seorang teman
34
Pemakaman tujuh korban
35
Suasana di kuburan baru
36
Penghuni rumah Sean
37
Pilihan kedua
38
Kamar rahasia
39
Misi Penyelamatan
40
Sosok Seoji
41
Bantuan tak terlihat
42
Penggrebekan
43
Kamar mawar 07
44
Rumah sakit jiwa
45
Mimpi yang nyata
46
Teror di tempat ritual
47
Mimpi yang terulang kembali
48
Pertemuan Aisha dengan dokter David
49
Ungkapan hati
50
Kepolosan Aisha
51
Bertemu dengan Asti
52
Salah paham
53
Meja hijau
54
Pesan singkat
55
Arti sebuah kata
56
Perang hati
57
Kabur dari rumah Sean
58
Tanpa Rey
59
Sekutu Sean
60
Kepergian Asti
61
Kenyataan yang terbalik
62
Tragedi di rumah Sean
63
Terkunci di kamar Sean
64
Pengganti segel
65
Beda agama
66
Keluarga Reynaldi
67
Hilangnya Sean
68
Tabiat buruk pak Hadi
69
Saksi mata
70
Bunuh diri yang janggal
71
Pesan dari kotak hitam
72
Tertangkap nya pak Hadi
73
Pemakaman Danur
74
Terseret ke dunia lain
75
Perpisahan
76
Awal kerja
77
Kosan pak Burhan
78
Di jemput polisi
79
Cerita dalam peristiwa
80
Gangguan di pabrik
81
Keberadaan tumbal segel
82
Keterangan palsu
83
Kedatangan Dani
84
Terawangan
85
Pertemuan Sean dan Rey
86
Gambar tujuh tumbal
87
pembongkaran makam Asti
88
Pesan dari mimpi
89
Ajakan mbok Darmi
90
Seminggu di gunung Lawu
91
Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92
Tantangan dan pantangan
93
Perubahan Aisha
94
Hari ke tujuh
95
Tragedi satu malam
96
Terbujuk rayuan maut
97
Penemuan mayat di gedung kosong
98
Dokter psikopat
99
Terlepas sementara
100
Serangan balik
101
Terjebak rencana Juan
102
Prahara cinta segitiga
103
Kemarahan Juan
104
Pemakaman Rian
105
Gangguan makhluk halus
106
Hidup adalah sebuah pilihan
107
Dosa terindah
108
Jeruji pesakitan
109
Balas dendam pertama
110
Ketakutan Lee soo
111
Kondisi tersulit
112
Siksa neraka dunia
113
Dugaan Rey
114
Keterbukaan seorang narapidana
115
Kembalinya Juan
116
Sean dengan perubahan sikap nya
117
Kembalinya Seoji kembaran Sean
118
Kesaksian Sean yang ditunggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!