Episode 20 : Zayn dan Aryan

Zayn mengambil tempat duduk di depan Aryan.

" Ada yang ingin ku tanyakan padamu."

Aryan mengernyit.

" Bukankah kemarin, mas mengatakan itu juga ?"

Zayn mengangguk.

" Kau mengenal Aretha dengan baik kan?"

" Sebenarnya kenal baik tidak juga, kami bertemu hanya saat aku berkunjung ke sini saja."

Zayn menghela nafas.

" Mengenai hujan. Hampir semua orang menyukainya, tapi kenapa Aretha tidak? Mungkinkah kau tau penyebabnya?"

Aryan menatap Zayn.

" Mas benar benar tidak tau?"

" Memangnya apa yang terjadi?"

" Tunggu, sebelumnya aku yang mau bertanya."

Aryan berhenti sesaat lalu kembali melanjutkan.

" Mungkinkah kabar yang simpang siur tentang pernikahan mu itu benar?"

" Memangnya apa yang kamu dengar?"

" Kalau sebenarnya, bukan Aretha yang awalnya akan menikah dengan mu, Mas. Tapi kakaknya."

Zayn terdiam.

Aryan menelisik ekspresi Zayn, dari situ dia bisa menarik kesimpulan jika kabar burung itu benar adanya.

" Astaghfirullah, jadi itu benar?" Aryan memastikan.

Zayn mengangguk pasrah.

Saking kagetnya, Aryan sampai menutup mulut dengan mata membulat sempurna.

Hening. Hanya suara petir yang sesekali masih terdengar di tengah derasnya hujan.

" Kasian sekali Aretha." Ujar Aryan setelah sekian lama terdiam.

" Yang kasihan itu aku."

Aryan menggeleng. " Bukan."

Kening Zayn mengernyit." Kau lebih membela teman mu dari pada aku? " Tanyanya tidak terima.

" Bukan seperti itu mas."

" Lalu?"

" Coba mas Zayn pikirkan baik baik. Kakaknya Aretha, yang seharusnya duduk mendampingi mu di pelaminan menghilang entah kemana. Dan untuk membuat keluarga kita dan keluarga Mahawira tetap dalam situasi yang kondusif tanpa adanya perpecahan dan permusuhan, Aretha lah yang menjadi korban nya. Korban dari kepergian Kanaya, korban dari pernikahan yang tidak bisa lagi di batalkan, dan korban dari masa mudanya yang di renggut paksa dalam sebuah ikatan pernikahan."

Zayn membisu.

" Mas hanya merasa tidak nyaman saja terhadap Aretha, karena bukan dia yang kamu inginkan. Tapi mas, jodoh itu sudah di atur oleh Allah. Lihatlah kekuasaanNya di hari pernikahan mu. Andai jodoh dan takdir mu itu kakaknya Aretha, sudah pasti kamu akan bersamanya sekarang, tapi tidak. Itu tidak terjadi. Justru adiknya yang mencoba menyelamatkan nama baik keluarga nya yang dengan penuh keberanian berdiri di sampingmu."

Tidak ada satu katapun yang bisa Zayn ucapkan sebagai sanggahan dari setiap kalimat kalimat mematikan Aryan.

Untuk beberapa saat, ketika Aryan berbicara, sesekali mata Zayn menatap ke arah pintu kamar yang terletak tidak jauh dari tempatnya sekarang berada.

Dan gelagat mencurigakan itu terdeteksi juga oleh Aryan.

" Dulu mas sering ke sini kan?"

" Iya, ini adalah rumah kedua ku setelah rumah Brawijaya."

" Seingat ku, kamar mas Zayn di lantai dua."

" Kau benar."

" Lalu, apa yang mas lihat ke arah sana?" Pertanyaan Aryan membuat Zayn terkejut.

" Tunggu...Jangan katakan kalau kalian tidur terpisah." Selidik Aryan.

Zayn tidak bisa berkutik. " Seperti itulah kenyataan nya."

" Ya Allah..pernikahan macam apa ini." Aryan sungguh kesal dengan sikap Zayn.

" Mas, sekedar kamu tau ya, di luar sana, banyak sekali pria yang antri ingin mendapatkan perhatian Aretha. Dia baik, sederhana walau kaya raya dan satu lagi, dia sangat cantik."

Tatapan Zayn yang semula biasa saja berubah semakin tajam saat Aryan memuji kecantikan istrinya.

" Kau terlalu memujinya. Jujur padaku, apa kau pernah menyukai Aretha?"

Aryan tertawa." Mas.. Pertanyaan mu terlalu klise. Wanita sesempurna Aretha , siapa yang tidak menyukainya, mas?"

Timbullah kilatan api cemburu setelah pengakuan Aryan.

" Tapi, aku tidak berani mendekatinya, aku dengar jika dia menyimpan nama seorang pria di dalam hatinya."

Kening Zayn mengernyit." Apa katamu? Dia menyukai seorang pria?"

" Iya, itu dulu, tapi siapa tau sekarang tidak lagi, dia kan sudah menikah. Aretha, meski punya banyak teman pria, dia selalu menjaga jarak dan tidak pernah melakukan kontak fisik sekecil apapun dengan lawan jenisnya. Oiya, dia punya teman sesama dokter, dan aku baru tau kalau sekarang dia sudah bekerja di rumah sakit Brawijaya. Mas bisa tanyakan apapun padanya tentang Aretha."

Aryan menguap.

" Di mana kamarnya?"

Zayn menunjuk sebuah kamar untuk Aryan. Dan tentu kamar itu berjarak cukup jauh dari kamar Aretha.

Dan hari ini, Zayn gagal lagi mendapat kan informasi detail tentang Aretha.

" Oiya, dia punya teman sesama dokter, dan aku baru tau kalau sekarang dia sudah bekerja di rumah sakit Brawijaya. Mas bisa tanyakan apapun padanya tentang Aretha."

Zayn mencoba mengingat, apa dia mengenal teman Aretha atau tidak.

" Ya, ku rasa yang di maksud Aryan adalah pria yang ku temui di kafetaria." Gumam Zayn.

Namun wajahnya seketika di tekuk ketika mengingat wajah pria yang mengaku sebagai teman istri nya itu.

" Kenapa juga dia harus tampan. Apa teman Aretha itu memang produk unggul semua?" Kesal Zayn lalu berlalu dan kembali ke kamarnya.

*

*

Punggung Aretha terasa nyeri, dia terbangun karena merasakan kram di bagian belakang nya, tertidur dengan posisi miring di tempat kecil membuatnya tersiksa, tapi itu lebih baik dari pada di atas kasur dengan suara hujan yang akan membuatnya menangis sepanjang malam.

Aretha memilih ke dapur setelah menjalankan kewajibannya seperti biasa.

Di luar hujan sudah mulai reda, menyisakan gerimis gerimis kecil yang kemungkinan akan berlangsung lama.

Sarapan pagi Aretha siapkan, dia tidak tau kalau di rumahnya sedang ada tamu tidak di undang yang datang tengah malam.

Aryan keluar dari kamar dan menghampiri Aretha.

" Assalamualaikum Tha."

Aretha mengangkat kepalanya.

Sedikit mengernyit dengan seulas senyum, Aretha membalas ucapan salam Aryan.

" Waalaikumsalam. Kapan kak Aryan datang?"

" Semalam."

" Apa? kenapa aku tidak dengar?"

" Mungkin kamu sudah terlelap di dalam lemari atau di dalam kamar mandi."

Aretha tertawa.

Aryan pun ikut tertawa, tapi tawa itu berisi kesedihan. Andai di tukar dan dia jadi Aretha, entahlah, mungkin Aryan tidak akan bisa melewati hari hari dengan senyum, meski senyum itu terkesan terpaksa.

" Masak apa hari ini?"

" Tidak banyak kak, hanya omelet dan salad saja ."

" Ada untukku? Aku juga lapar."

" Ada, untung aku buatnya lebih."

Aryan duduk dan menikmati masakan Aretha.

" Sudah ku duga, rasanya pasti enak sekali."

Aretha tersenyum.

" Apa Zayn memperlakukan mu dengan baik?" Tiba tiba saja, Aryan mempertanyakan kehidupan rumah tangga Aretha di sela sela makannya.

" Iya. Dia baik padaku." Ucapnya lalu mengalihkan pandangannya ke gelas susu yang baru saja dia tuang.

Aryan mengulas senyum.

" Jangan khawatir, mas Zayn adalah orang yang sangat baik dan hangat. Dia hanya belum membuka hatinya untukmu. Bersabarlah menghadapi sikapnya yang dingin dan cuek. Meski begitu, sebenarnya mas Zayn sangat lah penyayang."

Aretha hanya tersenyum menanggapi pujian Aryan pada Zayn.

Mereka asik mengobrol ketika Zayn datang dan ikut duduk di samping Aryan.

Dengan sigap, Aretha meletakkan sepiring omelet, salad buah, dan segelas susu segar di depan Zayn.

Seperti biasa, Zayn kembali ke mode diam dan tenangnya, tidak memperdulikan orang di sekelilingnya.

" Enak kan?" Aryan menatap Zayn yang makan dengan lahap.

Zayn mengangkat kepalanya, memandangi Aryan dengan sorot mata tajam lalu kembali melanjutkan makannya.

" Hari ini aku ikut dengan mu."

Zayn meletakkan sendok nya. " Mobil mu ada di luar."

" Aku malas bawa kendaraan , pertemuan bisnisku juga dekat rumah sakit."

" Naik taksi saja."

" Aku tidak mau, biayanya mahal."

" Menyusahkan. Ayo."

" Dah Tatha..." Aryan melambaikan tangannya.

Aretha pun ikut melakukan hal yang sama. Interaksi itu di lihat langsung oleh Zayn, dan sesegera mungkin, ia menurunkan tangan Aryan yang terlihat genit saat berpamitan dengan Aretha.

Dalam perjalanan ke rumah sakit.

" Apa mas Zayn pernah mendengarkan istilah duck syndrome?" Tanya Aryan .

" Iya, memangnya kenapa?"

" Tidak apa apa, aku hanya bertanya saja."

Mereka tiba di rumah sakit.

" Kau boleh bawa mobil ku, tapi ingat untuk menjemput ku sore nanti."

" Oke.."

...****************...

Terpopuler

Comments

muhammad ihsan

muhammad ihsan

double up dong thor udah aku kasih kopi utk begadang

2025-01-22

1

SasSya

SasSya

🤣🤣🤣🤣😂
blm apa2 udah merasa punya saingan za
lha memang saingan sieeee
tapi menang kamu Zayn
kan udah stempel agama dan negara
jangan sampai 6 bulan berlalu, hati2 kamuuuuu

2025-01-22

2

aisyhana lupsh

aisyhana lupsh

kukasih vote KSI dobel up dong thor/Whimper//Kiss/

2025-01-22

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Rencana pernikahan
2 Episode 2 : Aretha yang galau
3 Episode 3 : Menjadi pengganti
4 Episode 4 : Sah
5 Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6 Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7 Episode 7 : Hari pertama PPDS
8 Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9 Episode 9 : Teman lama
10 Episode 10 : Kemarahan Aretha
11 Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12 Episode 12 : Ketakutan Aretha
13 Episode 13 : Kau pelakunya?
14 Episode 14 : Zayn mencari tau
15 Episode 15 : Dokter baru
16 Episode 16 : Aretha sakit
17 Episode 17 : Trauma parah
18 Episode 18 : Aryan Brawijaya
19 Episode 19 : Kedatangan Aryan
20 Episode 20 : Zayn dan Aryan
21 Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22 Episode 22 : Pria itu ?
23 Episode 23 : Aku menemukanmu
24 Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25 Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26 Episode 26 : Kanaya kembali
27 Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28 Episode 28 : Ulah Kanaya
29 Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30 Episode 30 : Cemburu
31 Episode 31 : Ciuman pertama
32 Episode 32 : Pemandangan indah
33 Episode 33 : Gagal total
34 Episode 34 : Panggilan sayang
35 Episode 35 : Ular berkepala manusia
36 Episode 36 : Jangan pergi
37 Episode 37 : Air mata Zayn
38 Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39 Episode 39 : Mertua dari surga
40 Episode 40 : Buku diary
41 Episode 41 : Saling cinta
42 Episode 42 : Ulah umi
43 Episode 43 : Pria misterius
44 Episode 44 : Melawan trauma
45 Episode 45 : Zayn pulang
46 Episode 46 : Zayn si predator
47 Episode 47 : Aku mencintaimu
48 Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49 Episode 49 : Bekas luka
50 Episode 50 : Posesif
51 Episode 51 : Pengakuan Sardi
52 Episode 52 : Masih edisi Sardi
53 Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54 Episode 54 : Kisah trauma
55 Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56 Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57 Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58 Episode 58 : Naluri Zayn
59 Episode 59 : Berpisah sementara
60 Episode 60 : Perlahan terkuak
61 Episode 61 : Hampir saja
62 Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63 Episode 63 : Apa ini plan B?
64 Episode 64 : Parfum itu.....
65 Episode 65 : Zayn VS Reno
66 Episode 66 : Zayn terluka
67 Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68 Episode 68 : Reno dan Kanaya
69 Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70 Episode 70 : Zayn yang peka
71 Episode 71 : Sirkuit kenangan
72 Episode 72 : Kecelakaan
73 Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74 Episode 74 : Tamparan pertama kali
75 Episode 75 : Ketahuan
76 Episode 76 : Maafkan Abi
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1 : Rencana pernikahan
2
Episode 2 : Aretha yang galau
3
Episode 3 : Menjadi pengganti
4
Episode 4 : Sah
5
Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6
Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7
Episode 7 : Hari pertama PPDS
8
Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9
Episode 9 : Teman lama
10
Episode 10 : Kemarahan Aretha
11
Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12
Episode 12 : Ketakutan Aretha
13
Episode 13 : Kau pelakunya?
14
Episode 14 : Zayn mencari tau
15
Episode 15 : Dokter baru
16
Episode 16 : Aretha sakit
17
Episode 17 : Trauma parah
18
Episode 18 : Aryan Brawijaya
19
Episode 19 : Kedatangan Aryan
20
Episode 20 : Zayn dan Aryan
21
Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22
Episode 22 : Pria itu ?
23
Episode 23 : Aku menemukanmu
24
Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25
Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26
Episode 26 : Kanaya kembali
27
Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28
Episode 28 : Ulah Kanaya
29
Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30
Episode 30 : Cemburu
31
Episode 31 : Ciuman pertama
32
Episode 32 : Pemandangan indah
33
Episode 33 : Gagal total
34
Episode 34 : Panggilan sayang
35
Episode 35 : Ular berkepala manusia
36
Episode 36 : Jangan pergi
37
Episode 37 : Air mata Zayn
38
Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39
Episode 39 : Mertua dari surga
40
Episode 40 : Buku diary
41
Episode 41 : Saling cinta
42
Episode 42 : Ulah umi
43
Episode 43 : Pria misterius
44
Episode 44 : Melawan trauma
45
Episode 45 : Zayn pulang
46
Episode 46 : Zayn si predator
47
Episode 47 : Aku mencintaimu
48
Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49
Episode 49 : Bekas luka
50
Episode 50 : Posesif
51
Episode 51 : Pengakuan Sardi
52
Episode 52 : Masih edisi Sardi
53
Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54
Episode 54 : Kisah trauma
55
Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56
Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57
Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58
Episode 58 : Naluri Zayn
59
Episode 59 : Berpisah sementara
60
Episode 60 : Perlahan terkuak
61
Episode 61 : Hampir saja
62
Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63
Episode 63 : Apa ini plan B?
64
Episode 64 : Parfum itu.....
65
Episode 65 : Zayn VS Reno
66
Episode 66 : Zayn terluka
67
Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68
Episode 68 : Reno dan Kanaya
69
Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70
Episode 70 : Zayn yang peka
71
Episode 71 : Sirkuit kenangan
72
Episode 72 : Kecelakaan
73
Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74
Episode 74 : Tamparan pertama kali
75
Episode 75 : Ketahuan
76
Episode 76 : Maafkan Abi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!