Episode 8 : Satu tahun terlalu lama

Hari pertama menjalani PPDS lumayan melelahkan. Aretha akhirnya tiba di rumah saat azan Maghrib berkumandang.

Di garasi, mobil Zayn belum terlihat.

" Mungkin dia ke kantor, soalnya sedari pagi aku tidak melihatnya berseliweran di rumah sakit." Gumam Aretha lalu melangkah masuk.

Sebelum pulang, Aretha menyempatkan diri ke supermarket, membeli beberapa bahan makanan, maklum lemari es sudah mulai kosong.

Aretha menjalankan kewajibannya, shalat Maghrib 3 rakaat, mengulang kembali bacaannya agar tidak terlupa. Aretha sama seperti umi Aza, hafal Al-Qur'an 30 juz. Ya,,walau di awal, Aretha sering kabur dari pesantren karena merasa di kekang dan sulit bergabung kembali dengan gengnya dan ikut balapan, tapi dengan kegigihannya, Aretha mampu menyetorkan juz terakhirnya bertepatan di hari di mana dia di terima menjadi salah satu mahasiswa kedokteran dengan beasiswa pendidikan selama tiga tahun enam bulan.

Aretha kini sudah berada di dapur, memasak makanan untuk makan malam. Kali ini, dia membuat sedikit lebih banyak. Menyisihkan untuk Zayn tidak ada salahnya. Aretha juga takut jika Zayn keseringan jajan di luar, itu akan merusak kesehatan nya.

Makan malam sudah siap, Aretha duduk setelah menyiapkannya di atas meja. Aretha mencampurkan lauk di piring, suapan pertama sudah berada di ujung mulutnya, namun Aretha menghentikan aktifitas nya begitu melihat Zayn berjalan menghampiri meja makan.

Tanpa basa basi, Zayn mengambil posisi duduk tepat di depan Aretha.

Dia menatap Aretha ." Aku mau makan, ambilkan aku piring." Ucapnya dingin.

Tanpa disuruh untuk yang kedua kali, Aretha berdiri dan mengambilkan piring untuk Zayn. Zayn hanya meminta piring, tapi Aretha memberikannya satu paket lengkap dengan segelas air putih.

Zayn memperhatikan gerak gerik Aretha hingga wanita cantik itu kembali duduk di tempatnya semula.

Zayn menelan ludahnya, makanan yang tersaji di atas meja adalah makanan kesukaan nya. Dari pintu masuk, Zayn sudah bisa mencium aroma nya. kebetulan sekali, dia belum makan sejak siang.

Zayn mengambil sedikit dan memindahkan ke piringnya, meski terlihat enak, tapi belum tentu dengan rasanya. Zayn belum pernah mencicipi masakan buatan Aretha.

Berbeda dengan Aretha, dia makan dengan lahap, seperti tidak memperdulikan keberadaan Zayn.

Zayn mencobanya, dan ternyata makanan itu sama persis dengan bentukannya, sangat enak.

" Apa umi Aza datang?" Tanya nya pada Aretha.

Aretha menggeleng.

" Lalu, kamu pulang ke rumah dan mengambil ini dari umi?"

Aretha kembali menggeleng." Saya yang memasak. Kenapa? Dokter tidak suka?" Tanyanya dengan nada kesal.

Wajar saja jika Aretha dalam suasana hati yang buruk. Zayn terlalu menganggap enteng dirinya hingga mengira jika masakan yang dia buat dengan tangan sendiri berasal dari umi Aza.

Zayn tersedak. Air minum yang di ambilkan Aretha kini jadi berguna dalam kondisi dirinya yang hampir saja kesulitan bernafas.

" Ooo.." Hanya itu.

Zayn kembali melanjutkan makannya. Jujur, dia ingin menambah satu porsi lagi, tapi dia malu pada Aretha. Akhirnya dia berhenti di saat Zayn masih membutuhkan tambahan asupan untuk lambungnya yang sejak siang hanya di genangi air putih.

Selesai makan, Zayn ke kamar membersihkan tubuhnya. Kali ini dia bisa leluasa Karena tidak sekamar dengan Aretha.

Zayn masih terngiang rasa dari masakan Aretha, karena penasaran dan kurang yakin dengan pengakuan Aretha, Zayn menelpon umi Aza.

" Assalamualaikum umi."

" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, kenapa nak?"

" Mmmmm,,bagaimana kabar umi?"

" Baik, kenapa ? Ada yang salah? Tidak biasanya kamu berbasa basi seperti ini."

Zayn terkekeh.

" Umi ini tau saja."

Dari seberang, umi tertawa renyah.

" Apa hari ini Aretha menelpon umi?" Tanya nya hati hati.

" Iya, setiap hari istrimu menelpon dan menanyakan kabar umi, sangat berbeda sekali dengan dirimu yang kadang satu bulan tidak pernah mau tau keadaan umi." Umi Aza protes.

" Ya Allah umi, itu kan dulu, waktu Zayn masih PPDS. Taulah, Zayn kan sibuk. Umi sekarang suka menyimpan dendam ya.." Zayn jadi komplen.

" Ah,, perasaan mu saja. Jadi sekarang apa yang membuatmu menghubungi umi malam malam begini.."

" Apa Umi memasak curry soup hari ini?"

Umi Aza tersenyum simpul.

" Tidak. Kenapa kamu mau di buatkan?" Tanya umi mulai mengerti situasi.

" Tidak umi."

" Lalu kenapa kau menanyakan nya?"

Zayn jadi salah tingkah dan bingung harus menjawab apa.

" Hanya iseng saja." Jawabnya asal.

Umi Aza menghela nafas panjang.

" Kamu itu, ya sudah, umi matikan telponnya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

" Waalaikumsalam."

Zayn menyimpan ponselnya di atas meja.

" Bagaimana mungkin rasanya sama persis seperti buatan umi?" Gumam Zayn. " Dia pasti tersinggung dengan perkataan ku tadi." Tambah nya.

Jujur, dia tidak menyimpan ekspektasi terlalu tinggi pada Aretha. Di mata Zayn, Aretha wanita yang sangat cuek dan sedikit cerewet. Apalagi dia terlahir dengan sendok emas, tentu belajar memasak bukanlah suatu keharusan di mana di rumahnya sudah di sediakan koki yang siap 24 jam membuatkan makanan lezat.

Zayn seakan lupa jika Zara terlahir dengan sendok yang sama, tapi adiknya itu justru pintar dan ahli dalam meracik bumbu bumbu dapur. Semua itu tergantung pada kebiasaan dan didikan dari sang ibu yang berperan penting dalam proses perkembangan anak anak mereka.

Aretha masih berada di dapur saat Zayn datang menghampiri.

" Apa yang kamu lakukan?" Tanyanya.

Aretha menoleh dan mendapati Zayn berdiri dan menatap nya tajam.

" Pie susu. Dokter mau?"

Zayn menatap pie susu yang baru saja di keluarkan dari oven. Air liurnya hampir saja menetes, apalagi wangi kue khas yang di panggang sudah menyebar di dalam ruangan itu.

" Tidak. Aku sudah kenyang." Bohongnya.

" Baiklah."

Tidak ada lagi tawaran untuk Zayn, Aretha mulai menikmati pie susu buatannya. Zayn hanya mampu menatap Aretha dengan tatapan lapar.

" Aku mau kue itu." Begitulah kira kira matanya berucap.

" Hmm..aku ingin bicara padamu." Ujarnya mengalihkan perhatian.

" Sekarang?"

" Iya."

" Silahkan.."

" Aku tidak ingin membuat perjanjian dengan mu. Aku punya sedikit trauma untuk hal itu. Aku hanya berharap, kau memberikan ku waktu. Tapi jika waktu itu ternyata tidak datang padaku, maaf, mungkin berpisah akan menjadi jalan terakhir kita."

Aretha meletakkan kuenya di atas meja, lalu menatap Zayn.

" Berapa lama?"

" Entahlah."

" Dokter harus menentukan waktunya agar saya bisa bersiap siap. Kalau bisa jangan terlalu lama. Saya masih muda, masih punya kesempatan untuk membina rumah tangga yang baru." Kata Aretha lantang.

" Satu tahun." Zayn seperti tidak mau kalah.

" Terlalu lama." Ucap Aretha.

" Jadi berapa maumu." Zayn terdengar frustasi. Ternyata menghadapi Aretha tidaklah semudah yang dia bayangkan.

" Enam bulan. Terhitung dari hari pertama kita menikah. Bagaimana?"

Zayn nampak berpikir." Baiklah, aku setuju."

Zayn merogoh kantong celananya dan mengeluarkan satu kartu tanpa limit.

" Apapun yang kamu butuhkan, kamu bisa menggunakannya."

" Membeli sesuatu dengan harga ratusan juta, boleh?"

" Terserah kamu saja."

" Baiklah, terima kasih." Aretha segera mengambil black card yang di berikan Zayn sebelum pria tampan itu berubah pikiran.

" Masuklah, kamu pasti lelah." Ujar Zayn lalu berbalik arah menuju kamarnya."

" Tunggu.."

Zayn menoleh." Apa lagi?"

" Apa dokter sangat mencintai mbak Naya?" Pertanyaan yang sebenarnya dari dulu ingin dia tanyakan.

Mumpung Aretha punya kesempatan, maka dia keluarkan lah unek uneknya itu.

Deg...

Nama itu, nama yang membuat Zayn merasa di permainkan, harga dirinya jatuh sejatuh jatuhnya.

Lama Zayn terdiam. Hingga aksi diam itu mengundang senyum dari Aretha.

" Saya sudah tau jawabannya." Ujar Aretha.

Hatinya teriris perih, bak tersayat silet nan tajam.

" Jika dalam waktu kurang dari enam bulan dan mbak Naya kembali, mari kita akhiri semuanya. " Ucap Aretha menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum tulus meski hatinya hancur lebur.

Mata mereka bertemu, saling tatap untuk waktu yang cukup lama. Dan ini adalah tatapan pertama Zayn pada Aretha tanpa ada rasa benci yang terpatri di sana.

...****************...

Terpopuler

Comments

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

subhanallah areta aku salut sama kamu meski dalam keadaan sakit mendengar nya kamu. masih mau diajak kompromi sama dokter zayn
zayn aku sumpahin kamu nanti akan amat sangat menyesal setelah areta pergi dari hidupmu.. dan aku sudah ngk sabar melihat kamu menjadi bucin akut sama seperti ezar dan juga abi adam duluu

2025-01-08

1

Yuli a

Yuli a

banyak bawangnya....
sebelum Naya datang atau sebelum enam bulan pernikahan kalian,. Zayn udah cinta sama kamu tata... kamu pasti bisa menaklukkan hati Zayn...
Sekarang aja Zayn udah suka masakanmu...

2025-01-08

4

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

betapa tegary aretha dlm mengambil keputusan yg sebetuly menyesaksn daday tp dia berani ambil keputusan itu,smg dlm waktu yg singkat itu membuat ada perubahan dan penyesalan dr zayn...lanjuuut thoor

2025-01-08

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Rencana pernikahan
2 Episode 2 : Aretha yang galau
3 Episode 3 : Menjadi pengganti
4 Episode 4 : Sah
5 Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6 Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7 Episode 7 : Hari pertama PPDS
8 Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9 Episode 9 : Teman lama
10 Episode 10 : Kemarahan Aretha
11 Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12 Episode 12 : Ketakutan Aretha
13 Episode 13 : Kau pelakunya?
14 Episode 14 : Zayn mencari tau
15 Episode 15 : Dokter baru
16 Episode 16 : Aretha sakit
17 Episode 17 : Trauma parah
18 Episode 18 : Aryan Brawijaya
19 Episode 19 : Kedatangan Aryan
20 Episode 20 : Zayn dan Aryan
21 Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22 Episode 22 : Pria itu ?
23 Episode 23 : Aku menemukanmu
24 Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25 Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26 Episode 26 : Kanaya kembali
27 Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28 Episode 28 : Ulah Kanaya
29 Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30 Episode 30 : Cemburu
31 Episode 31 : Ciuman pertama
32 Episode 32 : Pemandangan indah
33 Episode 33 : Gagal total
34 Episode 34 : Panggilan sayang
35 Episode 35 : Ular berkepala manusia
36 Episode 36 : Jangan pergi
37 Episode 37 : Air mata Zayn
38 Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39 Episode 39 : Mertua dari surga
40 Episode 40 : Buku diary
41 Episode 41 : Saling cinta
42 Episode 42 : Ulah umi
43 Episode 43 : Pria misterius
44 Episode 44 : Melawan trauma
45 Episode 45 : Zayn pulang
46 Episode 46 : Zayn si predator
47 Episode 47 : Aku mencintaimu
48 Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49 Episode 49 : Bekas luka
50 Episode 50 : Posesif
51 Episode 51 : Pengakuan Sardi
52 Episode 52 : Masih edisi Sardi
53 Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54 Episode 54 : Kisah trauma
55 Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56 Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57 Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58 Episode 58 : Naluri Zayn
59 Episode 59 : Berpisah sementara
60 Episode 60 : Perlahan terkuak
61 Episode 61 : Hampir saja
62 Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63 Episode 63 : Apa ini plan B?
64 Episode 64 : Parfum itu.....
65 Episode 65 : Zayn VS Reno
66 Episode 66 : Zayn terluka
67 Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68 Episode 68 : Reno dan Kanaya
69 Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70 Episode 70 : Zayn yang peka
71 Episode 71 : Sirkuit kenangan
72 Episode 72 : Kecelakaan
73 Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74 Episode 74 : Tamparan pertama kali
75 Episode 75 : Ketahuan
76 Episode 76 : Maafkan Abi
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1 : Rencana pernikahan
2
Episode 2 : Aretha yang galau
3
Episode 3 : Menjadi pengganti
4
Episode 4 : Sah
5
Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6
Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7
Episode 7 : Hari pertama PPDS
8
Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9
Episode 9 : Teman lama
10
Episode 10 : Kemarahan Aretha
11
Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12
Episode 12 : Ketakutan Aretha
13
Episode 13 : Kau pelakunya?
14
Episode 14 : Zayn mencari tau
15
Episode 15 : Dokter baru
16
Episode 16 : Aretha sakit
17
Episode 17 : Trauma parah
18
Episode 18 : Aryan Brawijaya
19
Episode 19 : Kedatangan Aryan
20
Episode 20 : Zayn dan Aryan
21
Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22
Episode 22 : Pria itu ?
23
Episode 23 : Aku menemukanmu
24
Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25
Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26
Episode 26 : Kanaya kembali
27
Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28
Episode 28 : Ulah Kanaya
29
Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30
Episode 30 : Cemburu
31
Episode 31 : Ciuman pertama
32
Episode 32 : Pemandangan indah
33
Episode 33 : Gagal total
34
Episode 34 : Panggilan sayang
35
Episode 35 : Ular berkepala manusia
36
Episode 36 : Jangan pergi
37
Episode 37 : Air mata Zayn
38
Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39
Episode 39 : Mertua dari surga
40
Episode 40 : Buku diary
41
Episode 41 : Saling cinta
42
Episode 42 : Ulah umi
43
Episode 43 : Pria misterius
44
Episode 44 : Melawan trauma
45
Episode 45 : Zayn pulang
46
Episode 46 : Zayn si predator
47
Episode 47 : Aku mencintaimu
48
Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49
Episode 49 : Bekas luka
50
Episode 50 : Posesif
51
Episode 51 : Pengakuan Sardi
52
Episode 52 : Masih edisi Sardi
53
Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54
Episode 54 : Kisah trauma
55
Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56
Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57
Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58
Episode 58 : Naluri Zayn
59
Episode 59 : Berpisah sementara
60
Episode 60 : Perlahan terkuak
61
Episode 61 : Hampir saja
62
Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63
Episode 63 : Apa ini plan B?
64
Episode 64 : Parfum itu.....
65
Episode 65 : Zayn VS Reno
66
Episode 66 : Zayn terluka
67
Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68
Episode 68 : Reno dan Kanaya
69
Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70
Episode 70 : Zayn yang peka
71
Episode 71 : Sirkuit kenangan
72
Episode 72 : Kecelakaan
73
Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74
Episode 74 : Tamparan pertama kali
75
Episode 75 : Ketahuan
76
Episode 76 : Maafkan Abi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!