Episode 19 : Kedatangan Aryan

Zayn benar benar kesal kali ini, dia bahkan membatalkan pertemuannya dengan Aryan.

Jujur, Zayn juga heran dengan dirinya sendiri. Kenapa dia harus marah atau kesal hanya karena Aretha memuji Aryan? Ini hal yang tidak wajar menurut nya.

Mereka tiba di Magnolia, Zayn langsung masuk tanpa mengkhawatirkan Aretha yang berjalan lemah di belakangnya.

Nampak Aretha berpikir keras dengan perubahan sikap Zayn.

" Apa ada yang salah?" Gumamnya sembari terus melangkah menuju kamarnya untuk beristirahat.

Begitupun dengan Zayn, dia tidak memperdulikan kondisi Aretha yang masih sakit. Kondisi mentalnya sedang dalam tahapan emosi yang di sertai rasa benci dan tidak suka. Namun sejauh ini, dia masih bingung dengan keadaan mentalnya itu.

Tubuhnya ia jatuhkan begitu saja di atas kasur empuk miliknya. Pikirannya menerawang jauh ke sepuluh tahun lalu.

Saat itu, departemen bedah sedang mengadakan baksos di pinggiran kota dan tempat itu tidak jauh dari pesantren tempatnya dan Zara menuntut ilmu agama.

Di tengah perjalanan menuju pesantren Al Hidayah, Zara dan Zayn melihat kecelakaan tunggal dengan korban nya seorang gadis muda.

Saat itu Zayn tidak terlalu memperhatikan wajah si korban karena panik dan khawatir, ini adalah pengalaman pertamanya menolong seseorang di luar dari rumah sakit. Apakah dia mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang dokter? Zayn was was.

Motor mewah yang tergeletak tidak jauh dari korban menandakan jika gadis muda itu pasti dari keluarga kaya raya. Dan yang mencengangkan adalah pernyataan warga sekitar kalau gadis muda yang mengalami kecelakaan itu adalah murid pesantren Al-Hidayah.

Dari penampilannya , tentu Zayn dan Zara tidak percaya. Gadis itu berpakaian kasual dengan mengenakan jaket kulit berwarna hitam, dia memang mengenakan jilbab, tapi yang membuat keduanya terkejut adalah tunggangannya yang beroda dua dengan harga yang begitu fantastis.

Awalnya Zayn tidak mengalami kendala saat melakukan pertolongan pertama, tapi tiba tiba saja, gadis itu mengalami batuk dan sesak nafas. Zayn kebingungan, ingin menolong, tapi ilmunya belum seberapa, tidak di lakukan tindakan sesegera mungkin, nyawa pasien akan melayang.

Zara juga panik, atas permintaan Zayn, Zara menelpon Ezar. Ezar sudah dalam perjalanan, tapi jika menunggu terlalu lama, sepertinya korban tersebut tidak akan selamat. Dengan banyak pertimbangan, Zayn akhirnya melakukan tindakan aspirasi untuk mengeluarkan udara yang terjebak di dalam paru paru korban.

Nasib baik, Zayn bisa melakukannya dengan mulus tanpa mengalami hambatan sedikitpun.

Zayn masih ingat di mana dia membuat luka sobekan untuk memasukkan selang di dada korban kecelakaan itu. Meski tidak terlalu memperhatikan dengan seksama, tapi kulit putih mulus bak susu masih selalu terbayang bayang sampai sekarang.

Dan korban kecelakaan itu adalah Aretha, wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya.

" Apa mungkin masih seputih itu? Ah,, rasanya aku ingin melihatnya." Gumam Zayn sembari membayangkan wajah dan tubuh Aretha.

Segera setelah hayalan cabulnya, Zayn tersadar." Astaghfirullah, apa yang aku pikirkan?" Zayn sampai tidak percaya dengan dirinya sendiri.

Namun sejurus kemudian, tidak tahu ide itu muncul dari mana, sebuah doa tiba tiba terucap dari mulutnya. " Ya Allah, tidak maukah Engkau berbaik hati menurunkan hujan malam ini? Entahlah, hamba jadi sangat menyukai jika hari sedang hujan."

Andai Aretha mendengarkan doa itu, mungkin sebuah pukulan akan mendarat di salah satu bagian tubuh Zayn. Dia sudah tau jika Aretha sangat takut tapi masih saja meminta hal itu.

Beberapa menit kemudian, suara gemuruh terdengar dari langit.

Zayn memasang kupingnya dengan baik.

" Apa itu suara petir?"

Langit kembali memperdengarkan suaranya membuat Zayn tersenyum lebar.

" Aku baru memintanya, dan Allah sudah mengabulkan?" Gumamnya sedikit tidak percaya." Terima kasih ya Allah."

Dia bersorak gembira, berbeda jauh dengan keadaan Aretha yang kembali ketakutan.

Dari atas tempat tidurnya, dia menatap kearah jendela. " Aku tidak suka musim hujan."

Aretha bergerak cepat, dia mencari kain yang lebih tebal agar tidak melihat cahaya kilatan kilatan yang berasal dari langit. Setelah berhasil menutup jendelanya dengan baik, dia berupaya mencari tempat persembunyian di dalam kamar itu.

Aretha berkeliling, hingga akhirnya menemukan tempat yang sangat tepat.

" Malam ini aku akan tidur di sini." Ucapnya menatap bathtub yang bisa menampungnya malam ini.

Mungkin dia bisa tidur dengan nyenyak karena suara gemuruh petir tidak terdengar di dalam kamar mandinya.

Aretha mengambil beberapa lembar selimut untuk dia jadikan sebagai alas tempat tidur. Beberapa menit kemudian, Aretha tersenyum dengan hasil karyanya sendiri.

" Ah, aku selamat malam ini. Terima kasih ya Allah."

Zayn berjalan mondar mandir di depan kamar Aretha, beberapa saat lalu, hujan mulai turun dengan derasnya, dan dia berharap malam ini bisa masuk ke dalam sana dan menemani Aretha melewati malam panjang dengan tidur bersama.

Menghabiskan waktu kurang lebih satu jam di depan kamar Aretha tidak juga membuahkan hasil untuk Zayn.

Yang dia pikirkan, bagaimana caranya agar bisa masuk ke dalam sana tanpa terkesan memaksa dan terlalu bersemangat.

Jika kemarin, itu wajar saja, karena mereka masih tidur di kamar yang sama meski tempat tidur berbeda. Masalahnya sekarang adalah, Zayn dan Aretha tidur di kamar terpisah.

Zayn jadi pusing sendiri , hingga suara ketukan pintu tengah malam mengagetkannya.

" Siapa yang datang di tengah hujan begini?" Gumam Zayn masih berdiri mematung tanpa berniat membuka pintu utama.

Tok tok tok..

Ketukan terdengar lagi dan kali ini lebih keras dan lebih intens.

Dengan langkah malas, Zayn membuka pintu.

Aryan berdiri memeluk tubuhnya yang kedinginan.

" Lama sekali mas membuka pintu. " Ujarnya kesal lalu menyelonong masuk ke dalam rumah tanpa ijin dari Zayn.

Zayn mengernyit. " Kenapa kau datang?"

Aryan menoleh dan menatap Zayn dengan tatapan bingung.

" Maksudnya? Aku tidak boleh ke sini?"

Zayn sadar jika dia sudah salah bicara.

" Bukan, bukan begitu maksudku, kenapa kau datang hujan hujan?" Zayn segera meralat perkataan nya yang memang sebenarnya tidak menyukai Aryan datang ke rumahnya.

" Aku ada pertemuan bisnis di restoran dekat sini, dari pada pulang ke rumah mbak Zara, mending aku nginap di sini saja."

" Apa, nginap?" Zayn kaget dengan keputusan Aryan yang akan menginap di rumahnya.

" Tidak boleh?" Keningnya mengernyit.

" Siapa yang bilang tidak boleh?" Zayn berkelit.

Aryan mengangkat kedua bahunya.

" Kenapa tidak ke rumah Brawijaya?"

" Malas. Aunty Aza dan Uncle Adam pasti akan memberikan ceramah lagi padaku . Kamu sudah dewasa Yan, jadi kapan kamu akan menikah? Mau umi carikan calonnya? Atau kalau kamu sudah punya , bilang sama Abi dan umi mu. Jangan berpacaran." Ucapnya persis menirukan gaya umi Aza yang lembut saat bertutur kata.

Zayn tiba tiba saja tertawa.

" Untung kau tidak selalu bertemu dengan mereka. Coba kau bayangkan berasa di posisiku dulu sebelum menikah. Bukan setiap hari, tapi hampir setiap jam mereka menanyakannya. Terkadang aku jadi malas untuk sekedar pulang, walau aku sangat rindu bertemu dengan mereka." Obrolan mereka seketika berubah menjadi ajang curhat.

Aryan kemudian memindai sekeliling. " Oiya, mana Tatha? "

Senyum Zayn menghilang.

" Sudah tidur, kenapa juga kau mencari istri orang jam segini." Zayn kembali ketus.

Aryan melihat jam besar yang bertengger di dinding.

Jam sepuluh lewat tiga puluh lima menit.

" Benar juga, dia pasti sudah tidur." Aryan mengambil posisi duduk di sofa tunggal dengan Zayn yang masih berdiri menatap nya tajam.

" Baguslah, ku kira dia masih sangat takut dengan hujan."

Zayn terkesiap. Kalimat Aryan mirip dengan apa yang di katakan umi Nisa. Dan Zayn sudah melihat langsung bagaimana Aretha yang memang benar benar takut dengan hujan dan petir.

" Ada apa dengannya? Mungkinkah memang benar jika Aretha punya trauma di masa lalunya?"

...****************...

Terpopuler

Comments

SasSya

SasSya

penasaran dgn apa yg menimpa Aretha di masa lalu sampai punya trauma parah kaya gini 🤔

ini kesempatan untuk mu mengetuk pintu kamar Aretha zaynnnnn
alesannya ada tamu
apalagi Aryan masih saudara takut nanti di aduin ke ummi
makanya harus sekamar
gunakan kesempatan emas ini untuk bisa mengulang moment kemarin
yg kamu pinta pada Tuhan Zayn
ini Aryan jdi perantara alasan
biar gak gengsi, malu doooonggg
ujug2 dusel minta kelon 😂😂😂🤣🤣😂✌🏻🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️

2025-01-20

5

SasSya

SasSya

padahal kesan pertama gak hilang dr pikiran
bisa2nya dia lupa pernah nolong cew cantik kulit seputih susu 10 Thn lalu
klo kaya gini dia kan jdi kebayang bayang, penasaran mau lihat lagi akak 😆😆😆🤣🤣🤣🤣🤣

2025-01-20

2

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

zayn do'a kamu emang di kabulin sama Alloh dengan menurunkan hujan
tapi sayang kamu ttp tidak bisa bobo bareng areta 😂😂😂
cup.. cup koacian abang Zayn yaa

2025-01-21

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Rencana pernikahan
2 Episode 2 : Aretha yang galau
3 Episode 3 : Menjadi pengganti
4 Episode 4 : Sah
5 Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6 Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7 Episode 7 : Hari pertama PPDS
8 Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9 Episode 9 : Teman lama
10 Episode 10 : Kemarahan Aretha
11 Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12 Episode 12 : Ketakutan Aretha
13 Episode 13 : Kau pelakunya?
14 Episode 14 : Zayn mencari tau
15 Episode 15 : Dokter baru
16 Episode 16 : Aretha sakit
17 Episode 17 : Trauma parah
18 Episode 18 : Aryan Brawijaya
19 Episode 19 : Kedatangan Aryan
20 Episode 20 : Zayn dan Aryan
21 Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22 Episode 22 : Pria itu ?
23 Episode 23 : Aku menemukanmu
24 Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25 Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26 Episode 26 : Kanaya kembali
27 Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28 Episode 28 : Ulah Kanaya
29 Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30 Episode 30 : Cemburu
31 Episode 31 : Ciuman pertama
32 Episode 32 : Pemandangan indah
33 Episode 33 : Gagal total
34 Episode 34 : Panggilan sayang
35 Episode 35 : Ular berkepala manusia
36 Episode 36 : Jangan pergi
37 Episode 37 : Air mata Zayn
38 Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39 Episode 39 : Mertua dari surga
40 Episode 40 : Buku diary
41 Episode 41 : Saling cinta
42 Episode 42 : Ulah umi
43 Episode 43 : Pria misterius
44 Episode 44 : Melawan trauma
45 Episode 45 : Zayn pulang
46 Episode 46 : Zayn si predator
47 Episode 47 : Aku mencintaimu
48 Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49 Episode 49 : Bekas luka
50 Episode 50 : Posesif
51 Episode 51 : Pengakuan Sardi
52 Episode 52 : Masih edisi Sardi
53 Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54 Episode 54 : Kisah trauma
55 Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56 Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57 Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58 Episode 58 : Naluri Zayn
59 Episode 59 : Berpisah sementara
60 Episode 60 : Perlahan terkuak
61 Episode 61 : Hampir saja
62 Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63 Episode 63 : Apa ini plan B?
64 Episode 64 : Parfum itu.....
65 Episode 65 : Zayn VS Reno
66 Episode 66 : Zayn terluka
67 Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68 Episode 68 : Reno dan Kanaya
69 Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70 Episode 70 : Zayn yang peka
71 Episode 71 : Sirkuit kenangan
72 Episode 72 : Kecelakaan
73 Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74 Episode 74 : Tamparan pertama kali
75 Episode 75 : Ketahuan
76 Episode 76 : Maafkan Abi
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1 : Rencana pernikahan
2
Episode 2 : Aretha yang galau
3
Episode 3 : Menjadi pengganti
4
Episode 4 : Sah
5
Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6
Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7
Episode 7 : Hari pertama PPDS
8
Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9
Episode 9 : Teman lama
10
Episode 10 : Kemarahan Aretha
11
Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12
Episode 12 : Ketakutan Aretha
13
Episode 13 : Kau pelakunya?
14
Episode 14 : Zayn mencari tau
15
Episode 15 : Dokter baru
16
Episode 16 : Aretha sakit
17
Episode 17 : Trauma parah
18
Episode 18 : Aryan Brawijaya
19
Episode 19 : Kedatangan Aryan
20
Episode 20 : Zayn dan Aryan
21
Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22
Episode 22 : Pria itu ?
23
Episode 23 : Aku menemukanmu
24
Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25
Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26
Episode 26 : Kanaya kembali
27
Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28
Episode 28 : Ulah Kanaya
29
Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30
Episode 30 : Cemburu
31
Episode 31 : Ciuman pertama
32
Episode 32 : Pemandangan indah
33
Episode 33 : Gagal total
34
Episode 34 : Panggilan sayang
35
Episode 35 : Ular berkepala manusia
36
Episode 36 : Jangan pergi
37
Episode 37 : Air mata Zayn
38
Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39
Episode 39 : Mertua dari surga
40
Episode 40 : Buku diary
41
Episode 41 : Saling cinta
42
Episode 42 : Ulah umi
43
Episode 43 : Pria misterius
44
Episode 44 : Melawan trauma
45
Episode 45 : Zayn pulang
46
Episode 46 : Zayn si predator
47
Episode 47 : Aku mencintaimu
48
Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49
Episode 49 : Bekas luka
50
Episode 50 : Posesif
51
Episode 51 : Pengakuan Sardi
52
Episode 52 : Masih edisi Sardi
53
Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54
Episode 54 : Kisah trauma
55
Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56
Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57
Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58
Episode 58 : Naluri Zayn
59
Episode 59 : Berpisah sementara
60
Episode 60 : Perlahan terkuak
61
Episode 61 : Hampir saja
62
Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63
Episode 63 : Apa ini plan B?
64
Episode 64 : Parfum itu.....
65
Episode 65 : Zayn VS Reno
66
Episode 66 : Zayn terluka
67
Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68
Episode 68 : Reno dan Kanaya
69
Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70
Episode 70 : Zayn yang peka
71
Episode 71 : Sirkuit kenangan
72
Episode 72 : Kecelakaan
73
Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74
Episode 74 : Tamparan pertama kali
75
Episode 75 : Ketahuan
76
Episode 76 : Maafkan Abi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!