Episode 17 : Trauma parah

Zayn akhirnya keluar setelah memastikan demam Aretha sudah berangsur turun.

Pilihan ada dua, tidur di kasur atau di sofa seperti kata Zayn tadi.

Dan, Zayn memutuskan tidur di sofa saja. Kurang etis rasanya jika dia membaringkan tubuhnya di atas kasur nan empuk sementara pemiliknya bersempit sempit tidur di dalam lemari pakaian.

Masih menjadi misteri bagi Zayn, kenapa ada kasur kecil di dalam walk in closet, yang sejatinya tempat itu bukanlah untuk tidur, melainkan tempat menyimpan pakaian dan sejenisnya. Dan kenapa juga Aretha lebih memilih tidur di sana sedangkan kasurnya sangat lah nyaman.

Tengah malam, hujan semakin deras dengan gemuruh suara petir yang menjadi nyanyian ketakutan bagi sebagian orang.

Zayn sudah terlelap namun terbangun karena tenggorokannya tiba tiba saja terasa kering. Dia butuh air untuk membasahi kerongkongannya itu.

Karena persediaan dikamar habis, Zayn pun ke dapur.

Zayn menuang air dan menghabiskan segelas penuh sebelum memutuskan kembali ke kamar dan beristirahat.

Zayn menyempatkan menatap ke luar jendela, cahaya kilat dalam kegelapan bagaikan flash kamera fotografer yang sedang mengambil gambar di dalam sebuah studio.

" Ini indah sekali." Gumamnya.

" Apa yang indah nak?"

Zayn cukup terkejut, umi Nisa tiba tiba sudah berdiri di belakangnya.

" Zayn menggaruk kepalanya yang tidak gatal. " Tidak ada umi. " Jawabnya risih.

" Apa Aretha sudah tidur? "

Mendapatkan pertanyaan dengan jawaban yang sulit, membuat Zayn jadi terbata.

" I.. iya umi. "

" Syukurlah, umi rasa setelah menikah dia tidak takut lagi dengan hujan. "

Zayn terperangah.

" Di luar sedang hujan. Aku tidak suka dengan suaranya. "

" Oiya umi, Zayn ke kamar dulu."

" Iya nak."

Zayn berjalan tergesa, kalimat Aretha kembali terngiang.

Pintu kamar terbuka. Zayn mulai khawatir, dia takut jika apa yang dia pikirkan benar benar terjadi.

" Semoga dia tidak apa apa." Gumam Zayn.

Langkahnya ia percepat menuju ruang ganti di mana Aretha berada.

Zayn membuka pintu.

Dan,, jantung Zayn teriris melihat kondisi Aretha yang nampak kacau.

Aretha duduk dengan kepala yang berada di antara lutut nya, sementara kedua tangannya ia gunakan menutup telinganya.

Pemandangan yang membuat iba siapa saja yang melihatnya termasuk Zayn.

Kondisi ketakutan biasanya akan membuat seseorang menangis histeris. Apalagi jika itu pernah membuat trauma yang cukup dalam, yakinlah akan ada tangisan kuat yang menyertainya . Tapi ini tidak, kondisinya berbeda. Semua sunyi, kecuali suara gemuruh petir yang masih terdengar di luar sana.

Perlahan Zayn melangkah mendekati Aretha, ia berjongkok dan memegang tangan Aretha dengan lembut.

" Kamu tidak apa apa?"

Merasakan sentuhan seseorang sontak membuat Aretha beringsut mundur.

Netra keduanya bersitatap dan Zayn serasa ingin menangis melihat wajah istrinya.

Wajah yang selalu memperlihatkan senyuman, terkadang cuek dan nampak marah, kini terlihat mengenaskan. Seluruh wajahnya di penuhi air mata. Dan yang paling membuat Zayn sedih adalah luka di bibir Aretha. Zayn sangat yakin jika Aretha menggigit bibirnya sendiri.

" Retha..." Panggilnya.

Bukannya menjawab, tubuh Aretha justru gemetar ketakutan.

Zayn tidak tahan, dia memegang bahu Aretha dan membawanya ke dalam pelukannya.

Zayn memeluk Aretha, meski sempat berontak, tapi Zayn tetap tidak melepasnya, bahkan pelukannya semakin erat.

Usapan di punggung dan kepala membuat Aretha luluh, dia merasa di lindungi. Sayup sayup suaranya mulai terdengar, tidak ada kata ataupun kalimat yang terkadang membuat Zayn emosi, yang ada hanya tangisan yang masih tertahan.

" Jika dengan menangis hatimu akan lega, maka menangis lah."

Ucapan Zayn seperti mantra yang menghipnotis Aretha.

Tangisannya pecah setelah mendapatkan izin dari Zayn.

Semakin kencang tangisan itu, semakin erat pula pelukan yang Zayn berikan.

" Jadi kau menahan semuanya dan berakhir melukai dirimu sendiri hanya agar orang lain tidak mendengar mu menangis atau melihat kesedihan mu? Kamu sungguh luar biasa. Tidak banyak wanita yang bisa sepertimu , aku salut. Mulai sekarang kau tenang saja, aku akan selalu ada dan menjadi tempat bersandar dari setiap luka yang kau rasakan." Batinnya.

Jujur, dia ingin mengatakan itu secara langsung, tapi sepertinya Zayn belum mampu mewujudkannya.

Tangisan Aretha terhenti setelah cukup lama ia melampiaskan kesedihan nya itu. Dan Zayn tidak meninggalkan nya sedetik pun.

" Kamu mau minum?"

Aretha mengangguk.

" Tunggu di sini."

Zayn mengambil kan air untuk Aretha dari gelas bekas minumnya yang sudah di isi ulang.

Dan ternyata bukan hanya air minum yang dia bawa masuk, namun ada bantal dan selimut yang ikut meramaikan tangan Zayn.

Aretha meneguk air tersebut hingga tidak tersisa setetes pun.

Zayn menyimpan gelas dan menggelar selimut tepat di samping Aretha.

" Dokter mau apa?"

" Tidur." Jawabnya enteng.

" Di luar saja. aku tidak biasa tidur dengan orang lain."

" Aku bukan orang lain." Ucap Zayn cuek dan tetap melanjutkan kegiatannya tanpa menghiraukan perkataan Aretha.

Ya benar, dia memang bukan orang lain, hanya saja, Aretha masih merasa asing dan aneh berdekatan dengan Zayn.

Aretha pasrah saja menyaksikan Zayn yang sibuk sendiri. Setelah semua siap, Zayn kembali keluar dan datang membawa sesuatu di tangannya.

" Kemari." Perintahnya sambil menepuk ujung kasur mini milik Aretha.

Aretha menurut.

Zayn membuka kotak obat yang dia bawa, lalu perlahan membersihkan bibir Aretha.

Kapas dengan cairan pencuci luka menyentuh ujung bibirnya dan spontan Aretha menghindar.

" Berikan padaku, aku bisa sendiri." Tangan Aretha terulur meminta kapas yang di pegang Zayn.

" Duduk saja dengan tenang, tidak usah banyak bicara." Zayn menolak dan kembali mengobati luka Aretha.

Di suruh duduk diam dan tenang benar benar di lakukannya. Aretha tidak menolak sama sekali.

Zayn mengoles obat di bibir Aretha yang berdarah. Awalnya biasa saja, Zayn melakukan tugasnya dengan sangat lancar dan profesional, tapi lama kelamaan, jantung Zayn mulai tidak sehat, itu seperti jika jantungnya akan melompat keluar karena berdetak sangat kencang. Netranya tidak bisa beralih dari bibir tipis Aretha.

Beberapa kali, Zayn menelan salivanya. Jujur, dia tergoda.

" Jika aku mencicipinya, mungkinkah rasanya akan manis seperti kata orang orang?" Zayn membatin. " Tapi aku takut dia akan marah padaku." Lanjut nya dengan hati yang bergejolak.

" Hmm.." Zayn segera tersadar dan menarik tangannya.

" Selesai." Ucapnya lalu kembali membereskan obat yang di gunakan ke dalam kotaknya semula.

Zayn menatap Aretha. Tatapan dalam penuh arti. " Lain kali, jangan melukai dirimu sendiri."

Aretha terdiam. Kalimat itu singkat tapi maknanya sangat dalam. Dan seketika hati Aretha menghangat.

" Sudahlah, aku mengantuk." Kata Aretha mengatur posisi tidurnya membelakangi Zayn.

Namun kepala Aretha belum menyentuh bantal, jantungnya kembali di buat tidak karuan oleh Zayn.

" Aku tidak suka melihat nya."

Aretha terpaku tak bisa berkata kata. Untuk sesaat kepedihannya menghilang.

Sunyi.

Zayn dan Aretha salah tingkah. Hanya sebuah frase tanpa unsur pernyataan cinta di dalamnya, tapi mampu membuat keduanya jadi terlihat kikuk satu sama lain.

Aretha menjatuhkan kepalanya di bantal dan berusaha menutup mata. Sementara Zayn yang juga sudah merebahkan tubuhnya, tidak bisa berpura pura tidur atau mencoba menutup mata seperti yang di lakukan Aretha.

Netranya memandangi punggung Aretha yang terlihat sangat rapuh.

Setelah menikah, Zayn selalu tidur sendiri, berarti ini adalah pengalaman pertamanya tidur dengan seorang wanita yang tidak ada hubungan darah dengan nya. Lalu apa yang di rasakan Zayn setelah membaringkan tubuhnya di samping seseorang yang sudah sah menjadi istrinya?

" Rasanya sangat nyaman, dan aku menyukai nya." Gumamnya dalam hati.

...****************...

Terpopuler

Comments

Fittar

Fittar

kemaren kemaren aja nolak,eh sekarang ketagihan.
apa ya sebenarnya tang buat aretha trauma. apa ada juga hubungannya dengan pria yang menemuinya di mall

2025-01-18

1

Bunda Wati

Bunda Wati

tiap episode slalu bkin penasaran...GK sbr nungguin kelanjutannya si Zayn yg lgi mers debar2 di dada....Zayn apalagi klo mo peluk ,pasti lebih nyaman...🥰🤣

2025-01-18

1

muhammad ihsan

muhammad ihsan

double up dong thor udah aku kasih kopi thor

2025-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Rencana pernikahan
2 Episode 2 : Aretha yang galau
3 Episode 3 : Menjadi pengganti
4 Episode 4 : Sah
5 Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6 Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7 Episode 7 : Hari pertama PPDS
8 Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9 Episode 9 : Teman lama
10 Episode 10 : Kemarahan Aretha
11 Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12 Episode 12 : Ketakutan Aretha
13 Episode 13 : Kau pelakunya?
14 Episode 14 : Zayn mencari tau
15 Episode 15 : Dokter baru
16 Episode 16 : Aretha sakit
17 Episode 17 : Trauma parah
18 Episode 18 : Aryan Brawijaya
19 Episode 19 : Kedatangan Aryan
20 Episode 20 : Zayn dan Aryan
21 Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22 Episode 22 : Pria itu ?
23 Episode 23 : Aku menemukanmu
24 Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25 Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26 Episode 26 : Kanaya kembali
27 Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28 Episode 28 : Ulah Kanaya
29 Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30 Episode 30 : Cemburu
31 Episode 31 : Ciuman pertama
32 Episode 32 : Pemandangan indah
33 Episode 33 : Gagal total
34 Episode 34 : Panggilan sayang
35 Episode 35 : Ular berkepala manusia
36 Episode 36 : Jangan pergi
37 Episode 37 : Air mata Zayn
38 Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39 Episode 39 : Mertua dari surga
40 Episode 40 : Buku diary
41 Episode 41 : Saling cinta
42 Episode 42 : Ulah umi
43 Episode 43 : Pria misterius
44 Episode 44 : Melawan trauma
45 Episode 45 : Zayn pulang
46 Episode 46 : Zayn si predator
47 Episode 47 : Aku mencintaimu
48 Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49 Episode 49 : Bekas luka
50 Episode 50 : Posesif
51 Episode 51 : Pengakuan Sardi
52 Episode 52 : Masih edisi Sardi
53 Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54 Episode 54 : Kisah trauma
55 Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56 Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57 Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58 Episode 58 : Naluri Zayn
59 Episode 59 : Berpisah sementara
60 Episode 60 : Perlahan terkuak
61 Episode 61 : Hampir saja
62 Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63 Episode 63 : Apa ini plan B?
64 Episode 64 : Parfum itu.....
65 Episode 65 : Zayn VS Reno
66 Episode 66 : Zayn terluka
67 Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68 Episode 68 : Reno dan Kanaya
69 Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70 Episode 70 : Zayn yang peka
71 Episode 71 : Sirkuit kenangan
72 Episode 72 : Kecelakaan
73 Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74 Episode 74 : Tamparan pertama kali
75 Episode 75 : Ketahuan
76 Episode 76 : Maafkan Abi
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1 : Rencana pernikahan
2
Episode 2 : Aretha yang galau
3
Episode 3 : Menjadi pengganti
4
Episode 4 : Sah
5
Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6
Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7
Episode 7 : Hari pertama PPDS
8
Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9
Episode 9 : Teman lama
10
Episode 10 : Kemarahan Aretha
11
Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12
Episode 12 : Ketakutan Aretha
13
Episode 13 : Kau pelakunya?
14
Episode 14 : Zayn mencari tau
15
Episode 15 : Dokter baru
16
Episode 16 : Aretha sakit
17
Episode 17 : Trauma parah
18
Episode 18 : Aryan Brawijaya
19
Episode 19 : Kedatangan Aryan
20
Episode 20 : Zayn dan Aryan
21
Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22
Episode 22 : Pria itu ?
23
Episode 23 : Aku menemukanmu
24
Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25
Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26
Episode 26 : Kanaya kembali
27
Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28
Episode 28 : Ulah Kanaya
29
Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30
Episode 30 : Cemburu
31
Episode 31 : Ciuman pertama
32
Episode 32 : Pemandangan indah
33
Episode 33 : Gagal total
34
Episode 34 : Panggilan sayang
35
Episode 35 : Ular berkepala manusia
36
Episode 36 : Jangan pergi
37
Episode 37 : Air mata Zayn
38
Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39
Episode 39 : Mertua dari surga
40
Episode 40 : Buku diary
41
Episode 41 : Saling cinta
42
Episode 42 : Ulah umi
43
Episode 43 : Pria misterius
44
Episode 44 : Melawan trauma
45
Episode 45 : Zayn pulang
46
Episode 46 : Zayn si predator
47
Episode 47 : Aku mencintaimu
48
Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49
Episode 49 : Bekas luka
50
Episode 50 : Posesif
51
Episode 51 : Pengakuan Sardi
52
Episode 52 : Masih edisi Sardi
53
Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54
Episode 54 : Kisah trauma
55
Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56
Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57
Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58
Episode 58 : Naluri Zayn
59
Episode 59 : Berpisah sementara
60
Episode 60 : Perlahan terkuak
61
Episode 61 : Hampir saja
62
Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63
Episode 63 : Apa ini plan B?
64
Episode 64 : Parfum itu.....
65
Episode 65 : Zayn VS Reno
66
Episode 66 : Zayn terluka
67
Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68
Episode 68 : Reno dan Kanaya
69
Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70
Episode 70 : Zayn yang peka
71
Episode 71 : Sirkuit kenangan
72
Episode 72 : Kecelakaan
73
Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74
Episode 74 : Tamparan pertama kali
75
Episode 75 : Ketahuan
76
Episode 76 : Maafkan Abi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!