Episode 11 : Menghilangkan kemarahan

Zayn berdiri mematung dan terdiam. Sangat banyak kejutan yang dia terima dari Aretha beberapa hari ini. Zayn syok.

Mungkinkah memang dia tidak peduli dan hanya memikirkan dirinya sendiri? Apa sejahat itukah dia pada Aretha?

" Umi akan membunuh ku jika sampai tau aku memperlakukan menantunya dengan kasar." Gumamnya di sertai helaan nafas yang cukup berat.

Zayn hendak menyusul Aretha yang berjalan ke kamarnya. Meminta maaf akan jauh lebih baik. Jujur, Zayn tidak bisa melihat seorang wanita menangis, apalagi wanita itu menangis karena perbuatannya.

Namun baru beberapa langkah, Zayn berhenti karena mendengar suara pintu yang di tutup dengan keras.

" Braaakkk."

Aretha membanting pintu kamar. Setelah perdebatan sengit yang terjadi antara dirinya dan Zayn, Aretha tidak bisa menyembunyikan kekesalannya. Selama ini dia sudah cukup bersabar dan tidak banyak menuntut, tapi tindakan Zayn membuatnya tersulut emosi.

Karena masalah tadi, Aretha memutuskan untuk tidak ke rumah sakit. Dan itu adalah keputusan yang sangat salah. Entah apa yang akan dia dapatkan esok hari dari konsulennya. Mungkin saja makian, atau bahkan bisa jadi surat peringatan karena membolos tanpa alasan yang jelas. Residensinya baru semeter awal dan dia sudah berani absen tanpa keterangan. Dunia kedokteran memang kejam, kamu di larang sakit dan di larang meminta ijin.

Zayn menatap pintu kamar Aretha dari kejauhan.

" Apa aku terlalu keras padanya?" Zayn merasa bersalah.

Helaan nafasnya kembali terdengar. Namun untuk mengetuk atau menerobos masuk mungkin bukanlah ide yang tepat.

Jika wanita lain sedang marah, maka meminta maaf dan memberikan pelukan hangat akan di lakukan sang pria dan itu bisa meredakan kemarahan sang wanita.Tapi itu tidak berlaku bagi Aretha. Kurang lebih satu bulan bersama, Zayn bisa membaca karakter dari istrinya itu.

Contoh kecilnya Zara. Jujur, lebih mudah membujuk Zara ketimbang membujuk Areta. Zara lebih cepat luluh walau hanya menggunakan ice krim saja. Namun dengan Aretha Zayn tidak yakin apakah wanita itu akan menerima niat baiknya atau tidak.

Karena itu, untuk sementara Zayn membiarkan Aretha sendiri dulu.

Zayn memilih kembali ke kamarnya, mandi, berganti pakaian dan ke rumah sakit.

Zayn menyalakan mesin kendaraannya dan melihat jika sepertinya Aretha juga bersiap untuk pergi.

" Mau ke mana dia?"Gumam Zayn.

Sebuah mobil baru saja masuk ke pekarangan rumah Zayn, dan mobil itu membawa Aretha melaju dengan kecepatan sedang membelah jalan raya yang sudah mulai padat.

Karena penasaran. Zayn mengikuti ke mana Aretha pergi.

Ini masih tergolong pagi, tapi Zayn yakin jika Aretha tidak akan ke rumah sakit mengingat jika jadwal operasi nya sudah berjalan sekitar setengah jam lalu.

Ternyata , Aretha kembali ke rumah Mahawira. Zayn menunggu cukup lama hingga nampak Aretha keluar dengan mobil berwarna merah miliknya.

Zayn terus mengikuti Aretha hingga mobil istrinya berhenti di depan gerbang sebuah sekolah.

" Ini kan? Tapi ini masih pagi, si kembar juga baru masuk sekolah. Kenapa dia datang sepagi ini untuk menjemput?" Zayn terus mengintai gerak gerik Aretha.

Namun, setengah jam berlalu, Aretha tidak kunjung keluar dari kendaraan mewahnya.

Berhubung ada operasi, Zayn terpaksa berhenti mengawasi Aretha. Satu satunya yang bisa dia hubungi adalah Zara. Sedikit informasi dari Zara bisa membuat hatinya tenang.

Sebenarnya setelah pertengkaran beberapa jam lalu, Zayn merasa khawatir akan keadaan Aretha. Tidak begitu banyak yang dia ketahui tentang istrinya itu kecuali sifat dan karakternya. Kehidupan pribadi sebelum Zayn menikahinya, masih tertutup rapat.

" Kamu di mana?"

" Rumah sakit..Memangnya mau di mana lagi ? Kenapa juga pertanyaan mas jadi aneh.."

" Cerewet.. Oiya, si kembar sudah berangkat sekolah."

" Iya."

" Ooo,,siapa yang menjemputnya?"

" Kenapa? Peduli sekali dengan anak anakku. Mas mau menjemputnya?"

" Jawab saja siapa....Kenapa malah mutar mutar?" Zayn jadi kesal. Dari nada bicaranya, Zayn sudah yakin tidak akan mendapatkan informasi apapun dari Zara.

" Seperti biasa, siapa lagi. Sudah, aku sedang sibuk. Assalamualaikum."

Zara mengakhiri panggilannya secara sepihak. Sementara Zayn memandangi ponselnya dengan nanar.

" Dasar..punya saudara tapi tidak bisa di andalkan." Sungutnya.

Di tengah rasa kesal dan kekhawatiran nya, sebuah panggilan telpon kembali membuyarkan konsentrasi nya.

" Ada apa Fen?"

" Saya menemukan keberadaan nona Kanaya tuan."

Zayn segera menepikan kendaraannya.

" Di mana?" Tanya nya dengan aura dingin.

" Nona Kanaya sekarang berada di Thailand tuan."

" Thailand?"

" Akan saya kirimkan fotonya."

Beberapa saat kemudian, puluhan notifikasi masuk ke ponsel Zayn.

Zayn tidak langsung membukanya, dia terlihat mulai ragu. Takut kecewa dan kemarahannya akan semakin besar kala melihat gambar yang baru saja di kirim asisten pribadi nya.

Zayn berpikir keras hingga akhirnya memutuskan untuk menundanya sementara. Apalagi sebuah panggilan telpon datang dari perawat kamar operasi yang menanyakan keberadaannya.

Tiba di rumah sakit, pasien sudah di baringkan di atas meja operasi. Dengan keadaan sunyi sepi mencekam, Zayn memulai operasinya.

Seharusnya ada Aretha di sana, menemani operasi kanker payudara stadium 2 B sebagai salah satu tim anastesi yang membantunya. Tapi, istrinya itu benar benar tidak datang.

" Hmm...dokter Roy."

Dokter Roy kaget. Ini kali pertama dia mendengar Zayn berbicara dengannya selama operasi berlangsung. Biasanya dia hanya akan murka atau menatap tajam pada siapa saja yang melakukan kesalahan dalam operasinya.

" Iya dok."

" Dokter Aretha ijin hari ini, dia sedang tidak enak badan. Apa dia menghubungi anda?"

" Iya dok." Katanya berbohong. Aretha tidak pernah menghubungi siapapun dan meminta ijin absen hari ini. Mana berani Aretha melakukan itu. Tapi dokter Roy tidak ingin berdebat dan membuat Zayn marah.Walau terpaut usia yang cukup jauh, dokter Roy menghormati Zayn bukan karena Zayn calon penerus Brawijaya, tapi karena sepak terjangnya dalam mengoperasi dan menyelamatkan pasien. Memang saat menemani Zayn operasi, tak di pungkiri jika dokter Roy juga terbebani dengan aura dingin yang di miliki Zayn. Tapi percayalah, kesembuhan pasien yang berada di bawah pengawasan nya melebihi angka delapan puluh persen.

Sementara itu, Aretha masih berada di sekolah Safa dan Marwah. Karena datang terlalu pagi, Aretha bisa menikmati waktu kesendirian nya di temani tukang cilok keliling yang bisa membantu mengisi lambungnya yang mulai meronta minta di isi. Sarapannya pagi tadi tidak cukup mampu menopang kekosongan lambungnya hingga siang.

Aretha menghubungi Zara jika dia yang akan menjemput Safa dan Marwah sekaligus meminta ijin membawa kedua bocah itu bermain sepulang sekolah. Besok weekend, jadi hari ini bisa bermain sepuasnya, hitung hitung menghilang kan stres.

Dari jauh, Safa dan Marwah berjalan sambil bergandengan tangan, mereka tertawa riang dan sesekali terlihat bercerita cukup serius lalu kembali tertawa. Safa berhenti dan memperbaiki jilbab adiknya yang sudah semrawut dan memperlihatkan anak anak rambutnya yang saling bersenggolan meminta keluar. Tingkah mereka membuat Aretha tidak bisa berhenti tersenyum.

Aretha membuka pintu mobil dan menghampiri Safa dan Marwah.

" Assalamualaikum anak anak solehah.."

" Yeii...auntyyyy.." Mereka berlari kencang melihat jika ternyata Aretha yang datang menjemput.

Safa dan Marwah memeluk Aretha bersamaan.

" Sudah sudah. Oiya, salam aunty belum di jawab."

" Waalaikumsalam salam warahmatullahi wabarakatuh." Ucapnya serempak

Aretha tersenyum.

" Ayo masuk." Aretha membuka pintu mobil untuk Safa dan Marwah.

" Bagaimana sekolahnya hari ini?"

" Seperti biasa aunty, tidak ada yang istimewa." Jawab Safa.

" Tapi kenapa kalian tampaknya sangat bahagia?"

" Memang setiap harinya begitu aunty, kalau kami tidak bertengkar ya pasti akan terlihat bahagia." Celetuk Marwah mengundang tawa Aretha.

" Baiklah. Karena besok libur sekolah bagaimana kalau hari ini kita main."

Kata ' Main ' benar benar menghipnotis Safa dan Marwah, seketika keduanya bersorak gembira.

" Yes,,terima kasih aunty."

" Sama sama."

...****************...

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

aretha bahagia sm si kembar,menghilngkan rasa sakit hatiy dan menjaga kewarasan mentaly ngadepin zayn yg keras kaya batu karang...biarkn zayn tenggelam sm masa laluy dan cinta pertamay dan kita lihat mana yg mau di ambil sm zayn aretha atau kanaya..lanjuut

2025-01-11

4

asiah puteri mulyana

asiah puteri mulyana

bukannya mobilnya ada di RS kemarin ketinggalan? td aja smpe bertengkar perkara mau pergi pake kendaraan umum..loh ini pergi pakai mobil sendiri yh? maaf klo salah yh🙏🙏🙏

2025-02-06

1

SasSya

SasSya

Zayn masih penasaran dgn Kanaya

pelarian Aretha za si kembar
dr pada stres ngadepi suami beku macam Zayn
dan 6 bulan bukanlah waktu yg lama

2025-01-11

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Rencana pernikahan
2 Episode 2 : Aretha yang galau
3 Episode 3 : Menjadi pengganti
4 Episode 4 : Sah
5 Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6 Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7 Episode 7 : Hari pertama PPDS
8 Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9 Episode 9 : Teman lama
10 Episode 10 : Kemarahan Aretha
11 Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12 Episode 12 : Ketakutan Aretha
13 Episode 13 : Kau pelakunya?
14 Episode 14 : Zayn mencari tau
15 Episode 15 : Dokter baru
16 Episode 16 : Aretha sakit
17 Episode 17 : Trauma parah
18 Episode 18 : Aryan Brawijaya
19 Episode 19 : Kedatangan Aryan
20 Episode 20 : Zayn dan Aryan
21 Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22 Episode 22 : Pria itu ?
23 Episode 23 : Aku menemukanmu
24 Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25 Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26 Episode 26 : Kanaya kembali
27 Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28 Episode 28 : Ulah Kanaya
29 Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30 Episode 30 : Cemburu
31 Episode 31 : Ciuman pertama
32 Episode 32 : Pemandangan indah
33 Episode 33 : Gagal total
34 Episode 34 : Panggilan sayang
35 Episode 35 : Ular berkepala manusia
36 Episode 36 : Jangan pergi
37 Episode 37 : Air mata Zayn
38 Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39 Episode 39 : Mertua dari surga
40 Episode 40 : Buku diary
41 Episode 41 : Saling cinta
42 Episode 42 : Ulah umi
43 Episode 43 : Pria misterius
44 Episode 44 : Melawan trauma
45 Episode 45 : Zayn pulang
46 Episode 46 : Zayn si predator
47 Episode 47 : Aku mencintaimu
48 Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49 Episode 49 : Bekas luka
50 Episode 50 : Posesif
51 Episode 51 : Pengakuan Sardi
52 Episode 52 : Masih edisi Sardi
53 Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54 Episode 54 : Kisah trauma
55 Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56 Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57 Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58 Episode 58 : Naluri Zayn
59 Episode 59 : Berpisah sementara
60 Episode 60 : Perlahan terkuak
61 Episode 61 : Hampir saja
62 Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63 Episode 63 : Apa ini plan B?
64 Episode 64 : Parfum itu.....
65 Episode 65 : Zayn VS Reno
66 Episode 66 : Zayn terluka
67 Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68 Episode 68 : Reno dan Kanaya
69 Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70 Episode 70 : Zayn yang peka
71 Episode 71 : Sirkuit kenangan
72 Episode 72 : Kecelakaan
73 Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74 Episode 74 : Tamparan pertama kali
75 Episode 75 : Ketahuan
76 Episode 76 : Maafkan Abi
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1 : Rencana pernikahan
2
Episode 2 : Aretha yang galau
3
Episode 3 : Menjadi pengganti
4
Episode 4 : Sah
5
Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6
Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7
Episode 7 : Hari pertama PPDS
8
Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9
Episode 9 : Teman lama
10
Episode 10 : Kemarahan Aretha
11
Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12
Episode 12 : Ketakutan Aretha
13
Episode 13 : Kau pelakunya?
14
Episode 14 : Zayn mencari tau
15
Episode 15 : Dokter baru
16
Episode 16 : Aretha sakit
17
Episode 17 : Trauma parah
18
Episode 18 : Aryan Brawijaya
19
Episode 19 : Kedatangan Aryan
20
Episode 20 : Zayn dan Aryan
21
Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22
Episode 22 : Pria itu ?
23
Episode 23 : Aku menemukanmu
24
Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25
Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26
Episode 26 : Kanaya kembali
27
Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28
Episode 28 : Ulah Kanaya
29
Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30
Episode 30 : Cemburu
31
Episode 31 : Ciuman pertama
32
Episode 32 : Pemandangan indah
33
Episode 33 : Gagal total
34
Episode 34 : Panggilan sayang
35
Episode 35 : Ular berkepala manusia
36
Episode 36 : Jangan pergi
37
Episode 37 : Air mata Zayn
38
Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39
Episode 39 : Mertua dari surga
40
Episode 40 : Buku diary
41
Episode 41 : Saling cinta
42
Episode 42 : Ulah umi
43
Episode 43 : Pria misterius
44
Episode 44 : Melawan trauma
45
Episode 45 : Zayn pulang
46
Episode 46 : Zayn si predator
47
Episode 47 : Aku mencintaimu
48
Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49
Episode 49 : Bekas luka
50
Episode 50 : Posesif
51
Episode 51 : Pengakuan Sardi
52
Episode 52 : Masih edisi Sardi
53
Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54
Episode 54 : Kisah trauma
55
Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56
Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57
Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58
Episode 58 : Naluri Zayn
59
Episode 59 : Berpisah sementara
60
Episode 60 : Perlahan terkuak
61
Episode 61 : Hampir saja
62
Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63
Episode 63 : Apa ini plan B?
64
Episode 64 : Parfum itu.....
65
Episode 65 : Zayn VS Reno
66
Episode 66 : Zayn terluka
67
Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68
Episode 68 : Reno dan Kanaya
69
Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70
Episode 70 : Zayn yang peka
71
Episode 71 : Sirkuit kenangan
72
Episode 72 : Kecelakaan
73
Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74
Episode 74 : Tamparan pertama kali
75
Episode 75 : Ketahuan
76
Episode 76 : Maafkan Abi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!