Episode 7 : Hari pertama PPDS

Bunyi alarm membangunkan tidur nyenyak nya. Zayn bergegas ke kamar mandi, sebentar lagi waktu sholat tiba.

Seperti kebiasaan pria pada umumnya, Zayn keluar dengan bertelanjang dada. Beberapa saat kemudian, Aretha membuka pintu, kali ini tidak lagi mengetuk, dia langsung masuk dan...

Mata Aretha membeliak sempurna.

Zayn juga kaget, mungkin dia lupa kalau bukan hanya dirinya di dalam kamar tersebut atau lebih tepatnya, Zayn lupa jika dia sudah menikah.

Harapan jika Aretha akan berbalik dan tidak mau menatap Zayn. Itu salah. Justru sebaliknya, dengan tatapan tajam, Aretha seperti memindai tubuh Zayn dari bawah ke atas.

" Abi dan Mas Ezar menunggu di bawah." Ucapnya lalu berlalu dari hadapan Zayn.

Zayn melongo. Sebaliknya dia yang merasa malu di di tatap sedemikian rupa oleh Aretha. Untuk beberapa saat, Zayn tidak melakukan apapun. Kejadian tadi begitu cepat dan sulit bagi Zayn untuk menghindar.

Dia lupa bersikap cool di depan Aretha.

Sementara di luar kamar Zayn, Aretha bersandar di dinding dengan memegangi dadanya. Tiba tiba saja jantungnya berdetak kencang.

Bagi Aretha yang seorang dokter, ini bukan hal pertama dia melihat dada telanjang seorang pria. Bahkan lebih dari itu, Aretha sudah sering melihatnya. Tapi ini berbeda. Bedanya, dia adalah Zayn....

Setelah mengatur kembali nafasnya yang mulai normal, Aretha segera pergi dari sana, takut jika Zayn menemukan nya dan di anggap sedang menguping atau membuntuti dirinya.

Aretha menyiapkan sarapan di temani umi Aza dan Zara. Banyak hal yang di pelajari Aretha dari umi Aza, mulai dari makanan apa yang Zayn suka, dan tidak dia sukai. Semua Aretha pelajari. Itu adalah bekal paling berharga kala keduanya nanti hidup seatap berdua.

Tidak berapa lama kemudian, Abi, Ezar dan Zayn datang bersamaan dan duduk di kursi masing masing.

Umi melayani Abi, begitupun dengan Zara. Mereka menuangkan nasi beserta lauk ke dalam piring suami mereka masing masing. Tapi hal berbeda terlihat dari pasangan yang baru saja menikah.

Aretha tidak melakukan itu. Dia cuek saja. Aretha mengambil lauk untuk dirinya sendiri tanpa menghiraukan Zayn.

Ekspresi Zayn pun terlihat sulit di tebak.

Dan pemandangan menggelikan itu menjadi hiburan pagi bagi umi Aza dan Zara. Mereka saling melempar senyum penuh arti.

" Oiya mbak, si kembar hari ini sekolah kan?" Tanya Aretha setelah sarapan selesai.

" Iya."

" Kebetulan hari ini aku ada urusan, nanti biar sekalian aku saja yang mengantar mereka."

" Baiklah, mereka pasti senang sekali."

" Tapi, aku tidak punya kendaraan, mobilku masih di rumah, boleh aku pinjam mobil mbak Zara?" Ucapnya terdengar sungkan.

Abi Adam terkekeh. " Di sana tempat semua kunci mobil yang ada di rumah ini, ambil saja yang sesuai seleramu. Nanti siang akan Abi suruh si Zayn membelikan mu yang baru."

Aretha menggeleng." Tidak usah Abi, Retha hanya belum sempat saja mengambil yang di rumah. Mobil Retha juga masih baru."

" Tidak apa, simpan mobilmu. Sudah menjadi kewajiban Zayn memenuhi semua kebutuhanmu." Lanjut Abi.

Aretha jadi kehilangan kata kata.

" Zayn....kamu dengarkan apa yang Abi katakan?"

" Iya bi." Zayn menjawab acuh tak acuh.

Jadilah Aretha mengantar si kembar , riuh tawa dan canda mengiringi perjalanan singkat itu.

" Besok, aunty lagi ya yang antar.." Kata Safa di ikuti anggukan kepala dari Marwah.

" Aunty?" Katanya terkejut.

" Iya, kata umi, kami harus memanggil aunty bukan kakak."

Aretha tertawa.

" Baiklah ponakan aunty yang cantik cantik ini, kita sudah sampai."

Keduanya bergegas masuk ke dalam sekolah, tapi sebelum itu, mereka mencium tangan Aretha bergantian.

Aretha menatap Safa dan Marwah yang terus melambaikan tangan hingga hilang di balik pepohonan nan rindang.

Sekarang, Aretha harus bergegas ke kampus. Ini hari terakhir baginya.

*

*

Seminggu lalu, Zayn dan Aretha pindah ke Magnolia. Tidak banyak yang berubah dengan kehidupan rumah tangga mereka. Apalagi, Aretha seperti memasang bendera perang untuk Zayn.

Pagi ini, Aretha memasak lebih awal, hari ini adalah hari pertama nya sebagai residen anastesi. Karena itu, dia harus berangkat lebih pagi, maklum dia masih junior jadi harus tiba di rumah sakit terlebih dahulu dari pada para senior seniornya.

Tidak ada sarapan bersama, bahkan Aretha tidak membuatkan makanan untuk Zayn. Sebenarnya dia tidak berniat untuk menelantarkan sang suami, apalagi itu memang sudah menjadi tugasnya.

Hanya saja, Aretha punya kenangan pahit sehari setelah dia tinggal berdua dengan Zayn.

Pagi pertama di rumah Magnolia, Aretha membuatkan sarapan, dua piring nasi goreng sudah tertata rapi di atas meja. Nasi goreng itu di temani dua gelas susu segar. Tapi, jangan kan menyentuh, melihat jerih payah Aretha yang berpeluh di pagi pagi buta sama sekali tidak di hargai oleh Zayn. Jadi baginya, percuma menyiapkan makanan untuk seseorang jika orang tersebut tidak mau memakannya.

Aretha melenggang setelah menyelesaikan sarapan dan mencuci piring bekas sarapannya.

Mercedes-Benz s-class berwarna putih siap membawanya ke rumah sakit. Dan ini adalah Kuda besi hasil omelan abi Adam pada Zayn.

Aretha menyalakan mesin dan melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.

Tidak butuh waktu lama hingga akhirnya Aretha tiba di rumah sakit.

Ruangan pertama yang dia datangi tentulah kamar operasi. Ruangan bersuhu dingin itu akan menjadi tempatnya menuntut ilmu hingga mengais rejeki yang akan dia dapatkan dari hasil menyuntik hingga pasien kehilangan kesadaran.

Setelah memperkenalkan diri, Aretha mulai menjelajah kamar operasi Brawijaya yang terbilang sangat besar. Ini bukan pertama kalinya, dulu masa koas, Aretha juga sudah berkelana mengitari kamar operasi tersebut.

Dokter pembimbing atau yang biasa di sebut konsulen sudah datang.

Dia seorang pria paruh baya dengan raut wajah menenangkan.

Aretha segera menghampiri dan kembali memperkenalkan dirinya.

" Kamu tahun pertama?" Tanya dokter Roy.

" Iya prof." Jawab Aretha dengan lantang.

" Bagus, aku suka semangat mu." Katanya lagi dengan senyum mengembang.

" Terima kasih prof."

" Sekitar lima sampai enam jam ke depan, kita akan bersama dokter Adam. Hari ini akan di lakukan operasi bypass untuk pasien tuan H. Kalian siap?"

" Siap prof." Ujar Aretha bersama dua orang senior nya dengan serempak.

" Oke, mari kita bekerja dan selamatkan pasien kita." Lanjut prof Roy sembari tersenyum.

Beberapa saat kemudian, Abi Adam masuk ke dalam ruangan. Residen bedah thoraks kardiovaskular, residen anastesi dan beberapa koas menunduk menyambut kedatangan Abi Adam.

" Bagaimana? Kalian sudah siap?" Tanya nya.

" Siap prof."

Abi Adam melihat satu persatu semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut. meski menggunakan masker, Abi Adam bisa mengenali salah satu dari mereka.

Aretha menunduk memberikan hormat dan di balas Abi dengan anggukan kepala.

Seorang residen junior menjelaskan siapa pasien yang akan mereka operasi hari ini. Mulai dari identitas, riwayat perjalanan penyakit, resiko yang kemungkinan terjadi hingga berapa lama perkiraan waktunya, semua di sebutkan secara detail tanpa satupun kata yang kurang.

" Terima kasih dokter Adnan." Ucap Abi tersenyum dari balik maskernya.

Anastesi selesai melakukan tugas nya, tinggal tugas dokter bedah yang akan memulai melakukan pembedahan di bawah pengawasan bagian anastesi.

Operasi berjalan dengan lancar, sedikit senda gurau sesekali Abi Adam lontarkan untuk mengurangi rasa lelah yang mulai datang mendera.

" Oiya dokter Roy.."

" Iya prof."

" Sekarang aku berbicara sebagai seorang ayah."

" Iya prof."

" Aku mau menitipkan anak ku padamu. Ajari dia dengan baik. Tapi aku menitipnya bukan berarti kamu tidak boleh memarahi nya jika dia melakukan kesalahan. Lakukan sesuai SOP departemen anastesi."

" Iya prof, tapi boleh saya tau siapa anak prof Adam?"

" Itu dia, yang berdiri tepat di sebelahmu."

Aretha tertunduk malu. Kenapa juga Abi harus membongkar identitasnya.

" Si junior tahun pertama?" Kata dokter Roy terkejut.

" Tepat sekali. Jaga dan tolong ajar anakku ini dengan baik."

...****************...

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

ya Allah..... betapa senangnya punya mertua seperti Abi Adam dan umi aza...
tapi jika emang pingin punya mertua seperti mereka, kita juga harus seperti Aretha dulu..
semoga Zayn cepat luluh....
masih penasaran apa penyebab Naya kabur dihari pernikahannya...

2025-01-07

8

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

ga apa² areyha sesekali zayn di ksh shock terapi boar bosa menghargai orang lai..tp tetap tugas² kamu sebagaibisyri kangn di tinggalin,buat tuh si zayn berubah dan bisa mengjargai kamu ya rerha..

2025-01-07

2

SasSya

SasSya

beruntung banget punya mertua kaya Abi dan ummi 🥰🥰🥰
minusnya punya suami yg tidak menganggap za tha
semoga sekuat baja mental mu menghadapi ujian awal rumah tangga 💪🏻💪🏻💪🏻

2025-01-07

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Rencana pernikahan
2 Episode 2 : Aretha yang galau
3 Episode 3 : Menjadi pengganti
4 Episode 4 : Sah
5 Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6 Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7 Episode 7 : Hari pertama PPDS
8 Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9 Episode 9 : Teman lama
10 Episode 10 : Kemarahan Aretha
11 Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12 Episode 12 : Ketakutan Aretha
13 Episode 13 : Kau pelakunya?
14 Episode 14 : Zayn mencari tau
15 Episode 15 : Dokter baru
16 Episode 16 : Aretha sakit
17 Episode 17 : Trauma parah
18 Episode 18 : Aryan Brawijaya
19 Episode 19 : Kedatangan Aryan
20 Episode 20 : Zayn dan Aryan
21 Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22 Episode 22 : Pria itu ?
23 Episode 23 : Aku menemukanmu
24 Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25 Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26 Episode 26 : Kanaya kembali
27 Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28 Episode 28 : Ulah Kanaya
29 Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30 Episode 30 : Cemburu
31 Episode 31 : Ciuman pertama
32 Episode 32 : Pemandangan indah
33 Episode 33 : Gagal total
34 Episode 34 : Panggilan sayang
35 Episode 35 : Ular berkepala manusia
36 Episode 36 : Jangan pergi
37 Episode 37 : Air mata Zayn
38 Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39 Episode 39 : Mertua dari surga
40 Episode 40 : Buku diary
41 Episode 41 : Saling cinta
42 Episode 42 : Ulah umi
43 Episode 43 : Pria misterius
44 Episode 44 : Melawan trauma
45 Episode 45 : Zayn pulang
46 Episode 46 : Zayn si predator
47 Episode 47 : Aku mencintaimu
48 Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49 Episode 49 : Bekas luka
50 Episode 50 : Posesif
51 Episode 51 : Pengakuan Sardi
52 Episode 52 : Masih edisi Sardi
53 Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54 Episode 54 : Kisah trauma
55 Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56 Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57 Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58 Episode 58 : Naluri Zayn
59 Episode 59 : Berpisah sementara
60 Episode 60 : Perlahan terkuak
61 Episode 61 : Hampir saja
62 Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63 Episode 63 : Apa ini plan B?
64 Episode 64 : Parfum itu.....
65 Episode 65 : Zayn VS Reno
66 Episode 66 : Zayn terluka
67 Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68 Episode 68 : Reno dan Kanaya
69 Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70 Episode 70 : Zayn yang peka
71 Episode 71 : Sirkuit kenangan
72 Episode 72 : Kecelakaan
73 Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74 Episode 74 : Tamparan pertama kali
75 Episode 75 : Ketahuan
76 Episode 76 : Maafkan Abi
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1 : Rencana pernikahan
2
Episode 2 : Aretha yang galau
3
Episode 3 : Menjadi pengganti
4
Episode 4 : Sah
5
Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6
Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7
Episode 7 : Hari pertama PPDS
8
Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9
Episode 9 : Teman lama
10
Episode 10 : Kemarahan Aretha
11
Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12
Episode 12 : Ketakutan Aretha
13
Episode 13 : Kau pelakunya?
14
Episode 14 : Zayn mencari tau
15
Episode 15 : Dokter baru
16
Episode 16 : Aretha sakit
17
Episode 17 : Trauma parah
18
Episode 18 : Aryan Brawijaya
19
Episode 19 : Kedatangan Aryan
20
Episode 20 : Zayn dan Aryan
21
Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22
Episode 22 : Pria itu ?
23
Episode 23 : Aku menemukanmu
24
Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25
Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26
Episode 26 : Kanaya kembali
27
Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28
Episode 28 : Ulah Kanaya
29
Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30
Episode 30 : Cemburu
31
Episode 31 : Ciuman pertama
32
Episode 32 : Pemandangan indah
33
Episode 33 : Gagal total
34
Episode 34 : Panggilan sayang
35
Episode 35 : Ular berkepala manusia
36
Episode 36 : Jangan pergi
37
Episode 37 : Air mata Zayn
38
Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39
Episode 39 : Mertua dari surga
40
Episode 40 : Buku diary
41
Episode 41 : Saling cinta
42
Episode 42 : Ulah umi
43
Episode 43 : Pria misterius
44
Episode 44 : Melawan trauma
45
Episode 45 : Zayn pulang
46
Episode 46 : Zayn si predator
47
Episode 47 : Aku mencintaimu
48
Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49
Episode 49 : Bekas luka
50
Episode 50 : Posesif
51
Episode 51 : Pengakuan Sardi
52
Episode 52 : Masih edisi Sardi
53
Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54
Episode 54 : Kisah trauma
55
Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56
Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57
Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58
Episode 58 : Naluri Zayn
59
Episode 59 : Berpisah sementara
60
Episode 60 : Perlahan terkuak
61
Episode 61 : Hampir saja
62
Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63
Episode 63 : Apa ini plan B?
64
Episode 64 : Parfum itu.....
65
Episode 65 : Zayn VS Reno
66
Episode 66 : Zayn terluka
67
Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68
Episode 68 : Reno dan Kanaya
69
Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70
Episode 70 : Zayn yang peka
71
Episode 71 : Sirkuit kenangan
72
Episode 72 : Kecelakaan
73
Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74
Episode 74 : Tamparan pertama kali
75
Episode 75 : Ketahuan
76
Episode 76 : Maafkan Abi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!