Episode 13 : Kau pelakunya?

Zayn putar arah. Kendaraannya melaju dengan cepat.

Raut wajahnya menegang. Dia sangat khawatir dengan keadaan Aretha.

Zayn tiba dengan cepat. Sesuai petunjuk Safa, Zayn langsung menuju tempat di mana Aretha sedang mendapatkan pertolongan pertama.

Dengan kasar, Zayn membuka pintu klinik yang masih berada di dalam gedung perbelanjaan itu.

Melihat Zayn yang berdiri di depan pintu, Safa segera berlari menghampirinya.

" Uncle.." Safa menarik tangan Zayn dan membawanya mendekati Aretha.

Aretha tertunduk tidak berani mengangkat kepalanya. Ada Marwah yang duduk tepat di samping Aretha dengan mata sembab. Bocah cantik itu terus memeluk Aretha dan tidak mau melepaskannya.

" Kamu tidak apa apa?" Tanya Zayn lembut.

Aretha mengangguk. Yang di pandangi hanyalah kedua kaki panjang milik Zayn.

" Lihat aku." Perintahnya.

Aretha tidak menggubris. Dia tetap tidak mau mengangkat wajahnya hingga Zayn menarik kursi dan duduk di depan Aretha. Zayn memegangi wajah sayu itu. Di tatapnya lekat netra indah yang dari tadi mencoba menahan tangis.

Zayn terkejut begitu menemukan bekas warna merah di pipi kanan Aretha, bahkan sudut bibirnya ikut berdarah.

" Siapa yang melakukan ini, hmmm?" Tanya nya mengusap lembut bibir Aretha.

Aretha bungkam dan menghindari sentuhan Zayn.

Zayn menghela nafas panjang." Baiklah, ayo kita pulang."

Mereka meninggalkan mall. Zayn mengantar ponakannya terlebih dahulu lalu setelahnya ia membawa Aretha pulang.

Tiba di rumah, tanpa satu katapun, Aretha masuk ke dalam kamar dan menguncinya.

Zayn putus asa. Dia hanya mampu berdiri memandangi pintu kamar yang tertutup rapat setelah beberapa kali dia mencoba mengetuk dan memanggil Aretha. Dia bisa saja membukanya menggunakan kunci cadangan, tapi tindakannya itu kemungkinan akan membuat Aretha marah.

" Apa yang harus ku lakukan?" Gumamnya.

Perjuangan panjangnya tidak membuahkan hasil sama sekali, Zayn menyerah dan masuk ke dalam kamarnya.

" Semoga besok dia sudah merasa lebih baik."

*

*

Keesokan harinya.

Aretha berangkat ke rumah sakit lebih pagi. Namun sebelum itu, dia menyempatkan diri membuat sarapan untuk Zayn.

Demi menutupi pipinya yang membiru dan bibirnya yang masih luka, Aretha menggunakan masker. Dan sebenarnya dia selalu menggunakan itu sebelum menikah dengan Zayn. Salah satu penyebabnya adalah Aretha mencoba menghindari pertemuannya dengan pria di masa lalu yang telah membuatnya trauma. Setidaknya dengan mengenakan masker, pria itu tidak bisa langsung mengenalinya.

Zayn terbangun dan mendapati Aretha yang sudah berangkat ke rumah sakit lebih dulu.

Helaan nafasnya terdengar berat kala menatap beberapa lauk yang di siapkan di atas meja.

Zayn duduk dan menghabiskan semua lauk yang di tata rapi tanpa menyisakan sedikitpun.

" Kira kira siapa yang memukul nya? Apa dia punya musuh?" Gumamnya sambil berspekulasi.

Segelintir pertanyaan terus berdatangan silih berganti hingga panggilan telpon mengurai lamunan nya.

" Kenapa Fen?"

" Tuan belum melihat pesan yang saya kirimkan. Dan saya akan kembali melaporkan keberadaan nona Kanaya."

" Astaghfirullah, aku sampai lupa. Oiya bagaimana? Di mana dia sekarang?"

" Nona Kanaya sepertinya sedang tur keliling dunia tuan. Setelah mengeksplor Eropa beberapa saat lalu, kini Nona Kanaya terbang ke jepang setelah sebelumnya berada di Thailand."

" Kau benar."

" Tapi tuan, saya menemukan sesuatu yang janggal tentang Nona Kanaya. Di beberapa perjalanannya, Nona Kanaya seperti di temani seorang pria."

" Pria? Kau yakin?" Zayn terkesiap dan seperti tidak percaya.

" Yakin tidak juga tuan, itu hanya pengamatan saya saja dari beberapa foto yang di kirimkan anak buah saya."

" Baiklah, terima kasih untuk informasinya."

Sebelum berangkat ke rumah sakit, Zayn membuka pesan bergambar yang di kirimkan asisten pribadinya beberapa hari lalu.

" Bisa bisa nya aku lupa." Gumamnya.

Gambar pertama, nampak jelas terlihat senyuman manis dari Kanaya, senyuman yang mampu meluluhkan hati Zayn.

Gambar kedua masih sama, wanita berjilbab itu sangat lah cantik.

Di gambar ke tiga, senyum Zayn mulai memudar. Ada gambar yang membuatnya menaruh rasa kecewa pada Kanaya. Begitupun di gambar gambar selanjutnya.

" Apa memang seperti ini penampilanmu?" Katanya penuh dengan penekanan. Kekecewaan dan kesal bercampur menjadi satu.

Zayn melempar ponselnya dan melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.

Perkataan Fendi tentang pria yang di curigai bersama Aretha tidak terlalu dia perhatikan akibat rasa kesalnya melihat Kanaya yang berjalan di keramaian tanpa mengenakan hijab.

Tiba di rumah sakit. Zayn langsung ke kamar operasi.

Tim sudah siap, sisa menunggu kedatangannya. Begitu Zayn masuk, ruangan jadi sunyi senyap.

Zayn menatap Aretha yang ikut dalam operasinya kali ini, wanita itu tampak kurang fokus dan lebih banyak melamun.

Aretha terpantau lebih banyak menunduk dan mengalihkan perhatiannya ke tempat lain. Zayn tidak bisa berbuat banyak, hanya bisa sesekali memandangi mata Aretha yang nampak bengkak dan kurang tidur.

Zayn terus melanjutkan pekerjaannya, kekhawatiran nya akan dia lanjutkan setelah menyelesaikan tanggung jawab utamanya.

Operasi selesai, pasien di bawa ke ruang ICU untuk memantau kondisinya pasca operasi.

Aretha menemani pasien tersebut, sebagai residen anastesi, keahliannya sangat di butuhkan. Karena setelah pasien sadar, sudah bisa di pastikan jika si pasien akan merasakan rasa sakit yang luar biasa. Dan untuk mengatasi nyeri, dokter anastesi lah yang harus memantau seberapa besar rasa nyeri yang di derita pasien agar pemberian terapi obat bisa dengan cepat mengatasi atau setidaknya mengurangi rasa nyeri nya.

Zayn masuk ke ruang ICU, ikut memantau pasien yang sekitar dua jam lalu selesai dia operasi.

" Observasi urine dan tanda tanda vital pasien." Katanya pada salah seorang residen bedah yang berdiri di belakangnya.

" Baik dok."

" Bagaimana dokter Aretha. Apa ada keluhan mendasar dari pasien?"

" Untuk sementara semua masih terkendali dok." Jawab Aretha memperlihatkan profesionalitasnya.

Zayn mengangguk dan mendekati Aretha. Zayn memeriksa selang selang yang bergelantungan di tubuh pasien hingga selang terakhir yang tepat berada di depan Aretha.

" Tunggu aku, kita pulang bersama." Katanya setengah berbisik lalu segera berlalu dan melakukan visit untuk pasien yang lainnya.

Aretha mematung. Selain di mall kemarin, ini adalah yang kedua kalinya dia berdekatan dengan Zayn. Bahkan hari ini jauh lebih dekat, hembusan nafas Zayn bisa di rasakan Aretha.

Aretha memegang erat penyangga bedside monitor. Jantungnya kembali berdetak dengan cepat.

Sore hari, mereka benar benar pulang bersama. Zayn tersenyum meski sangat tipis dan tak seorang pun yang tau kalau tarikan tipis dari bibirnya itu memperlihatkan senyuman bahagia hanya karena Aretha mendengar kan ucapannya.

Aretha duduk di samping Zayn, menyandarkan kepalanya dengan tatapan kosong sembari melihat keluar jendela.

" Kamu sudah makan?" Tanya Zayn memecah kesunyian.

Aretha menggeleng.

" Mau makan apa?"

" Nanti saja, aku masih kenyang." Ucapnya tetap melihat keluar jendela.

Zayn mengikuti kemauan Aretha. Zayn melewati sejumlah restoran dan kembali melajukan kendaraannya.

" Kita mau kemana?" Tanya Aretha karena mobil Zayn tidak kunjung berbelok ke rumah mereka.

" Kamu mau ke mana? Ke rumah umi Nisa atau umi Aza." Zayn memberikan pilihan.

" Umi Aza." Singkat Aretha.

Zayn pun mengarahkan kendaraannya ke rumah mewah Brawijaya.

Seperti biasa, umi Aza akan menyambut kedatang Aretha dengan seulas senyuman yang begitu tulus.

" Umi sangat merindukanmu." Katanya mengusap pipi Aretha.

Umi tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika melihat pipi Aretha membiru khas bekas stempel tangan. Tapi umi mencoba menyembunyikan nya.

Aretha di bawa masuk dengan meninggalkan Zayn yang berjalan seperti seorang asisten di belakang istrinya.

Umi Aza sudah kehilangan senyuman sejak Aretha masuk ke dalam kamarnya. Umi mondar mandir menunggu Zayn keluar dan mempertanyakan tentang keadaan Aretha yang tidak baik baik saja.

Namun, bukan Zayn yang muncul melainkan abi Adam yang mengucap salam dan di sambut senyuman manis dari umi Aza.

" Zayn datang sayang?"

" Iya."

" Dengan Aretha?"

" Iya bi."

" Panggil mereka turun, kebetulan sekali, Abi beli cake kesukaan Zayn."

" Baik Abi."

Zayn dan Aretha mengambil posisi duduk berdampingan di sofa panjang ruang keluarga Brawijaya.

Abi Adam memperhatikan Aretha dan seperti ada yang berbeda dari menantunya.

Sama seperti umi, abi juga tidak langsung bertanya tentang pipi Aretha yang membiru.

" Bagaimana kabar mu nak?" Tanya Abi pada Aretha.

" Alhamdulillah baik Bi." Jawab Aretha tersenyum.

" Residensi mu lancar?"

" Alhamdulillah, semuanya berkat Abi. Aretha ucapkan banyak terima kasih."

Abi Adam tersenyum. " Semua itu murni karena kemampuan mu. Abi tau kamu bisa melewati empat tahun ke depan dengan baik."

" Insyaallah Abi, Aretha mohon doanya."

" Aaminn.." Ucap Abi dan umi bersamaan.

" Abi pinjam suami mu dulu, boleh?" Tanya Abi Adam.

Aretha terkekeh." Tentu saja Abi."

Zayn beranjak mengikuti langkah Abi Adam.

Abi Adam menutup pintu ruang kerja dan menguncinya.

Netra Abi Adam menatap Zayn dengan penuh amarah.

Zayn yang berencana duduk mengurungkan niatnya melihat ekspresi kemurkaan dari wajah Abi.

" Kau pelakunya?"

...****************...

Terpopuler

Comments

Aghitsna Agis

Aghitsna Agis

zay buasanya suka gerecep lihat cctv apa karena aretha yg tetluka coba kalau kanaya aydah ngamuk langsung jnisiatif lihat cctv zay ibgat sydah nikah jgn sampai menyesal msh memikirkan kanaya ingat apa ka ezar jgn nyesel 6 bln brrsama itu sebentar untuk aretha lbh baik menghilang sementara karena zay msh trs kekanaya ada kemungkinan nanti nyusul kanays fitunggu kelanjutannya thor jgn jarang up mkd

2025-01-14

3

sherly

sherly

ah Zayn sungguh menyebalkan dirimu... istrimu dianiaya eh malah kayak ngk peduli gitu.. Cari tau kek Ama kembar ceritanya kek mana, tanya kek Ama satpam mall, payah nih anak Abi Adam... giliran Kanaya gercep dia nyari infooo ujung2 kecewaaa liat pujaan hatinya tak berhijab di negri org... rasain

2025-01-14

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

knp aretha ga bicars trs terang siapa yg melukai kamu..smg zayn bisa lbh waspada dan menyadari sispa yg dia sayangi

2025-01-14

4

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Rencana pernikahan
2 Episode 2 : Aretha yang galau
3 Episode 3 : Menjadi pengganti
4 Episode 4 : Sah
5 Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6 Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7 Episode 7 : Hari pertama PPDS
8 Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9 Episode 9 : Teman lama
10 Episode 10 : Kemarahan Aretha
11 Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12 Episode 12 : Ketakutan Aretha
13 Episode 13 : Kau pelakunya?
14 Episode 14 : Zayn mencari tau
15 Episode 15 : Dokter baru
16 Episode 16 : Aretha sakit
17 Episode 17 : Trauma parah
18 Episode 18 : Aryan Brawijaya
19 Episode 19 : Kedatangan Aryan
20 Episode 20 : Zayn dan Aryan
21 Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22 Episode 22 : Pria itu ?
23 Episode 23 : Aku menemukanmu
24 Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25 Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26 Episode 26 : Kanaya kembali
27 Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28 Episode 28 : Ulah Kanaya
29 Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30 Episode 30 : Cemburu
31 Episode 31 : Ciuman pertama
32 Episode 32 : Pemandangan indah
33 Episode 33 : Gagal total
34 Episode 34 : Panggilan sayang
35 Episode 35 : Ular berkepala manusia
36 Episode 36 : Jangan pergi
37 Episode 37 : Air mata Zayn
38 Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39 Episode 39 : Mertua dari surga
40 Episode 40 : Buku diary
41 Episode 41 : Saling cinta
42 Episode 42 : Ulah umi
43 Episode 43 : Pria misterius
44 Episode 44 : Melawan trauma
45 Episode 45 : Zayn pulang
46 Episode 46 : Zayn si predator
47 Episode 47 : Aku mencintaimu
48 Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49 Episode 49 : Bekas luka
50 Episode 50 : Posesif
51 Episode 51 : Pengakuan Sardi
52 Episode 52 : Masih edisi Sardi
53 Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54 Episode 54 : Kisah trauma
55 Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56 Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57 Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58 Episode 58 : Naluri Zayn
59 Episode 59 : Berpisah sementara
60 Episode 60 : Perlahan terkuak
61 Episode 61 : Hampir saja
62 Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63 Episode 63 : Apa ini plan B?
64 Episode 64 : Parfum itu.....
65 Episode 65 : Zayn VS Reno
66 Episode 66 : Zayn terluka
67 Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68 Episode 68 : Reno dan Kanaya
69 Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70 Episode 70 : Zayn yang peka
71 Episode 71 : Sirkuit kenangan
72 Episode 72 : Kecelakaan
73 Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74 Episode 74 : Tamparan pertama kali
75 Episode 75 : Ketahuan
76 Episode 76 : Maafkan Abi
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1 : Rencana pernikahan
2
Episode 2 : Aretha yang galau
3
Episode 3 : Menjadi pengganti
4
Episode 4 : Sah
5
Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6
Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7
Episode 7 : Hari pertama PPDS
8
Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9
Episode 9 : Teman lama
10
Episode 10 : Kemarahan Aretha
11
Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12
Episode 12 : Ketakutan Aretha
13
Episode 13 : Kau pelakunya?
14
Episode 14 : Zayn mencari tau
15
Episode 15 : Dokter baru
16
Episode 16 : Aretha sakit
17
Episode 17 : Trauma parah
18
Episode 18 : Aryan Brawijaya
19
Episode 19 : Kedatangan Aryan
20
Episode 20 : Zayn dan Aryan
21
Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22
Episode 22 : Pria itu ?
23
Episode 23 : Aku menemukanmu
24
Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25
Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26
Episode 26 : Kanaya kembali
27
Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28
Episode 28 : Ulah Kanaya
29
Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30
Episode 30 : Cemburu
31
Episode 31 : Ciuman pertama
32
Episode 32 : Pemandangan indah
33
Episode 33 : Gagal total
34
Episode 34 : Panggilan sayang
35
Episode 35 : Ular berkepala manusia
36
Episode 36 : Jangan pergi
37
Episode 37 : Air mata Zayn
38
Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39
Episode 39 : Mertua dari surga
40
Episode 40 : Buku diary
41
Episode 41 : Saling cinta
42
Episode 42 : Ulah umi
43
Episode 43 : Pria misterius
44
Episode 44 : Melawan trauma
45
Episode 45 : Zayn pulang
46
Episode 46 : Zayn si predator
47
Episode 47 : Aku mencintaimu
48
Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49
Episode 49 : Bekas luka
50
Episode 50 : Posesif
51
Episode 51 : Pengakuan Sardi
52
Episode 52 : Masih edisi Sardi
53
Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54
Episode 54 : Kisah trauma
55
Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56
Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57
Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58
Episode 58 : Naluri Zayn
59
Episode 59 : Berpisah sementara
60
Episode 60 : Perlahan terkuak
61
Episode 61 : Hampir saja
62
Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63
Episode 63 : Apa ini plan B?
64
Episode 64 : Parfum itu.....
65
Episode 65 : Zayn VS Reno
66
Episode 66 : Zayn terluka
67
Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68
Episode 68 : Reno dan Kanaya
69
Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70
Episode 70 : Zayn yang peka
71
Episode 71 : Sirkuit kenangan
72
Episode 72 : Kecelakaan
73
Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74
Episode 74 : Tamparan pertama kali
75
Episode 75 : Ketahuan
76
Episode 76 : Maafkan Abi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!