Episode 16 : Aretha sakit

Debaran jantung Zayn semakin tidak karuan. Apa ini? Kenapa semua seperti sudah terencana?

" Jadi, Aretha..."

" Tepat sekali. Dia gadis yang kamu selamatkan waktu itu." Ujar Dila.

Zayn syok.

Setidak peduli itukah Zayn pada orang orang di sekitarnya? Bagaimana mungkin Zayn tidak mengingat wajah Aretha sedikitpun? Ini di luar nalar. Benar kata orang jika dunia itu memang sempit.

Kecelakaan itu terjadi sekitar sepuluh tahun lalu. Bayangkan Zayn sendiri yang membawa Aretha ke rumah sakit Brawijaya, berada dalam satu ambulance yang sama, bahkan Zayn jugalah yang memasang selang di dada kanan Aretha. Lalu, kenapa Zayn sama sekali tidak mengingat wajah itu?

" Allah tidak sedang bercanda padaku kan?" Batinnya mengutarakan pertanyaan yang sangat aneh.

Ezar dan Zara memperhatikan wajah Zayn.

" Jadi benar kalau kamu sama sekali tidak mengenali Aretha, Zayn?" Tanya Ezar tidak percaya.

Zayn mengangguk lemah.

" Luar biasa. Apa kau tau walrus?" Tanya Ezar tiba tiba.

" Iya, tapi kenapa tiba tiba kamu bahas hewan laut berkumis itu?"

" Nah, walrus itu sama dengan mu, cuek, malas dan tidak pedulian. Satu lagi,,,walrus suka dingin apalagi yang beku, persis sepertimu. Dasar kulkas." Ezar berlalu setelah kembali menjatuhkan bom nuklir yang tepat mengenai sasaran.

Di samakan dengan hewan kutub yang menggemaskan itu, Zayn tidak mampu membalas, yang bisa dia lakukan hanyalah berdiam diri merenungi perkataan Ezar.

Zara dan Dila saling tatap. Bagi Zara, kejadian barusan sudah lumrah, bahkan hampir tiap hari ia melihatnya. Tapi tidak dengan Dila. Meski terdengar kasar dan termasuk dalam kategori penindasan verbal, Dila justru menganggap jika itu hanya sebuah lelucon antara dua saudara. Dan lelucon seperti itu bisa mempererat hubungan kekeluargaan sama halnya dengan dirinya dan Aretha.

" Abaikan saja. Mereka itu ibarat tom dan jerry. " Ujar Zara.

" Aku justru suka melihatnya, ku rasa dokter Ezar sangat menyayangi Zayn." Timpal Dila.

Zara terkekeh pelan. " Oiya, apa kamu tau kejadian yang sesungguhnya ?"

" Tentang pernikahan Tata?" Tanya Dila memastikan.

" Iya."

" Aku tau, saat itu aku masih di Seoul, dan untuk kembali , aku tidak punya cukup waktu, jarak yang sangat jauh menjadi pertimbangan ku untuk tidak menghadiri acara pernikahan mereka, lagian itu bertepatan dengan ujian akhir ku."

Zara menatap Zayn, dari raut wajahnya, Zayn sepertinya butuh penjelasan tentang Kanaya, apalagi yang sedang bersamanya itu adalah sepupu Kanaya.

" Kalian sepupu, apa kamu mengenal Kanaya dengan baik?" Zara mewakili Zayn, dan terlihat jelas rasa penasaran pria tampan itu ingin mendengarkan langsung pendapat Dila tentang Kanaya.

" Tidak juga, tapi dia anak yang baik." Tutur Dila.

" Bagaimana kau bisa mengatakan dia baik sedangkan kamu sendiri tidak terlalu mengenalnya?" Protes Zara.

" Bagiku dia baik, hanya mungkin aku yang tidak bisa mengakrabkan diri dengannya.

" Tapi kan umur kalian sama. " Timpal Zara.

" Ya kamu benar, mungkin karena kesibukan masing masing, makanya aku jarang bertemu dengannya dan untuk mengenal lebih jauh, itu pasti sulit."

" Kira kira, apa kamu tau apa yang menyebabkannya pergi di hari pernikahannya? " Zara kini begitu penasaran.

Berbeda dengan Zayn, Zayn justru terlihat lebih cuek dan santai.

" Kalau masalah itu, aku tidak tau. Yang pasti, aku sangat bahagia karena yang menjadi istrinya Zayn adalah Aretha."

Zayn kembali terdiam. Apa yang salah dengan dirinya? Beberapa hari ini, nama Aretha selalu jadi trending dalam otaknya.

Umi Zara, Ezar, uncle Izel, dan terakhir Dila. Mereka semua menginginkan Zayn menikah dengan Aretha.

Begitu banyak pertanyaan yang memenuhi kepala Zayn.

Zayn pertama kali bertemu dengan Kanaya saat membicarakan bisnis dari kedua perusahaan yang mereka pimpin. Dan Zayn menaruh hati pada Kanaya di hari itu juga. Inilah yang di namakan cinta pada pandangan pertama. Dan sampai detik ini, belum ada yang bisa menggantikan Kanaya meski ada Aretha yang selalu menemani keseharian nya.

Merasa di kecewakan oleh Kanaya, belum membuat Zayn berhenti menyimpan rasa cinta itu. Dan itulah sifat asli seorang Zayn.

*

*

Seharian ini, Aretha sangat sibuk. Dia bahkan tidak pernah melihat cahaya matahari sejak dirinya masuk ke dalam ruangan.

Operasi sangat banyak, Aretha harus berpindah dari kamar operasi yang satu ke kamar operasi yang lainnya hingga siang berganti malam.

Aretha hanya istirahat saat makan dan sholat saja. Selebihnya, waktunya dia habiskan di dalam sana, berkutat dengan mesin anastesi dan perbiusan yang lainnya.

Selesai shalat maghrib, Zayn menunggu Aretha di depan ruangan operasi.

Dia bersandar di tembok dengan kedua tangan ia lipat di depan dada.

Tidak begitu lama, Aretha keluar dengan wajah letihnya. Dia kembali mengenakan masker untuk menutupi sebagian wajahnya.

" Sudah selesai? "

Aretha terkejut.

Dia menoleh dan melihat Zayn yang duduk di kursi panjang menatap ke arahnya.

" Kenapa dokter ada di sini? Bukankah hari ini tidak ada jadwal? " Tanya Aretha.

" Tadi ada rapat bulanan dengan abi. Kamu sudah mau pulang? "

" Iya. "

Zayn berdiri dan mensejajarkan langkahnya dengan Aretha.

Zayn berjalan pelan di samping Aretha, mengikuti langkah kaki istrinya yang dia rasa cukup lambat.

Belum juga beberapa menit, penglihatan Aretha berubah jadi gelap, kepalanya berkunang kunang.

Zayn belum memperhatikan karena dia sibuk dengan ponselnya, hingga tangan Aretha meraih lengannya. Bersamaan dengan itu, Aretha jatuh tidak sadarkan diri.

" Retha..." Pekik Zayn.

Koridor sepi karena Aretha dan Zayn mengambil jalur pintas yang menghubungkan ruangan operasi dengan pintu belakang yang langsung menuju tempat parkir. Tidak ada satu orang pun yang lewat di sana. Apalagi ini sudah malam.

Zayn segera memeriksa tanda tanda vital Aretha.

" Tachi Cardi ( nadi cepat)."

Tanpa menunggu lama, Zayn mengangkat tubuh Aretha dan kembali membawa nya masuk ke dalam ruangan operasi.

Di dalam sana, Zayn membaringkan tubuh Aretha dengan pelan di atas kasur.

Zayn bergerak cepat, Aretha demam tinggi, Zayn segera memberikan infus dan obat obatan yang bisa menurunkan demamnya.

Beberapa saat berlalu, perawat yang berjaga datang.

" Dokter Retha kenapa dok?"

" Dia demam tinggi, mungkin kelelahan. " Zayn menatap wajah Aretha yang terlelap.

Tatapan penuh arti yang orang lain bisa paham tapi yang sedang menatap tidak mengerti sama sekali arti dari tatapan nya sendiri.

" Mau di bawa ke IGD atau di bawa pulang saja dok? Kalau mau ke IGD biar nanti saya bantu. " Tambah perawat laki laki tersebut.

" Observasi dulu, jika demamnya tidak turun, rawat inap saja. "

" Baik dok. "

Zayn terus menemani Aretha hingga dia harus meninggalkan istrinya sementara karena waktu shalat tiba.

Zayn tentu meminta tolong pada perawat untuk menggantikannya menjaga Aretha. Tapi yang pasti, bukan perawat yang tadi, melainkan Zayn menyuruh perawat wanita untuk menemani Aretha.

Selesai shalat, Zayn kembali. Dan ternyata demam Aretha tak kunjung turun.

" Hubungi ruangan VIP, istriku harus di rawat. " Katanya mulai khawatir.

" Tidak perlu, aku mau pulang saja." Ujar Aretha lemah dan memaksakan diri untuk duduk.

" Tapi demam mu tidak turun, Retha. "

" Di rumah saja, aku lebih nyaman di rumah. " Aretha bersikeras.

Zayn bisa apa. Dia mengikuti kemauan Aretha.

Aretha menatap ke luar jendela, titik titik air nampak mulai memenuhi kaca mobil Zayn.

" Aku ingin pulang ke rumah umi Nisa. Boleh ? " Pintanya.

Zayn mengangguk.

" Baiklah. "

Aretha dan Zayn di sambut dengan wajah penuh kekhawatiran.

Umi Nisa memeluk Aretha.

" Kamu kenapa sayang? "

" Retha demam umi. " Jawab Zayn

" Ya Allah, cepat bawa masuk nak Zayn. "

Aretha berjalan dengan satu tangan memegangi infusnya sendiri, tidak ada bantuan dari Zayn maupun umi Nisa. Umi Nisa tau persis kebiasaan Aretha jika sedang sakit. Dia tidak suka di sentuh oleh siapapun. Jika butuh sesuatu, barulah Aretha akan meminta tolong.

Dan kebiasaan itu umi kira sudah berubah karena Aretha sudah menikah, tapi ternyata masih sama.

Aretha dan Zayn masuk ke dalam kamar. Kamar mewah yang jarang sekali di tempati Aretha.

Aretha terus berjalan melewati ranjang ukuran mininya.

" Kamu mau kemana? " Tanya Zayn heran.

" Tidur. "

" Tapi.... "

Zayn menatap tempat tidur dan Aretha bergantian.

" Aku akan tidur di dalam, tidurlah di situ. "

Aretha masuk ke dalam sebuah ruangan, dan otomatis Zayn mengikutinya.

Ternyata ruangan itu adalah walk in closet, gamis dan jilbab panjang banyak tergantung di sana.

" Ini kan ruang ganti, kenapa tidur di sini? "

Aretha membuka sebuah lemari besar dan di dalamnya terdapat sebuah bed kecil khusus untuk satu orang.

Aretha mencantolkan infusan nya di salah satu gagang lemari dan merebahkan tubuh panasnya di atas dipan mungil sembari memeluk guling kesayangannya.

Zayn menganga, bingung dengan sikap Aretha yang tidak biasa.

" Tidur di luar saja, aku bisa di sofa. " Kata Zayn membujuk Aretha.

Aretha menutup matanya. " Di luar sedang hujan. Aku tidak suka dengan suaranya. "

...****************...

Terpopuler

Comments

SasSya

SasSya

tipe orang seperti ini sulit
klo sudah menjadikan seseorang tambatan hati za gini
sulit beralih
tapi bukan tidak bisa
ayo Zayn buka mata dan hati mu,tapaki takdir mu karena Allah
pasti semua di permudah
jangan menentang takdir yg telah di tetapkan
"ngeli" ngikut saja arusnya
legowo

2025-01-17

2

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

oh ternyata zayn blm bisa melupakan kanaya krn cinta pertama dia walau sdh di tinggalkn,baik lah di tunggu penyesalan zayn sdh mendiakn retha demi kanaya....

2025-01-17

1

Liana CyNx Lutfi

Liana CyNx Lutfi

zayn msih cinta kekanaya hemmm3 trskan rasa cintamu zayn abaikn aretha ,aretha iku tipe prempuan mandiri gk sk menyusHkan orang lain

2025-01-17

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Rencana pernikahan
2 Episode 2 : Aretha yang galau
3 Episode 3 : Menjadi pengganti
4 Episode 4 : Sah
5 Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6 Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7 Episode 7 : Hari pertama PPDS
8 Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9 Episode 9 : Teman lama
10 Episode 10 : Kemarahan Aretha
11 Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12 Episode 12 : Ketakutan Aretha
13 Episode 13 : Kau pelakunya?
14 Episode 14 : Zayn mencari tau
15 Episode 15 : Dokter baru
16 Episode 16 : Aretha sakit
17 Episode 17 : Trauma parah
18 Episode 18 : Aryan Brawijaya
19 Episode 19 : Kedatangan Aryan
20 Episode 20 : Zayn dan Aryan
21 Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22 Episode 22 : Pria itu ?
23 Episode 23 : Aku menemukanmu
24 Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25 Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26 Episode 26 : Kanaya kembali
27 Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28 Episode 28 : Ulah Kanaya
29 Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30 Episode 30 : Cemburu
31 Episode 31 : Ciuman pertama
32 Episode 32 : Pemandangan indah
33 Episode 33 : Gagal total
34 Episode 34 : Panggilan sayang
35 Episode 35 : Ular berkepala manusia
36 Episode 36 : Jangan pergi
37 Episode 37 : Air mata Zayn
38 Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39 Episode 39 : Mertua dari surga
40 Episode 40 : Buku diary
41 Episode 41 : Saling cinta
42 Episode 42 : Ulah umi
43 Episode 43 : Pria misterius
44 Episode 44 : Melawan trauma
45 Episode 45 : Zayn pulang
46 Episode 46 : Zayn si predator
47 Episode 47 : Aku mencintaimu
48 Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49 Episode 49 : Bekas luka
50 Episode 50 : Posesif
51 Episode 51 : Pengakuan Sardi
52 Episode 52 : Masih edisi Sardi
53 Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54 Episode 54 : Kisah trauma
55 Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56 Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57 Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58 Episode 58 : Naluri Zayn
59 Episode 59 : Berpisah sementara
60 Episode 60 : Perlahan terkuak
61 Episode 61 : Hampir saja
62 Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63 Episode 63 : Apa ini plan B?
64 Episode 64 : Parfum itu.....
65 Episode 65 : Zayn VS Reno
66 Episode 66 : Zayn terluka
67 Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68 Episode 68 : Reno dan Kanaya
69 Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70 Episode 70 : Zayn yang peka
71 Episode 71 : Sirkuit kenangan
72 Episode 72 : Kecelakaan
73 Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74 Episode 74 : Tamparan pertama kali
75 Episode 75 : Ketahuan
76 Episode 76 : Maafkan Abi
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1 : Rencana pernikahan
2
Episode 2 : Aretha yang galau
3
Episode 3 : Menjadi pengganti
4
Episode 4 : Sah
5
Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6
Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7
Episode 7 : Hari pertama PPDS
8
Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9
Episode 9 : Teman lama
10
Episode 10 : Kemarahan Aretha
11
Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12
Episode 12 : Ketakutan Aretha
13
Episode 13 : Kau pelakunya?
14
Episode 14 : Zayn mencari tau
15
Episode 15 : Dokter baru
16
Episode 16 : Aretha sakit
17
Episode 17 : Trauma parah
18
Episode 18 : Aryan Brawijaya
19
Episode 19 : Kedatangan Aryan
20
Episode 20 : Zayn dan Aryan
21
Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22
Episode 22 : Pria itu ?
23
Episode 23 : Aku menemukanmu
24
Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25
Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26
Episode 26 : Kanaya kembali
27
Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28
Episode 28 : Ulah Kanaya
29
Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30
Episode 30 : Cemburu
31
Episode 31 : Ciuman pertama
32
Episode 32 : Pemandangan indah
33
Episode 33 : Gagal total
34
Episode 34 : Panggilan sayang
35
Episode 35 : Ular berkepala manusia
36
Episode 36 : Jangan pergi
37
Episode 37 : Air mata Zayn
38
Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39
Episode 39 : Mertua dari surga
40
Episode 40 : Buku diary
41
Episode 41 : Saling cinta
42
Episode 42 : Ulah umi
43
Episode 43 : Pria misterius
44
Episode 44 : Melawan trauma
45
Episode 45 : Zayn pulang
46
Episode 46 : Zayn si predator
47
Episode 47 : Aku mencintaimu
48
Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49
Episode 49 : Bekas luka
50
Episode 50 : Posesif
51
Episode 51 : Pengakuan Sardi
52
Episode 52 : Masih edisi Sardi
53
Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54
Episode 54 : Kisah trauma
55
Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56
Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57
Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58
Episode 58 : Naluri Zayn
59
Episode 59 : Berpisah sementara
60
Episode 60 : Perlahan terkuak
61
Episode 61 : Hampir saja
62
Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63
Episode 63 : Apa ini plan B?
64
Episode 64 : Parfum itu.....
65
Episode 65 : Zayn VS Reno
66
Episode 66 : Zayn terluka
67
Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68
Episode 68 : Reno dan Kanaya
69
Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70
Episode 70 : Zayn yang peka
71
Episode 71 : Sirkuit kenangan
72
Episode 72 : Kecelakaan
73
Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74
Episode 74 : Tamparan pertama kali
75
Episode 75 : Ketahuan
76
Episode 76 : Maafkan Abi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!