Episode 10 : Kemarahan Aretha

" KAU SUDAH SELESAI!!"

Aretha mengangkat kepalanya. Kalau tidak salah dia sedang mendengarkan nada nada yang asing di telinga. Terasa asing tapi masih bisa di ingat walau tidak banyak.

Zayn berdiri tepat di depan Aretha dengan Axel yang membelakanginya.

" Saya?" Tunjuk Aretha pada dirinya sendiri.

" Memangnya jika bukan kau siapa lagi.." Kesal Zayn.

" Ooo..tapi saya belum selesai makan." Lanjutnya cuek.

" Tinggalkan saja."

" Ihh, mana bisa begitu? Mubazir namanya."

Axel menoleh ke belakang dan segera berdiri ketika melihat Zayn sedang menatap tajam ke arahnya.

Axel mengenal pria tinggi berparas rupawan itu. Dua bulan sudah cukup baginya mengenal staf dan karyawan Brawijaya.

Axel juga mengetahui jika Zayn adalah putra dari pemilik rumah sakit tempatnya bekerja. Tapi satu yang belum di ketahui nya ialah wanita yang sedang bersama dengannya itu. Axel tidak tau jika Aretha punya hubungan erat dengan Zayn.

Aretha tidak menggubris panggilan Zayn, dia kembali melanjutkan makannya yang memang sisa sedikit.

" Dokter Zayn.." Ucap Axel sungkan.

Kening Zayn mengernyit. Dengan nada kesal, sebuah pertanyaan dia lontarkan sekenanya." Kau mengenalku?"

Axel melangkah menghampiri Zayn.

" Iya dok. Nama saya Axel dok, saya dokter spesialis neurologi. Saya baru dua bulan di sini. Mohon bimbingannya dok."

Minimal menjawab, tapi reaksi Zayn sungguh di luar dugaan, dia hanya berdiri mematung dengan tatapan membunuh. Tangan Axel yang terulur sejak tadi di biarkan menggantung di udara begitu saja.

Axel tersenyum aneh dan menarik kembali tangannya setelah mendapatkan penolakan dari Zayn.

" Ayo pulang!" Perintahnya pada Aretha.

Melihat wajah Zayn yang memerah, Aretha tidak lagi berani membantah.

" Aku pulang dulu ya kak Axel, nanti kapan kapan kita bisa berbagi cerita lagi." Pamit Aretha pada Axel dan di balas Axel dengan wajah bingung meski tetap memasang senyuman.

Axel di tinggal sendirian, tatapannya mengarah ke tempat di mana Aretha baru saja keluar bersama Zayn. Jelas dia berpikir dengan keras.

" Apa hubungan mereka berdua? Sudah lama aku mengenal Aretha, dan aku belum pernah melihatnya berpacaran. Lalu apa sekarang dia sudah berubah? Ku rasa tidak.. Aretha masih lah Aretha yang dulu. Atau mungkinkah mereka pasangan menikah?" Axel menggeleng." Ah pasti bukan, Aretha itu masih sangat muda. Lagian, mana mau dia menikahi modelan kanebo kering seperti Zayn? Tidak tidak ...." Axel berbicara sendirian seperti orang gila.

Berbeda dengan Axel yang masih memikirkan hubungan antar Zayn dan Aretha, dua makhluk berbeda jenis kelamin itu justru sedang berkompetisi memenangkan olimpiade untuk kategori siapa yang paling lama menahan diri agar tidak mengeluarkan sepatah katapun alias diam.

Di parkiran, Tanpa mengatakan apapun, Zayn membuka pintu mobil untuk Aretha.

Aretha menoleh dan menatap Mercedes-Benz miliknya yang teronggok tepat di samping mobil Zayn.

Zayn peka dan mengerti apa yang di pikirkan Aretha.

" Masuk!! Mobil mu nanti aku suruh sopir mengambilnya." Perintah Zayn terdengar sangat dingin dan mengintimidasi.

Terpaksa Aretha mengikuti perintah Zayn, duduk di samping kemudi dengan wajah tegang setegang kawat listrik bertegangan tinggi.

Sepanjang perjalanan pulang, tidak ada satupun kata yang terucap dari mulut keduanya. Masing masing sibuk dengan pikirannya sendiri.

Zayn terlihat marah, mungkin marah karena melihat Aretha duduk berdua dengan seorang pria, ataukah dia marah pada Aretha yang bisa tersenyum begitu manis pada seorang pria. Tidak ada yang tau apa penyebabnya, yang pasti Zayn tidak baik baik saja.

Tiba di rumah, Aretha berjalan lebih dulu ke arah kamarnya berada, namun langkahnya terhenti tatkala mendengar suara Zayn yang berbicara padanya dengan lantang.

" Tidak perlu aku perjelas status mu kan!!" Zayn setengah berteriak membuat suaranya menggema dan memantul ke telinga Aretha.

" Maksudnya?" Aretha menoleh.

" Wanita di keluargaku tidak pernah dekat dengan pria yang bukan mahramnya." Lanjutnya.

Aretha tersenyum sinis lalu menghampiri Zayn.

" Aku berbicara dengan pria bukan berarti aku dekat atau ada hubungan dengannya. Umi Aza hanya mengenal Abi karena lingkup sosial nya tidak mengharuskan umi untuk berinteraksi dengan banyak orang. Tapi aku dan mbak Zara berbeda, kami sama sama pelayan masyarakat, apa dokter yakin jika mbak Zara tidak pernah duduk dan berbicara dengan seorang pria? Ku rasa mas Ezar tidak mempersoalkan masalah itu, pekerjaan mereka sama. Lagian kak Axel hanya teman, tidak ada yang istimewa dari kami berdua."

" Kau mendikte ku!!"

" Tidak. Aku hanya berbicara sesuai kenyataan."

" Aku terangkan agar kau paham dan mengerti, selama aku masih terikat dengan mu, kau harus bisa menempatkan dirimu sesuai status yang kau sandang sekarang!!"

" Baiklah, terima kasih sudah mengingatkan. Tapi boleh kah aku juga meminta sesuatu?" Pinta Aretha menatap tajam ke arah Zayn. " Jangan pikirkan wanita lain saat dokter masih hidup seatap dengan ku!"

Deg... Zayn terperangah.

Aretha berbalik dan meninggalkan Zayn.

Aretha menutup pintu cukup keras. Jujur dia sangat kesal. Apa yang salah saat hanya berbicara saja dengan laki laki?

" Mungkin dia salah minum obat hari ini." Gumamnya lalu melangkah ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Lain lagi dengan Zayn, kata kata Aretha cukup mampu membuatnya tersinggung. Ia merasa jika Aretha adalah wanita yang pemarah dan pendendam.

Tapi sebenarnya, Zayn sendiri lah yang mengubah watak Aretha hanya dalam satu bulan. Zayn hanya belum mengenal dengan baik istrinya itu. Karena perbedaan yang cukup signifikan, Zayn kembali memikirkan Kanaya. Sesuatu yang seharusnya tidak dia lakukan.

Di mata Zayn, Kanaya adalah wanita lembut dan bersahaja. Teringat dengan senyumannya yang menawan dan tutur katanya yang sopan. Tidak sama seperti Aretha yang konfrontatif dan keras kepala.

Meski dengan segala sikap negatif yang di miliki Aretha, yang perlu menjadi pertanyaan adalah, kenapa Zayn tidak bisa menahan emosinya saat melihat Aretha berdua dengan Axel? Padahal secara terang-terangan Zayn sudah menyatakan dengan sikapnya kalau dia tidak menyukai Aretha.

*

*

Keesokan harinya kembali seperti keadaan pertama kali menikah, tidak ada bertegur sapa. Aretha tidak ambil pusing dengan hal itu, baginya sudah biasa melihat pria tampan yang berseliweran di depan matanya tanpa suara.

Tapi sedikit ada yang berubah dari kebiasaan Aretha, dulu dia tidak pernah membuatkan sarapan untuk Zayn. Tapi hari ini, walau kehidupan serasa di antartika, Aretha masih berusaha menjadi istri yang baik dengan menyiapkan makanan untuk Zayn.

Aretha sarapan lebih dulu, dia harus segera berangkat ke rumah sakit. Zayn baru saja turun dari lantai dua setelah melakukan olah raga pagi dan tanpa sengaja menangkap siluet tubuh Aretha yang sudah berada di depan pintu bersiap keluar.

" Tunggu..kita berangkat bersama."

Entah angin dari arah mana yang membuat Zayn mengucapkan kata kata yang sudah Aretha buang dari kamusnya.

" Aku ada operasi pagi ini." Jawab Aretha dingin.

" Kau marah padaku?"

" Tidak."

" Lalu kenapa nada bicaramu terkesan sedang kesal padaku?"

" Itu hanya perasaan dokter saja. Aku pergi.."

" Tapi mobilmu masih di rumah sakit."

" Kenapa semalam tidak di ambil?"

" Aku lupa."

Aretha menghela nafas panjang." Baiklah, aku bisa naik kendaraan umum. Assalamualaikum."

" Kau membantah ku lagi?!"

Aretha yang sudah kembali melangkah terpaksa berbalik arah.

" Dari sisi mana aku di anggap membantah?" Aretha bingung dengan sikap Zayn yang dia rasa semakin cerewet padanya. " Aku harus segera ke rumah sakit, sudah aku katakan tadi kalau aku ada operasi pagi ini. Dan dokter mengatakan mobilku masih di rumah sakit, lalu aku mengatakan akan naik kendaraan umum saja. Dari semua perkataan ku, bagian mana yang membantah?"

" Aku menyuruhmu menunggu agar kita berangkat bersama, tapi kau masih saja ingin pergi sendiri." Ketus Zayn.

" Bukan seperti itu, aku sedang buru buru, kalau aku menunggu, jam berapa aku tiba di rumah sakit? Aku ini masih sekolah dok, dan tidak usah aku jelaskan kan bagaimana beratnya menjalani residen?"

" Kalau berat tidak usah di lakukan, gampang kan?"

Kesabaran Aretha habis. Dia menghampiri Zayn dan berdiri tepat di depan tubuh tinggi tegap itu.

" Lakukan saja apa yang menurut mu baik, tidak usah meminta ijin padaku!! Itu yang dokter katakan padaku bukan? Sebagai seorang istri yang harusnya berbakti tentu aku harus meminta ijin terlebih dahulu. Andai hari itu dokter melarang ku, aku tidak perlu susah payah melanjutkan residensi ku." Aretha terbawa perasaan emosi hingga dia berbicara dengan netra yang sudah berkabut.

" Aku cukup tau diri, sebagai seorang pengganti, aku tau kalau dokter sangat membenciku. Aku juga sangat mengerti bagaimana perasaan dokter yang begitu terluka karena harus menjalani rumah tangga yang tidak dokter inginkan. Tapi, pernahkah dokter memikirkan bagaimana perasaanku ? Pernahkan dokter memikirkan kalau aku juga tidak baik baik saja dengan pernikahan ini? Jadi, aku minta tolong,,,enam bulan saja, hanya enam bulan, mari kita jalani dengan tenang tanpa ada perselisihan. Agar saat berpisah nanti, kita masih bisa saling melempar senyum saat tanpa sengaja kita bersua."

...****************...

Terpopuler

Comments

ir

ir

hayo lohh Zayn kicep ga tuh, makanya ngomong tuh nada bicaranya biasa aja, ga usah pake urat Zayn, ntar kalo jadi member bucin kamu sendiri lohh yg ngerasa bersalah udah ngomong pake nada tinggi mulu padahal bukan Padan suara 🤭🤣

2025-01-10

7

Mardia Emailvivo

Mardia Emailvivo

kalau nanti Zayn,udah jatuh hati sama istri nya,,mungkin lebih buccin dari ezar,dan Abi Adam,karna nanti baru dia tau banyak kelebihan yg di miliki istri nya,,semggat untuk autor..mudah mudahan fit dan sehat sllu👍👍👍👍

2025-01-11

1

Yuli a

Yuli a

keren banget tata.... nah gitu... jangan mau di tindas... disalahin Mulu...
serba salah...
nggak ada benarnya...
maunya Zayn apa sih...???
Naya... Naya... Naya Mulu yang ada dipikiran Zayn... udah jelas-jelas ditinggalin gitu, dibuat malu... tapi tetep aja masih memenuhi pikiran Zayn..

2025-01-10

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Rencana pernikahan
2 Episode 2 : Aretha yang galau
3 Episode 3 : Menjadi pengganti
4 Episode 4 : Sah
5 Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6 Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7 Episode 7 : Hari pertama PPDS
8 Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9 Episode 9 : Teman lama
10 Episode 10 : Kemarahan Aretha
11 Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12 Episode 12 : Ketakutan Aretha
13 Episode 13 : Kau pelakunya?
14 Episode 14 : Zayn mencari tau
15 Episode 15 : Dokter baru
16 Episode 16 : Aretha sakit
17 Episode 17 : Trauma parah
18 Episode 18 : Aryan Brawijaya
19 Episode 19 : Kedatangan Aryan
20 Episode 20 : Zayn dan Aryan
21 Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22 Episode 22 : Pria itu ?
23 Episode 23 : Aku menemukanmu
24 Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25 Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26 Episode 26 : Kanaya kembali
27 Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28 Episode 28 : Ulah Kanaya
29 Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30 Episode 30 : Cemburu
31 Episode 31 : Ciuman pertama
32 Episode 32 : Pemandangan indah
33 Episode 33 : Gagal total
34 Episode 34 : Panggilan sayang
35 Episode 35 : Ular berkepala manusia
36 Episode 36 : Jangan pergi
37 Episode 37 : Air mata Zayn
38 Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39 Episode 39 : Mertua dari surga
40 Episode 40 : Buku diary
41 Episode 41 : Saling cinta
42 Episode 42 : Ulah umi
43 Episode 43 : Pria misterius
44 Episode 44 : Melawan trauma
45 Episode 45 : Zayn pulang
46 Episode 46 : Zayn si predator
47 Episode 47 : Aku mencintaimu
48 Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49 Episode 49 : Bekas luka
50 Episode 50 : Posesif
51 Episode 51 : Pengakuan Sardi
52 Episode 52 : Masih edisi Sardi
53 Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54 Episode 54 : Kisah trauma
55 Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56 Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57 Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58 Episode 58 : Naluri Zayn
59 Episode 59 : Berpisah sementara
60 Episode 60 : Perlahan terkuak
61 Episode 61 : Hampir saja
62 Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63 Episode 63 : Apa ini plan B?
64 Episode 64 : Parfum itu.....
65 Episode 65 : Zayn VS Reno
66 Episode 66 : Zayn terluka
67 Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68 Episode 68 : Reno dan Kanaya
69 Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70 Episode 70 : Zayn yang peka
71 Episode 71 : Sirkuit kenangan
72 Episode 72 : Kecelakaan
73 Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74 Episode 74 : Tamparan pertama kali
75 Episode 75 : Ketahuan
76 Episode 76 : Maafkan Abi
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1 : Rencana pernikahan
2
Episode 2 : Aretha yang galau
3
Episode 3 : Menjadi pengganti
4
Episode 4 : Sah
5
Episode 5 : Penolakan secara terang terangan
6
Episode 6 : Mencoba bersikap biasa saja
7
Episode 7 : Hari pertama PPDS
8
Episode 8 : Satu tahun terlalu lama
9
Episode 9 : Teman lama
10
Episode 10 : Kemarahan Aretha
11
Episode 11 : Menghilangkan kemarahan
12
Episode 12 : Ketakutan Aretha
13
Episode 13 : Kau pelakunya?
14
Episode 14 : Zayn mencari tau
15
Episode 15 : Dokter baru
16
Episode 16 : Aretha sakit
17
Episode 17 : Trauma parah
18
Episode 18 : Aryan Brawijaya
19
Episode 19 : Kedatangan Aryan
20
Episode 20 : Zayn dan Aryan
21
Episode 21 : Sedikit tentang Aretha
22
Episode 22 : Pria itu ?
23
Episode 23 : Aku menemukanmu
24
Episode 24 : Akal bulus abu nawas
25
Episode 25 : Kalau cinta, bilang
26
Episode 26 : Kanaya kembali
27
Episode 27 : Aku menunggumu di rumah
28
Episode 28 : Ulah Kanaya
29
Episode 29 : Diam diam, ternyata jahat
30
Episode 30 : Cemburu
31
Episode 31 : Ciuman pertama
32
Episode 32 : Pemandangan indah
33
Episode 33 : Gagal total
34
Episode 34 : Panggilan sayang
35
Episode 35 : Ular berkepala manusia
36
Episode 36 : Jangan pergi
37
Episode 37 : Air mata Zayn
38
Episode 38 : Sebenarnya itu hukuman
39
Episode 39 : Mertua dari surga
40
Episode 40 : Buku diary
41
Episode 41 : Saling cinta
42
Episode 42 : Ulah umi
43
Episode 43 : Pria misterius
44
Episode 44 : Melawan trauma
45
Episode 45 : Zayn pulang
46
Episode 46 : Zayn si predator
47
Episode 47 : Aku mencintaimu
48
Episode 48 : Mencintai mu selamanya
49
Episode 49 : Bekas luka
50
Episode 50 : Posesif
51
Episode 51 : Pengakuan Sardi
52
Episode 52 : Masih edisi Sardi
53
Episode 53 : Cinta Aretha di tengah kecemburuan Zayn
54
Episode 54 : Kisah trauma
55
Episode 55 : Waspada, Zayn mulai bergerak
56
Episode 56 : Simbiosis mutualisme
57
Episode 57 : CEO Sanjaya Grup?
58
Episode 58 : Naluri Zayn
59
Episode 59 : Berpisah sementara
60
Episode 60 : Perlahan terkuak
61
Episode 61 : Hampir saja
62
Episode 62 : Tidak bisa pergi jauh
63
Episode 63 : Apa ini plan B?
64
Episode 64 : Parfum itu.....
65
Episode 65 : Zayn VS Reno
66
Episode 66 : Zayn terluka
67
Episode 67 : Ingat...ini Brawijaya
68
Episode 68 : Reno dan Kanaya
69
Episode 69 : Rasa bersalah Aretha
70
Episode 70 : Zayn yang peka
71
Episode 71 : Sirkuit kenangan
72
Episode 72 : Kecelakaan
73
Episode 73 : Bertarung dengan kematian
74
Episode 74 : Tamparan pertama kali
75
Episode 75 : Ketahuan
76
Episode 76 : Maafkan Abi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!