Stay With Me

Stay With Me

Episode. 1

POV. zeline

Aleta Zeline Al Malik. Nama yang diberikan oleh kedua orangtuaku dan mereka biasa memanggilku dengan sebutan zeline.

Saat ini aku telah berada di bandara internasional Soekarno Hatta yang berada di ibu kota Jakarta. Aku sedang duduk di kursi tunggu bersama dengan mamaku. Kami sedang menunggu papa dan kedua adik kembarku yang sedang mengambil barang-barang milikku.

Wanita cantik yang duduk di sampingku ini adalah idolaku. Dia sungguh yang terbaik bagiku. Bagi papa dan kedua adikku. Walaupun terkadang sedikit menjengkelkan karena sikapnya yang suka membatasi pergaulan kami.

Kulirik mama yang saat ini sedang menelepon seseorang sembari tertawa kecil. Entah siapa yang sedang dihubunginya, tapi aku bisa melihat guratan bahagia diwajahnya.

Kutarik sedikit ujung bibirku. Hatiku ikut merasa senang ketika melihat sosoknya yang saat ini merasa senang. Sekali lagi ku lirik jam tangan mewahku yang baru kemarin dibelikan oleh papa. My superhero. Penyelamat hidupku.

Ku Hela nafas panjang.

Papa kenapa lama sekali ? gumam ku dalam hati.

Kini kusandarkan punggung di sisi kursi. Menyamankan posisi dudukku sembari merasakan mood yang mulai memburuk. Sudah sekian menit menunggu papa dan kedua adik kembar ku, namun mereka belum juga muncul.

Sejenak aku kembali mengingat kejadian satu bulan yang lalu, sebuah tragedi yang telah dapat membawaku sampai disini setelah kunjunganku beberapa tahun silam.

Flashback on

Pintu ruangan kerjanya terbuka keras. Ammar menatap sosok istri dan putrinya yang saat ini telah berada di ambang pintu. Kedua wanita cantik itu perlahan masuk kedalam dan semakin mendekatinya.

Ammar mengernyitkan keningnya karena merasa bingung. Lelaki itu terkesiap melihat sosok putri kesayangannya yang tampak kacau. Wajahnya terlihat sembab seperti habis menangis.

"Ada apa ini?" tanyanya santai. Walau sebenarnya isi kepala sudah tidak karuan.

"Mas nggak tau, kalau putri kesayangan Mas ini mendaftar calon mahasiswa baru di universitas Indonesia. Pokoknya, aku nggak setuju dengan keputusanmu yang membiarkan dia mengambil tempat kuliah sesuai dengan keinginannya," ucap nia dengan amarah yang meledak-ledak.

Ammar kini mengalihkan pandangannya, menatap Zeline. Dia tidak bisa berkata apapun untuk saat ini.

"Hei ... bicaralah dengan perlahan, Sayang," tutur Ammar pada istrinya.

Lelaki itu tampak berdiri, melangkah perlahan menghampiri putri dan istrinya. Merangkul bahu mereka dan Menggiringnya menuju sofa yang ada di dalam ruang kerjanya tersebut.

Kedua wanita berbeda usia itu segera duduk dengan patuhnya. Ammar masih berdiri dengan memasukkan kedua tangannya kedalam kantong celananya.

Lelaki itu menatap lekat kedua wajah wanita yang ada di depannya secara bergantian. Dia bisa melihat jika istrinya saat ini sedang merasa kesal.

"Zeline ingin melanjutkan pendidikannya di Indonesia. Aku sangat keberatan dengan keputusannya, Mas," ucap nia.

Zeline menoleh kearah mamanya.

"Mama ... Zeline mau melanjutkan pendidikan di sini atau di mana pun yang terpenting kan, Zeline nyaman, juga sesuai dengan keinginan Zeline, Ma," sahut Zeline yang kini telah kembali menangis.

Zeline melangkah lebar menghampiri papanya. Bergelayut manja pada lengan lelaki itu.

"Pa, please ... ijinkan Zeline kuliah di jakarta. Papa juga kan, sering datang kesana. Jadi Papa masih bisa memantau keadaan Zeline, Pa," bujuknya pada Ammar.

"Semua tempat pendidikan itu sama Zeline. Pokoknya Mama tidak mengijinkan kamu untuk kuliah di Indonesia," sahut Nia dengan tegas.

" Maamaaa, " ucap zeline lemas sembari masih menangis.

"Apa alasan kamu ingin mengambil pendidikan di sana? Kamu pasti ingin menghindari Mama, kan. Iyah ... agar kamu bisa bergaul dengan remaja jalanan lagi ... seperti yang waktu itu," ucap Nia dengan kesal.

Pasalnya memang benar adanya. Zeline kini tumbuh menjadi anak yang periang juga anak yang ramah. Tak pernah membedakan teman pergaulanya.

Dan Ammar kini telah mengerti. Bagaimana sikap putrinya yang suka dengan kebebasan, sama halnya dengan dia sewaktu muda. Kini ia telah menyadari, bagaimana susahnya menghadapi sikap anak bandel itu.

"Astaga ... bukankah kita sudah membahasnya. Kenapa sekarang dipermasalahkan lagi, sih?" ucap Ammar yang mulai merasa kesal dengan keadaan istrinya.

"Sayang ... sudah jangan membahas masalah itu lagi" tutur Ammar lagi.

"Aku tidak tahu jika dia telah mendaftar di universitas Indonesia. Aku fikir dia akan mendaftar kuliah disini, Mas. Jika aku tidak masuk kedalam kamarnya, mungkin aku pun tidak akan tahu akan hal ini. Aku tetap tidak akan setuju jika dia melanjutkan pendidikannya di Indonesia." ucap Nia lagi dengan masih menahan amarahnya.

Ammar menghela nafasnya.

"Lalu aku harus bagaimana, Sayang ? Kita sudah sepakat akan membiarkan Zeline untuk melanjutkan pendidikannya sesuai dengan keinginannya," jawab Ammar.

"Iya, tapi hanya di sini saja. Aku tidak mau dia berada jauh dari ku, Mas. Bagaimana jika nanti terjadi sesuatu hal padanya. Dia saja tidak takut bergaul dengan anak berandalan itu, bagaimana jadinya jika dia jauh dari kita, Mas?"

"Astaga, Sayaaang ... sudahlah! Jangan bahas persoalan itu lagi! Kamu lupa, ya, jika Denis menjadi dosen di UI," ucap Ammar dengan masih menahan kesal.

Nia tertegun beberapa saat. Kemudian menghela nafasnya sembari mengusap wajahnya kasar.

"Iya ... aku lupa."

"Kita bisa pasrahkan Zeline padanya, Sayang. Jangan terlalu dirisaukan! Kemarin Zeline sudah bicara panjang lebar mengenai keputusannya. Setelah aku mengingat siapa saja kenalanku yang ada di sana, ternyata terlintas sosok denis, adik kamu. Zeline sudah berjanji akan menjaga diri baik-baik. Iya kan, Sayang," jelas ammar.

Zeline mengangkat wajahnya untuk menatap sosok superhero nya itu, kemudian mengangguk kecil.

Nia menghela nafasnya sekali lagi. Kemudian menoleh kearah putri kesayangannya.

"Baiklah. Mama ijinkan, asal kamu harus berjanji sama Mama untuk tidak sembrono. Menjaga pergaulan dari lingkungan yang buruk. Jika mama tau kamu tidak menurut apa permintaan mama, jangan harap kamu bisa tetap melanjutkan pendidikan disana," tutur Nia.

Zeline tersenyum lebar.

"Iya, Ma. Zeline janji Zeline akan jaga diri baik-baik. Akan patuh sama pesan Mama," ucapnya yang diikuti dengan gerakan cepat saling memeluk.

Ammar tersenyum tipis melihat keduanya.

Flashback off

"Kak...."

Aku menjingkat kaget mendapati bahuku ditepuk oleh seseorang dari belakang. Segera ku putar kepalaku sehingga kini, aku dapat melihat siapa yang orang yang telah membuatku kaget.

"Dasar lo ya. .. bikin kaget kan," ucapku dengan kesal.

Dapat ku lihat kedua adik kembarku yang tertawa terbahak melihat ekspresi wajahku.

Ha ha ha ha ha ha ha ha

"Hei, sudah ... sudah ... Jangan bikin onar! Ayo kita berangkat," tutur Papaku yang saat ini sudah berdiri dibelakang mereka. Dua adik kembar ku yang juga sangat jahil sama sepertiku.

"Khal ... keen ... bawa koper kakakmu!" Perintah papa pada keduanya. Aku tersenyum tipis melihat wajah mereka yang kini telah berubah menjadi masam.

Setelahnya papa melangkah perlahan menghampiri mama yang saat ini sudah menyambut kedatangannya dengan melebarkan senyumnya. Tanpa ragu papa segera merangkul bahu mama dan segera mengajaknya untuk pergi dari sini.

"Tu ... bawain tu ...," ucapku sambil meledek mereka. Kemudian aku berlari kecil menyusul langkah papa dan mama. Sekilas ku lihat kedua adik mengumpat kasar sembari menatapku dari jauh. Aku tersenyum lebar melihat keduanya.

"Sial!" ucap khal dan keen bersamaan.

Tbc..

Terpopuler

Comments

Devia Ratna

Devia Ratna

bagus

2022-11-11

0

Betty Anggrainie

Betty Anggrainie

cy78ik

2021-06-21

0

Violet Agfa

Violet Agfa

aku mmpiirr siniiii thoor

2021-04-25

0

lihat semua
Episodes
1 Episode. 1
2 Episode. 2
3 Episode. 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Promosi bersar-besaran
129 Cerita si Kembar
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Episode. 1
2
Episode. 2
3
Episode. 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Promosi bersar-besaran
129
Cerita si Kembar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!