Zeline duduk dengan gusar. Meremas kedua tangannya yang mulai berkeringat dingin. Suasana begitu tegang saat kedua orangtuanya kini sedang melayangkan tatapan tajam.
" Bagaimana bisa kamu berkelahi, zeline ? Jelaskan pada kami ! " ucap Ammar setelah sekian menit membiarkan keheningan mengambil alih.
Baru beberapa menit yang lalu, Nia dan Ammar telah sampai di Jakarta. Setelah kemarin siang mendapatkan kabar mengejutkan dari pihak kampus dimana anaknya menimba ilmu, paginya mereka berdua segera bergegas untuk berangkat ke Jakarta.
Zeline masih menundukkan kepalanya. Dia sungguh merasa takut pun juga merasa sangat bersalah.
" Jawab zeline " bentak Nia
Ammar menggenggam tangan istrinya itu yang kini mulai meradang.
Perlahan zeline mengangkat wajahnya. Melihat kearah papa dan mamanya yang juga sedang menatapnya dengan tajam.
" Zeline tidak sengaja melakukannya ma, pa. "
Sejenak gadis itu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya.
" Pagi-pagi sekali setelah zeline sampai di kampus, zeline melihat mahasiswa yang sedang berkerumun di dekat taman. Karena merasa penasaran, akhirnya zeline mendekat. Ternyata di dalam sana ada beberapa pemuda yang sedang berkelahi "
" Lalu.. Kamu pun ikut berkelahi, begitu " tukas Nia dengan kesal
" Sayang..." Ucap Ammar pada istrinya sembari menggeleng. Ammar bermaksud untuk berbicara melalui ekspresi wajahnya. Jangan menyela pembicaraan. mungkin seperti itu lah maksudnya. Nia hanya menoleh sekilas tanpa berniat mengiyakan.
" lanjutkan ! " ucap Ammar
" Zeline berteriak jika pak Jaka datang. Beberapa mahasiswa yang berkerumun mulai berhamburan pergi. Namun salah satu dari mereka yang berkelahi merasa kesal karena zeline berbohong. Dia mendekati zeline dan ingin melakukan sesuatu hal tapi zeline lebih dulu memukulnya " jelasnya lagi
Sejurus kemudian Ammar tersenyum tipis. Merasa lega mendengar penjelasan dari putrinya itu. Bahkan dia sejak tadi tidak merasa kesal sama sekali.
" Mmmmz..Yasudah, kalau begitu cepat kamu berkemas. Selama 4 hari kamu bisa menghabiskan waktu bersama dengan adikmu " tutur Ammar pada Putrinya itu
Mendengar penuturan dari Ammar, sontak membuat kedua wanita berbeda usia itu segera mengalihkan pandangannya kearah lelaki itu.
" Benarkah, pa ? " Tanya zeline dengan senangnya
" Hem.. Tentu " jawabnya santai
Dengan cepat zeline berlari menghampiri sosok superheronya itu dan segera memeluknya erat.
" Terimakasih.. Pa.. Papa yang terbaik " ucapnya sembari mencium pipi ammar dengan riangnya.
Setelahnya, zeline telah berlari menuju kamarnya. Membiarkan kedua orangtuanya yang masih duduk manis di ruang tengah.
" Mas, apa yang kamu lakukan ? Bukannya marah malah sebaliknya. " ucap Nia dengan kesal.
" Sudahlah.! Aku yakin dia hanya membela diri saja. Putriku tidak akan mungkin berbuat buruk jika dia tidak ada sesuatu yang mendesak " tutur Ammar
Lelaki itu tersenyum melihat istrinya yang kesal. Dengan lembut dia memberikan ciuman dipuncak kepalanya sembari merangkul bahu wanita itu.
" Sudahlah ! Jangan marah lagi. ! Nanti cantiknya hilang " tuturnya lagi
" Astaga.. " Nia tersenyum malu
Hanya dengan memberikan sedikit rayuan saja, hal itu sudah bisa membuat Nia tersipu. Sungguh, wanita memang makhluk yang paling suka dipuji..😀
" Sebelum berangkat, kita mampir dulu ke restoran Denis. Dia sudah menunggu kita " ucap Nia
" Iyah, sayangku.. " balas ammar dengan mencium kilas pipi kanan istrinya dan hal itu semakin membuat Nia tersipu.
***
" Terimakasih, pak. Berarti saya bisa mulai bekerja hari ini " ucap ino
" Hem.. Ini pakaian yang harus kamu pakai. " jawab seorang pemilik restoran
" Iyah, pak. Kalau begitu saya permisi ke belakang. " ucapnya lagi sembari beranjak dari duduknya.
" Nanti biar mail yang menunjukkan bagaimana pekerjaan yang harus kamu lakukan " tutur pemilik restoran
" Siap, pak "
Setelahnya Ino segera melangkah pergi dari ruangan tersebut. Kini langkahnya menuju kearah dapur. Karena di samping dapur adalah ruangan khusus bagi para karyawan restoran tersebut yang digunakan untuk istirahat atau berganti pakaian.
***
Sebuah mobil berwarna hitam telah memasuki halaman restoran mewah yang berada dipusat kota Jakarta.
Tampak seorang gadis cantik turun dari mobil tersebut, disusul oleh wanita paruh baya yang terlihat masih sangat muda dari usianya.
Setelah sosok lelaki paruh baya turun dan merangkul bahu wanita paruh baya tersebut, kini mereka semua segera masuk kedalam restoran yang telah ditujunya.
" Ramai sekali yah "
" Hem.. Iyah.. "
Kini ketiganya telah masuk kedalam restoran tersebut. Manik mereka menelisik setiap sudut restoran. Mencari sosok lelaki yang memang telah menunggu kedatangan mereka.
" Hai.. Om.. " panggil zeline setelah melihat sosok lelaki yang baru saja muncul dari dalam ruangan owner.
Lelaki yang tidak lain adalah Denis itu pun tampak tersenyum lebar ketika kini tamu yang ditunggunya telah datang.
" Kak " panggil Denis sembari memeluk tubuh Nia dan berganti memeluk tubuh Ammar. Kemudian disusul dengan zeline yang mencium tangannya.
" Ayo, kita masuk kedalam ruanganku saja, kak ! " ajak denis
Nia menggeleng pelan.
" Kita kesini mampir mau makan sekalian kakak tengokin kamu. Bukannya mau bahas urusan bisnis. " ucap Nia yang membuat Denis terkekeh kecil
" Yasudah, duduk disebelah sana saja. Tempatnya lebih asyik " ajak denis yang kini telah lebih dulu melangkah.
Lelaki itu kini menuju pada meja makan yang berada di ujung. Memang benar adanya, tempat yang dipilih oleh Denis memang tempat yang biasa dipesan oleh seseorang jika akan mengadakan dinner romantis.
Karena saat kita sudah berada di tempat itu, kita bisa melihat pemandangan yang ada ditaman belakang. Taman yang disiapkan khusus dengan kolam renangnya. Biasanya digunakan Denis untuk para pengunjung yang juga ingin menikmati makan sembari berenang.
" Waaahh... Kok zeline baru tahu jika di resto ini ada kolamnya, tau gitu tadi bawa baju renang sekalian " ucap zeline dengan heboh
Sontak mendengar penuturan dari zeline membuat semuanya terkekeh geli.
" Kamu ini, kayak dirumah gak ada, aja " ucap Nia
" Kalau mau, ada tu baju renang milik Mila, masih baru belum dipake. Pas mau renang ternyata kak nay, buru-buru mau balik. " ucap Denis
Mila adalah sepupu zeline. usianya lebih muda dua tahun darinya. Karena memang Nayla yang tidak dekat dengan Nia, sehingga Mila dan zeline pun juga tidak dekat layaknya seorang saudara.
" Beneran, om ? Mau.. Mau.."
" Yawda.. ayo ikut ke ruangan om, sekalian ganti disana ! " tutur denis
***
" Yawda om tinggal dulu. Ntar kalau udah selesai kamu gantinya disana. " tutur Denis dengan menunjuk kearah toilet yang letaknya berada disudut.
" Oke om. Kalau zeline belum selesai belum selesai, mama suruh jemput yah.. " ucap zeline yang hanya diangguki kepala oleh Denis
" Eh.. eh.. om. Pesenin zeline makan sekalian yah. Kayak biasanya aja. " ucap zeline lagi
Denis yang hendak pergi dari area kolam tersebut Sejenak menghentikan langkahnya. Menolehkan kepalanya sekilas kearah zeline Kemudian mengangguk.
" Beres. " balas Denis sembari mengacungkan jempolnya.
Tak berselang lama setelah Denis pergi dari sana. Zeline segera membuka handuk kimononya. Kini hanya menampakkan baju renang yang lumayan terbuka. Namun, zeline tidak merasa malu sama sekali, karena memang tidak ada orang lain selain dirinya sendiri.
Itu hanya menurutnya saja. Karena tanpa dia sadari jika seseorang sedari tadi, sejak dia dan keluarganya datang telah terus mencuri pandang tanpa sepengetahuan orang lain.
Kemudian zeline segera menceburkan dirinya kedalam kolam. Berenang dengan gerakan cukup baik. Karena berenang adalah salah satu hobinya, jadi tidak bisa diragukan lagi keahliannya dalam berenang.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Merzin Prismi
waaahh... amar sosok ayah yg bijak... beda bgt sm adri yg kasar, huuffff....
2021-03-01
2
Widi Nuhgraeni
pasti ini tuh yang ngintipin
2020-09-15
0
Tri
makin asyik aja nech ceritanya...
2020-09-11
0