Malam harinya.
Setelah pembahasan yang lumayan alot tadi siang, dikediaman keluar Ammar tampak sunyi. Pasalnya, Ammar telah kembali ke Malaysia sore tadi sedangkan Nia mungkin akan tinggal bersama dengan putrinya selama satu minggu kedepan sembari mengurusi pernikahan putrinya.
Yah.. Karena memang hari Jum'at depan adalah hari pernikahan anaknya. Sungguh semuanya berjalan begitu saja tanpa dia inginkan sebelumnya.
Saat ini dia masih berada didalam kamar putrinya. Masih memeluk gadis kesayangannya tersebut yang masih menangisi keadaannya.
" Sudahlah, jangan menangis lagi ! Kami hanya ingin yang terbaik untukmu, sayang. Video didalam ponsel tersebut telah menjelaskan semuanya. Jika memang kenyataannya tidak seperti yang kami lihat, tetap saja kelakuan kalian sungguh di luar batas. Kamu masih ingat kan, bagaimana kamu yang terjatuh diatas tubuh Ino " jelas Nia
" Mama sungguh malu, sayang. Kejadian seperti itu hanya boleh dilakukan oleh kami yang sudah memiliki status yang sah. " lanjutnya dan zeline kembali menangis sejadi-jadinya. Merasa sangat kesal dan juga sangat bersalah.
Jika saja tadi, aku tidak meminta ganti ruginya. Mungkin semuanya tidak akan menjadi seperti ini.
Gumam zeline dalam hati. Penyesalan memang selalu datang terlambat. Dan itu semua masih berlaku untuk mereka yang telah membuat kesalahan.
" Hiks.. Hiks.. Apa tidak bisa dibatalkan. ? Zeline sungguh tidak ingin menikah muda. Apalagi dengan seorang lelaki yang baru saja zeline kenal, ma " ucap zeline dengan menangis sesenggukan
Nia kini meleraikan pelukannya. Sebenarnya, dia sendiripun juga masih ragu dengan keputusan yang telah disepakati bersama tadi. Menikahkan anaknya dengan putra mantan suaminya. Namun, dia sendiri pun tidak memiliki pilihan lain .
" Maafkan kami, sayang. Mama dan papa tidak memiliki alasan untuk tidak menikahkan kalian. " ucap Nia.
" Sebaiknya, sekarang kamu tidur saja. Selama masa skorsing kamu, mama akan menjadi guru les memasak untukmu " tutur Nia
Kemudian, Nia segera memberikan ciuman dipuncak kepala putrinya itu. Tak lama setelahnya, dia segera beranjak dari duduknya. Menghela nafasnya sebelum akhirnya dia berbalik dan melangkah pergi.
Sebenarnya, dia sungguh tidak tega melihat putrinya menangis seperti itu. Tapi dia sendiripun tidak menginginkan hal semacam tadi dilakukan oleh putrinya.
Semoga, menikahkan mereka adalah jalan yang terbaik. Aku tidak tahu hubungan apa yang sedang terjalin diantara mereka. Tapi melihat keduanya dalam posisi seperti tadi, aku sungguh tidak percaya jika mereka berdua tidak memiliki hubungan khusus.
Gumam Nia dalam hati ketika dirinya telah keluar dari kamar putrinya tersebut.
***
Disisi lain sosok pemuda tampan yang tadi sempat membuat papanya marah, kini tampak duduk melamun dikamarnya. Masih dengan mengompres beberapa sudut di wajahnya yang tampak memar, setelah tadi papanya melampiaskan amarahnya.
Terbesit dalam benaknya perasaan aneh. Dia sama sekali tidak merasa sedih ataupun menyesal karena Minggu depan dirinya harus menikah dengan gadis yang baru saja dia kenal.
Melihat sosok gadis cantik yang sejak awal pertemuan mereka telah menarik perhatiannya. Bahkan sekarang sesuatu hal terjadi dan membuatnya harus menikah dengan gadis itu. Rasanya begitu sangat mustahil dan hal itu berhasil membuat hatinya merasa senang.
Ino terkekeh kecil.
" Bagaimana bisa semuanya ini terjadi ? Sulit dipercaya " gumamnya sendiri sembari pikirannya yang masih melalang buana.
Iiiiiisssshh..
eeeessssshhh..
Pemuda itu mendesis pelan ketika merasakan perih diwajahnya. Hal semacam ini sudah sering kali dia dapatkan ketika dirinya telah melakukan kesalahan. Hingga membuatnya terbiasa akan luka seperti itu.
" Kak " panggil seseorang yang sangat tiba-tiba
Ino tersentak kecil. Kemudian dia memutar lehernya untuk melihat sosok yang saat ini telah berdiri diambang pintu.
" Masuklah ! " balas Ino
Tampak pemuda yang tidak lain adalah adiknya itu kini telah melangkah masuk menghampiri dirinya.
" Ada apa kau kemari malam-malam begini ? " tanya Ino yang melihat adiknya telah duduk disampingnya
Pemuda yang lebih muda 5 tahun darinya itu tampak sedang menahan gejolak dihatinya. Sungguh dia berusaha keras untuk tidak menangis melihat keadaan kakaknya yang seperti itu.
" Apa luka kakak sudah lebih baik ? " tanyanya
Tak lama Ino mengangguk sembari berdehem pelan. Kini ino mengalihkan pandangannya, menatap lekat wajah adiknya itu yang tampak sedih.
" Kau kenapa, rel ? " tanya Ino
Tak mampu lagi menahan rasa sedihnya melihat sosok kakaknya yang sedang kacau, farel tiba-tiba saja terisak lirih.
" Astaga.. Kau menangis seperti anak perempuan saja. Ini sudah biasa papa lakukan. Jangan menangis karena melihatku yang seperti ini ! Aku baik-baik saja " ucap Ino yang berusaha untuk menenangkan perasaan adiknya itu.
" Aku tidak tahu, kenapa papa selalu saja memukul kakak. ? " Ucapnya dengan terisak
Ino menatap adiknya yang tengah menangis dengan tatapan sendu. Hubungan diantara mereka berdua selalu seperti itu. Namun, entah mengapa Adri selalu mampu untuk melakukan kekerasan pada ino, namun hal itu berbanding terbalik dengan perlakuannya terhadap farel.
Hembusan nafas ino terbuang kasar.
" Apa perlu aku memelukmu ? " tanya Ino yang dapat membuat farel tercengang.
Tak lama kemudian Ino terkekeh kecil disusul oleh farel yang ikut terkekeh. Merasa lucu mendapati pertanyaan dari kakaknya tersebut.
" Berkacalah dan lihat bagaimana wajahmu sekarang ! " ucap Ino sembari menahan tawanya.
Farel menatap sendu kearah kakaknya. Merasa hatinya yang sedang bergemuruh.
" Kakak selalu bisa membuatku tenang. Lalu bagaimana jika setelah kakak menikah nanti. Aku akan sendirian " ucapnya yang membuat Ino tersenyum tipis.
" Kemarilah ! Sepertinya kau memang ingin sekali di peluk " titah Ino
Sejurus kemudian mereka telah berpelukan dengan erat. Mereka berdua memang saling menyayangi satu sama lain. Jadi tidak heran jika Ino sering kali membela farel ketika dia melakukan kesalahan.
Namun, hal lain telah terjadi di dalam rumah mewah tersebut. Dengan pencahayaan yang temaram, sosok pria paruh baya masih setia berada didalam ruangan kerjanya. Dengan masih pada posisinya sejak beberapa jam yang lalu.
Matanya masih setia menatap kearah selembar kertas. Siapa yang tahu jika itu bukanlah sekedar kertas.
Hatinya sedang bergejolak sejak siang tadi ketika sosok wanita di dalam relung hatinya telah kembali menampakkan diri.
Dia pun kini masih menatap kearah kertas tersebut yang tidak lain adalah sebuah foto dimasa lalunya. Sosok lelaki tampan bersanding bersama dengan seorang wanita yang begitu cantik dan anggun. Yah, lelaki tersebut tidak lain adalah dirinya sendiri yang tampak begitu mesrah bersanding dengan mantan istrinya dulu.
Sekali lagi senyuman tipis kembali dilayangkan ketika ingatannya tentang masa lalunya terlintas. Masa lalu yang sangat manis hingga dapat membuat hatinya kembali terlena.
Sosok wanita yang tanpa disengaja telah datang kembali dihidupkan dengan status yang berbeda. Kini Adri sedang menahan gejolak api asmara. Tidak bisa dipungkiri jika sampai saat ini pun dia begitu menginginkan kehadirannya.
" Aku tidak tahu jika akan seperti ini rasanya setelah berpisah denganmu. Setelah sekian lama berlalu, rasa sesalku masih sama. Begitu sakit melihatmu bersanding dengannya "
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Wica Carolina
Istri yang menjadi mantan istri, lalu menjadi besan ☺.
2021-10-25
0
fitri indrawati sutanto
Adri tega memukul ini Krn Ino bkn ank kandung Adri jd Adri tega sdg farel ank kandungnya Adri tdk tega Krn Adri takut kehilangan ank kandungnya utk yg ke 2 kalinya
2021-06-14
0
Widi Nuhgraeni
jangan ada cinta diantara mereka Thor..jadi besan yang baik aja thor
2020-09-15
3