Sore harinya.
Beberapa orang tampak mulai beranjak untuk pulang dari kediaman keluarga Ammar. Baru saja beberapa mobil mewah telah melaju meninggalkan halaman rumah mewah tersebut.
Zeline kini telah melangkah pergi menaiki anak tangga, berniat ingin masuk kedalam kamarnya dan berendam air hangat untuk menenangkan perasaannya.
" Rasanya badanku capek semua " gumamnya sendiri setelah dirinya telah masuk kedalam kamarnya
Tak ingin menunggu lama zeline segera masuk kedalam kamar mandi. Setelah itu dia segera menanggalkan gaun pengantinnya.
" Aaahhhh " gumam zeline ketika dirinya telah masuk kedalam bathtub. Menceburkan seluruh bagian tubuhnya didalam sana hingga hanya menampakkan kepalanya saja.
***
Dilantai bawah terlihat masih ramai oleh kumpulan remaja yang tidak lain adalah kedua anak kembar Nia bersama dengan Mila dan Mita, keduanya adalah anak dari Nayla. Mereka berempat masih setia mengobrol dengan Ino.
Walaupun lelaki itu sungguh merasa sangat capek, namun dia berusaha untuk tetap tersenyum meladeni adik-adik zeline. Bahkan senyuman yang dia layangkan pada mereka tampak tulus dan tidak dibuat-buat.
Tidak bisa dipungkiri, jika mereka semua begitu sangat menyenangkan. Bahkan dia sempat merasa iri dengan keadaan keluarga zeline yang tampak begitu harmonis dari keluarganya.
" Kak, bagaimana bisa sih Kakak itu suka sama tu princess manja ? " tanya khal pada Ino. Namun Ino hanya tersenyum tanpa berkomentar.
" Eh, ngomong apaan sih, kamu. Kalau mama denger aku gak ikutan yah " sahut keen sembari menepuk pundak kakak kembarnya
Sontak hal itu membuat yang lain terkekeh kecil.
" Emangnya kak zeline manja, yah. Ku lihat sih, gak tu. " ucap Mila menanggapinya
" Ah, kamu aja gak tau. Dikit-dikit bilangin papa, jam tangan rusak ngadu papa, ponsel rusak ngadu papa. Bulan kemarin aja nangis ke papa minta ponsel baru. " ucap khal
Ino pun menjadi penasaran dengan cerita adik iparnya itu. Namun, dia sama sekali tidak berniat untuk menanggapinya.
" Trus dibeliin gak sama paman " tanya Mita penasaran
Keen menggeleng cepat sambil tertawa.
" Gak " jawab khal sembari ikut tertawa
" Heh ? Katanya princess manja. Apanya yang manja, dasar kalian berdua ini. " ucap Mila
" Yah, Iyah lah.. Kan suka banget ngadu. Kita jadi sasarannya. Yah gak keen ? " ucap khal
" Gak jelas kamu, kak khal " ucap Mita sembari mencembikkan bibirnya
" Khal.. keen.. Jangan gangguin mas Ino, sayang. ! Biar dia makan dulu. Nanti malam saja ngobrolnya " tutur Nia yang tidak sengaja melihat sosok menantunya sedang dikerumuni oleh kawanan para pemuda pemudi.
Nia yang hendak mengambil makanan untuk suaminya, kini semakin melangkah mendekati para kerumunan tersebut.
" Kalian semua sudah makan ? " tanya Nia
" Sudah, ma.. "
" Sudah, bibi "
Jawab mereka bersahutan. Kemudian Nia mengangguk.
" Kalian ini gak capek apa ? Dari tadi ngobrol terus. " tutur Nia lagi
" Gak papa, ma. Ino seneng dengerin khal dan keen cerita " sahut Ino
Sontak hal itu membuat Nia terkekeh.
" Pasti yang diceritain juga seputar kakaknya " jawab Nia
Kini semuanya merasa terkejut.
" Kok, bibi bisa tau kalau mereka berdua sedang bercerita tentang kak zeline ? " Tanya Mila
" Yah mesti tau. Orang mereka berdua kan mengidolakan sosok kakaknya itu. Tanya saja " jelas Nia
" Kemarin saja mereka nangis Bombay karena kakaknya mau nikah. Gak ada yang digodain, katanya. " lanjutnya
" Astaga.. Mama.. " ucap keen
" Ah.. Mama gak asyik " ucap khal
" Ayo keen pergi aja ! Mama bikin malu " ucap khal yang membuat semuanya terkekeh.
Keduanya kini sudah beranjak dari duduknya. Mereka berdua benar-benar telah pergi dari ruang tamu. Meninggalkan beberapa orang yang masih berada disana.
" Bibi, emang bener yah. Mereka mengidolakan kak zeline ? " tanya mila
Nia pun kini yang sudah mengambil makanan dan hendak pergi, sejenak menatap kearah Mila.
" Hem.. Mereka tu sayang banget sama kakaknya. Biarpun suka godain kakaknya sampe bikin nangis. Tapi kalau sudah yah akur lagi. Zeline buat mereka adalah princess " jelas Nia
" Kok bisa gitu, bibi " tanya Mita yang merasa penasaran
" Yah, karena sejak dulu zeline selalu menjaga mereka. Ketika mereka masih kecil. Mereka suka sekali bermain bersama dan zeline suka jadi princess. Mereka berdua yang jadi pengawalnya. Yah.. Mungkin sampai sekarang mereka masih terbawa oleh kenangan masa kecil " jelas Nia lagi
Ino sejenak menghentikan aktivitas makannya. Kini dia kembali teringat akan memorinya masa kecil.
Benarkah dia gadis itu ?
" Yasudah, kalian balik ke kamar gih. Kak Ino sebentar lagi juga mau balik ke kamar " tutur Nia pada kedua anak gadis tersebut
" Yah.. Bibi.. Kita masih mau ngobrol sama cowok ganteng " ucap Mila yang membuat Ino dan Nia terkekeh
" Kalian ini, yah.. Sudah, ayo balik ! " tutur Nia lagi.
" Baiklah.. " ucap Mila dan mita dengan lemas
Kini keduanya mulai beranjak dari duduknya. Tak menunggu lagi, mereka segera melangkah pergi menuju kamar yang sudah disiapkan.
" Yasudah, mama tinggal dulu yah " ucap nia
" Iyah, ma " balas Ino sembari melemparkan senyuman.
Ino masih menatap lekat kearah wanita paruh baya tersebut yang terlihat masih sangat cantik itu dengan tatapan sendu.
" Sebenarnya, siapa mama Nia buat papa ? Kenapa papa sedari tadi menatap mama Nia dengan lekat-lekat. ? Bahkan Tante Dila kemarin terlihat begitu terkejut ketika mendengar nama mama Nia ? Aku harus mencari tahu " gumam Ino
***
Disisi lain di tempat lain pula.
Terdengar suara gaduh di dalam kamar. Suara Teriakkan saling bersahutan antara lelaki dan perempuan. Bahkan mereka tak menghiraukan sosok pemuda yang terus berdiri didepan pintu yang tertutup itu dengan hati yang telah hancur.
" Katakan saja, mas ! Kita sudah menjalin hubungan pernikahan selama 17 tahun. Apa masih tidak ada cinta untukku ? Apa wanita itu masih terus ada didalam hatimu ? " ucap Nina. Istri dari Adrian.
" Apa yang kamu katakan, nina. ? Aku menikahimu karena aku ingin membantumu. Lalu kenapa kamu mempertanyakan masalah cintaku ? " balas Adri juga tak kalah sengit
" Mas, kamu jahat. Lalu bagaimana kamu bisa menghamili aku jika kamu tidak mencintaiku, mas. Lalu kenapa kamu mengharapkan aku untuk hamil waktu itu ? " ucap nina dengan menangis pilu
Adrian mengusap wajahnya kasar. Entah kenapa, pertemuannya dengan sang mantan istrinya telah membuatnya kembali dibutakan oleh rasa cinta dimasa lalu.
" Jika kamu hanya ingin membantuku untuk keluar dari kehidupanku yang sulit waktu itu, kamu tidak perlu menikahi aku hingga menginginkan kehadiran seorang anak, mas. Aku sungguh tidak bisa percaya, jika kenangan masa lalumu telah membuatmu melupakan posisimu sebagai suamiku " ucap nina lagi dengan terus terisak
" Kamu bilang, kamu akan berusaha untuk melupakan cintamu. Menjalin hubungan baru bersamaku. Tapi, nyatanya semua itu hanya omongan belaka. Bahkan kamu masih saja tega berlaku kasar pada Ino hanya karena dulu dia tidak pernah menginginkanmu sebagai papanya. "
Adrian kini telah menatap nanar kearah istrinya. Sekali lagi dia telah terhasut oleh bisikan setan. Dia sudah berjanji untuk berusaha mencintai wanita itu yang dulu datang untuk menghapus luka dihatinya.
Walaupun nina hanya seorang pelayan bar yang tidak sengaja ditolong olehnya, namun Adri bisa merasakan jika cinta wanita itu tulus padanya.
Entah mungkin dia masih mendamba akan sosok mantan istrinya melalui kelembutan nina atau memang sebenarnya dia telah membuka hatinya untuk wanita itu. Yang pasti saat ini dia tidak menginginkan perpisahan.
Adri melangkah mendekati istrinya itu yang saat ini sedang menangis pilu. Wanita cantik berparas lembut itu tampak begitu kacau dengan wajahnya yang telah basah.
" Maafkan aku..Maafkan aku.. " ucap Adri sembari merengkuh tubuh istrinya yang menangis pilu
" Tolong maafkan aku ! Aku sungguh tidak bisa menahan perasaanku padanya. Maafkan aku. Kumohon maafkan aku, Nina ! "ucap Adri yang terus mengucapkan permintaan maaf
" Jika kamu sudah tidak menginginkan aku, sebaiknya aku pergi saja, mas " ucap Nina dengan lembut
Adrian semakin mengeratkan pelukannya. Menggeleng cepat merasa tidak rela.
" Tidak, jangan pergi ! Tolong maafkan aku ! Aku berjanji akan melupakan dia demi keluarga kita. Berikan aku sekali lagi kesempatan untuk membuktikannya, Nina " ucap Adri
" Kumohon, maafkan aku ! " lanjutnya
" Berjanjilah dari hati, mas. Aku tidak ingin kamu mengacuhkan ku lagi seperti kemarin "
Adri mengangguk tegas.
" Iyah.. Aku berjanji. Tolong maafkan mas, Nina. Aku tidak ingin merasakan perpisahan dengan orang yang ku cintai untuk kesekian kalinya " ucapnya dengan tegas.
" Mas " panggil Nina pelan
" Hemm "
" Tidak bisakah kamu memaafkan ino ? " tanya Nina.
Sejenak Adri meleraikan pelukannya. Menatap kearah Nina dengan tatapan bingung.
" Aku tahu, kamu masih merasa kesal akan ucapan Ino dulu. Dia masih terlalu kecil waktu itu. Bahkan dia masih belum bisa memahami apa yang telah dia katakan " jelas Nina
Kini wajah Adri tampak mengeras.
" Perlakuan ku padanya, itu sesuai dengan apa yang telah dia lakukan, Nina. "
" Sudahlah, sebaiknya kita tidur. Aku tidak ingin membahasnya " lanjutnya sembari menggiring istrinya menuju ranjang.
Aku tahu jika kamu masih marah akan perkataan Ino dulu mas. Bahkan waktu itu Ino baru berusia 5 tahun, tidak sepantasnya kamu masih memendam amarahmu, mas.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Wica Carolina
dia yg udah tua aja omongannya gk bisa dipegang, kok malah masukin hati omongan anak kecil ???? kebodohan yg membagongkan 😏😏😏😏
2021-10-25
0
Diana Lestari Purba Dasuha
semoga ini dpt kasih sayang dr papa mertuanya Krn iya TDK dpt kash sayank dr papa adrinya
emg kalo sifat buruk susah utk d rubahh
2021-04-28
0
Yen Margaret Purba
adri ga belajar dari kegagalan yah, dia ga tau Ino punya hati yg luas buat semua kehidupan nya...
dari papa ammar aja lah ino mnta kasih sayang
2021-04-22
0