Tampak seorang gadis cantik sedang menyiram tanaman dihalaman depan rumahnya. Wajah cantiknya terlihat cerah sore itu. Entah apa yang sedang dia pikirkan, Namun tampak sekali dari guratan diwajahnya jika saat ini gadis itu sedang merasa senang.
tinn
tinn
tinn
Seketika itu, dia menjingkat kaget mendengar bunyi klakson motor dari arah depan rumahnya. Hampir saja selang air yang digenggamnya dilempar karena saking terkejutnya.
" Astaghfirullah.. Ngagetin aja. " ucapnya
tinn
tinn
tinn
Pandangannya beralih menatap kearah pintu pagar rumahnya yang masih tertutup. Wajahnya mengerut karena merasa heran.
" Siapa, sih ? Gak sopan banget bertamu dirumah orang. " gerutunya
tinn
tinn
tinn
Dengan masih menahan rasa kesalnya, gadis cantik itu melangkah cepat untuk mematikan kran airnya. Kemudian segera berbalik, membawa langkahnya menuju pintu pagar.
Gggrrrweeeeeeeeeekkkkkkkkktttttt
Pintu pagar telah terbuka sedikit. Gadis cantik itu keluar sembari menatap tamunya dengan tajam. Bahkan dia sama sekali tidak memasang wajah ramah.
" Ku kira pak Anton ketiduran. Maaf jadi merepotkan kamu. " ucap Ino dengan melemparkan senyuman manis
" Pak Anton, ijin pulkam. Anaknya sakit. Lain kali, jangan nunggu di bukain. " tutur zeline padanya yang kemudian gadis itu telah kembali masuk kedalam.
Kali ini dia benar-benar masuk kedalam rumahnya dan tidak melanjutkan aktivitasnya yang tadi sempat terhenti.
Ino mengangguk kecil, Kemudian dia mulai beranjak turun dari motornya. Dengan cepat Ino mendorong semakin lebar pintu pagar rumah tersebut.
Gggggrrrrrrreeeeeeeeeeekkkkkktttt
Kemudian Ino kembali melangkah menghampiri motornya. Dengan cepat dia segera membawa motornya masuk dan disusul oleh dua mobil lainnya yang juga ikut masuk kedalam.
Jangan heran bagaimana bisa dua mobil masuk ke dalam halaman rumah mewah tersebut. Bahkan ada satu mobil lagi yang memang sudah ada di halaman rumah mewah tersebut.
Yah, karena rumah milik Ammar memang sangatlah luas halamannya. Bukan hanya halamannya saja yang luas. Bahkan rumahnya pun juga sangat megah, walaupun dulu hanya zeline dan keempat pekerja saja yang menempatinya.
" Eh.. Gede banget rumahnya. " ucap Erick yang baru aja turun dari mobilnya
Gery dan Ino hanya menggeleng pelan.
" Ayo, masuk ! " ajak Ino
Mereka semua kini telah melangkah masuk kedalam rumah mewah tersebut. Ino menggiring kedua temannya menuju ruang tengah yang disana juga biasa digunakan untuk menonton televisi bersama keluarga.
" Bagus banget rumahnya. Sumpah. " ucap Erick
" Ah.. elak.. Biasa aja ngapa sih. Lebay Lo
" ucap Gery
Namun langkah mereka terhenti ketika ketiganya melihat sosok gadis cantik yang juga menjadi istri Ino telah menuruni anak tangga.
" Eh.. Bussseeett " gumam Gery
Zeline terlihat sangat cantik sekali sore itu. Sepertinya dia akan pergi ke suatu tempat.
" Zeline, kamu mau kemana ? " tanya Ino
Zeline yang masih belum mengetahui akan kedatangan tamu yang mendadak itu, seketika dia tertegun melihat kearah tiga cowok yang ada di depannya.
" Emm.. " masih terkejut. Zeline bahkan bingung mau menjawab apa.
" Kamu mau kemana ? " tanya Ino lagi
Kedua temannya pun juga tampak tertegun. Masih belum bisa percaya jika wanita tempo hari yang ikut kena skorsing akibat membantu mereka kini telah menjadi istri temannya.
" Aku mau ke taman dekat kampus. Mau ambil tugas dari pak Herman." jelas zeline yang wajah Ino mengerut kebingungan
" Pak Herman ngajak ketemuan disana ? " tanya Ino
Zeline menggeleng pelan dengan sesekali melirik kearah dua sahabat suaminya yang sedang menatapnya dengan lekat.
Apaan sih, mereka. Bikin risih aja.
" Kak Rangga yang ngasihin tugasnya. Dia nungguin aku disana. Bentaran. Kalau sudah, aku langsung pulang. " jelasnya lagi
Ino mengangguk kecil.
Setelahnya zeline pun ikut mengangguk kecil sembari mulai melangkahkan kakinya. Tanpa menghiraukan keadaan ketiga pemuda itu, zeline segera mengajak kedua kakinya untuk melangkah keluar dari rumah tersebut.
Ino masih terpaku dan terdiam ditempatnya. Kepalanya masih setia mengikuti kemana gadis cantik itu melangkah.
" Eh.. Anterin gih. Di embat sama si Rangga baru tahu rasa, Lo. " ucap Gery yang membuat Ino tersadar dari lamunannya.
Tiba-tiba hatinya merasa tidak rela untuk kehilangan sosok gadis cantik tersebut. Walaupun saat ini diantara mereka masih belum memiliki perasaan istimewa, namun Ino sudah berjanji pada dirinya sendiri, jika dia tidak akan pernah menganggap pernikahannya sebuah lelucon.
Rangga adalah asisten dosen pak Herman. Cowok itu juga tak kalah tampan dari mereka bertiga. Bahkan ketenarannya di kampus juga tidak bisa dielakkan lagi.
" Kunci. Mana kunci ? Gue pinjam mobil Lo. " ucap Ino cepat
Kedua temannya segera merogoh kantong celananya. Sama-sama mengambil kunci mobil mereka yang baru saja dimasukkan kedalam sana.
Ino menyambar kunci mobil milik Erick, karena memang dia lebih dulu mengeluarkan kuncinya terlebih dulu.
" Gue pinjem bentar. Kalian panggil aja mbak Ita atau mbak nur. Bilang kalau kalian temen gue. " teriak Ino dengan berlari keluar
Ino tersenyum lebar ketika maniknya menangkap sosok sang istri yang masih berdiri di depan mobil mewah miliknya.
" Kenapa ? " tanya Ino yang membuat zeline menjingkat kaget
" Astaghfirullah.. " ucap zeline sembari memegang dadanya
" Apaan, sih. Ngagetin aja. " ucap zeline dengan kesal
Ino tersenyum canggung.
" M-maaf " ucapnya
" Kenapa belum berangkat ? " tanya Ino lagi
" Masih nungguin pak Budi, lagi ke kamar mandi. " balasnya
" Yawda, aku anterin aja. " ucap Ino
Merasa lega karena dia memiliki alasan yang tepat untuk mengantarkan zeline tanpa harus membuat dirinya merasa malu.
Zeline menatap lekat kearah sosok pemuda yang saat ini sedang berdiri didepannya. Tak ingin mengiyakan karena dia sungguh malas berhadapan dengan pemuda itu.
" Gak, perlu. Kan kamu lagi ada tamu. Aku nungguin pa..... "
Belum juga selesai berbicara Ino sudah menggeretnya menuju ke arah mobil Erick yang terparkir di samping mobil keluarganya tersebut.
" Eh.. eh.. Aku nungguin pak Budi aja " ucap zeline yang terus mencoba untuk melepaskan genggaman tangan Ino
" Aku anterin aja. " sahut Ino dengan cepat.
Bip Bip
Setelahnya terdengar bunyi tersebut, Ino segera membuka pintu mobil Erick dan mendorong masuk tubuh zeline yang tidak lebih besar darinya.
" Ampun.. Maksa banget sih. " ucap zeline dengan kesal
Brakk
Pintu mobil tertutup sedikit keras. Kemudian Ino berlari kecil memutari mobil agar segera ikut masuk kedalam mobil dengan posisinya yang mengambil alih kemudi.
Ino tersenyum tipis ketika kini dirinya telah duduk di kursinya. Dengan cepat dia segera memutar kemudinya. Seketika itu terlihat pak Budi datang dengan perlahan menghampiri mobil yang dikemudikan oleh Ino.
" Den, mbak zeline nya gak jadi saya yang anterin ? "
" Gak jadi, pak. Biar saya aja yang anterin. " ucap Ino cepat dan segera melajukan mobilnya keluar dari rumah mewah tersebut.
Dengan pintu gerbang yang masih terbuka, sehingga Ino dengan cepat keluar dari sana menuju ke taman dekat kampus yang saat ini menjadi tujuan mereka.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Yen Margaret Purba
sabar yah ino namanya msh jiwa muda
2021-04-22
0
Tri
semangat ino... lelehkan bidadari mu itu 🤭🤭
2020-09-11
2
Yani SNA
likee.. lanjuut thor...
2020-09-06
0