" ZELINNNEEEEE " Teriak Nia dengan wajah yang sudah siap untuk melampiaskan amarahnya
Zeline yang hendak bangkit dari tubuh Ino tampak kesulitan, pasalnya tali handuk kimononya telah tertindih oleh Ino.
" Awas " bisik Ino yang merasa bingung mendapati tubuh zeline yang masih belum berpindah tempat.
" Heh.. Ini, kamu menindihnya " bisik zeline sembari menarik tali handuknya.
Keduanya tampak panik ketika mendapati sosok wanita paruh baya yang terlihat cantik itu semakin melangkah mendekat.
Zeline menarik paksa tali yang ditindih oleh Ino hingga membuat handuknya menjadi sobek.
Kkkkkkkkkkkkkrrrreeeeettttttkkkk
" Astaga... " gumam zeline sembari menutup matanya karena merasa kesal
Melihat zeline yang sudah bangkit dengan menampakkan handuknya yang sobek. Ino pun ikut bangkit dan sejenak terduduk dilantai. Kemudian setelahnya dia pun ikut beranjak berdiri.
Nia kini dapat melihat dengan jelas kondisi kedua remaja yang tadi sempat melakukan hal mesum itu. Pakaian yang dikenakan oleh kedua remaja itu tampak terkoyak. Bahkan Nia dapat melihat dengan jelas paha mulus putrinya yang terekspos akibat sobekan tadi.
" Ma.. Zeline bisa jelasin semuanya " ucap zeline lirih sembari menundukkan kepalanya
Sekilas Ino menoleh kearah zeline Kemudian kembali menatap wajah Nia dengan santai. Entah apa yang ada dipikirannya, namun Ino sama sekali tidak menunjukkan ekspresi wajah takut atau bahkan merasa bersalah.
" Cepat kamu pakai, pakaian kamu zeline ! " bentak Nia
" Iyah, ma " ucap zeline lemas
" Dan kamu anak muda. Gantilah pakaianmu dengan yang lain dan datanglah keruangan owner secepatnya ! " titah Nia
" Baik Tante " balas Ino dengan santai.
Kemudian Nia segera berbalik. Hal yang sangat mengejutkan telah terjadi dan hal itu berhasil membuatnya semakin meradang karena merasa sangat malu mendapati tingkah laku putrinya yang telah menjadi tontonan gratis oleh khalayak umum.
" Apa yang kalian lihat ? Ayo bubaarr !! " bentak Nia. Saat ini amarahnya sudah berada di ubun-ubun.
Setelah beberapa karyawan bahkan pengunjung yang melihatnya telah bubar. Kini Nia dengan hati yang masih dongkol melangkah lebar-lebar menuju ke meja suami dan adiknya.
Dadanya naik turun dengan cepat karena saat ini dia sungguh berusaha keras untuk tidak menangis di depan umum. Amarahnya begitu membuncah ketika tadi bukan hanya dirinya saja yang memergoki kelakuan putrinya dengan lelaki yang bahkan dia sendiripun tidak tahu.
" Sayang, kamu kenapa ? " Tanya Ammar dengan bingung mendapati ekspresi wajah istrinya yang sedang menahan amarahnya
" Denis ayo ke ruanganmu ! " ajak Nia dengan suara serak. Dia sungguh dengan sangat kuat menahan air matanya.
" Hei, ada apa sayang ? " tanya Ammar dengan panik bahkan dia pun kini telah beranjak berdiri
" Ada apa kak ? " tanya Denis pun juga tak kalah panik
" Ayo ke ruanganmu Denis " Bentaknya yang kini dengan sendirinya melelehkan air mata
" Astaga, sayang. Ada apa ini ? " Ucap Ammar sembari memeluk tubuh istrinya yang telah bergetar karena menangis
" Yasudah, ayo mas Ammar.. ! " Ajak denis.
Kini mereka bertiga segera melangkah pergi menuju ruangan denis yang ada dilantai atas. Nia tidak bisa lagi menahan kekesalan dan juga kekecewaannya pada putrinya.
" Sudahlah, sayang. Jangan menangis lagi ! " tutur ammar sembari merangkul bahu istrinya dan menggiringnya masuk kedalam ruangan denis.
" Kak, sebenarnya ada apa ? Ceritakan ! Jangan membuat kami bingung seperti ini " ucap Denis sembari menutup pintu ruangan kerjanya.
Ammar menuntun istrinya agar duduk diatas sofa, Kemudian diapun ikut terduduk disampingnya. Tak lama setelahnya, Denis pun turut menyusul mereka dengan duduk di depannya.
" Zeline, Nis.. Dia.. Astaga. Hiks.. hiks.. hiks.. "
ucap Nia terbata
" Dia kenapa, sayang ? " tanya Ammar dengan bingung
" Zeline berbuat mesum dengan salah satu karyawanmu di kolam " ucap Nia dengan cepat dan hal itu berhasil membuat kedua lelaki yang ada didepannya dan disampingnya itu terperangah.
Pasalnya, tuduhan Nia sungguh tidak bisa dipercaya kebenarannya. Zeline bukanlah gadis centil yang akan dengan senang hati berbuat mesum.
Denis pun menahan tawanya, dia sungguh tidak percaya sama sekali dengan tuduhan kakaknya itu pada keponakannya. Begitu juga dengan Ammar. Dia pun sungguh tidak percaya dengan tuduhan istrinya.
" Sayang, apa yang kamu katakan ? Zeline, putri kita tidak akan mungkin berbuat mesum. Aku kenal dengan baik putriku " ucap Ammar dengan penuh percaya diri.
" Iyah, kak.. Mungkin kakak salah lihat " tutur Denis.
Nia menggeleng cepat dengan masih terisak karena merasa malu dan juga kesal. Hhhhuuuufftt.. Rasanya dia sungguh kacau, bahkan tidak ada kata-kata yang pas untuk mengungkapkan perasaannya.
" Ceritakan apa yang sebenarnya terjadi ! " tutur Ammar.
tok tok tok
" Biar mereka saja yang menjelaskannya pada kalian, aku sungguh malu sekali menghadapi perbuatan putrimu itu " ucap nia dengan kesal
Denis mengernyitkan keningnya.
" Mereka ? Siapa kak ? "
" Sudah, buka saja pintunya ! " bentak nia lagi. Saat ini sungguh dia tidak bisa lagi menahan emosinya.
tak ingin membuang waktu lagi Denis segera beranjak dari duduknya, kemudian melangkah menuju pintu. Salah satu tangannya terulur untuk meraih knop pintu.
Ceklek
Denis mengernyitkan keningnya.
" Kamu kenapa no ? Mau ijin pulang ? " tanya Denis bingung mendapati sosok Ino yang sedang berdiri didepannya dengan menggunakan pakaiannya sendiri.
" Tadi saya disuruh datang kemari, pak. " jawab Ino
Tak lama kemudian, tampak zeline baru datang dengan wajah yang ditekuk. Bahkan tampak sekali jika kedua matanya bengkak seperti baru saja selesai menangis.
Ino tersenyum tipis saat melihat zeline melangkah masuk melewatinya. Namun sebaliknya. Zeline bahkan tidak melayangkan sebuah senyuman diwajahnya.
" Masuk gih " ajak zeline dengan kesal
Ino mengangguk kecil dan kembali tersenyum tipis.
" Permisi pak " ucap Ino melewati Denis yang masih kebingungan.
Namun, sesaat kemudian dia telah menutup ruang kerjanya. Melihat sosok kedua mahasiswanya yang berdiri kaku di depan kakaknya, membuat Denis semakin tidak mengerti dengan apa yang telah terjadi.
" Sebenarnya apa yang terjadi zeline, Ino ? Kenapa kak Nia sampai marah-marah seperti ini ? Lihatlah ! Dia menangis setelah melihat kalian di kolam " ucap Denis panjang lebar.
Lelaki dewasa itu pun juga masih berdiri di dekat zeline dan Ino. Kini perlahan dia telah melangkah perlahan menuju sofa dan segera duduk diatas sana.
" Sayang, ceritakan apa yang kamu lakukan ! Apa benar kalian bermesraan di kolam ? " tanya ammar dengan menatap lekat kedua sosok remaja itu.
" Panggilkan mail kesini, Nis. Tadi kakak lihat dia merekam kelakuan mereka ketika dikolam. " sahut Nia dengan bibirnya yang bergetar karena menahan Isak tangisnya
" Sebentar, kak " ucap Denis diikuti dengan gerakan tubuhnya yang mulai bangkit dan segera melangkah pergi untuk memanggil mail.
" Pa.. Ma.. Zeline bisa jelasin semuanya. Kita tidak sengaja terjatuh. Iyah kan, no ? " ucap zeline. Tak lama Ino menanggapinya dengan mengangguk kecil
" Mama tidak rabun zeline. Bahkan kalian dengan tidak tahu malunya, mesum di tempat umum. Mama sungguh tidak menyangka zeline. Kelakuan kamu seperti orang tidak berpendidikan saja. " Bentak Nia
Yang kini telah membuat zeline mengadakan kepalanya. Menatap kearah mamanya yang sedang meradang. Tanpa diminta air matanya pun meleleh.
Bahkan Ino pun juga melihat kearah Nia dengan tatapan sendu. Merasa bersalah, namun dia sendiri tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya.
Karena tadi posisi mereka yang seperti itu, jadi kemungkinan besar tidak akan ada yang percaya jika hal itu terjadi karena ketidaksengajaan.
" Sayang, apa yang kamu katakan ? " bentak Ammar pada istrinya.
Tak lama kemudian, tampak sosok Denis masuk kedalam ruangannya bersama dengan mail. Denis baru saja masuk setelah menutup kembali pintu ruangan kerjanya.
Suasana tegang tampak begitu ketara. Ammar beranjak dari duduknya. Menatap kearah Denis dengan hati yang mulai tersulut emosinya.
" Denis. Dia karyawan mu, bukan ? " Tanya ammar pada Denis. Kedua matanya melirik kearah Ino.
Denis menggeleng pelan kemudian mengangguk. Bahkan dia dan mail masih berdiri disamping zeline dan Ino. Mereka berdua belum benar-benar duduk dan Ammar sudah menghadangnya dengan sebuah pertanyaan.
" Dia adalah mahasiswa ku mas, mereka satu kampus dan mungkin juga saling mengenal. Setelah Ino mendapatkan skorsing seperti halnya zeline. Dia ingin meluangkan waktunya untuk bekerja disini mas, baru hari ini dia bekerja disini " jelas Denis
" Jadi dia juga salah satu dari pemuda yang melakukan perkelahian kemarin ? " tanya Ammar yang kini telah berdiri tepat didepan kedua pemuda-pemudi itu.
" Iyah, mas " jawab Denis dengan menganggukkan kepalanya.
" Bantu mas untuk menghubungi kedua orangtuanya " tanya Ammar yang diangguki oleh Denis.
Astaga.. Drama apa lagi yang akan terjadi setelah ini..?? Semoga saja papa tidak bisa datang.
gumam Ino dalam hati sembari melototkan matanya. Namun, dia sama sekali tidak berani untuk mengangkat wajahnya.
Tbc
.
.
.
.
.
.
.
Up satu lagi..
Happy reading and enjoy..
Jangan lupa klik icon love, kemudian like dan votenya...
Terimakasih..
😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Tita Hartutik
tambah setuju ni, semoga ketemu Adri
2022-06-15
0
Maya Sari Niken
wow adrinketemu nia sama ammar
2020-12-13
2
fazisya
ada yg ketemu mamtan
2020-12-07
2